1

60 Tahun Jadi ‘Pajangan’ di Museum Thailand, Jasad Kanibal Tiongkok Ini Akhirnya Dikremasi

Kabar6-Jasad Si Quey, pria asal Tiongkok yang menjadi pelaku pembunuh berantai pertama di Thailand, akhirnya dikremasi setelah 60 tahun dipajang dalam Museum Forensik, di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok.

Jasad pria kanibal ini, melansir newssky, tampak sudah berkerut dan menghitam dalam posisi berdiri. Si Quey dikremasi di kota Nonthaburi, dan sembilan biksu Buddha melantunkan doa serta meletakkan bunga di dekat peti matinya. Kremasi di dekat Penjara Bang Kwang ini diawasi oleh Departemen Pemasyarakatan Thailand, karena tidak ada kerabatnya yang datang.

Ritual tersebut dihadiri oleh kerumunan kecil penduduk setempat yang datang untuk belajar tentang tokoh terkenal dan mitologis tersebut. Si Quey yang dianggap sebagai pembunuh berantai pertama di Thailand, datang ke Negeri Gajah Putih itu sebagai seorang imigran puluhan tahun silam.

Polisi pertama kali menangkapnya setelah seorang bocah laki-laki berusia delapan tahun diketahui hilang. Si Quey kemudian dikaitkan dengan sekira enam pembunuhan anak-anak yang belum terpecahkan sejak beberapa tahun sebelumnya.

Kisah itu menyebar secara grafis ke berbagai surat kabar, yang merinci bagaimana Si Quey telah mengaku memiliki selera terhadap daging, hati, dan usus manusia sepanjang Perang Dunia II (PD II), ia yang saat itu menjadi prajurit muda Tiongkok dipaksa untuk bertahan hidup dengan tubuh orang-orang yang membusuk.

Si Quey diadili dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan Thailand saat usianya 32 tahun. Dia kemudian dieksekusi oleh regu tembak pada 16 September 1959.

Nama Si Quey kemudian dicatat dalam kamus budaya, dan digunakan sebagai peringatan oleh orangtua kepada anak-anak yang berbunyi, “Jika kamu bertingkah, Si Quey akan datang dan menjemputmu.”

Kisah Si Quey lantas menjadi komoditas para penggemar fiksi dan film-film horor, yang akhirnya mendorong mayat Si Quey untuk dimumikan. ** Baca juga: Ditemukan Kerangka dalam Kondisi Berciuman Selama 2.800 Tahun di Lembah Solduz

Namun dalam beberapa tahun terakhir, kondisi di sekitar keyakinannya dan dugaan pengakuannya telah dipertanyakan. Di mana para aktivis menyerukan pemakaman Si Quey yang bermartabat dan menunjukkan bahwa penegak hukum pada saat itu dikenal karena membuat pengakuan paksa dan menaikkan popularitas dengan cerita-cerita tabloid.

Pemerintah militer Thailand juga terkenal karena melanggengkan sikap anti Tiongkok dalam pergolakan Perang Dingin. Tempat peristirahatan terakhir untuk abu Si Quey sendiri belum ditentukan.(ilj/bbs)




Ditemukan Kerangka dalam Kondisi Berciuman Selama 2.800 Tahun di Lembah Solduz

Kabar6-Tim arkeolog Univerity Museum, University of Pennsylvania, dan Metropolitan Museum of New York, menemukan kerangka dua manusia dengan posisi yang sangat unik.

Kerangka ini digali pada 1972 silam, di situs arkeologi Teppe Hasanlu, yang terletak di Lembah Solduz, Provinsi Azerbaijan Barat Iran. Penggalian dilakukan pada rentang waktu 1956-1974.

Kerangka dua manusia tadi, melansir ancientorigins, ditemukan dalam posisi tengah berciuman. Tapi tak diketahui pasti apa hubungan keduanya, jenis kelamin mereka pun masih jadi perdebatan kala itu. Berdasarkan keterangan pihak University of Pennsylvania, pasangan tersebut tewas bersamaan pada 800 SM atau sekira 2.800 tahun lalu. Dan kerang ini disebut sebagai ‘The 2800 Years Old Kiss’ atau ‘Ciuman 2.800 Tahun’.

