1

Penguatan Bank Banten Selalu Gagal, Dewan : Perlu Rekomendasi Penegak Hukum

kabar6.com

Kabar6-Wakil Ketua DPRD Banten, Nawa Said Dimyati mengatakan, menyikapi kemelut bantuan modal kepada Bank Banten dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang belum bisa diserap sampai saat ini.

Pihaknya beranggapan perlu ada semacam surat rekomendasi dari aparat penegak hukum, seperti Kejaksaan, Polisi atau BPK mengenai kajian analisanya apabila Pemprov Banten mengucurkan anggaran APBDnya untuk penguatan modal kepada Bank Banten, agar bisa disehatkan.

Hal itu melihat berbagai langkah upaya yang sebelumnya telah dilakukan Pemprov Banten namun masih menemui jalan buntu, sehingga diperlukan rekondasi dari aparat penegak hukum tersebut agar anggaran penyertaan modal kepada Bank Banten bisa diserap dan tidak menjadi SiLPA.

“Harus ada rekomendasi hasil kajian aparat penegak hukum, agar Pemprov Banten bisa lebih yakin,” kata Cak Nawa yang akrab nama sapaannya, kemarin.

Untuk diketahui, pada APBD Banten 2018 dialokasikan Rp 175 miliar, kemudian perubahan APBD Banten 2018 Rp 136 miliar, dan terakhir pada APBD Banten 2019 Rp 175 miliar, namun semuanya gagal terserap. Termasuk pada RAPBD Banten tahun 2020, Pemprov Banten kembali gagal mengucurkan anggarannya untuk penguatan Bank Banten, karena tidak masuk dalam KUA-PPAS.

Ketua Fraksi Nasdem dan PSI, Furtasan Ali Yusuf mengatakan, pada APBD 2020, Bank Banten tidak akan mendapatkan suntikan dana.

**Baca juga: Begini Keseharian Sopir Ojol Terduga Teroris.

“Masih ada problem makanya kita nggak mau ambil resiko. Karena kalaupun dikasih pasti nggak akan kepakai. Kita minta persoalannya selesaikan dulu,” kata Furtasan.

Meski begitu, lanjut Furtasan, kemungkinan kucuran modal dapat dialokasikan pada APBD perubahan tahun depan. Oleh karena itu, DPRD Banten meminta Bank Banten untuk segera menyelasikan seluruh masalah yang ada agar penguatab modal Bank Banten bisa dikucurkan, sehingga Bank Banten bisa semakin sehat.(Den)




Begini Keseharian Sopir Ojol Terduga Teroris

Kabar6.com

Kabar6-Warga Kampung Kebanyakan, RT 01 RW 01, Kelurahan Sukawana, Kota Serang, mengenal AM (25), terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Anti Teror merupakan sosok yang baik dan tidak pernah mengikuti organisasi terlarang maupun radikal.

“Sehari-hari nya baik, enggak ada istilahnya berbuat makar atau apa gitu,” kata Mukhlis, ketua RT 01, saat ditemui dikediamannya, Minggu (27/11/2019).

Sejak kecil hingga dewasa, AM selalu aktif jika ada kegiatan kemasyarakatan, seperti gotong royong membersihkan lingkungan hingga menjadi panitia saat Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).

Tak ada kegiatan maupun aktifitas mencurigakan dari AM dilingkungan masyarakat sekitar. Pemuda berusia 25 tahun itu juga selalu bersosialisasi dengan teman seumuran dan berlaku sopan dengan warga yang lebih tua darinya.

“Kalau kesehariannya AM bermasyarakat yah. Sekarang dia kan sudah berkeluarga. Ikut sama istrinya di Priyai. Sebelum menikah emang dia orang baik-baik. Setiap ada acara keagamaan, gotong royong, selalu tampil (ikut) di masyarakat,” jelasnya.

Sebelum menikah dengan istrinya, AM setiap hari tinggal bersama orangtuanya di Kampung Kebanyakan. Namun setelah menikah sekitar satu tahun yang lalu, AM sudah tinggal bersama mertuanya di daerah Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten.

**Baca juga: Pornas Korpri 2019 di Bangka Belitung, Banten Raih 2 Perunggu.

Meski begitu, AM kerap kali datang ke Kampung Kebanyakan, untuk menjenguk orangtuanya yang setiap habis Maghrib mengajar ngaji kepada masyarakat setempat.**Baca juga: Ojol Kota Serang Diduga Ditangkap Densus 88.

