1

Polres Lebak Pastikan Cek Senpi dan Psikologi Anggota

Kabar6.com

Kabar6-Psikologi anggota Polres Lebak yang memegang senjata api (Senpi) dipastikan kembali dites. Selain psikologi anggota, kondisi fisik maupun administrasi senjata api (Senpi) yang dipegang juga kembali diperiksa.

Pemeriksaan kembali psikologi anggota dan senpi yang digunakan anggota dilakukan Polri untuk menghindari terjadinya kembali insiden penembakan oleh oknum anggota polisi berinisial CS di RM Cafe, Cengkareng, Jakarta Barat, yang menewaskan tiga orang beberapa waktu lalu.

“Sudah, kami sudah laksanakan, mengecek kembali kartu-kartu (Administrasi) yang telah habis masa berlakunya dan memang harus dilakukan perpanjang serta kembali melakukan tes psikologi,” kata Kapolres Lebak AKBP Ade Mulyana kepada Kabar6.com di Makodim Lebak, Selasa (2/3/2021).

Ade menjelaskan, tes psikologis merupakan salah satu pemeriksaan yang wajib dijalani oleh anggota Polri baik yang akan maupun sudah menggunakan senpi. Tes psikologi dilakukan secara rutin untuk memastikan anggota Polri layak memegang senpi.

“Tes psikologi memang jadi syarat anggota Polri layak atau tidak memegang senpi yang secara rutin dilakukan enam bulan sekali oleh tim dari Polda,” terang Ade.

**Baca juga: Jalan Nasional di Lebak Rusak, JB: Di Bawah Enggak Nyampein ke Pusat

Kemudian, ia juga sudah menekankan kepada seluruh anggota polres dan polsek terkait instruksi Mabes Polri mengenai larangan anggota Polri memasuki tempat hiburan dan meminum-minuman keras.

“Saya sudah tekankan instruksi dari mabes kepada seluruh personel agar bisa dipatuhi. Kalau melanggar kami berikan sanksi tegas,” kata Ade.(Nda)




Jelang Pilkada 2020, Polres Pandeglang Latih Psikologi Anggota

Kabar6.com

Kabar6-Dalam rangka menghadapi Giat operasi kepolisian tahun 2020, Polres Pandeglang menyelenggarakan pelatihan dukungan psikologi terhadap personilnya. Pada kegiatan tersebut. Anggota Polres di latih untuk bisa memanajemen psikologi, mulai dari tingkah laku, emosional dan sikapnya saat bertugas sebagai anggota polri. Selasa 21 Januari 2020

Kegiatan ini adalah salah satu bentuk kesiapan yang dilaksanakan Polres Pandeglang, terutama menjelang Pilkada dan persiapan pengamanan Pipkada 2020, kemudian kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun SDM polri yang unggul dan siap untuk melayani masyarakat kepolisian.

” Kegiatan ini adalah untuk membentuk SDM Polri khususnya yang bertugas di p Polres pandeglang, agar mereka lebih siap siaga dalam mengahadapi situasi dan kondisi dalam bertugas, dengan mengedepankan pelayanan kepada masyarakat, salah satunya dengan akan dilaksanakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupayi kabupaten Pandeglang ” Ungkap Wakapolres Pandeglang Kompol Heri Wahyu Mandung.

**Baca juga: Bakal Dihapuskan, Tenaga Honorer di Pandeglang Hanya Bisa Pasrah.

Dalam pelatihan psikologi yang di pimpin oleh Ipda Nur Khafid dari Ro SDM Polda Banten, ia menekankan kepada para peserta untuk dapat mengatur tingkat emosional dan tingkat stres agar dapat terkendali. Karena stres yang berlebihan akan merusak tatatan perencanaan meski telah di rencanakan sebaik apapun.

” Kami berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, anggota Polri Polres Pandeglang akan bisa lebih siap lagi dalam menghadapi berbagai persoalan di lapangan. Baik dalam pelaksanaan operasi ataupun dalam kegiatan rutin sehari-hari, terutama dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat, terciptanya Polisi yang menjadi pengayom masyarakat ” Tandasnya.(Aep)




Fakta Ilmiah Cinta Pada Pandangan Pertama

Kabar6-Pernahkan Anda langsung jatuh hati pada lawan jenis saat pertama kali berjumpa? Kondisi yang disebut sebahai ‘cinta pada pandangan pertama’ ini sepertinya memang banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Namun tahukah Anda, ternyata ada sejumlah fakta ilmiah yang bisa menjabarkan tentang cinta pada pandangan pertama, lho. Penasaran? Melansir Quipper, berikut beberapa fakta ilmiah yang dimaksud:

1. Ada reaksi kimia pada otak saat merasakan cinta pada pandangan pertama
Menurut pakar neuropsychotherapist, dr. Trisha Stratford, ketika seseorang merasakan jatuh cinta, sebenarnya di otaknya telah terjadi reaksi kimia.

