1

Hal Sehat yang Harus Dilakukan Selama Traveling

Kabar6-Musim liburan tentu saja identik dengan traveling atau liburan, entah itu di dalam negeri maupun ke luar negeri. Meskipun demikian, selama liburan Anda disarankan untuk tetap menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Ada beberapa hal sehat yang harus dilakukan selama traveling. Melansir beberapa sumber, berikut hal-hal yang dimaksud:

1. Bawa pencegah
Kemas pada tas (tangan) hand-sanitizer dengan kandungan alkohol 50 persen (alkohol pembunuh kuman yang baik), tisu basah antibakteri, pashmina untuk selimut atau penghangat badan, plester luka, dan obat antiflu ringan.

2. Suntik vaksin
Tidak ada salahnya lakukan hal tersebut sebelum Anda pergi ke luar negeri. Bukan hanya vaksin hepatitis A atau meningitis, bahkan vaksin antiflu pun diperlukan.

3. Kenakan kacamata
Memakai lensa kontak berisiko membuat mata kering dan riskan tertempel bakteri. Kenakan lensa kontak jika memang benar-benar diperlukan. Tapi sebaiknya jangan dikenakan ketika di pesawat. Selain itu, memakai kacamata mencegah Anda sering menyentuh atau menggosok-gosokkan mata.

4. Bersihkan tangan setelah menyentuh tempat-tempat rawan tumpukan bakteri
Anda mungkin tidak menyadari bahwa mesin penjual tiket, ATM, pegangan pintu, baki makan dan meja resto, serta pintu toilet rawan bakteri. Begitu juga jika sudah menyentuh banyak orang. Bila tidak memungkinkan membersihkan tangan saat itu, hindari menyentuh tangan, hidung, dan mulut.

5. Waspada di toilet umum
Toilet mengandung banyak bakteri. Jangan letakkan tas di lantainya atau peralatan toiletries Anda di meja wastafel (counter). Jika terpaksa, bersihkan dengan disinfektan setelahnya. Tutup toilet saat flushing. Bila tidak ada tutupnya, flush sambil meninggalkan toilet tersebut.

Jangan lupa, cuci tangan dengan sabun dan air, bersihkan selama 15 detik. Pakai tisu pula begitu menyentuh pegangan pintu, atau bersihkan lagi dengan hand-sanitizer begitu keluar dari tempat tersebut.

6. Pakai kaus kaki
Kenakan kaus kaki saat mesti melepas sepatu di pemeriksaan keamanan bandara. Anda tidak tahu apa yang akan menempel pada kaki, yang menempel juga pada tangan begitu mengenakan sepatu kembali.

7. Bersihkan tempat duduk
Gunakan tisu antibakteri membersihkan lokasi duduk (sandaran, meja makanan, tempat majalah, hingga jendela). Kesannya memang berlebihan, tapi ini lebih baik daripada terjangkit penyakit. Anda tidak tahu apa yang diletakkan orang sebelumnya.

8. Duduk daripada berdiri
Bila memungkinkan, saat berpergian dengan bus atau kereta, cari tempat duduk. Kemungkinan terkontaminasi bakteri atau virus lebih kecil sebab Anda tidak mesti berpegangan pada tiang atau pegangan tangan. Kalau terpaksa berdiri, jangan sentuh wajah atau apa pun barang pribadi selama perjalanan sampai Anda membersihkan tangan.

9. Pakai masker
Masker berguna mencegah bakteri atau polusi. Kalau tidak mau memakainya ketika beraktivitas, kenakan saja dalam perjalanan menuju tempat aktivitas.

10. Selalu pakai hand-sanitizer
Kapan pun dan di mana pun, begitu selesai beraktivitas, bersihkan tangan dengan hand-sanitizer untuk mengurangi bakteri atau virus yang menempel. ** Baca juga: Ini Lho Menu Sarapan yang Tinggi Kalori

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Hindari Penularan dari Anggota Keluarga yang Sedang Sakit

Kabar6-Ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, misalnya terserang flu atau batuk, biasanya akan menular kepada orang-orang di rumah dengan sangat cepat. Karena itulah, tiap anggota keluarga disarankan untuk selalu menjaga kebersihan sekaligus kesehatan tubuh.

Bagaimana caranya? Melansir WebMd, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan dari anggota keluarga yang sakit. Apa sajakah itu?