“Orang tuanya juga kan tokoh masyarakat disini, ngajar ngaji habis Maghrib ke anak-anak disini. Dia (AM) juga bantu-bantu orangtuanya di gilingan padi. Nikahnya itu bulan Mulud tahun lalu, sekarang kan bulan Maulud juga,” terangnya. (Dhi)




Pornas Korpri 2019 di Bangka Belitung, Banten Raih 2 Perunggu

Kabar6.com

Kabar6-Kontingen Provinsi Banten meraih medali dua medali perunggu di Pornas Korpri XV Bangka Belitung. Medali didapat dari ganda bulu tangkis Firman-Rio.

“Ganda putra mendapatkan perunggu kedua untuk Banten dari cabang bulu tangkis,” kata Manajer Kontingen Bulutangkis Pornas Korpri Banten, Beni Ismail, Minggu (17/11/2019).

Beni yang juga Kepala Biro Administrasi Rumah Tangga Pimpinan (ARTP) Setda Banten mengatakan, keberhasilan ganda putra perorangan meraih perunggu melengkapi medali sebelumnya yang dipersembahkan cabang bulu tangkis beregu putra.

Namun, dilaga semi final ganda bulu tangkis putra Banten harus tumbang dari pasangan ganda putra Jawa Barat.

**Baca juga: Tenaga Honorer Nilai Pemprov Banten Diskriminasi Soal Upah.

Padahal, pada babak penyisihan grup, tim Banten berhasil mengalahkan Sumatera Selatan dengan skor 2: 0. Hasil gemilang juga diperoleh pada babak perempat final mengalahkan Jawa Timur dengan skor 2 : 0. Pada kedua babak tersebut, putra Banten tampil cukup memukau dengan berhasil mengalahkan lawan-lawannya.

“Insya Allah, pada Pornas Korpri tahun berikutnya, prestasi kontingen Provinsi Banten akan lebih baik lagi,” kata Beni.(Den)




Tenaga Honorer Nilai Pemprov Banten Diskriminasi Soal Upah

kabar6.com

Kabar6-Wakil Ketua Umum Forum Pegawai Non PNS Banten Non Kategori (FPNPB-NK), Asep Saiful menilai, Pemerintah provinsi (Pemprov) Banten telah berbuat diskriminatif kepada tenaga honorer dilingkungan Pemprov Banten soal upah.

Menurutnya, sebagai motor pemerintahan, seharusnya honer bisa mendapatkan upah yang layak.

Tidak seperti selama ini terjadi, kata Asep, honorer khususnya non kategori setiap bulannya hanya mendapatkan upah yang minim, bahkan jika dibandingkan dengan kaum buruhpun masih kalah jauh.

Oleh karena itu, pihaknya berharap Pemprov tidak tebang pilih dalam merumuskan skala upah kepada sesama pekerjanya.

“Agar tidak tebang pilih atau yang biasa saya sebut sebagai diskriminasi upah. Hal ini yang kerap membuat kami bingung, beban kerja sama kok HAK nya dbedakan,” terang Asep, kepada kabar6.com, kemarin.

Menurutnya, anggaran belanja pegawai dilingkungan Pemprov Banten sudah mencapai Rp2,2 trilun tahun 2019 ini.

Namun, dari angka belanja pegawai yang fantastis tersebut, kata Asep, upah tenaga honorer non kategori 5 persennyapun tidak.

Sebanyak 6.325 tenaga honorer non kategori ada dilingkungan Pemprov Banten.

Untuk diketahui, tahun 2019 ini, upah atau ongkos bulanan (OB) tenaga honorer Non kategori, sesuai ketetapan SSH untuk jenjang pendidikan SD/SLTP mendapatkan Rp1,3 juta, jenjang pendidikan SMA/D1/D2 Rp1,45 juta, D3 Rp1,6 juta, S1/D4 Rp1,75 juta, S2 Rp2 juta.

Serupa untuk tenaga honorer kategori 1 dan 2, SD/SLTP Rp 1,9 juta, SMA/D1/D2 Rp 2,1 juta, D3 Rp 2,4 juta, S1/D4 Rp 2,6 juta, S2 Rp 2,8 juta.