Diperkirakan, keduanya adalah orang dewasa dengan usia masih muda. Tak ada bukti yang menunjukkan keduanya mengalami luka-luka. Tak ada sayatan dan tulang yang rusak. Juga tak ada benda lain di sekitar mereka, kecuali lempeng batu di bawah salah satu kepala kerangka.

Para ahli memprediksikan, kematian mereka berkaitan dengan penghancuran benteng Teppe Hasanlu. Diduga, mereka mengalami sesak napas karena kebakaran hebat yang melahap seluruh kota. Di lokasi galian juga ditemukan pecahan gerabah, arang, dan serpihan kecil batu bata.

Jasad keduanya yang tinggal tulang belulang ditemukan dalam tempat pembuangan gerabah, yang mungkin dijadikan tempat persembunyian dari para tentara penyerbu. ** Baca juga: Restoran Ini Tawarkan Uang Seorang Ibu Hamil yang Makan Sup Berisi Tikus untuk Gugurkan Kandungan

Dalam laman resminya, Penn Museum of Archaeology and Anthropology menyebutkan, kedua kerangka tersebut berjenis kelamin pria. Sementara hasil penelitian Muhammad A Dandamaev dan teman-teman, tentang kebudayaan Iran kuno yang diterbitkan oleh Cambridge University Press, mengklaim bahwa kerangka tersebut adalah pria (kanan) dan wanita (kiri).

Meskipun demikian, banyak orang tetap menganggapnya sebagai tanda cinta sejati. Kisah nyata mereka hingga kini masih jadi misteri, termasuk apa makna di balik ciuman misterius keduanya.

Museum Penn sendiri secara resmi menamai kerangka itu ‘The Lovers’.(ilj/bbs)




Restoran Ini Tawarkan Uang Seorang Ibu Hamil yang Makan Sup Berisi Tikus untuk Gugurkan Kandungan

Kabar6-Malang benar nasib seorang wanita bermarga Ma ini. Ma asal Tiongkok yang tengah berbadan dua ini tak sadar telah menyantap sup yang di dalamnya terdapat tikus mati.

Hingga akhirnya dalam kondisi shock, Ma pun dilarikan ke rumah sakit. Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi? Berawal ketika Ma, melansir SCMP, mengajak keluarganya makan di sebuah restoran bernama Xiabu Xiabu, yang terletak di Provinsi Shandong. Saat makanan disajikan di meja, sama sekali tak ditemukan hal-hal yang mencurigakan.

Sampai akhirnya, Ma menyeruput kuah sup pesanannya. Ia sudah menyendok beberapa kali, hingga pada sendokan ketiga, Ma sangat kaget karena melihat bangkai tikus yang diambil dari mangkuk supnya.

Tak pelak, Ma pun shock dan mengalami mual. Keluarga Ma langsung merekam tikus mati dalam mangkuk sup Ma, untuk dijadikan barang bukti. Sementara itu, Ma dilarikan ke rumah sakit karena khawatir akan berdampak pada janin yang dikandungnya.

Keluarga Ma yang tak terima dengan kejadian tadi lantas memprotes Restoran Xiabu Xiabu. Pihak restoran lalu memberikan kompensasi sebesar Rp10 juta. Bukan meminta maaf atas kejadian tak mengenakan itu, pihak restoran justru ingin menambahkan sejumlah uang, dan meminta Ma untuk menggugurkan kandungannya.

