Kabar6-Angka partisipasi yang ditargetkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Pilkada serentak, sebesar 77,5 persen tidak terpenuhi.
Di Banten, diketahui ada empat wilayah Kota dan kabupaten Tangerang menggelar Pilkada serentak. Yakni, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang dan Kota Tangerang Selatan.
Mirisnya, dari empat wilayah yang menggelar hajatan rakyat itu, seluruhnya memiliki angka golput atau warga yang tidak memilih, cukup tinggi.
Koordinator Wilayah (Korwil) Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JP2R) Banten, Syahrian mengatakan, rendahnya partisipasi pemilih bukan semata karena penyelenggara Pilkada, tapi juga karena faktor peserta dan keadaan sosial yang berlangsung.
“Tentunya, KPU tahu betul bahwa target partisipasi tinggi untuk mewujudkan agar pemimpin terpilih benar-benar berasal dari mayoritas suara rakyat. Karena, legitimasi yang kuat, dapat dijadikan dasar menjalankan pemerintahan daerah yang efektif dan bertanggungjawab,” ujar Syahrian, Jumat (11/12/15).
Syahrian menilai, sedianya ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin rendahnya partisipasi dari waktu ke waktu.
Pertama; terbatasnya pilihan pasangan calon dari yang diajukan partai politik. Mayoritas daerah Pilkada yang hanya diikuti oleh 2 atau 3 pasangan calon, tidak secara maksimal mengakomodasi aspirasi masyarakat pemilih.
Arah partai politik dalam mendukung pasangan calon yang populer dan bermodal besar pada akhirnya berujung pada jumlah pasangan calon yang terbatas sehingga mengurangi jumlah perbincangan antara kandidat dan masyarakat.
?Kedua; perbedaan antara janji kampanye dengan realitas politik nasional. Mayoritas materi kampanye pasangan calon adalah pemberantasan korupsi, pengelolaan pemerintahan yang transparan dan pengalokasian anggaran yang memihak rakyat.
Akan tetapi janji kampanye ini tidak sebangun dengan apa yang terjadi di tingkat nasional. Praktik-praktik korupsi yang terjadi terus-menerus sepanjang tahun memberikan keraguan tertentu kepada masyarakat akan terjadinya pemerintahan yang benar-benar bersih.
Ketiga; turunnya aktifitas sosialisasi dan pendidikan pemilih oleh penyelenggara Pilkada. Persepsi masyarakat terkait bahan kampanye yang disediakan oleh KPU masih dipahami secara politis dilakukan oleh pasangan calon, sementara jumlah kegiatan sosialisasi tatap muka oleh penyelenggara Pilkada berkurang.
Aktivitas sosialisasi dari KPU yang berkurang berdampak kepada turunnya jumlah aktor, tokoh dan pegiat pendidikan pemilih di masyarakat sehingga ajakan untuk datang ke TPS menggunakan hak suaranya menjadi berkurang.
Syahrian menilai, bila seiring waktu sejumlah problem dimaksud bisa diperbaiki, tentunya angka golput kedepan bisa ditekan.
Berikut hasil perolehan suara sementara hasil hitung cepat (quick count) versi lembaga survey di empat wilayah di Banten yang mengikuti Pilkada Serentak.
- Kabupaten Serang versi Indo Barometer.
Paslon Ratu Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa; 60,54 persen
Paslon Ahmad Syarif Madzkurullah-Aep Saepullah; 36,46 persen.
Tingkat partisipasi pemilih 51,15 persen, dengan Margin of error 1 persen.
- Kabupaten Pandeglang versi Indo Barometer.
Paslon Irna Narulita Dimyati Natakusumah-Tanto Warsono Arban; 69,96 persen.
Paslon Romlah-Yan Riyadi; 11,85 persen.
Paslon Aat Aptadi-Dodo; 18,19 persen.
Tingkat partisipasi pemilih belum diketahui.
- Kota Cilegon versi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Paslon Iman Aryadi-Edi Ariadi; 77,18 persen.
Paslon Sudarmana-Marfi 22,82 persen.
Tingkat partisipasi pemilih mencapai 61,92 persen, margin of error 1 persen.
- Kota Tangerang selatan (Tangsel) versi Charta Politika.
Paslon Airin-Benyamin; 60,2 persen.
Paslon Arsid-Elvier; 30 persen
Paslon Ikhsan Modjo-Li Claudia Candra; 9,8 persen.
Tingkat partisipasi pemilih mencapai 62 persen, Margin of error 1 persen.(rilis)