Sedangkan usulan untuk tahun 2020, tenaga honorer non kategori direncanakan untuk mendapatkan OB bagi SD/SLTP Rp1,8 juta, SMA/D1/D2 Rp1,95 juta, D3 Rp2,1 juta, S1/D4 Rp2,25 juta, S2 Rp2,5 juta.

Sedangkan untuk kategorin1 dan 2 untuk SD/SLTP Rp2,4 juta, SMA/D1/D2 Rp2,6 juta, D3 Rp2,9 juta, S1/D4 Rp3,1 juta, S2 Rp3,3 juta.**Baca juga: Honorer Banten, Kerja Kantoran, Tapi Upah Kalah Jauh Dengan Buruh.

Sekda Banten, Al Muktabar mengaku, pemerintah belum membahas hal tersebut lebih jauh. “Belum dibahas. Kemungkinan ada kajian lagi,” katanya.(Den)




HIPPI : Kopi WH Belum Beredar di Kedai Kopi Kota Serang

kabar6.com

Kabar6-Meski telah mengantongi sertifikat halal dari MUI Banten dan sertifikat produksi pangan industri, namun, kopi WH nampaknya sampai saat ini belum beredar ke semua kedai kopi yang ada di Kota Serang.

Para ownernya kedai kopi belum menyajikan kopi WH untuk ditawarkan kepada pengunjungnya yang datang, khususnya kepada para penikmat kopi lokal.

Padahal, promosi kopi WH itu sendiri melibatkan langsung Gubernur Banten, Wahidin Halim langsung, serta SKPD terkait yang ada dilingkungan Pemprov Banten.

“Sejauh ini baru sebatas Promosi, prodak, belum masuk,” kata ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kota Serang, Isbandi, kepada wartawan, kemarin.

Selain itu, Isbandi juga menyayangkan, di Kota Serang sendiri sampai saat ini belum ada daeeah dengan penghasil biji kopinya. Padahal, kata dia, kontur tanah di Kota Serang memungkinkan untuk ditanami kopi.

Owber Kedai Kopi Om Bewok, Hendra Prastiya mengatakan, sebanyak 85 kedai kopi ada di Kota Serang.

Menurutnya, dari sekian banyak kedai kopi tersebut, kopi lokalan yang disajikan kebanyakan berasal dari Baduy, Mandalawangi, Cirinten, Cihara dan Ciwandan yang tersebar di tiga Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.**Baca juga: Walikota Serang Jadi Barista di Kedai Kopi Om Bewok.

“Dari Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Kabupaten Serang,” katanya.(Den)




Ojol Kota Serang Diduga Ditangkap Densus 88

Kabar6.com

Kabar6-Ojek Online (Ojol) yang berkeliling di Kota Serang, diduga ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror. Pelaku berinisial AM, berusia 25 tahun, warga dan penduduk asli RT 01 RW 01, Kelurahan Sukawana, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten.

Pengurus RT, tokoh pemuda dan warga setempat mengaku kaget mendapatkan informasi tersebut. Lantaran, informasi yang diperolehnya, AM ditangkap karena diduga terlibat dalam kelompok terorisme di Indonesia.

“Ya jelas kaget. Sepengetahuan saya selaku ketua RT nya, itu kan dia dirumah aja. Sekalipun keluar, ngebantu kakaknya,” kata Ketua RT 01 RW 01, Mukhlis, ditemui dikediamannya, Minggu (17/11/2019).

Informasi yang di dapat oleh Mukhlis, AM ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror di daerah Ciceri, Kota Serang, Banten, saat akan memesan makanan cepat saji. Terduga pelaku kemudian langsung dibawa ke Mabes Polri untuk dilakukan pemeriksaan.

“Istilahnya baru sekarang ini usaha ojek online (Ojol). Kemarin-kemarin kan jualan di (Pasar Induk) Rau, ngebantu di gilingan padi. Makanya enggak kemana-mana, makanya saya kaget tadi kata (ngobrol) sama ketua pemuda, AM ketangkep di Ciceri,” jelasnya.

Mendapatkan informasi tersebut dan telah ramai diperbincangkan oleh warga, Mukhlis berencana menemui keluarga AM malam ini, guna memastikan informasi tersebut.

**Baca juga: Walikota Serang Jadi Barista di Kedai Kopi Om Bewok.

Mukhlis tak hanya sendiri untuk menggali informasi kepada keluarganya, dia akan mengajak tokoh pemuda setempat dan tokoh masyarakat lainnya untuk bersilaturahmi dengan keluarga AM.

