oleh

Digaji Rp1,9 Miliar, Pria Irlandia Ini Mengeluh Karena ‘Menganggur’ di Kantor

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang manajer keuangan di perusahaan jaringan kereta Irish Rail, Irlandia, bernama Dermot Alastair Mills mengeluh lantaran merasa ‘menganggur’ di kantor tempatnya bekerja.

Mills, melansir Unilad, merasa didiskriminasi karena pekerjaannya sehari-hari hanya makan siang dan membaca koran, tanpa perlu banyak menguras otak atau tenaga, padahal pria itu digaji sekira Rp1,9 miliar. Karena ‘tidak melakukan apa-apa’, Mills pun melayangkan tuntutan pada perusahaan.

Pria itu diketahui ‘menganggur’ setelah dirinya jadi ‘whistleblower’ atas sebuah kasus di perusahaannya pada 2014 lalu. Berawal pada 2013, Mills pernah dituduh menindas seorang pegawai baru dan diminta untuk cuti sakit tiga bulan. Saat kembali bekerja, Mills menyadari ada masalah dengan para debitur, lalu melaporkan hal itu pada atasan sebelum akhirnya kasus tersebut sampai pada Menteri Transportasi.

Sejak saat itu, ia malah dijauhi rekan-rekan. Mills secara bertahap dibebaskan dari hampir semua tugas, sehingga tidak melakukan apa-apa di kantor sampai merasa bosan. Meski begitu, perusahaan tetap membayarnya dengan gaji penuh. ** Baca juga: Sagawa Si ‘Kanibal Jepang’ yang Tak Pernah Dihukum Penjara Atas Kejahatannya

“Aku membeli dua koran, The Times dan The Independent, dan sebuah sandwich. Aku pergi ke bilikku, aku menyalakan komputer, aku melihat email. Tidak ada email yang berhubungan dengan pekerjaan, tidak ada pesan, tidak ada komunikasi, tidak ada komunikasi dengan kolega,” keluh Mills.

“Aku duduk dan membawa koran dan makan sandwich. Lalu pada 10.30, jika ada email yang butuh balasan, aku akan menjawabnya. Jika terkait pekerjaan, aku akan melakukannya. Aku menyelesaikan itu, aku bilang jika ada sesuatu yang butuh aku lakukan sekali seminggu, aku akan sangat senang,” ujarnya.

Kepada pengacara, Mills mengatakan bahwa ia dibayar untuk tidak menggunakan kemampuannya sebagai manajer keuangan. Ia juga merasa terisolasi dan dikucilkan dari meeting perusahaan dan kesempatan training.

Hingga saat ini belum ada kelanjutan dari kasus Mills yang rencananya akan mulai diproses awal tahun depan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email