“Jika Anda mengkhawatirkan bayi Anda, kami menawarkan 20.000 yuan (setara Rp43 juta) untuk menggugurkannya,” kata suami Ma menirukan ucapan staf restoran. ** Baca juga: Seorang Anak di AS Dijebloskan ke Penjara Karena Tidak Selesaikan Tugas Sekolah Online

Kejadian yang dialami Ma pun sontak viral. Restoran tersebut dibanjiri hujatan masyarakat. Sementara Biro Pengawas Makanan Distrik Kuiwen langsung mengambil tindakan dengan menyidak Restoran Xiabu Xiabu. Hasil penelusuran menunjukkan, tak ditemukan adanya bangkai tikus di dapur restoran.

Namun, sejumlah bahan makanan seperti sayur yang ditemukan tak berkualitas serta air bekas di ruang pengolahan makanan. Untuk sementara waktu, restoran tersebut dilarang beroperasi dan diwajibkan meningkatkan kualitas serta kebersihan dalam pengolahan makanan.(ilj/bbs)




Seorang Anak di AS Dijebloskan ke Penjara Karena Tidak Selesaikan Tugas Sekolah Online

Kabar6-Seorang anak bernama Grace, dijebloskan ke penjara anak atau Children’s Village di Michigan, Amerika Serikat (AS), gara-gara tidak menyelesaikan tugas sekolah secara online.

Hakim pengadilan Michigan memutuskan Grace melanggar hukum dengan tidak mengerjakan tugas sekolah pada Mei 2020. Namun, melansir alternet, hakim dinilai tidak mendalami latar belakang mengapa Grace tidak mengerjakan tugas, sejak sekolah memberlakukan belajar online akibat pandemi COVID-19. Ibunda Grace yang bernama Charisse, bahkan percaya kasus yang menimpa anaknya merefleksikan bias rasisme secara sistematis.

Diketahui, Grace adalah keturunan Afrika-Amerika tinggal di komunitas mayoritas berkulit putih, dan di distrik itu persentase anak-anak Afrika-Amerika yang terlibat masalah hukum tidak proporsional.

Laporan yang dirilis Juni lalu menunjukkan, anak-anak keturunan Afrika-Amerika dipenjara lebih banyak empat kali lipat dibanding rekan seusianya dari kulit putih.

“Mereka lebih mungkin untuk ditangkap, kecil kemungkinan ditawari pengalihan jenis apa pun, lebih mungkin dikeluarkan dari rumah dan ditempatkan seperti dalam kondisi ditahan,” kata Jason Smith dari Pusat Keadilan Anak Michigan yang bekerja untuk mengurangi pemenjaraan anak-anak.

Di seluruh Amerika, para guru, orangtua, dan murid saat ini bertarung dengan penutupan sekolah selama berbulan-bulan akibat pandemi COVID-19. Di sejumlah distrik Michigan, sekolah mendokumentasikan puluhan ribu siswa yang gagal bersekolah atau menyelesaikan tugas (PR) mereka.

Grace merupakan salah satu siswa berkebutuhan khusus karena dia mengalami kesulitan untuk konsentrasi atau mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder, ADHD, sehingga Grace tidak termotivasi ketika sekolah mulai memberlakukan belajar online sejak 15 April lalu.

Bocah ini menjadi mudah terganggu konsentrasinya dan sulit fokus pada pelajaran. “Siapa dapat menjadi murid yang baik saat ini?” kata Ricky Watson Jr, direktur eksekutif The National Juvenile Justie Network.

“Kecuali ada kebutuhan mendesak, saya tidak mengerti mengapa Anda mau mengirimkan seorang anak ke fasilitas apapun saat ini dan menjauhkan mereka dari keluarga mereka dengan semua hal yang sedang kita hadapi sekarang,” imbuh Watson.

Hakim Mary Ellen Brennan yang menghukum Grace dan mengirimnya ke penjara menolak berbicara tentang vonisnya. Dalam persidangan di Pengadilan Divisi Keluarga Kota Oakland, Brennan memutuskan Grace bersalah karena gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah, dan menyebut Grace sebagai ancaman terhadap komunitas.

Mengutip perkara sebelumnya yang menjerat anak itu, Grace mencuri charger baterei telepon seluler sang ibu dan beberapa teman sekolahnya, yang membuat ia dihukum percobaan.

