1

Kabupaten Tangerang Bentuk Gugus Tugas Covid-19 Sampai Tingkat RT

kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengimbau Camat di Kabupaten Tangerang untuk membentuk gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

“Saya mengimbau kepada camat untuk membentuk gugus tugas percepatan penanganan corona virus disease 2019 sampai ke tingkat Rt,” kata Zaki .

Dengan adanya trend peningkatan penemuan pasien ODP, PDP, dan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tangerang di minta kepada camat untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Membentuk gugus tugas yang menangani covid-19 di semua tingkat dari keluarahan/desa, Rw dan Rt.

Melakukan penyampaian informasi pencegahan dan penanggulangan covid-19 kepada seluruh masyarakat dengan menggunakan saluran komunikasi yang ada di masyarakat.

Memfasilitasi dan mendorong para lurah, Kades, Rt, Rw, Kades Kesehatan, dan lembaga sosial berbasis Masyarakat untuk aktif melakukan sebagai upaya pencegahan penularan covid-19.

Mendorong Partisipasi masyarakat untuk melakukan upaya kebersihan personal dan kesehatan rumah sebagai dari perwujudan prilaku hidup sehat dan bersih (PHBS).

Mendorong dan mengatasi masyarakat dalam melaksanakan pembatasan kontak fisik pada sebagai sarana yang ada seperti di tempat kecamatan, pasar lokal/desa, tempat ibadah, sarana okah raga, dan sarana release.

**Baca juga: Bupati Zaki Siapkan Proposal PSBB Kabupaten Tangerang.

Membentuk dan mengaktifkan lumbung-lumbung Pangan di Rt, Rw untuk mengatasi dampak sosial yang terjadi akibat penyebaran covid-19.

Memanfaatkan anggaran dana desa/kelurahan untuk memberikan dukungan kepada masyarakat yang terdampak covid-19 sesuai dengan peraturan perundang-perundangan yang berlaku. (Tim K6)




Bupati Zaki Siapkan Proposal PSBB Kabupaten Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kabupaten Tangerang menggelar Rapat Kordinasi (Rakor) persiapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB) di Kabupaten Tangerang, acara ini di gelar di Gedung Serba Guna (GSG) di Tigaraksa Kabupaten Tangerang, Kamis (09/04/20)

Acara tersebut di hadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Tangerang, Sekretaris Daerah, Asisten Daerah, pimpinan perangkat daerah, pimpinan rumah sakit

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar selaku ketua gugus tugas percepatan penanganan corona virus disease (Covid-19) Kabupaten Tangerang mengatakan bahwa rapat kordinasi Ini bagian dari rangkaian persiapan kita untuk melaksanakan PSPB di Kabupaten Tangerang

“Sebelum PSPB di berlakukan di Kabupaten Tangerang saya berharap ada jejaring masyarakat untuk jadi garda terdepan untuk mengedukasi masyarakat dalam rangka penetapan PSPB karna banyak hal yang akan di lakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk memutus rantai covid-19 ” ucap Zaki

Lanjut Zaki, sangat memahami setelah sebulan ini banyak masyarakat sudah mulai gelisah baik secara ekonomi, sosial maupun elemen masyarakat dan keagamaan, Ini juga bukan merupakan hal yang sepele karna setiap harinya penyebaran Covid-19 di Kabupaten Tangerang meningkat dan kita belum tahu titik puncaknya sampai kapan

“Kita harus tetap waspada terkait adanya indikasi penularan lokal, ini juga yg akan kita edukasi kepada masyarakat agar penularan lokal tidak tersebar di Kabupaten Tangerang” kata Zaki

Bupati Zaki meminta dukungan kepada masyarakat Kabupaten Tangerang terkait rencana penerapan PSBB yang sedang di persiapan sampai jejaring sosial.

