1

Tertangkap Kamera, Seekor Babun Culik Bayi Singa

Kabar6-Kamera di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan, menangkap sebuah kejadian langka, saat seekor babun jantan terlihat menculik bayi singa.

Penculikan yang dilakukan babun jantan tersebut bukanlah perilaku yang biasa di antara spesies babun dan monyet pada umumnya.

Kejadian tersebut, melansir Newsweek, tertangkap basah oleh Kurt Schultz, Direktur perusahaan Safari Kurt. Secara tak engaja, ia menyaksikan peristiwa itu saat mengambil beberapa foto.

Schultz melihat kawanan babun tampak gelisah, namun ia mengira perilaku tadi sebagai hal yang wajar karena masih pagi. Schultz lantas melihat seekor babun melintasi jalan dan memanjat pohon marula.

Semula, Schultz mengira itu adalah seekor babun betina yang membawa bayinya. Namun saat diperhatikan kembali, ia baru menyadari bahwa yang dilihatnya adalah babun jantan yang sedang membawa bayi singa. Menariknya, babun jantan itu terlihat merawat dan mengurus bayi singa itu layaknya bayi babun.

“Babun jantan melakukan perawatan tetapi yang dilakukan terhadap bayi singa itu sama seperti yang diberikan babun betina pada anaknya sendiri,” terang Schultz.

Selama 20 tahun memandu di Afrika selatan dan timur, Schultz pernah menyaksikan babun dengan ganas membunuh anak macan tutul dan anak singa. Namun tidak pernah melihat babun yang merawat anak singa.

Sementara itu, bayi singa sendiri nampak kelelahan namun tidak terluka. Meski ada kemungkinan juga singa mengalami luka-luka internal. “Aku tidak melihat peluang kalau anak singa ini akan selamat. Alam itu kejam dan kelangsungan hidup anak-anak predator muda juga tidak mudah,” ujar Schultz.

Schultz mengaku prihatin dengan bayi itu namun menurutnya penting untuk tidak campur tangan, “Alam memiliki caranya sendiri dan kita tidak bisa terlibat,” katanya.

Menurut seorang profesor antroplogi di University of California bernama Shirley Strum, perilaku penculikan pada babun cenderung dilakukan pada sesama spesies, seperti pada babun Olive dan babun Hamadryas yang mengambil bayi babun sebagai kawanan baru dan menghindari agresi.

Penampakan terbaru yang didapat melalui aplikasi dokumentasi langsung Taman Nasional menunjukkan kalau bayi singa itu tidak selamat.(ilj/bbs)




Seekor Rusa Mati dengan 7 Kg Sampah dalam Perutnya

Kabar6-Banyak kalangan, termasuk netizen, terbakar amarah setelah seekor rusa liar di Thailand ditemukan mati dengan tujuh kilogram sampah plastik dan limbah lain dalam perutnya. Limbah itu termasuk celana dalam, saset kopi dan bungkus mi instan.

Petugas Taman Nasional Thailand, melansir BBC Indonesia, mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan begitu banyaknya sampah yang tersebar di hutan dan juga laut serta sungai. “Temuan plastik di perut, merupakan salah satu penyebab matinya rusa,” kata Kriangsak Thanompun, direktur Taman Nasional Khun Sathan.

Disebutkan, kematian rusa liar itu akibatkan tersumbatnya usus. Dalam laman Facebooknya, Taman Nasional di Provinsi Phrae mengunggah foto-foto rusa yang mati akibat berkilo-kilo sampah ini.

Rusa yang beratnya sekira 200 kg, dengan panjang 230 cm dan tinggi 135 cm tersebut diperkirakan mati dua hari sebelum ditemukan. Tidak ada luka-luka di tubuh rusa jantan berusia 10 tahun tadi, namun para petugas mengatakan kondisinya cukup mengenaskan dengan bulu rontok dan kuku kaki depan terlepas.

Diketahui, Thailand termasuk salah satu negara pengguna plastik terbesar dengan pemakaian kantong plastik sekali pakai sekira 3.000 kali setahun, untuk penggunaan apa pun.

Ratusan pengguna yang marah di laman Facebook Taman Nasional Thailand antara lain menyatakan kesedihan karena ‘sedikitnya makanan di hutan sehingga rusa atau binatang lain makan apa yang mereka dapat.’