Otak seseorang yang tengah jatuh cinta menciptakan dopamin dan serotonin yang bisa menciptakan perasaan hangat dan bahagia. Semakin besar perasaan itu, maka semakin kuat perasaan cinta yang dirasakan.

2. Cinta pada pandangan pertama muncul saat diri kita melihat orang lain seperti bercermin
Anda bisa langsung jatuh cinta pada seseorang saat pertama bertemu, bisa jadi disebabkan karena merasa ada bagian dari diri Anda dalam orang tersebut. Ibarat Anda merasa sedang bercermin.

Entah dari gaya berpakaian, cara bicara, atau gerak tubuhnya. Secara psikologis, Anda merasa terikat atas kesamaan itu kepada orang yang membuat Anda jatuh cinta pada pandangan pertama itu. Kesamaan itu membuat Anda lebih nyaman.

3. Cinta pada pandangan pertama tak seindah kisah dalam dongeng
Banyak yang mengira, cinta pada pandangan pertama akan seindah dan seromantis kisah dalam dongeng. Faktanya, cinta pada pandangan pertama bukan berarti cinta Anda akan langsung abadi dan mengalami keindahan cinta selamanya.

Hal ini karena hubungan cinta itu tetap harus dirawat dan dijaga. Mulai dari saling memahami antara satu dengan lainnya, saling menerima kelebihan dan kekurangan, dan lain sebagainya.

4. Bisa jadi ilusi positif yang Anda ciptakan sendiri
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Universitas Groningen pada 2017, cinta pada pandangan pertama merupakan ilusi yang positif. Ilusi itu sendiri dapat dipahami sebagai sesuatu yang hanya ada dalam angan-angan atau sebuah khayalan.

Menurut para peneliti, ketika Anda jatuh cinta, khususnya pada pandangan pertama, ilusi ini kerap muncul dalam otak. Khayalan itu tentang orang yang telah menarik hati sejak pertemuan pertama.

Ilusi tentang orang itu akan terus muncul dalam otak, sehingga otak yakin akan perasaan cinta yang Anda rasakan di awal pertemuan. Perasaan itu akan membuat Anda mencintai orang itu meski baru pertama kali bertemu.

5. DNA menentukan seseorang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama
Fakta menarik soal jatuh cinta pada pandangan pertama yang cukup unik adalah seseorang bisa jatuh cinta karena adanya persamaan DNA. Ya, secara tak sadar, ketika seseorang jatuh cinta, ternyata ada kesamaan struktur DNA antara dirinya dengan orang yang disukai pada pandangan pertama.

Hal ini karena ketika seseorang jatuh cinta, maka akan berdampak pada tubuhnya. Mulai dari mengubah sistem kekebalan tubuh hingga membuat pupil mata orang tersebut melebar saat menatap orang yang disukainya.

Anda bisa jatuh cinta pada pertama kali dengan seseorang yang memiliki kondisi fisik, aroma, hingga suara yang kiranya berkaitan dengan diri Anda. Jadi, secara tak langsung, DNA Anda yang sebenarnya jatuh cinta.

6. Persamaan pribadi juga menentukan terjadinya jatuh cinta pada pandangan pertama
Fakta psikologis jatuh cinta pada pandangan pertama, disebabkan adanya persamaan pribadi. Otak akan cepat merasa ‘klik’ dengan seseorang yang sekiranya memiliki kepribadian sama dengan Anda.

Anda tentu tidak akan sadar. Tapi, kepribadian orang itu secara garis besar memiliki kesamaan dengan kepribadian Anda. Jadi orang yang mampu membuat Anda jatuh cinta pada pandangan pertama adalah yang kepribadiannya mirip sekali dengan Anda.

7. Pria lebih cepat jatuh cinta pada pandangan pertama
Dr. Helen Fisher, seorang ahli dalam hal hubungan dan percintaan, mengatakan bahwa pria lebih cepat merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Hal ini karena pria cepat menilai seseorang, khususnya wanita, secara visual dan beranggapan bahwa wanita yang dilihat adalah tambatan hatinya.