**Baca juga: Kabupaten Tangerang Siapkan Rp 150 Miliar untuk JPS Corona.

“Pemkab Tangerang akan membentuk gugus tugas sampai ke tingkat RW, gugus tugas tersebut sebagai unjuk tombak informasi di lingkungan tingkat bawah Rt,” kata Zaki

Ia mengharapkan kepada masyarakat Kabupaten Tangerang untuk salin membantu pencegahan penularan virus corona dengan memperhatikan cuci tangan dengan sabun, hindari tempat keramean, gunakan masker bila keluar rumah. (Tim K6)




Kabupaten Tangerang Siapkan Rp 150 Miliar untuk JPS Corona

kabar6.com

Kabar6 –  Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan anggaran Jaring Pengaman Sosial (JPS) sebesar Rp 150 miliar dalam menangani Virus Corona atau Covid-19.

Asisten Daerah I Kabupaten Tangerang, Hery Heriyanto mengatakan, dari anggara yang ada rencananya setiap kepala keluarga yang masuk dalam kategori jaring pengaman sosial akan mendapatkan bantuan berupa sembako dengan nilai Rp1 juta.

“Rencananya bantuan itu berupa sembako senilai Rp1 juta, bukan uang tunai dan itu untuk satu bulan,” katanya, Kamis, (9/4/2020).

Perhitungan tersebut, mengacu pada kondisi masyarakat di Kabupaten Tangerang. Dimana, banyak yang kini harus dirumahkan.

**Baca juga: PSBB, Kabupaten Tangerang Tambah Anggaran Penanganan Covid-19.

“Banyak penganggur baru, dan dihitung. Kemudian yang biasanya dapet sekian sehari, ini kan enggak dapet penghasilan dan itu harus diganti. Tapi, saat ini kita masih terus melakukan koordinasi untuk menetapkan rencana tersebut seperti apa nantinya, baik itu besaran uangnya, berubah lagi atau tidak, serta proses distribusinya,” ujarnya.

Pemerintah pun akan meminta kepada Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan untuk melakukan pendataan bagi masyarakat yang betul-betul terkena dampak dan membutuhkan. (Vee)




PSBB, Kabupaten Tangerang Tambah Anggaran Penanganan Covid-19

kabar6.com

Kabar6 – Pemerintah Kabupaten Tangerang menaikkan seluruh anggaran penanganan wabah Virus Corona atau Covid-19 terkait diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Moch Maesal Rasyid mengatakan, penambahan anggaran itu berdasarkan usulan dari setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Ada usulan dari setiap OPD,”ujarnya Kamis 9/4/2020.

Menurut Maesal total anggaran saat ini mencapai Rp240 miliar. Ditambah lagi, bantuan keuangan dari Provinsi Banten senilai Rp13,8 miliar yang berarti, anggaran secara keseluruhan di Kabupaten Tangerang ada Rp253,8 miliar.

Adapun penambahan anggaran terjadi pada penyediaan alat kesehatan ataupun lokasi karantina dari yang sebelumnya Rp70 miliar kini bertambah menjadi Rp90 miliar. Kemudian, untuk anggaran jaring pengaman sosial dari yang sebelumnya Rp20 sampai Rp40 miliar, kini menjadi Rp150 miliar.

**Baca juga: Calon TKI Belum Dipulangkan, ini Kata Penanggung Jawab BLKLN Panongan.

Sementara, untuk saat ini pihaknya juga tengah fokus merumuskan soal proses pendistribusian anggaran pengaman sosial bagi setiap masyarakat yang terdampak virus itu.

“Ini yang mau kita lakukan sementara, apakah pendistribusian berupa sembako atau uang tunai. Selain itu, kita minta Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan untuk mendata masyarakat yang terdampak, seperti tenaga kerja yang dirumahkan, ada juga industri olahan, home industri atau UMKM,” pungkasnya. (Vee)




PHK Hantui Ribuan Karyawan di Kota Tangerang Karena Corona

Kabar6.com

Kabar6-Gelombang PHK kini mulai menghantui ribuan karyawan pabrik di Kota Tangerang dampak wabah Corona atau Covid-19.

Wali Kota Tangerang Arief Rachardiono Wismansyah mengatakan saat ini tercatat 3.042 karyawan yang di PHK dan 651 dirumahkan. “Mereka karyawan dari 53 perusahaan,” ujar Arief, Kamis 9 April 2020.