Kriangsak mengungkapkan, petugas juga menemukan rusa betina dengan tiga kilogram sampah plastik di perutnya. Dijelaskan, kemungkinan plastik bercampur dengan rumput dalam waktu lama dan juga menyebabkan penyumbatan. Kriangsak mengakui bahwa masalah sampah merupakan persoalan kronis di taman nasional.

Menurutnya, para petugas telah lama berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak buang sampah. Namun sampah tetap saja banyak bertebaran, diperkirakan dari orang-orang yang berkunjung ataupun penduduk sekitar.

Kriangsak memperkirakan sampah di seputar taman nasional sekira delapan ton per tahun, tergantung jumlah pengunjung. ** Baca juga: Perhiasan Senilai Rp1,3 Miliar Ikut Terbuang ke Tempat Sampah di Georgia

Diketahui, 12 November 2019 lalu, kabinet menyepakati usulan kementerian lingkungan untuk mengurangi penggunaan tas plastik. Melalui usulan yang akan diterapkan pada 1 Januari 2020, warga diminta untuk menggunakan kantong plastik lebih dari sekali.

“Kami harus memberikan contoh kepada yang lain. Kami harus memulainya di organisasi kami dan kemudian dikembangkan ke masyarakat di seputar taman nasional,” ujar Kriangsak.

Ditambahkan, “Pengunjung yang datang ke taman nasional juga diminta untuk tidak membawa plastik ke kawasan. Dan bila mereka ada sampah, harusdibuang di tempat yang disediakan.” (ilj/bbs)




Ilmuwan Temukan Kerangka Hiu Berusia 330 Juta Tahun dalam Sebuah Gua di Kentucky

Kabar6-Para ilmuwan menemukan sisa-sisa kepala hiu yang membatu pada dinding sebuah gua di Taman Nasional Gua Mammoth, Kentucky, Amerika Serikat. Menurut Dinas Taman Nasional, gua tersebut adalah sistem gua terpanjang di dunia.

Fosil hiu tadi, melansir smithsonianmag, ditemukan oleh para ilmuwan yang menyelidiki sistem gua. Ditegaskan John-Paul Hodnett, seorang paleontolog dan koordinator program pada Dinosaur Park, Maryland, fosil tersebut diperkirakan berusia sekira 330 juta tahun.

Para ilmuwan mengirim foto-foto temuan Hodnett sehingga dapat membantu mengidentifikasi temuan itu. Hodnett disebut mampu mengidentifikasi sebagian besar fosil, tetapi yang membuatnya ‘sangat bersemangat’ adalah melihat sejumlah gigi hiu yang terkait dengan sebagian besar tulang rawan fosil.

“Ini semacam masalah besar,” kata Hodnett. “Itu mengisyaratkan mungkin ada kerangka hiu di gua.” ** Baca juga: Tajir Melintir, Remaja Asal UEA Ini Punya Kebun Binatang Sendiri

Berdasarkan apa yang terpapar di dinding gua, Hodnett telah mengidentifikasi rahang bawah, gigi, dan tulang rawan bawah sepanjang 1,5 meter milik satu hiu besar ini dan sekira 100 gigi yang sangat rinci dari spesies hiu lainnya.

“Apa yang kami lihat di gua itu sungguh luar biasa karena hanya dari bentuk rahangnya kita akan dapat mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana spesies ini hidup dan kita akan dapat memasangnya di pohon keluarga hiu lebih akurat,” jelas Hodnett.

Tim menentukan hiu itu masuk spesies disebut Saivodus striatus, yang hidup selama periode geologis akhir Mississippian, lebih dari 330 juta tahun yang lalu.

Mayoritas fosil hiu yang ditemukan oleh para peneliti berasal dari lapisan batu yang memanjang dari Missouri ke Virginia. Namun, ini adalah pertama kalinya keberadaan hiu didokumentasikan.

“Gua Mammoth memiliki catatan fosil hiu yang kaya dan masih banyak lagi yang harus diungkap,” urai Hodnett.(ilj/bbs)




Demi Mangga, Seekor Gajah Nekat ‘Panjat’ Tembok Setinggi 1,5 Meter

Kabar6-Tampaknya gajah yang satu ini memang doyan makan mangga, hingga tak ada seorang pun yang bisa menghalanginya untuk menikmati lezatnya buah tersebut.