Pria jarang sekali mengolah informasi lebih tentang wanita yang disukainya dari visualnya, yakni tampak fisiknya. Namun tidak jarang juga pria yang merasakan jatuh cinta pertama kali pada seorang wanita setelah melakukan komunikasi secara rutin. ** Baca juga: Cara Berpikir yang Salah Bisa Hambat Berat Badan Turun

Jadi, percayakah Anda bahwa jodoh adalah cerminan diri kita sendiri? (ilj/bbs)




Studi: Lunasi Utang Dapat Perbaiki Kesehatan Psikologis

Kabar6-Sebuah studi terbaru dari Social Service Research Centre (SSR) di National University of Singapore (NUS) membuktikan, melunasi utang dapat memperbaiki kesehatan psikologis, bahkan mampu meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.

Studi ini merupakan hasil kolaborasi dari Dr. Ong Qiyan dan Irene Ng dari NUS Faculty of Arts and Social Sciences, serta Walter Theseira dari SUSS School of Business. Penelitian tersebut, melansir womantalk, melibatkan 196 partisipan dari keluarga berpenghasilan rendah dan memiliki utang. Seluruh partisipan tercatat memperoleh bantuan dari program Getting Out of Debt (GOOD) yang dikelola lembaga amal Methodist Welfare Services. Program ini ditujukan bagi keluarga dengan penghasilan bulanan kurang dari sekira Rp15.700.000, serta memiliki utang dalam jumlah besar selama enam tahun terakhir.

Utang yang dimiliki para partisipan termasuk biaya sewa atau cicilan rumah, tagihan listrik dan telepon, serta masih banyak lagi.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini, para peneliti melakukan survei yang mengukur tingkat kecemasan dan fungsi kognitif, serta kemampuan para partisipan dalam membuat keputusan finansial. Survei dilakukan sebelum partisipan mendapat bantuan dana dari GOOD dan tiga bulan setelah menerima bantuan.

Hasilnya, tingkat kecemasan yang dialami para partisipan mengalami penurunan, sedangkan fungsi kognitif tercatat naik setelah menerima bantuan. Kemampuan dalam mengambil keputusan pun menjadi lebih baik. Besarnya nominal utang yang berhasil dilunasi juga berpengaruh terhadap kondisi ini.

Semakin besar utang yang dilunasi, semakin tinggi pula efek positif yang dirasakan terhadap kondisi psikologis. Theseira memaparkan, pengaruh utang terhadap kesehatan psikologis pada keluarga berpenghasilan rendah sangat berbeda dengan efeknya pada keluarga berkecukupan.

“Walau fokus studi ini ialah keluarga berpenghasilan rendah, tetapi banyak pula keluarga berkecukupan yang memiliki utang. Mengapa sebagian orang mampu mengelola utang dengan baik, sedangkan sebagian lagi merasa stres saat berhadapan dengan utang? Jawabannya, karena orang-orang yang berkecukupan memiliki modal untuk melunasi utangnya dengan mudah,” urai Theseira.

Ditambahkan, “Kita bisa dengan mudah membayar tagihan dengan kartu kredit, kita juga memiliki tabungan yang cukup jika sewaktu-waktu ada pengeluaran mendadak. Namun, kondisi ini tidak dirasakan orang-orang yang berpenghasilan rendah.” ** Baca juga: Olahraga yang Tepat Bantu Perut Rata

Efek psikologis dari utang yang membuat stres inilah, menurut Theseira, yang akhirnya membuat banyak orang terjebak dalam kubangan utang, yang seolah tidak ada habisnya.(ilj/bbs)




Sering Curhat di Medsos Bisa Timbulkan Efek Negatif pada Psikologis Anda

Kabar6-Seringkali kita membaca postingan di media sosial (medsos) berupa curhatan pemilik akun, entah itu perihal masalah di lingkungan sekitar, percintaan, pergaulan sehari-hari, atau bahkan kalimat umpatan yang ditujukan pada seseorang.

Namun tahukah Anda, curhat atau mengomel di medsos ternyata bisa memberi efek negatif pada psikologis diri, bahkan dalam jangka panjang? Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Behavior Research Methods edisi Oktober 2018 ini, melansir womantalk, berisi hasil penelitian terhadap ratusan juta obrolan di chat room sebuah game online. Selama beberapa bulan, sekira 600 ribu percakapan para pemain berusia 8-12 tahun berhasil direkam untuk diteliti.