Saat ini, kata Arief, Kota Tangerang sedang berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dan Kemenaker untuk permohonan kartu pra kerja. “Bisa membantu meringankan saudara saudara kita yang terkena dampak,” ujarnya. **Baca juga: DPRD Desak Dinkes Lebih Serius Perhatikan Penderita Kanker di Kota Tangerang.

Selain itu, Arief menambahkan, saat ini sedang disiapkan jaring pengaman sosial untuk masyarakat yang terdampak Corona, termasuk karyawan yang terkena PHK. (Oke)




Pandemi COVID-19 Bikin Produsen Kondom Terbesar di Dunia Tutup 3 Pabrik Miliknya

Kabar6-Tidak hanya merenggut banyak korban, COVID-19 juga mengguncang perekonomian dunia. Ya, sejak COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), sudah ada ratusan toko maupun pabrik yang tutup.

Salah satunya adalah Karex Bhd, perusahaan Malaysia yang merupakan produsen kondom terbesar di dunia. Karex Bhd, melansir Independent, terpaksa menutup tiga pabriknya selama lebih dari satu minggu setelah pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan lockdown. Selama periode tersebut, tidak ada satu pun kondom yang diproduksi Karex Bhd.

Tidak heran, lambat laun kondom pun akan menjadi barang langka di pasaran. Diketahui, Karex Bhd memproduksi sedikitnya satu dari lima kondom di dunia. Produk-produknya dipasarkan sejumlah brand ternama, termasuk Durex.

Perusahaan yang berdiri sejak 1988 ini juga menyuplai kebutuhan kondom untuk program pencegahan HIV/AIDS dan pengendalian populasi yang diprakarsai PBB lewat UN Population Fund.

Kini Karex Bhd sudah diizinkan beroperasi kembali mulai 27 Maret 2020, namun hanya boleh mempekerjakan 50 persen tenaga kerja, dalam rangka social distancing.

Jadi dapat dipastikan bahwa ketersediaan kondom akan berkurang drastis. Chief Executive Karex Bhd bernama Goh Miah Kiat mengatakan, produsen akan kesulitan memenuhi permintaan dengan kapasitas produksi yang kini dipangkas hingga setengahnya.

“Kita akan melihat terjadi kekurangan kondom di mana-mana dan itu akan menakutkan. Kekhawatiran saya khusus pada program-program kemanusiaan (khususnya di Afrika), kekurangan kondom tidak hanya akan terjadi selama dua minggu atau dua bulan. Bisa berlangsung berbulan-bulan,” jelas Goh.

Namun, Karex Bhd bukan satu-satunya produsen kondom yang terkena imbas pandemi COVID-19. Di Tiongkok, banyak pabrik kondom yang terpaksa tutup atau jumlah produksinya dikurangi. ** Baca juga: Dapat Kecaman, Poster ‘Cara Membuat Suami Bahagia Selama Lockdown’ di Malaysia

CEO DKT International, Chris Purdy, menambahkan bahwa COVID-19 telah mempengaruhi setiap rantai suplai untuk produk-produk kesehatan seksual dan produksi. Mulai dari ketersediaan bahan mentah hingga pengiriman ekspedisi ke mancanegara. “Sampai ke proses clearing produk dan regulasi,” jelas Purdy.

DKT International merupakan lembaga non-profit global yang bertujuan menyediakan pelayanan program keluarga berencana dan pencegahan penularan HIV/AIDS. Salah satunya, memberikan edukasi akan pentingnya penggunaan kondom untuk cegah terjadinya infeksi HIV dan kehamilan yang tak diharapkan.

Semoga pandemi COVID-19 segera berlalu.(ilj/bbs)




Bahaya Mudik Saat Pandemi COVID-19

Kabar6-Aktivitas mudik sudah menjadi tradisi tahunan bagi masyarakat Indonesia. Saat mudik, puluhan ribu orang berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya untuk berkumpul dengan keluarga besar, dan bersama-sama merayakan Idul Fitri.

Sayang, libur lebaran tahun ini tampaknya akan jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun lalu. Pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak mudik saat pandemi COVID-19 masih berlangsung.