Sebuah aksi kocak yang dilakukan seekor gajah terekam kamera. Gajah di taman nasional Zambia, melansir Upi, tertangkap kamera sedang memanjat dinding untuk mencuri beberapa mangga dari pondok safari. Video yang kemudian menjadi viral ini diposting oleh The Bushcamp Company ke YouTube.

Diperlihatkan seekor gajah jantan besar memanjat tembok setinggi 1,5 meter di luar Mfuwe Lodge di Taman Nasional Lungwa Selatan. Para pekerja mengatakan, gajah mencuri beberapa mangga dari pondok sebelum naik kembali ke dinding kandang. ** Baca juga: Sup Kelelawar dan Ular Miliki Arti dalam Tradisi Masyarakat Tiongkok

Manajer pondok bernama Ian Salisbury mengatakan, para tamu pondok terhibur oleh manuver gajah tersebut. “Dia hanya memilih rute yang paling langsung dan membuat dirinya tepat di rumah. Para tamu sangat senang dengan gagasan gajah itu naik tembok untuk mengambil mangga,” kata Salisbury.

Meskipun bertubuh besar, ternyata gajah tidak kalah gesit saat memanjat tembok.(ilj/bbs)




Diego, Kura-kura Berumur 100 Tahun yang ‘Pensiun’ Setelah Punya 1.700 Anak

Kabar6-Setelah selama 40 tahun ‘bekerja’, seekor kura-kura jantan bernama Diego akhirnya pensiun dari tugas meningkatkan populasi spesiesnya.

Ya, kura-kura yang berusia lebih dari 100 tahun itu telah membantu meningkatkan populasi spesiesnya dari 15 menjadi lebih dari 2.000 di Espanola, kepulauan di Galapagos.

Diego dikirim dari Kebun Binatang San Diego sebagai bagian dari program pemulihan. Diego, melansir MSN, merupakan salah satu dari 15 kura-kura yang mengambil bagian dalam program di Pusat Kura-kura Fausto Llerena di pulau Santa Cruz. Dan kini, Diego akan kembali ke pulau asalnya.

Taman Nasional Galapagos mengumumkan keputusan mengakhiri program setelah 40 tahun. Melalui evaluasi, menunjukkan kerjasama yang terjalin selama ini telah memenuhi tujuan konservasi.

Menurut Kebun Binatang San Diego, Diego diperkirakan memiliki sekira 1.700 anak. “(Diego) telah menjadi simbol konservasi Galapagos karena diperkirakan sekitar 40 persen dari kura-kura yang dipulangkan ke Pulau Espanola adalah keturunannya,” demikian pernyataan Taman Nasional Galapagos.

Sebagai bentuk penutupan program penangkaran kura-kura, Espanola akan mengembalikan 15 kura-kura dewasa yang terdiri atas 12 betina dan tiga jantan ke alam.

“Kesimpulannya adalah bahwa pulau itu memiliki kondisi yang cukup untuk mempertahankan populasi kura-kura, yang akan terus tumbuh secara normal, bahkan tanpa generasi baru,” ungkap direktur Giant Tortoise Restoration Initiative Washington Tapia.

Diketahui, Diego dibawa ke AS antara 1928 hingga 1933. Namun, dia dibawa kembali ke rumahnya pada 1977 untuk bergabung dengan pusat pembiakan setelah spesiesnya dinyatakan sangat terancam punah pada 1960-an.

“Dia memberi kontribusi besar pada garis keturunan yang kami kembalikan ke Espanola,” jelas Jorge Carrion, juru bicara Taman Nasional Galapagos

Carrion menyatakan, sekira 1.800 kura-kura telah dikembalikan ke Espanola dan sekarang dengan reproduksi alami, taman nasional memiliki sekira 2.000 kura-kura. “Ini menunjukkan bahwa mereka mampu tumbuh, mereka dapat bereproduksi, mereka mampu berkembang,” katanya.

Sudah hampir delapan dekade sejak Diego meninggalkan habitat aslinya. Dengan misinya tercapai, dia sekarang akan dilepaskan ke padang gurun di pulau tempatnya dilahirkan.