1. Sering cuci tangan
CDC (Centers of Disease Control and Prevention) mengatakan, mencuci tangan itu seperti vaksin yang dilakukan sendiri, dan menjadi salah satu cara terbaik untuk menghentikan kuman yang coba menyerang. Mencuci tangan dengan bersih dan baik merupakan langkah awal mencegah penularan penyakit.

2. Gunakan hand sanitizer
Hand sanitizer biasanya lebih efektif membunuh mikroorganisme, dibandingkan sabun dan air. Pilih Hand Sanitizer yang minimal mengandung 60 persen alkohol, karena alkohol yang kurang dari 60 persen tidak begitu kurang efektif dalam membunuh berbagai jenis kuman. Mungkin hanya menghentikan beberapa kuman untuk bertumbuh, tapi tidak membunuhnya.

3. Jagalah kebersihan lingkungan rumah
Bersihkan setiap sudut di rumah seperti, dapur, kamar tidur, ruang tamu, kamar anak, kaca jendela (kisi-kisi), rak sepatu, halaman rumah (garasi), dan lain-lain. Tidak sekadar menghilangkan kuman, tetapi untuk membunuh kuman-kuman. Pilih pembersih yang mengandung disinfektan dan sudah memiliki BPOM pada label.

4. Bersihkan mainan anak-anak
Bersihkan mainan anak-anak, terutama ketika penyakit menyerang buah hati Anda. Karena tanpa disadari, balita sering memasukkan mainan ke mulut mereka.

5. Hindari sampah yang menumpuk
Sampah yang menumpuk di rumah tidak hanya menimbulkan bau, tapi juga bisa menjadi pemicu penyebaran kuman di sekitar ruangan, termasuk ‘mengundang’ tikus, semut atau serangga lain berdatangan. Gunakan plastik khusus sampah dan ikat dengan ketat, buanglah pada tempat/bak sampah di luar pekarangan rumah.

6. Jangan sediakan makanan untuk orang lain ketika Anda sakit
Ketika Anda sakit flu, beristirahatlah dengan cukup. Jangan menyiapkan makanan, terutama untuk keluarga kita, selama 48 jam ke depan, sampai gejala flu sembuh, agar aman. Hal ini karena kuman mudah sekali menyebar, bisa lewat udara atau apapun yang kita sentuh.

7. Jaga kebersihan toilet rumah
Toilet merupakan tempat paling rentan kuman, karena disanalah tiap hari kita membersihkan diri, BAB dan BAK. Jadi penting untuk rajin membersihkan permukaan seperti wastafel, toilet, dan lantai kamar mandi, terutama jika kita atau anggota keluarga ada yang sakit perut (diare), muntah atau flu.

8. Bersihkan alat-alat pembersih rumah
Terkadang kuman masih bisa hidup atau bertahan di spons atau kain yang kita gunakan. Cuci kain pembersih dengan air panas. Atau gunakan kain desinfektan sekali pakai atau serbet kertas, dan buang ketika pakai.

9. Ganti sikat gigi lama dengan yang baru.
Menurut ADA (American Dental Association), sebaiknya kita mengganti sikat gigi tiap tiga atau empat bulan sekali.

10. Jaga jarak
Jika kita sakit, hindari untuk tidur satu ruangan dengan keluarga yang sehat, terutama anak-anak, karena biasanya mereka lebih rentan terhadap kuman.

11. Gunakan masker
Gunakan tisu dan masker ketika kita sakit flu atau batuk. Jangan gunakan masker secara berulang-ulang, gantilah masker dua kali sehari. Buang segera ke tempat sampah masker atau tisu yang sudah digunakan, jangan biarkan menumpuk.

12. Vaksinasi.
Vaksin adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit tertentu. Selalu jalani imunisasi teratur pada keluarga kita. ** Baca juga: Media Sosial Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Gangguan Makan?

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Pilih Masker yang Mampu Lindungi Diri dari Abu Vulkanik

Kabar6-Selain untuk menghindari polusi udara, masker juga selalu digunakan saat ada bencana alam seperti gunung meletus, karena menghirup abu vulkanik dalam jangka panjang bisa merusak saluran pernapasan.