Langkah ini ditempuh untuk mencegah penyebaran COVID-19 ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama wilayah dengan akses fasilitas kesehatan yang masih terbatas.

Terlebih lagi, jumlah total orang yang terinfeksi tidak bisa diketahui secara pasti. Karena itulah, aktivitas mudik saat pandemi COVID-19 justru dapat membawa bahaya bagi diri sendiri dan keluarga.

COVID-19 menular dengan sangat cepat. World Health Organization (WHO), melansir Hellosehat, menyebutkan bahwa laju transmisi COVID-19 mencapai 2,5. Artinya, satu orang pasien positif dapat menginfeksi setidaknya dua orang yang sehat. Ketika mudik, Anda terpapar ratusan hingga ribuan orang selama perjalanan. Jumlah orang yang berdekatan dengan Anda tentu lebih banyak lagi, saat Anda menggunakan transportasi umum seperti kereta api, bus, kapal laut, atau pesawat terbang.

Anda pun tidak hanya berdekatan dengan sesama pemudik, tapi juga penjaja makanan, petugas tiket, dan sebagainya. Anda tidak bisa mengenali siapa yang positif COVID-19 dan yang tidak. Bahkan, pasien positif pun mungkin tidak sadar terjangkit COVID-19 karena tidak menunjukkan gejala.

Anda juga bisa tertular COVID-19 jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan. Virus bisa menempel pada fasilitas umum, pintu kendaraan, atau benda lain yang ditemui selama perjalanan.

Bayangkan apabila seseorang tertular COVID-19 saat mudik. Orang tersebut, atau bahkan Anda sendiri, dapat melanjutkan penyebaran ke belasan hingga ratusan orang. Mereka yang tertular tanpa sadar akan membawa COVID-19 ke kampung halamannya.

Anda bisa jadi sudah terpapar virus tanpa menyadarinya, entah di kota asal ataupun selama perjalanan. Di kampung halaman, orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah orangtua Anda, sanak saudara, serta seluruh warga yang belum tentu memiliki akses mudah terhadap fasilitas kesehatan. ** Baca juga: Studi: Angka Kematian Akibat COVID-19 Lebih Tinggi di Negara dengan Tingkat Polusi Parah

Sayangi keluarga, dan setelah pandemi COVID-19 berakhir, Anda tentu bisa mudik ke kampung halaman.(ilj/bbs)




Bantuan Sosial untuk Warga Tangsel Terdampak Corona Rp 300 Ribu

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan, Wahyunoto Lukman mengatakan, Bantuan sosial (Bansos) akan diupayakan sesegera mungkin dengan jumlah bantuan sebesar Rp300 ribu per Kartu Keluarga di satu kali masa tanggap darurat Corona Virus Disease 2019 (Covid19).

Wahyu melanjutkan, penerima bansos akan merujuk berdasarkan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) Dinas Sosial.

Menurut Wahyu, bansos akan diberikan sekitar 10 persen sampai 30 persen jumlah keluarga miskin yang ada dalam DTKS.

Dengan merujuk DTKS Dinsos berarti ada sekitar 36.162 KK bakal menerima bantuan satu kali masa tanggap darurat Covid19.

**Baca juga: Airin Ajak RT dan RW Gabung Gugus Tugas Covid-19.

Wahyu menjelaskan, DTKS menjadi sasaran Bansos khusus Corona bantuan dari Presiden. Dan untuk penerima bantuan Bansos APBD Tangsel akan diberikan kepada warga yang belum pernah menerima Bansos dari manapun.

“Untuk sasaran bantuan dari sumber APBD Tangsel diupayakan untuk mereka prioritas yang belum mendapat bantuan dari program manapun, atau yang tidak ada dalam DTKS,” terangnya kepada Kabar6.com. Rabu (8/4/2020).(eka)




DPRD Banten Tagih Gubernur WH Serahkan Draft Anggaran Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten diingatkan agar fokus dalam menyusun dana refocusing dari realokasi anggaran sebelumnya. Dana tersebut dialokasikan untuk keperluan penanganan serta pencegahan pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19).