Diego merupakan kura-kura raksasa Espanola, Galapagos dengan nama ilmiah Chelonoidis hoodensis, berukuran panjang satu meter dengan cangkang yang didukung pelana. ** Baca juga: Sebuah SD di Inggris Tetapkan Denda Rp18 Ribu Bagi Orangtua yang Telat Jemput Anaknya

Spesies itu dapat hidup hingga 150 atau 200 tahun dengan memakan rumput dan daun selama musim hujan dan kaktus selama musim kemarau.(ilj/bbs)




Bocah 3 Tahun ‘Diculik’ Sekaligus Dimangsa Macan Tutul

Kabar6-Malang benar nasib Elisha Nabugyere (3). Bocah ini ‘diculik’ sekaligus menjadi mangsa macan tutul di Taman Nasional Queen Elizabeth di Uganda. Diketahui, Elisha adalah putra dari Doreen Ayera, wanita yang bekerja di Taman Nasional tersebut.

Kisah berawal saat Ayera meninggalkan putranya di markas besar staf taman tersebut di Mweya Safari Lodge, di bawah pengawasan seorang pengasuh. Menurut seorang juru bicara Taman Nasional Queen Elizabeth bernama Bashri Hangi, melansir metro.co.uk, Elisha mengikuti pengasuhnya keluar rumah dan kemudian menuju dapur.

Disebutkan, macan tutul tersebut bersembunyi di dekat korban sebelum menyeretnya ke semak-semak sekira pukul 21.00 waktu setempat. “Para penjaga segera beraksi (dan) mencari balita itu, tetapi mereka hanya menemukan tengkorak pada pagi hari di bawah pohon,” kata Hangi.

Polisi hutan, menurut penjelasan Hangi, tengah memburu macan tutul tersebut karena telah merasakan darah manusia dan dikhawatirkan akan membunuh manusia lagi.

“Pengasuh itu tidak sadar bahwa anak itu mengikutinya. Dia mendengar anak itu berteriak minta tolong, dia ikut campur tetapi sudah terlambat.”

Taman Nasional Queen Elizabeth di Uganda barat daya diketahui memiliki salah satu populasi predator tertinggi seperti singa, leopard atau macan tutul dan hyena. ** Baca juga: Pria Uganda Ini Klaim Bisa Bunuh Nyamuk dalam Jarak 6 Meter dengan Gunakan Kentutnya

Taman ini meliputi area seluas 1.229 mil persegi, merupakan salah satu hotspot paling terkenal di Uganda bagi turis.(ilj/bbs)




‘Salju Semangka’ Selimuti Taman Nasional Yosemite di Amerika Serikat

Kabar6-Taman Nasional di Yosemite, California, Amerika Serikat, mengalami fenomena unik yaitu puncaknya diselimuti salju pink yang disebut salju semangka.

Fenomena unik sekaligus langka ini, melansir Foxnews, pertama kali diunggah dalam akun Facebook resmi pihak taman nasional @Yosemite National Park. Dijelaskan, salju yang berada pada ketinggian 9.500 kaki atau 2.895 meter di atas permukaan laut ini tampak berwarna merah muda pada musim panas, sehingga menyuguhkan pemandangan yang berbeda bagi wisatawan.

Rupanya, fenomena unik ini disebabkan oleh ganggang bernama Chlamydomonas nivalis yang tumbuh subur di dalam suhu dingin. Ganggang ini umumnya memiliki warna hijau, tetapi menurut pihak taman nasional, ganggang juga mengeluarkan pelindung yang disebut karotenoid berwarna kemerahan untuk melindungi diri dari radiasi sinar UV.

“Ini adalah pelindung alami untuk melindungi ganggang tersebut dari panas dan paparan sinar UV,” jelas pihak Taman Nasional Yosemite.

Lantaran memiliki warna unik, fenomena ini diberi nama ‘Watermelon Snow’ atau salju semangka. Selain unik, salju pink itu juga aman dan sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Meskipun demikian, wisatawan tetap tidak disarankan untuk mencicipinya atau memakannya. “Meskipun mungkin tidak berbahaya untuk dimakan, kami tentu tidak merekomendasikannya,” kata Scott Gediman, juru bicara Taman Nasional Yosemite. ** Baca juga: Balas Dendam Karena Ditilang, Petugas PLN Ini Cabut Listrik Kantor Polisi

Ternyata selain di Taman Nasional Yosemite, fenomena salju unik ini bahkan bisa ditemukan di beberapa wilayah. Pada 2018 lalu, fenomena ini juga pernah terjadi di Taman Nasional Glacier yang terletak di Montana, perbatasan Kanada-Amerika Serikat.(ilj/bbs)




5 Insiden Tragis yang Pernah Terjadi di Kebun Binatang

Kabar6-Salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi saat liburan bersama teman-teman atau keluarga adalah kebun binatang. Selain bisa melihat aneka satwa, Anda pun dapat mengenal hewan-hewan langka.