Hasilnya, pesan bernada positif tidak hanya berdampak pada lawan bicara, tetapi juga akan kembali kepada orang yang mengatakannya. Efeknya berlangsung mulai hitungan detik sampai satu menit. Sayangnya, hasil berbeda diperlihatkan oleh pesan bernada negatif yang akan berlanjut sampai rata-rata delapan menit. Ungkapan kekesalan hingga makian akan menyebar ke beberapa orang hingga akhirnya kembali lagi ke orang yang mengungkapkannya.

Seth Frey, pakar komunikasi dari University of California-Davis, menyebutkan bahwa temuan ini dapat menjadi acuan dalam memahami perilaku anak-anak muda di dunia maya, khususnya di media sosial.

“Kita bisa mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan kemampuan mereka dalam merespons secara dewasa, baik positif maupun negatif, secara online maupun offline,” urai Frey.

Ditambahkan, subjek penelitian ini lebih muda dibandingkan pengguna media sosial pada umumnya. Di rentang usia ini, mereka cenderung lebih emosional, memiliki opini yang cukup kompleks, dan lebih mahir dalam menggunakan komputer. ** Baca juga: 5 Makanan & Minuman yang Bantu Atasi ‘Lidah Terbakar’ Akibat Konsumsi Makanan Pedas

Prediksi Frey, polanya akan lebih kuat jika diaplikasikan di kalangan pengguna media sosial di usia dewasa.(ilj/bbs)




Mengapa Alami Mimpi Buruk?

Kabar6-Nyaris setiap orang pernah mengalami mimpi buruk. Tak jarang beberapa orang mengalami kecemasan saat sedang bermimpi. Meski seringkali bersifat spontan, beberapa mimpi buruk juga dapat diakibatkan karena satu dan lain hal.

Apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang mengalami mimpi buruk? Melansir beberapa sumber, berikut penjelasannya:

1. Makan terlalu malam
Kebiasaan mengemil saat malam bisa berujung pada kinerja metabolisme dan otak yang semakin aktif ketika Anda terlelap setelahnya. Akibatnya, Anda akan mengalami mimpi buruk.

2. Gunakan obat-obatan
Beberapa narkotik dan antidepresan diklaim dapat mempengaruhi terjadinya mimpi buruk. Selain itu, pengobatan yang berhubungan dengan tekanan darah pun biasanya berefek sama.

3. Berhenti konsumsi minuman beralkohol
Jika Anda biasa mengonsumsi minuman beralkohol, menghentikan kebiasaan tersebut ternyata mengakibatkan mimpi buruk saat malam. Untuk mengatasi dilema ini, bicarakan dengan dokter yang telah berpengalaman.

4. Gangguan tidur & hereditas
Sleep apnea dan restless legs syndrome adalah beberapa tipe sleep disorders yang menyebabkan mimpi buruk. Apabila gejala tersebut tak ditemukan hingga mimpi buruk Anda sudah termasuk kronis, bisa jadi fenomena mimpi buruk ini adalah gangguan tidur itu sendiri yang biasanya disebabkan pula karena faktor keturunan. ** Baca juga: Susah Konsentrasi Bisa Dipicu 5 Kebiasaan Buruk Ini

5. Masalah psikologis
Tekanan emosional akan sangat berpengaruh terhadap kualitas mimpi Anda. Terlebih apabila Anda baru saja mengalami musibah seperti kecelakaan dan lain sebagainya, trauma tersebut tentu bisa berimbas pada buruknya mimpi saat malam. Demikian pula halnya jika Anda mengalami apa yang disebut sebagai depresi.

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Ada Sejumlah Fakta Aneh Tentang Selingkuh

Kabar6-Sebuah penelitian baru menemukan, seorang wanita cenderung lebih sering berselingkuh bila pasangannya memiliki buah zakar berukuran besar. Para peneliti di the University of Oslo mengamati monyet, belalang, dan khususnya bulu babi.

Mereka menemukan, para betina lebih sering memiliki hubungan seksual dengan pejantan lainnya jika pasangannya memiliki buah zakar berukuran besar. Melansir Yourtango, berikut beberapa fakta aneh tentang perselingkuhan yang didukung oleh sebuah bukti ilmiah dari berbagai penelitian:

1. Facebook dapat picu perselingkuhan
Sebuah penelitian baru yang mengamati mengenai psikologi, perilaku, dan interaksi sosial seseorang menunjukkan bahwa Facebook menyebabkan para penggunanya dapat kembali berhubungan dengan kekasihnya di masa lalu, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perselingkuhan, putus cinta, dan bahkan perceraian.