“Termasuk rincian anggaran pengamanan jaringan sosial yang akan diberikan langsung kepada masyarakat. Agar diharapkan bisa benar-benar dihitung sesuai dengan kondisi sebenarnya dilapangan, dan tentunya harus tepat sasaran,” kata Ketua DPRD Banten, Andra Soni, Selasa kemarin.

Menurutnya, pandemi corona sudah menimbulkan efek domino bagi masyarakat luas. Apalagi warga kalangan ekonomi menengah ke bawah sangat merasakan dampaknya.

Andra menegaskan, butuh aksi nyata yang mesti dilakukan oleh Gubernur Banten Wahidin Halim. Orang nomor satu di lembaga eksekutif yang akrab disapa WH itu harus mulai memikirkan tentang apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

“Khususunya dalam menjaga keberlangsungan ekonomi masyarakat Banten agar bisa tetap bertahan selama masa pandemi cobid-19 masih terjadi,” tegasnya.

Nantinya masyarakat Banten diharapkan bisa terus bertahan selama beberapa bulan kedepan. Andra menyesalkan rencana penganggaran refocusing yang digarap Pemprov Banten belum diterima oleh dewan.

Pemprov Banten juga tengah dikejar waktu pasca keluarnya instruksi dari Menteri Dalam Negeri tentang Penanganan Covid-19 oleh pemerintah daerah tertanggal 2 April kemarin. Setiap pemerintah daerah hanya punya waktu tujuh hari untuk menyelesaikan anggaran refocusing sebelum nantinya dilaporkan kepada menteri lengkap dengan peraturan gubernur sebagai dasar hukum penganggaran.

**Baca juga: Sampai 7 April, 66 Warga Banten Meninggal Akibat Covid-19.

Jika lewat, maka Pemprov Banten terancam akan kehilangan pendapatannya dari pemerintah pusat. Anggaran dipotong lantaran terlambat menyerahkan laporan anggaran refocusing.

“Sebagai bagian dari pemerintahan Provinsi Banten, seharusnya pihak eksekutif koordinasi dengan dewan. Namun ini kenyataannya beda, laporan pun belum kita terima,” utara Andra.(Den)




Positif Corona, Ini Sebaran 43 Warga Tangsel Masih Dirawat

kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 43 jiwa warga asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tercatat masih menjalani perawatan medis. Perawatan intensif harus mereka lakoni karena positif terjangkit corona virus disease 2019 (Covid-19).

Angka di atas dihimpun dalam update data rekapitulasi tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel per Senin, 7 April 2020 pukul 15.00 WIB. Pasien positif corona terbanyak berdomisili di Kecamatan Pondok Aren dan Ciputat.

“Tugas kita pemerintah untuk bergotong royong dengan tenaga medis kesehatan negeri maupun swasta,” ungkap Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany kepada kabar6.com ditemui di kantornya, Rabu (8/4/2020).

Kasus warga positif corona di Kecamatan Pondok Aren yang masih dirawat ada 20 orang. Warga yang dinyatakan sudah sembuh 2 orang, dan 5 jiwa meninggal dunia.

Sementara warga asal masing-masing wilayah di Kecamatan Setu dan Serpong Utara 3 orang masih dirawat. Warga di Kecamatan Ciputat Timur 3 orang masih dirawat dan 2 jiwa meninggal dunia.

Begitu juga dengan Kecamatan Serpong. Terdapat 3 warga sekitar masih dirawat, dan 2 jiwa meninggal dunia. Warga di Kecamatan Ciputat yang masih dirawat ada 7 orang dan 2 meninggal dunia.

**Baca juga: Update Corona, 42 Pasien Warga Tangsel Dinyatakan Sembuh.

Sedangkan warga asal Kecamatan Pamulang yang masih dirawat akibat positif corona ada 4 orang. Airin bilang, seluruh warga pasien menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan yang lokasinya tersebar di daerah Banten serta Jakarta.

“Untuk menyembuhkan orang yang sakit semaksimal mungkin sehingga bisa tertolong. Kita juga mendorong bagi masyarakat ODP dan PDP yang sehat, tentunya juga kita pantau kita jaga mau isolasi mandiri di rumahnya masing-masing,” jelas Airin.(yud)