oleh

Studi Paparkan, Kemungkinan Serigala Chernobyl Sebarkan Mutasi Genetik

image_pdfimage_print

Kabar6-Bencana Chernobyl adalah kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl terjadi pada 26 April 1986. Reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Uni Soviet, dekat Pripyat di Ukraina ini meledak.

Akibatnya, isotop radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Bencana nuklir ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah, dan merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir Internasional. Diketahui, kecelakaan yang lainnya adalah Bencana nuklir Fukushima Daiichi.

Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekira 500 ribu orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar Rubel, dan mempengaruhi ekonomi Uni Soviet.Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari kota ini.

Sisa-sisa dari gedung reaktor nomor empat ditutupi sebuah sarkofagus besar (pelindung radiasi) pada Desember 1986, ketika bahan yang berada dalam reaktor telah memasuki fasa shut-down. Pelindung ini dibuat secepat mungkin sebagai occupational safety untuk pekerja reaktor lainnya di pembangkit listrik tersebut.

Apakah efek dari bencana Chernobyl ini masih ada hingga kini? Melansir nationalgeographic, sebuah studi terbaru memaparkan bahwa serigala Chernobyl mungkin mampu menyebarkan mutasi genetik, yang disebabkan oleh radiasi, kepada populasi serigala Eropa lainnya.

Hewan ini sudah berkeliaran dengan bebas di sekitar Chernobyl, Ukraina Utara, sejak pembangkit nuklir tersebut meledak. Sama seperti manusia, mereka pun tidak bebas dari efek radiasi yang memengaruhi kesehatan.

Dalam sebuah eksperimen, para peneliti mengamati 13 serigala dengan kerah pelacak yang mampu mengukur radiasi. Hasilnya, hewan-hewan tersebut menerima lebih banyak radiasi ketika melakukan perjalanan ke area yang terkontaminasi.

Namun, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada European Journal of Wildlife Research menemukan, seekor serigala jantan muda telah berjalan 250 mil keluar dari area Chernobhyl. Pertama-tama menuju Belarus, Ukraina, dan akhirnya Rusia.

Ini pertama kalinya ada serigala Chernobyl yang meninggalkan wilayah tersebut. “Kita tahu bahwa populasi serigala di zona eksklusi Chernobyl sangat tinggi. Kemungkinan, mereka yang muda akan memisahkan diri dari kelompoknya,” kata Michael Byrne, peneliti yang mempelajari pergerakan hewan dan ekologinya dari University of Missouri.

“Ini menimbulkan pertanyaan, apakah perjalanan serigala muda tersebut akan menyebabkan penyebaran mutasi kepada populasi serigala lain di luar Chernobyl?” katanya.

Studi yang dilakukan pada hewan lain di Chernobyl seperti burung, tikus dan serangga, menunjukkan bahwa radiasi Chernobyl dapat menyebabkan mutasi genetik dan gangguan kesehatan pada mereka, di antaranya, tumor, katarak, otak yang lebih kecil, dan kelainan perkembangan.

Hasil penelitian yang dilakukan kepada tikus menunjukkan bahwa mutasi dan penyakit tersebut dapat diturunkan ke generasi selanjutnya. Hewan kecil ini bahkan berpotensi menyebarkan kontaminan radioaktif ke lingkungan sekitarnya melalui gerakan mereka. Hal yang belum jelas hingga saat ini adalah efek dari serigala, meski memang ada kemungkinan ia dapat menyebarkan radiasi.

Menurut Anders Moller, ilmuwan dari University of Paris-Sud, meskipun serigala memiliki tubuh yang lebih besar, karena radiasi sangat berbahaya, tidak mungkin ia tidak terpengaruh mutasi.

Ditekankan para peneliti, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan besar tentang persebaran mutasi genetik dari serigala. ** Baca juga: Di Prancis, Arkeolog Temukan Gigi Susu Anak-anak Usia Ratusan Tahun

“Saya tidak ingin mengatakan bahwa hewan-hewan dari Chernobyl mengontaminasi dunia dengan radioaktif. Namun, ada kemungkinan ke sana, jadi masalah ini harus diperhatikan dengan serius,” ujar Byrne.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email