Nah, ada kebun binatang yang memperbolehkan pengunjungnya naik mobil menyusuri jalam-jalan sepanjang taman wisata, agar dapat berinteraksi langsung dengan hewan yang memang sengaja dilepas bebas dalam wilayah itu.

Meskipun terbilang aman, nyatanya masih saja terjadi peristiwa yang membuat para pengunjung terluka akibat tingkah hewan yang tak bisa diprediksikan. Melansir beberapa sumber, berikut adalah lima insiden tragis yang pernah terjadi di kebun binatang:

1. Gajah menyerang seorang wanita di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan
Sarah Brooks (30), seorang guru dari Lincolnshire, Inggris, mengalami insiden tak mengenakkan saat bersafari bersama tunangannya di kebun binatang Afrika. Awalnya, mereka merekam sang gajah jantan yang sedang minum di kubangan air.

Tiba-tiba, gajah itu marah dan berbalik ke arah mobil mereka. Hewan itu menyeruduk dan menjungkirbalikan mobil hingga 39 meter terseret ke luar jalan. Akibatnya, Brooks mendapat luka robek serius di paha, sementara tunangannya tidak mendapatkan cedera.

2. Badak menyerang pasutri yang tengah mengambil foto
Chantal Beyer (24) bersama suaminya hanya berjarak beberapa meter dari dua badak putih. Hanya selang beberapa detik, salah satu badak menyerang pasangan ini. Cula badak menembus dada Chantal Beyer hingga dia mendapatkan luka berat, kerusakan di bagian paru-paru, bahu dan patah tulang rusuk.

3. Gajah yang sedang dalam masa birahi mengamuk
Gajah jantan yang sedang memasuki masa birahi, memiliki kandungan testosteron bisa mencapai 60 kali lebih besar dari masa normal. Nah, dua orang yang berada dalam mobil VW Polo saat itu bertemu gajah yang sedang birahi.

Gajah tersebut nenggesek-gesek mobil mereka hingga menyebabkan ke empat ban bocor dan kerusakan di atap serta bagian chasis mobil. Perilaku ini ternyata biasa terjadi, karena gajah di saat birahi sering menggosok-gosokkan tubuhnya ke batu ataupun pohon-pohon.

4. Singa menyerang sepasang remaja yang sedang bercinta di taman nasional
Pihak Taman Nasional Zimbabwe sudah memperingatkan kepada masyarakat untuk tidak melewati jalan setapak di hutan, karena sangat rentan akan serangan singa. Sayangnya, peringatan ini tidak digubris oleh Sharai Mawera bersama pacarnya.

Mereka malah melakukan hubungan intim di hutan. Nahas, tiba-tiba datang singa mengamuk serta menyerang kedua pasangan muda ini.

Sharai tewas secara mengenaskan dengan kondisi tangan terputus dan tubuh rusak berat. Sang pria pacar Sharai berhasil menyelamatkan diri meski masih dalam kondisi tanpa sehelai benang pun.

5. Pria India diterkam harimau putih
Tidak diketahui secara pasti penyebab seorang pria bernama Maqsood bisa terjatuh dari dinding pagar pemisah ke halaman kandang Harimau. Pelajar asal India itu hanya jongkok dan mengawasi gerak-gerik harimau yang persis di dekatnya.

Tidak lama kemudian, harimau itu menerkam leher dan menyeret Maqsood ke dalam halamannya. Para pengunjung hanya bisa menyaksikan saat pria itu berteriak kesakitan hingga akhirnya tewas secara mengenaskan. ** Baca juga: Edan! Pria Ini Tertidur Saat Mobil yang Dikemudikannya Melaju Kencang

Ya, terkadang perilaku hewan sering tidak bisa diprediksikan.(ilj/bbs)




Demi Selamatkan Sang Adik, Remaja Ini Berkelahi dengan Macan Tutul

Kabar6-Naresh Kaluram Bhala (14) memang remaja pemberani sekaligus kakak yang bertanggung jawab. Demi menyelamatkan nyawa Harshad Vitthal Bhala (7), adiknya, Naresh nekat berkelahi dengan macan tutul.