Meskipun memiliki fungsi yang sama, terdapat beberapa jenis masker yang masing-masing punya kelebihan. Melansir Detik, ini dia jenis masker yang dimaksud:

1. N95
Masker udara tipe ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk melindungi diri dari partikel abu vulkanik. Masker jenis ini dapat menyaring hingga 95 persen partikel berbahaya yang cenderung tinggal lebih lama di udara dan lebih mungkin terhirup.

Namun yang perlu diperhatikan adalah penggunaan masker N95 yang terlalu lama bisa menyebabkan sesak napas karena akan memperketat daerah pernapasan.

2. N99
Masker jenis ini mampu menyaring partikel debu hingga 99 persen. Namun, masker ini tidak tahan terhadap minyak dan bahan pencemar lainnya. Masker N99 memiliki kualitas tinggi yang mampu memberikan kenyamanan, sebab memiliki filter udara sehingga napas tidak akan terlalu sesak.

3. Kain basah
Bila tidak memiliki masker yang harus digunakan segera, kain basah juga bisa dipakai untuk menyaring debu abu vulkanik. Memang tidak akan semaksimal masker, namun tidak ada salahnya digunakan untuk pertahanan pertama. Tetapi harus diingat bahwa penggunaan kain basah untuk pengganti masker dalam waktu yang lama tidak dianjurkan karena sifatnya yang lembap dan bisa menimbulkan kuman.

4. Masker bedah
Masker ini adalah jenis yang paling mudah dijumpai. Surgery mask atau masker bedah bisa melindungi saluran pernapasan dari abu vulkanik. Jenis masker ini memiliki kemampuan untuk menyaring udara sekitar 65 persen, tidak sebanyak jenis lainnya dan tidak dapat digunakan berkali-kali. Jadi, penggunaannya tetap harus dibatasi dan selalu ganti secara berkala. ** Baca juga: Naik Motor Kurangi Stres?

Pilih masker sesuai kebutuhan Anda agar fungsinya maksimal.(ilj/bbs)




Air Hujan Bisa Bikin Sakit?

Kabar6-Air hujan dipercaya banyak orang dapat membuat kita terkena berbagai penyakit seperti flu, masuk angin, atau diare. Bahkan, ada pula yang percaya kalau air hujan yang turun untuk pertama kalinya setelah kemarau panjang, mengandung sejumlah penyakit.

Benarkah anggapan tersebut? Sebenarnya, melansir Kompas, kehujanan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan bila daya tahan tubuh kita dalam kondisi yang cukup baik. Biasanya virus flu cenderung berkembang biak lebih aktif saat cuaca dingin atau hujan di dalam ruangan yang dipenuhi banyak orang. Pasalnya, pada masa tersebut orang cenderung saling berdekatan dalam jarak dekat satu sama lain sehingga virus dapat menular dengan cepat.

Ketika kehujanan, suhu tubuh menurun. Apalagi jika pakaian yang kita kenakan basah terkena air hujan. Hal ini memungkinkan kita terkena hipotermia karena kondisi badan kehilangan terlalu banyak suhu panas.

Hipotermia memberikan tekanan pada tubuh termasuk sistem imun yang menyebabkan peluang terinfeksi virus lebih besar. Tak jarang hujan dapat memperburuk sistem kekebalan tubuh, tetapi bukan penyebab langsung kita sakit.

Saat hujan, banyak selokan yang tersumbat dan airnya menggenangi jalan. Kondisi tersebut merupakan tempat kuman bersarang. Tutupi diri menggunakan jas hujan dari atas kepala sampai kaki, bila perlu pakai sepatu boots agar kaki tidak terkena virus atau bakteri berbahaya yang bersarang di air kotor.

Segera ganti baju basah dengan baju yang hangat dan kering. Hindari memakai pakaian ketat, celana jeans, ataupun kaos. Pasalnya jamur membutuhkan dua hal utama untuk tumbuh, yaitu panas dan kelembapan. Ketika menggunakan pakaian yang ketat, kelembapan lebih mudah muncul, dan menjadi lokasi kuman berkembang.

Tanpa disadari, umumnya tangan menyetuh lebih dari satu benda dalam sehari. Bisa jadi kita terinfeksi virus berbahaya saat memegang gagang pintu, mengelap meja, berjabat tangan, dan lainnya. Sering-sering mencuci tangan dengan air hangat dan sabun setiap kali melakukan sentuhan dengan benda-benda tertentu.