Dengan tangan diborgol, Grace meninggalkan ruang sidang. Belakang Brennan menuai kritikan. Para ahli menjelaskan, di banyak tempat pengadilan anak-anak berupaya menjauhkan anak dari rumah tahanan kecuali untuk kasus yang sangat serius. Pengadilan bahkan berupaya membebaskan anak-anak yang sudah terlanjut ada di dalam penjara.

Banyak pihak angkat bicara untuk mendesak hakim melepaskan anak itu dari penjara. Grace mestinya mendapat pelayanan kesehatan mental dan mengelola amarahnya. Jaksa pun setuju akan hal itu.

Guru sekolah Grace, Katherine Tarpeh, juga mendukung muridnya dengan mengatakan dia memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu dengan baik.

Charisse menuturkan betapa sakit dan putus asa hidupnya saat menyaksikan anaknya diborgol di dalam ruang sidang. “Sangat sakit dan putus asa,” ujarnya. ** Baca juga: Mesin Pendeteksi Letusan Gunung Berapi Berhasil Dibuat Ilmuwan Selandia Baru

Berbagai tekanan atas putusan hakim mengirim Grace ke penjara anak lantaran tidak mengerjakan pekerjaan sekolah membuahkan hasil. Grace dipindahkan ke bagian program perawatan untuk jangka panjang di Children’s Village sebagai anak berkebutuhan khusus.

Di sini Grace lebih bebas, meski tidak sepenuhnya bebas.(ilj/bbs)




Mesin Pendeteksi Letusan Gunung Berapi Berhasil Dibuat Ilmuwan Selandia Baru

Kabar6-Ilmuwan di Selandia Baru menemukan sistem peringatan dini untuk letusan gunung berapi, yang bisa memprediksi letusan gunung berapi di Pulau Putih atau White Island pada 9 Desember 2019 lalu.

Letusan di pulau bernama Whakaarii itu menimbulkan korban jiwa sebanyak 21 orang meninggal. Ini terjadi saat sejumlah turis dari sebuah kapal pesiar mewah mengunjungi pulau tersebut. Puluhan orang terluka bakar cukup parah karena terkena percikan lava panas dari letusan gunung itu.

Sistem peringatan dini ini, melansir msn, menggunakan mesin belajar yang mengandalkan algoritma berdasarkan input data dan bisa mengajari dirinya sendiri. Peneliti mengatakan, sistem ini mampu mengenali sinyal bahaya secara langsung. Sinyal bahaya dari gunung ini menjadi pertanda akan terjadinya letusan gunung berapi.

Menggunakan data lama dari gunung di Pulau Putih, sistem algoritma baru ini bisa memprediksi empat dari lima letusan yang telah terjadi. ** Baca juga: Hukuman Penjara Selama 22 Tahun untuk Pencuri Remote

“Kami menilai sistem ini bisa mendeteksi naiknya cairan magma ke permukaan, yang menjadi awal letusan gunung berapi,” kata David Dempsey, peneliti dari University of Auckland, Selandia Baru.

Ini memberi otoritas waktu sekira 17 jam sebelum letusan gunung berapi benar-benar terjadi.(ilj/bbs)




Hukuman Penjara Selama 22 Tahun untuk Pencuri Remote

Kabar6-Hanya gara-gara sebuah remote, seorang pria bernama Eric Bramwell (35) harus merasakan dinginnya sel tahanan. Bramwell dituduh mencuri remote TV dari area umum di kompleks apartemen di Wheaton, Illinois, Amerika Serikat.

Bramwell, melansir Sooperboy, memiliki masa lalu yang selalu melibatkan kecenderungan untuk melakukan pencurian, khususnya mencuri remote dan TV. Tidak jelas bagaimana itu terjadi, namun pencurian remote TV terakhir dilakukannya pada Agustus 2015. Itu juga yang membuat jaksa menghukumnya dengan berat.