“Saya mau konfirmasi ke orang tuanya, karena waktu sudah mau Maghrib, kata saya nanti aja lah. Terus di pos ada ketua pemuda, saya ngobrol. Saya dapat berita juga baru sepintas, belum menditail,” terangnya.(Dhi)




Satu dari Dua Korban Tenggelam di Pantai Bagedur Warga Kadomas Pandeglang

kabar6.com

Kabar6-Satu dari dua korban tenggelam di Pantai Bagedur, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, berhasil ditemukan oleh tim SAR Gabungan dari Polair, TNI hingga Basarnas Banten. Kedua korban hilang tenggelam pada Jumat, 15 November 2019 kemarin.

Warga yang ditemukan bernama Dadan, warga Kampung Pakalongan, Desa Kadomas, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“Kita temukan pukul 06.00 WIB tadi pagi. Setelan di cek oleh keluarga korban dan dinyatakan benar sesosok mayat tersebut adalah Saudara Dadan bin Oman,” ujar Bintara Unit Seksi Patroli dan Pengawalan Ditpolairus Polda Banten, Brigpol Jefry Manik dikonfirmasi, Sabtu (16/11/2019).

Korban, kata Jefri, ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian. Jasad korban langsung dievakuasi ke RSUD Malimping dan dibawa keluarga ke rumah duka untuk dikebumikan.

“Tidak jauh dari lokasi Pantai Bagendur. Kira-kira 1 kilometer,” jelasnya.**Baca juga: Mayat Pria Asal Pandeglang yang Tenggelam di Pantai Bagedur Ditemukan.

Sementara, pencarian terhadap satu korban lainnya bernama Puji masih terus dilakukan Tim Ditpolairud dan TIM SAR gabungan dibantu masyarakat setempat.

“Untuk satu korban laka laut pantai bagedur masih dalam pencarian,” terangnya.(Dhi)




Walikota Serang Jadi Barista di Kedai Kopi Om Bewok

Kabar6.com

Kabar6-Pemandangan tidak wajar hari ini dilakukan Walikota Serang, Safrudin yang belajar meracik kopi buatannya sendiri di kedai kopi om bewok yang terletak di jalan Empat Lima No.38 Cikulur Kota Serang, Sabtu (16/11/2019).

Lengkap dengan celemek barista dan topi ala koboinya, Safrudin langsung menuju di balik meja barista untuk meracik kopi buatannya sendiri sesuai selera yang diinginkan.

Mantan Camat Serang itu nampak tidak sungkan meroasting kopi buatannya, layaknya barista profesional.

Sontak pemandangan itu jadi tontotan orang banyak, khususnya para pengunjung di dalam kedai kopi om Bewok karena jarang.

Sejumlah orang berusahan mengabadikan peristiwa langka tersebut. Namun, ada juga yang berusaha untuk foto selfi bersama berusaha mengabadikan momen langka tersebut.

Dalam kesempatan itu, Safrudin membuka komunikasi dengan para pelaku usaha kopi yang hadir, dengan melakukan sesi tanya jawab mengenai keluh kesah dan harapan pelaku kedai kopi agar bisa lebih maju.

Menurutnya, keberadaan kedai kopi di Kota Serang saat ini terus tumbuh subur dan harus didorong, dalam menyerap pengangguran dan meningkatkan taraf hidup orang banyak, selain untuk melestarikan kopi lokal yang ada di Provinsi Banten.

“Oleh karena itu, soal perizinannya saya janjikan untuk dipermudah, kalau perlu digratiskan,” kata Safrudin sambil menyeruput tiga jenis kopi buatannya yang berbeda daerah asalnya.

**Baca juga: Puluhan Nini Aki Kongkow Bareng, Sambil Joget Ditemani Walikota Serang.

Owber kedai kopi om Bewok, Hendra Prastiya mengatakan, berdasarkan pengalaman dan komunikasi dengan rekan seprofesinya, keluhan biasanya datang dari soal permodalan agar bisa dibantu.

Termasuk bagi para pelaku UMKM, yang mengelukan soal pemasaran biji kopi agar biaa tembus dipasar.(Den)




Puluhan Nini Aki Kongkow Bareng, Sambil Joget Ditemani Walikota Serang

Kabar6.com

Kabar6-Puluhan kakek nenek kumpul bareng di pondok kelapa, Kota Serang, pada acara undangan 35 tahun AIA/STIA Maulana Yusuf Banten angkatan 1984/1986 dengan tema merangkai kasih menjalin silaturahmi, Sabtu (16/11/2019).