Hal lain menyangkut makanan pinggir jalan yang tak jarang menjadi menyebab utama seseorang terkena penyakit. Entah karena keracunan makanan, alergi, atau sebagainya. Tidak ada yang bisa menjamin kebersihan makanan yang dijual di pinggir jalan. Jadi sebisa mungkin hindari makan di pinggir jalan, baiknya konsumsi makanan rumah yang sudah terjamin kebersihannya.

Hal terakhir adalah gunakan masker ketika sedang berpergian untuk menutupi hidung dan mulut, meskipun berada di dalam ruangan. Hal ini meminimalisir agar tidak tertular virus. ** Baca juga: Mengapa Gandum Baik untuk Kesehatan?

Jaga kebersihan terlebih di musim hujan ini agar tubuh tetap sehat dan fit.(ilj/bbs)




Takut Bayinya Tertular Cacar Air, Seorang Ibu Kenakan Jas Hujan

Kabar6-Mungkin ini yang dinamakan pengorbanan seorang ibu agar anaknya selalu sehat. Demi terhindar dari cacar air, seorang ibu bernama Thu Lam, rela bersusah payah memakai jas hujan, masker wajah, sekaligus sarung tangan karet, agar dapat menyusui bayinya.

Wanita asal Vietnam ini, melansir doktersehat, rupanya sedang terkena cacar air, salah satu penyakit yang bisa saja menular pada buah hatinya. Dalam sebuah foto yang viral di media sosial, terlihat Thu sedang menyusui bayinya memakai perlengkapan tak biasa tadi. Ide memakai jas hujan ini berawal saat Thu memeriksakan kondisi kesehatannya ke dokter. Ia sempat bertanya apakah tidak masalah apabila sang anak masih minum ASI secara langsung. Sang dokter kemudian berkata bahwa asalkan dilakukan dengan hati-hati, maka anaknya tidak akan ikut tertular cacar air.

Thu pun segera mencari cara demi meminimalisir kontak langsung dengan anaknya, sehingga muncullah ide memakai jas hujan ini. Warganet yang melihat foto Thu tersebut memberikan beragam reaksi. ** Baca juga: Infeksi Bakteri Pemakan Daging Sebabkan Kaki, Tangan, & Bibir Pria Ini Hilang

Warganet yang mendukung Thu menganggap apa yang dilakukannya sebagai perwujudan luar biasa dari insting keibuan dan keinginan untuk selalu melindungi buah hatinya.(ilj/bbs)




Bagaimana Agar Masker Penutup Hidung Bekerja Maksimal?

Kabar6-Untuk menghindari polusi udara hingga paparan sinar matahari, sebagian orang lebih memilih menggunakan masker penutup hidung. International Journal of Infectious Diseases pada 2008 silam mengatakan bahwa mengenakan masker sangatlah efektif apabila dipakai dengan benar. Setelah itu, pada 2009, masker pertama digunakan pada saat kejadian swine flu. Meskipun efektivitasnya diragukan, saat itu masker dipercaya dapat mencegah virus yang masuk lewat udara.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine mengatakan, dari 400 orang yang terkena flu, jika memakai masker dengan cara yang benar dapat menurunkan risiko terkena penyakit ini hingga 70 persen.

Bagaimana agar masker dapat bekerja maksimal? Dilansir Go Dok, pakailah masker ketika Anda sedang berada di tempat umum dan jika sedang sakit. Apabila ingin mendekati orang yang sedang menderita penyakit, kira-kira satu hingga dua meter, pakailah masker.

Pilihlah masker dengan tali yang dapat diikat sendiri agar mudah diposisikan dan dapat kemudian menutupi hidung, mulut dan dagu. Setelah dipakai, pastikan tidak sering menyentuh masker hingga Anda melepasnya.

Apabila flu Anda pergi ke dokter, pakailah masker agar tidak menular pada yang lainnya. Di saat Anda sudah selesai mengenakan masker, buanglah masker dan cuci tangan Anda.

Ada beberapa tipe masker. Pertama adalah facemask yang paling banyak sering ditemui sehari-hari. Tak hanya digunakan oleh para medis seperti dokter dan perawat di rumah sakit, masker jenis ini juga sering digunakan oleh masyarakan umum. Pada dasarnya masker ini menutupi bagian hidung dan mulut penggunanya dan melindungi diri dari berpindahnya partikel virus dalam debu, kotoran ataupun cairan tubuh.