2. Orang Prancis merupakan orang yang paling sering berselingkuh
Orang Prancis telah banyak dikenal sebagai seorang kekasih yang paling luar biasa. Sayangnya, mereka mungkin bukanlah kekasih yang paling setia. Berdasarkan hasil sebuah survei di Prancis, para peneliti menemukan bahwa sebagian besar pria dan sekira sepertiga wanita mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya.

3. Orang yang suka berpura-pura lebih sering berselingkuh
Jika pasangan sering berpura-pura mencapai orgasme saat berhubungan seks, maka Anda pun harus berhati-hati. Hal ini dapat merupakan pertanda bahwa ia telah mendapatkan kepuasan sebenarnya dari orang lain. Sebuah penelitian menemukan bahwa baik pria maupun wanita yang berpura-pura mencapai orgasme lebih sering berselingkuh.

4. Orang yang berselingkuh senang berbelanja
Tahukah Anda, orang yang sedang berselingkuh ternyata lebih sering berbelanja? Mengapa demikian? Hal ini mungkin dikarenakan mereka harus menjaga penampilan bagi wanita atau pria idaman lain.

Melalui sebuah survei yang dilakukan pada sekira 50 ribu orang wanita, lebih dari sepertiganya mengatakan bahwa mereka lebih sering pergi berbelanja saat mereka memiliki pria idaman lain agar penampilan mereka tetap menarik.

Selain itu, sekira 27 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka memiliki kartu kredit rahasia untuk mencegah pasangannya mengetahui berbagai barang yang dibelinya tersebut.

5. Pria bersuara rendah lebih sering berselingkuh
Berdasarkan sebuah penelitian di bidang psikologi, para peneliti menemukan bahwa para wanita menduga seorang pria dengan suara rendah lebih sering berselingkuh, begitu juga sebaliknya, yaitu para pria juga menduga para wanita bersuara tinggi lebih sering berselingkuh.

Hal ini karena semakin banyak kadar hormon testosteron yang dimiliki oleh seorang pria, maka semakin rendahlah suaranya. Begitu pula, semakin banyak kadar hormon estrogen yang dimiliki seorang wanita, maka semakin tinggilah suaranya. ** Baca juga: Bercinta di Pagi Hari Disarankan?

Percaya atau tidak, semuanya kembali pada Anda.(ilj/bbs)




Metode Psikolog Bantu Diet Sukses

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang sering gagal menjalankan program diet? Padahal sudah berbagai jenis diet dijalankan. Apa yang sebaiknya Anda lakukan agar berat badan tidak melonjak

Ada satu metode menurunkan berat badan yang didukung psikolog, melansir Sindonews, untuk membantu nda yang sering gagal menjalankan program diet. Metode apa yang dimaksud? Berkut uraiannya:

1. Jadilah jujur dengan diri sendiri
Hal yang penting dilakukan adalah jujur sepenuhnya terhadap diri sendiri. Jadi, sebelum memutuskan untuk melakukan diet, penting untuk memastikan bahwa asupan gizi Anda tepat dan cukup.

Sangat penting juga bahwa Anda tidak berakhir melawan tubuh sendiri dalam perjalanan menurunkan berat badan. Belajar menerima diri sendiri menjadi salah satu hal terbesar yang dapat dilakukan.

2. Hipnosis
Tingkat metabolisme setiap orang berbeda dan tidak ada dua orang yang bisa menurunkan berat badan dengan bantuan metode yang sama. Jika metode tradisional tidak berhasil, cobalah hipnosis, yaitu cara yang baik untuk memotivasi Anda dan membantu membentuk koneksi pada tingkat yang lebih dalam. Anda tidak perlu mengunjungi seorang terapis untuk hal yang sama. Ambil napas dalam-dalam saja dan mulailah membayangkan bagaimana Anda menginginkan tubuh ideal.

Penguatan positif semacam itu dapat menghilangkan stres dan menuntun Anda ke jalur penyembuhan holistik.

3. Lihat di luar gambaran besar
Penting untuk memahami bahwa ada kehidupan di luar skala timbangan. Bahkan jika Anda menurunkan berat badan, sangat dibutuhkan agar Anda tetap berkonsentrasi pada tujuan dan jangan biarkan pergi untuk itu.

Alasan menurunkan berat badan harus tetap bersama dalam jangka panjang, jika Anda ingin mempertahankan hasil yang optimal.