Tawa canda setelah sekian lama tak bertemu tumpah dan tercurah hingga ke pelataran depan panggung dengan joget bareng.

Seketika itu memori lama mereka menyeruak mengingatkan masa-masa sewaktu mereka duduk dibangku kuliah di Kampus AIA atau yang saat ini dikenal STIA MY Banten.

Mereka, alumni AIA/STIA MY Banten angkatan 1984/1986 dengan usiannya yang menginjak lebih dari 60 tahun tersebut, sebelumnya juga sempat saling tanya satu dengan lainnya karena sudah lama tak berjumpa, namun tak disadari sebenarnya mereka adalah teman dekat.

Tidak hanya tamu undangan, Walikota Serang, Safrudin yang mengaku mantan mahasiswa di Kampus AIA/STIA itu juga ikut terngiang-ngiang akan masa mudanya sewaktu jadi mahasiswa.

Kata dia, tidak jarang dirinya harus jalan Kaki dari Kota Serang menuju Kota Cilegon atau dari arah sebaliknya saat akan dan pulang kuliah, karena saat itu, kata dia, angkutan umum terbilang masih jarang.

“Dulu saya juga sering PP (pulang pergi) Serang-Bojonegara, karena angkot jarang,” kata Safrudin, Sabtu (16/11/2019).

**Baca juga: Anggap Pemborosan, DPRD Kota Serang Dukung Pilkada Oleh Dewan.

Menurutnya, Kampus AIA MY Banten saat itu juga posisinya sudah sangat terkenal, sehingga tidak sedikit mahasiswanya berasal dari luar daerah.

“Dulu AIA sangat terkenal. Mari kita majukan kembali. Mumpung saya jadi Walikotanya, apa yang bisa saya bantu,” katanya.

Senada diakui Ketua Reuni alumni STIA/AIA MY Banten, Ama Suhamah mengaku banyak memori manis sewaktu kuliah dulu.(Den)




Anggap Pemborosan, DPRD Kota Serang Dukung Pilkada Oleh Dewan

kabar6.com

Kabar6-Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi mendukung wacana pemerintah pusat agar kedepan nantinya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bisa dipilih langsung oleh dewan pada daerahnya masing-masing.

Hal itu, kata Budi, untuk meminimalisir kos anggaran di daerah yang menggelar Pilkada. Sisi lain, melihat partisipasi pemilih dari tahun ketahun terus merosot.

“Harapannya agar dipilih dewan. Meminimalisir anggaran,” kata Budi, kepada Kabar6.com, Sabtu (16/11/2019).

Belajar dari pengalaman sebelumnya dan kejadian Pilkada di daerah lainnya di Provinsi Banten sendiri, sambung Budi, banyak daerah keteter mencarikan jalan keluarnya, satu sisi agaran pelaksanaan Pilkada didaerahnya bisa berjalan lancar. Namun, pembangun infrastruktur juga tetap harus berjalan.

“Contoh ya itu Kabupaten Pandeglang misalnya.(jelang Pilkada 2020,red), APBD dan PAD kecil, satu sisi Pilkada ingin lancar, namun pembangunan kebutuhan dasar masyarakat juga harus terus berjalan,” katanya.

Menurutnya, anggota dewan terpilih merupakan perwujudan nyata dari suara masyarakat yang sebelumnya telah memilih, sehingga Pilkada, kata dia, tidak harus diulang.

Sisi lain, lanjut Budi, pihaknya mengkritisi Bantuan Keuangan (Bankeu) dari Provinsi Banten kepada Kabupaten/kota se-Provinsi Banten yang jauh dari kata cukup dan harapan.

Menurutnya, pengajuan Bankeu dari Pemkot Serang kepada Pemprov Banten tahun 2020 kemarin saja mencapai Rp100 miliar, hal itu untuk mewujudkan jantung pusat ibu kota Provinsi Banten yang lebih indah.**Baca juga: Lama Berlalu, Pilkada Kota Serang Kembali Diseret-seret di Pilkada Serentak 2020.

Namun, kenyataanya Kota Serang hanya mendapatkan kurang dari separuhnya saja.(Den)