Hal yang perlu diingat, menurut penelitian Profesor Peter Leggat dari James Cook University’s School of Public Health and Tropical Medicine, jangan gunakan masker wajah berulang-ulang karena dengan sifat yang menyaring kotoran, debu atau kuman dari luar, masker dapat dengan mudah terkontaminasi. Jadi, pastikan masker yang sudah terpakai langsung dibuang.

Selanjutnya adalah respirator yang dikenal juga dengan masker N95. Keunggulannya adalah dalam menyaring 95 persen partikel kecil di udara yang mengandung virus. Dengan rancangan yang melekat sempurna pada wajah respirator sangat direkomendasikan untuk mereka yang berkontak langsung pada penderita penyakit pernapasan yang akut atau influenza. ** Baca juga: Apakah Konsumsi Multivitamin Usai Minum Kopi Diperbolehkan?

Selain memakai masker, beberapa studi menyarankan bahwa ada baiknya jika kita juga sering mencuci tangan karena memakai facemask ataupun respirator saja tidaklah cukup untuk melindungi diri dari penyakit.(ilj/bbs)




Hannah Harus Konsumsi 100 Tablet Tiap Hari Karena Idap 3 Penyakit Langka

Kabar6-Hannah Evans (27 tahun) harus selalu memakai masker yang menutupi hidung dan mulutnya setiap kali keluar rumah. Bukan untuk menyembunyikan identitasnya, mantan guru yang berasal dari kota Neath, Wales Selatan, Inggris, ini tidak bisa terkena kuman di udara yang bisa membunuhnya setiap waktu.

Tidak hanya memakai masker, Hannah pun harus mengonsumsi 100 tablet obat setiap hari. Melansir Wales Online, hal itu dilakukan untuk mengontrol tiga penyakit langka yang dideritanya. Ya, Hannah tidak memiliki sistem daya tahan tubuh atau imun. Penyakit langka itu adalah kelainan pergerakan massa sel atau Mass Cell Activation Disorder (MCAD). Penyakit ini membuat Hannah sangat mudah terpapar kuman.

Dua penyakit langka lainnya adalah Ehlers-Danlos syndrome dan postural tachycardia syndrome, yang membuat hidupnya terancam radang paru-paru (pneumonia) sepanjang hidupnya.

“Aku bahkan pernah mendapat komentar negatif dari seseorang yang bilang aku tidak seharusnya keluar bila aku takut dapat kuman dari orang lain. Tapi masker ini untuk keselamatanku. Anda tidak bisa menyalahkan kondisiku,” kata Hannah.

Kondisi Hanna yang lain adalah dari sindrom Ehlers-Danlos (Ehlers-Danlos syndrome). Penyakit itu membuat jaringan pengikat tubuhnya rusak dan meninggalkan rasa sakit yang terus menerus. Jaringan pengikat tubuh itu terutama di kulit, persendian, dan dinding pembuluh darah. Sementara postural tachycardia syndrome membuat Hannah mengalami peningkatan detak irama jantung yang tidak normal setelah berdiri atau duduk.

Secara tipikal kondisi itu membuat ia pusing, pingsan, dan penyakit lainnya. Karena kondisi itu, Hannah harus menjalani 16 suntikan IV dan 16 pereda nyeri lainnya.

“Hidungku pernah berdarah yang kemudian menjadi radang paru ganda, yang akhirnya menjadi sepsis. Aku pun harus berada di kamar ICU selama 4,5 bulan,” ujarnya.

Kini, Hannah ingin meningkatkan kepedulian akan MCAD dan mendorong orang-orang untuk lebih bersih, memperingatkan seseorang bahwa batuk atau bersin dapat berkonsekuensi pada kematian bagi dirinya.

Bagi orang lain virus itu mungkin hanya membuat orang lain sedikit batuk, tetapi virus itu bisa membuat dirinya masuk ICU. “Setiap tahun, sejak aku masih gadis cilik, aku sering berakhir di rumah sakit. mudah-mudahan tahun ini akan berbeda,” tambahnya. ** Baca juga: Danica Sengaja ‘Gendutkan’ Badan Demi Menyelamatkan Hidup

Kondisi yang sangat memprihatinkan.(ilj/bbs)