4. Hentikan makan secara emosional
Makan emosional (pesta makan) adalah salah satu penyebab terbesar kenaikan berat badan berlebih. Jika Anda ingin menurunkan berat badan dan makan sehat, penting untuk menerima bahwa makan emosional hanya akan menambah berat badan. Jika masih tidak yakin, coba tuliskan apa yang Anda makan. Ini akan membuat Anda lebih sadar.

5. Jangan ngidam
Setiap kali Anda merasa ingin makan yang diidamkan layaknya wanita hamil saat menginginkan sesuatu, maka tekan titik akupresur di wajah dan tubuh seperti di bawah mata dan tulang selangka, itu akan mengirim sinyal ke tubuh untuk tenang dan membantu membuat pilihan yang lebih baik. ** Baca juga: Mulai Sekarang Kurangi ‘Bermain’ dengan Ponsel Agar Kulit Wajah & Leher Tidak Keriput

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Peran Ilmu Psikologi Binus Alam Sutera Dalam Program Pembinaan Mental WBP

kabar6.com

Kabar6-Universitas Bina Nusantara (Binus) Alam Sutera Tangerang membahas peran ilmu psikologi dalam program pembinaan mental di lembaga permasyarakatan oleh organisasi masyarakat sipil, di Ruang Auditorium Kampus Anggrek Binus University, Jumat (28/9/2018).

Kegiatan yang diinisiasi bersama The Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) serta Yayasan Tifa ini diikuti ratusan mahasiswa semester 1 Jurusan Psikologi Binus University.

Bahasan ini dilakukan karena berakhirnya pelaksanaan program ‘Mendorong kemitraan public-privat melalui program inovatif rehabilitasi Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) yang memiliki pengalaman traumatis dan kendala dalam pengelolaan stress serta emosi’ di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang.

“Program ini dilakukan dalam rangka mendukung perlindungan kelompok rentan dan marjinal,” kata Dr Istiani dihadapan media.

Dalam program yang telah dijalankan tersebut, Kata Istiani, para WBP yang mengalami stress dan kondisi emosi yang tidak stabil, dapat melakukan konseling baik secara pribadi maupun kelompok.

“Sehingga para WBP dapat memahami permasalahan yang dialami serta berusaha untuk mengelola emosi dan dampak trauma sebaik mungkin,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga memberikan beragam pelatihan seperti parenting skill, pelatihan interpersonal dan komunikasi efektif.

Istiani berharap, agar rangkaian kegiatan ini dapat memberikan solusi atas kendala psikologis dan sosial para WBP yang kerap kali menjadi hambatan dalam bersosialisasi di Lapas dan interaksi dengan sesame WBP.

**Baca juga:Camat Ciputat Timur Memasuki Purna Tugas.

Hasil dari berjalannya program tersebut, pihaknya berhasil merangkum metode baru dengan membuat buku panduan untuk petugas Lapas dan buku saku untuk WBP. “Dan kami sudah menyumbangkan 300 buku,” terangnya. (fit)




Berenang Bantu Sehatkan Mental

kabar6.com

Kabar6-Banyak orang memilih berenang karena olahraga yang satu ini memiliki sifat menggerakkan semua organ, mulai dari organ yang bersifat fisik seperti tulang, persendian hingga otot sampai pada organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lain sebagainya. Semua organ itu bergerak secara bersinergi pada saat kita berenang baik di permukaan air maupun di dalam air.

Selain sehat, berenang ternyata juga dapat mengurangi stres. Saat Anda berenang, sel-sel otak akan tumbuh dan mendorong neurogenesis hippocampal untuk melawan stres. Seorang peneliti dari Australia mengatakan, berenang juga dapat meningkatkan aliran darah. Nah, aliran darah yang lancar, seperti dilansir Lifehacker, akan memberikan banyak nutrisi pada otak. Jika otak sehat, maka gangguan mental seperti stres tidak akan terjadi.

Disebutkan, berenang mirip dengan olahraga yoga. Keduanya melibatkan peregangan otot dan mengembangkan pola pernapasan untuk mengurangi stres dan menurunkan tingkat emosinal. Apabila Anda sering berenang, maka sama seperti sedang melakukan meditasi pada olahraga yoga. ** Baca juga: Bagaimana Pengaruh Musik pada Otak?

Tak hanya itu, spesialis riset Ipsos MORI telah melakukan penelitian yang menunjukkan manfaat psikologis dari berenang. Menurut mereka, 74 persen orang yang senang berenang mengaku dapat melepaskan stres dan ketegangan.(ilj/bbs)