Insiden ini terjadi ketika keduanya sedang berada di peternakan nenek mereka yang bernama Kanhibai, di desa Karpatwadidekat hutan Murbad, negara bagian Maharashtra, India. Saat sang nenek sedang sibuk bertani, melansir newsbeezer, Naresh dan Harshad sedang berkeliaran mencari buah beri di hutan. Tanpa mereka sadari, seekor macan tutul sudah mengintai di balik semak, dan tiba-tiba melompat menerkam.

Awalnya, macan tutul itu mengincar Naresh yang kemudian berhasil menghindar. Selanjutnya, hewan buas tadi mengalihkan sasaran ke Harshad, dan berhasil melukai bocah itu. Naresh pun segera mengambil beberapa batu dan batang kayu yang kebetulan ada di tempat itu, dan digunakan untuk memukuli macan tutul tersebut hingga melepaskan cengkeramannya di tubuh Harshad.

Setelah itu keduanya berteriak minta tolong. Kanhibai yang mendengar teriakan kedua cucunya itu langsung berlari ke arah hutan sambil membawa sabit. Beruntung macan tutul itu lari ketakutan dan kabur masuk ke dalam hutan karena melihat Kanhibai membawa senjata tajam.

Sehari setelah peristiwa itu, pasukan penjaga hutan menemukan macan tutul itu dalam kondisi tak bernyawa, 300 meter dari lokasi penyerangan. Bangkai macan tutul betina berusia antara 10-12 tahun itu kemudian dibawa ke Taman Nasional Sanjay Gandhi untuk diotopsi. ** Baca juga: Laptop Penuh Virus Berbahaya Terjual Seharga Rp18,2 Miliar

Tim dokter hewan tak menemukan adanya luka atau ketidaknormalan pada tubuh hewan tersebut. Diduga kuat, macan tutul itu mati karena usianya yang memang sudah tua.(ilj/bbs)




Tragis! Usai Diinjak Gajah, Pria Ini Dimakan Singa

Kabar6-Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tingga, itulah nasib tragis yang dialami seorang pemburu badak. Berawal dari penemuan mayat seorang pria yang tidak diungkap identitasnya di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan.

Polisi Afrika Selatan yakin, pemburu badak tersebut tewas mengenaskan akibat diinjak oleh gajah dan kemudian disantap oleh sekumpulan singa. Melansir theguardian, salah satu polisi Afrika Selatan yang bernama Leonard Hlathi mengatakan, ia menerima informasi tersebut dari sekelompok pria yang memasuki taman tersebut pada awal April lalu untuk memburu badak, “Kemudian tiba-tiba seekor gajah menyerah dan membunuh salah satu di antara mereka.”

Disebutkan, “Mereka mengaku bahwa mereka harus mengangkut mayatnya ke jalanan dan berharap agar orang yang melewati jalanan tersebut menemukannya di pagi hari. Kemudian mereka menghilang dari taman tersebut.”

Sekelompok pria, dikatakan Hlathi, buru-buru meninggalkan taman dan segera melaporkan kepada keluarga korban mengenai insiden yang terjadi, untuk kemudian menghubungi pihak kepolisian.

Jenazah pemburu tersebut ditemukan setelah dilakukan pencarian dengan metode penjelajahan dan pesawat terbang. Para penjaga hutan, polisi, dan sisa anggota kelompok pemburu liar yang tersisa ikut teribat dalam pencarian tersebut.

“Dugaan kuat bahwa sekumpulan singa telah menyantap jenazah sehingga yang tersisa hanya tulang belulang saja,” jelas Isaac Phaahla, general manajer Taman Nasional Kruger. Sementara keempat anggota kelompok pemburu liar lain telah ditangkap dan diadili. ** Baca juga: Mata Sakit, Dokter Temukan 4 Ekor Lebah di Bawah Kelopak Mata Seorang Wanita Taiwan

Diketahui, Afrika Selatan merupakan rumah bagi sekira 80 persen populasi badak dunia. Ironisnya, banyak perburuan liar terkonsentrasi di Taman Nasional Kruger, sehingga berdampak sangat buruk bagi populasi badak di sana.(ilj/bbs)