Kantor Kejaksaan Dupage County menolak berkomentar atas hukuman penjara selama 22 tahun itu atas kasus pencurian ringan yang dilakukan Bramwell.

Namun Jaksa Penuntut Negara Robet Berlin mengatakan, “Terlepas dari apa yang dicuri Bramwell, dia sudah berulang kali dihukum. Waktu hukuman yang cukup lama diharapkan membuat dia berpikir tentang konsekuensi tindakannya.”

Aksi Bramwell diketahui aparat hukum setelah dia menjatuhkan sarung tangan miliknya ketika mencuri sebuah remote TV. Hasil tes DNA di sarung tangan itu cocok dengan database penjahat selama pengadilan digelar. J

aksa penuntut mengatakan, sidik jari Bramwell juga didapati di lima apartemen dengan kasus pencurian remote TV serupa. ** Baca juga: Peneliti UFO Ungkap, Alam Semesta Diisi dengan Alien yang Ingin Hidup Damai

Entah mengapa Bramwell tampaknya benar-benar jatuh hati pada remote.(ilj/bbs)




Peneliti UFO Ungkap, Alam Semesta Diisi dengan Alien yang Ingin Hidup Damai

Kabar6-Seorang penyelidik piring terbang (UFO) bernama Philip Mantle (62), mengungkapkan bahwa alam semesta lebih banyak diisi dengan alien yang ingin hidup damai.

Mantle yang telah menghabiskan waktu lebih dari 40 tahun untuk meneliti UFO, menganggap alien sudah lama menjalani gerakan veganisme, yaitu sebuah filosofi dan gaya hidup yang peduli dan mempraktikkan kehidupan tanpa segala bentuk eksploitasi hewan, baik itu penolakan untuk mengonsumsi hewan untuk makanan, pakaian, serta penolakan uji coba pada hewan.

Peneliti UFO ini, melansir Dailystar, berharap alien bisa menunjukkan kepada manusia bagaimana membuat generasi muda bahagia, karena alien berpikir bahwa mereka bisa hidup harmonis satu sama lain tanpa perbedaan. “Beberapa hal seperti itu mungkin universal di mana pun di galaksi asal Anda,” terang Mantle yang menulis buku tentang penculikan alien.

Ditambahkan, “Tetapi marilah kita berharap bahwa peradaban ET seperti itu. Mereka mungkin telah melewati masalah ini dan sekarang hidup dalam damai. Dan sebagai hasilnya kita dapat belajar banyak dari mereka.”

Mantle yang juga merilis seri film dokumenter bernama ‘Alien Autopsy: The Search For Answers’ menjelaskan bahwa hanya ada sedikit keraguan dalam pikirannya bahwa kehidupan ET harus ada di tempat lain.

“Tidak ada cara untuk mengatakan bagaimana ras ET mungkin berkembang. Jika Anda melihat keragaman kehidupan di planet ini dan kemudian memperluasnya pada skala intergalaksi, maka praktis segala sesuatu mungkin terjadi,” imbuhnya.

Menurut Mantle, jika spesies cerdas ada di tempat lain di alam semesta maka mereka mungkin telah pergi atau masih melalui proses yang sama dengan kita manusia di Bumi.

Dan hal ini bisa apa saja dari masalah sosial seperti rasisme, masalah gender, perbedaan politik, perbedaan agama dan etika. Mantle yakin masalah itu sudah selesai pada alien, sehingga kebanyakan dari mereka ingin hidup damai. ** Baca juga: Gara-gara Kesalahan Bank, Pria Penggangguran Ini Raup Uang Puluhan Miliar

Benarkah demikian?(ilj/bbs)




Gara-gara Kesalahan Bank, Pria Penggangguran Ini Raup Uang Puluhan Miliar

Kabar6-Pengadilan Tinggi New South Wales membatalkan dakwaan penipuan terhadap Luke Moore (29), dan membebaskan pria asal Australia ini dari hukuman penjara.

Sebelumnya, melansir Telegraph, Moore dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara setelah dituduh melarikan jutaan dolar dalam bentuk utang, dan menghabiskannya untuk membeli mobil mewah, liburan elite, membeli karya seni dan perahu mahal.

Saat ditangkap polisi, Moore sudah memiliki utang hingga Rp27,9 miliar. Moore membuka rekening pada Bank St George Australia pada 2010, ketika dia berusia 22 tahun. Dalam kondisi menganggur dan mencoba mencari untung, setelah satu tahun ia membuat overdraft senilai Rp89 juta.

Moore kemudian melanjutkan untuk menarik dan mengeluarkan uang, setelah dia sadari, pada dasarnya overdraft tidak terbatas. Diketahui, overdraft terjadi ketika uang yang ditarik dari rekening bank dan saldo yang tersedia berjalan di bawah nol. Dalam situasi ini akun tersebut dikatakan ‘tekor’.

Jika ada perjanjian sebelumnya dengan penyedia akun untuk overdraft, dan jumlah yang tekor adalah dalam batas overdraft yang berwenang, maka bunga biasanya dibebankan pada tingkat yang disepakati.

Jika saldo negatif melebihi ketentuan yang telah disepakati, maka biaya tambahan mungkin dibebankan dan suku bunga yang lebih tinggi mungkin berlaku.

Entah mengapa, Moore segara paham, bahwa overdraft bisa ditarik tanpa batas karena kecerobohan bank. Maka dia pun menggunakannya untuk hura-hura dengan uang yang terus ditarik tanpa batas.

Moore berfoya-foya dengan berlibur ke Thailand dan Gold Coast. Ia juga membeli album yang ditanda-tangani Bob Dylan dan Michael Jackson.  Kemudian membeli perahu Stessi seharga Rp538 juta, sebuah mobil Aston Martin seharga Rp910 juta, dan sebuah mobil Maserati seharga Rp1,6 miliar.

Pihak bank memanggil polisi setelah menyadari bahwa Moore sudah berutang sebesar Rp27,9 miliar. Ia pun dihukum karena memperoleh keuntungan finansial dengan penipuan dan berurusan dengan hasil kejahatan. Namun tak lam, Moore dinyatakan bebas.

Dikatakan Moore, kini dia ‘menyesuaikan kembali ke kehidupan nyata’, tinggal bersama sang ibu di Goulbrun, New South Wales, dan tengah belajar jadi pengacara kriminal. ** Baca juga: Peneliti Bongkar Terowongan Rahasia Nazi yang Simpan Banyak Misteri

Dalam putusan banding, Hakim Mark Leeming mengatakan Moore telah bertindak ‘sangat bodoh’ tetapi dia tidak menipu bank. Hakim menyebutkan, bank telah mencatat utang Moore dengan lengkap dan detil. Termasuk utang yang terus membengkak. Kesalahannya adalah di bank karena memberi overdraft tanpa batas.(ilj/bbs)




Peneliti Bongkar Terowongan Rahasia Nazi yang Simpan Banyak Misteri

Kabar6-Sebuah terowongan rahasia milik Nazi yang dibongkar oleh para peneliti ternyata menyimpan sebuah misteri besar. Terowongan rahasia ini diklaim merupakan tempat perlindungan Nazi selama pemboman yang dilakukan oleh sekutu.

Ilmuwan yang memimpin penelitian mengenai terowongan rahasia Nazi bernama Warren, melansir Foxnews, mengatakan bahwa terdapat logam yang diduga sebagai alat percobaan senjata. Warren dan rekan peneliti lainnya bernama Matt, menemukan sebuah lubang peluru berukuran empat inci di permukaan logam. Mereka juga menemukan lubang serupa di sebuah kaca anti peluru.

Lubang tersebut dipercaya berasal dari penyerangan Amerika saat menggerebek terowongan rahasia tersebut. Bunker dan terowongan rahasia di sekitarnya terletak di bawah daerah Duisburg, Jerman. Terowongan ini dipercaya pernah digunakan sebagai tempat pertemuan rahasia oleh Adolf Hitler dan para petinggi Nazi.

Menurut penelitian, Adolf Hitler mengadakan pertemuan rahasia dalam terowongan ini ketika ia mengembangkan senjata rahasia. Disebutkan Warren, sepertinya mereka menembakkan senapan berkaliber besar di sana. Senjata itu akan bergema melalui lorong-lorong terowongan dan pastinya akan menimbulkan bunyi yang sangat keras.

“Sampai sekarang, ini adalah terowongan terbesar yang pernah saya jelajahi. Ini adalah eksplorasi pertama yang saya lakukan di luar Inggris. Terowongan rahasia Nazi merupakan hal yang paling menakjubkan karena pengujian satu set senjata yang ada di dalamnya,” jelas Warren.

Ia juga mengunggah pengalaman saat menelusuri terowongan Nazi. Warren membagikan video tersebut di YouTube melalui akun Warren Urbexing dengan judul ‘WWII Weapons Testing Bunker in Germany 2018 Duisburg’. ** Baca juga: Fenomena Rakun Zombi Pernah Ditemukan di New York

Terowongan rahasia tersebut menyimpan misteri yang selama ini dipendam oleh Nazi. Dijelaskan Warren, senjata besar yang dikembangkan oleh Nazi bisa menjadi senjata yang cukup mematikan di zamannya.(ilj/bbs)




Fenomena Rakun Zombi Pernah Ditemukan di New York

Kabar6-Ada fenomena aneh yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Pihak berwenang dan ilmuwan dibuat bingung dengan adanya fenomena rakun zombi di New York. Rakun tersebut tampak kebingungan dan memiliki ‘kerak’ pada bagian mata sebelum akhirnya mati.

Dalam sebuah laporan, melansir newsweek, tercatat terdapat 176 rakun zombi yang telah mati di Central Park, New York. Kemudian, tiga rakun yang bertingkah aneh sebelum mati juga ditemukan di Pelham Bay Park, Bronx. Ilmuwan memperkirakan, rakun ini mati karena terdapat sebuah virus yang mewabah dan menjangkiti binatang tersebut.

Peneliti yakin, hal ini ada kaitannya dengan virus distemper anjing. Virus tersebut termasuk mematikan bagi hewan, namun tidak dapat menyerang manusia. Virus juga akan menyebar ke anjing yang tidak divaksinasi. Setiap rakun yang sakit diketahui telah di-eutanasia secara manusiawi.

Diketahui, eutanasia merupakan praktik pencabutan nyawa manusia atau hewan melalui cara-cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit, atau setidaknya meminimalisir rasa sakit. ** Baca juga: Mengerikan! Seorang Pria Asal AS Tewas Akibat Amuba Pemakan Otak

Rakun zombi Pelham Bay Park ditemukan dalam kandang anjing, tepatnya di area Playground for All Children. Seekor rakun yang kebingungan dengan kerak pada matanya ditemukan di Brooklyn’s Prospect Park, dan dikirim untuk pengujian laboratorium.

Rakun tersebut positif terjangkit virus dan segera dilakukan eutanasia. Pihak berwenang tidak percaya bahwa kasus-kasus Pelham Bay terkait dengan wabah yang ada di Central Park. Namun pemilik hewan peliharaan masih disarankan untuk tetap mengikat anjing mereka di kedua taman tersebut.

Itu dilakukan agar anjing tidak tertular virus rakun zombi. Juru bicara pengelola taman menjelaskan, rakun zombi telah berkurang, namun wabahnya masih ada. “Sementara rakun yang sakit telah berkurang di Central Park, wabah dianggap belum berakhir,” jelas Kelly Krause, juru bicara pengelola taman.

Rakun zombi masih akan diteliti oleh para ilmuwan, karena virus ini bisa menyebabkan kematian pada hewan peliharaan terutama anjing.(ilj/bbs)