1

Musim Libur Lebaran 2024 Ditambah 2000 Penerbangan

Kabar6-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan selama musim libur Lebaran 1445 Hijriah jumlah layanan penerbangan ditambah. Arus mudik tahun ini diperkirakan mencapai 193 juta orang.

“Kami ingin memberikan kesempatan kepada para operator bila sekarang sudah ada tambahan sebanyak 2000 penerbangan,” ungkapnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jum’at (29/3/2024).

Pemerintah, lanjut Budi Karya, memberikan kesempatan kepada operator untuk menambah jumlah penerbangan. Sebab diprediksi angka pemudik tahun ini meningkat tajam.

“Meningkat pesat dari jumlah pemudik tahun lalu yang berjumlah 120 juta,” terangnya.

**Baca Juga: Libur Lebaran 2024, Polrestro Tangerang Layani Penitipan Kendaraan Bermotor

Budi Karya melihat dengan rutinitas dan produktivitas rotasi. Bila nanti dari Angkasa Pura dari AirNav mempekerjakan atau menyediakan ruang waktu bandara yang lebih dari jumah yang sebelumnya.

Kementerian perhubungan memprediksi adanya kenaikan jumlah pemudik pada momen lebaran 2024. Kenaikannya diprediksi mencapai 50 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Bisa sampai jam 08.00 atau jam 12.00 WIB dan juga kepada bandara-bandara yang dikelola oleh kementerian perhubungan akan melakukan demikian,” ujarnya.

Budi Karya Sumadi sempat melakukan ramp-chek pesawat Garuda Indonesia dan Lion Air di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ia ingin memastikan kesiapan pelayanan angkutan penumpang mudik Lebaran 1445 Hijriyah.(yud)




Polisi Cari Pembuang Mayat Bayi di Belakang Mes Pramugari Lion Air

Kabar6 -Kepolisian Sektor Pasar Kemis hingga kini masih mencari pelaku pembuangan mayat bayi yang ditemukan di tempat sampah di belakang mes pramugari Lion Air kawasan Telaga Bestari, Desa Wana Kerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang. “Sekarang masih kami lakukan penyelidikan,” ujar Kapolsek Pasar Kemis, Polresta Tangerang AKP Fikry Ardiansyah, Sabtu 18/7/2020.

Fikry mengatakan, saat ditemukan bayi berjenis kelamin perempuan itu sudah dalam keadaan meninggal dunia. “Sepertinya dibuang usai dilahirkan Karena masih ada ari-arinya,” katanya.

Penyidik, kata dia, masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa orang tua yang tega membuang bayi tersebut.

**Baca juga: Mayat Bayi Ditemukan di Tempat Sampah Belakang Mes Pramugari Lion Air.

Mayat bayi berjenis kelamin perempuan tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan setempat dalam kantong plastik warna hitam dengan kondisi tengkurap tanpa pakaian pada Jumat malam 17/7/2020.

Saat ini, mayat bayi malang tersebut sudah dibawa ke RSUD Balaraja untuk dilakukan autopsi. (Vee)




Mayat Bayi Ditemukan di Tempat Sampah Belakang Mes Pramugari Lion Air

Kabar6 – Sesosok mayat bayi ditemukan di tempat sampah tepatnya di belakang mes pramugari Lion Air kawasan Telaga Bestari, Desa Wana Kerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Jumat (17/7/2020) malam.

Mayat bayi berjenis kelamin perempuan tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang petugas kebersihan setempat dalam kantong plastik warna hitam dengan kondisi tengkurap tanpa pakaian.

“Saat ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Sepertinya dibuang usai dilahirkan Karena masih ada ari-arinya,” kata Kapolsek Pasar Kemis, Polresta Tangerang AKP Fikry Ardiansyah saat dihubungi Kabar6.com melalui telepon, Sabtu (18/7/2020).

Hingga saat ini, lanjut Fikry, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa orang tua yang tega membuang bayi tersebut.

**Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Menurun, Pemkab Tangerang Tutup Rumah Singgah Anabatic.

“Informasi sementara itu dulu. Sekarang masih kami lakukan penyelidikan,” pungkasnya.

Saat ini, mayat bayi malang tersebut sudah dibawa ke RSUD Balaraja untuk dilakukan autopsi. (Vee)




Lion Air Waspadai Macbook Pro Tipe ini Masuk Pesawat

kabar6.com

Kabar6-Maskapai Lion Air Group melakukan langkah antisipasi penumpang yang membawa produk MacBook Pro (Retina 15-Inchi).

Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic Lion Air Group mengatakan hal inu disampaikan dalam mengedepankan aspek keselamatan. “Dan keamanan dan kenyamanan penerbangan (safety first,” ujar Danang dalam keterangan tertulis, Jum’at (13/9/2019).

Danang menyebutkan produk MacBook Pro (Retina 15-Inchi) yang di produksi 2015 yang dipasarkan periode September 2015 sampai Februari 2017, antara Lain :

1. Melarang pengangkutan laptop produk Apple jenis MacBook Pro 15 inchi produksi 2015 yang dipasarkan periode September 2015 sampai Februari 2017 sebagai bagasi tercatat/ terdaftar (checked baggage) dan kargo

2. Jika dibawa sebagai bagasi kabin, Lion Air Group mengharuskan tamu atau penumpang untuk:

a. Tetap mematikan selama penerbangan termasuk tidak dalam keadaan sleep mode;

b. Tidak mengisi ulang baterai selama dalam penerbangan.

**Baca juga: Barang Hilang di Bandara, Begini Prosedur Penanganannya.

Kebijakan tersebut berdasarkan aturan yang dirilis oleh Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DGCA), Federal Aviation Administration (FAA) atau Federasi Penerbangan Federal AS, European Union Aviation Safety Agency (EASA) serta regulasi dari IATA Dangerous Goods Regulations (Special Provisions A154) mengenai larangan membawa MacBook Pro (Retina 15-Inch), bahwa ditemukan permasalahan pada baterai laptop di produk Apple tersebut yang berpotensi menimbulkan gangguan (hazard) terhadap faktor keselamatan perjalanan udara. (GFM)




Jasa Raharja Cabang Tangerang Beri Santunan Rp650 Juta Untuk Korban Lion Air

kabar6.com

Kabar6-PT Jasa Raharja Cabang Tangerang memberikan santunan sebesar Rp650 jutaan kepada 13 orang korban pesawat Lion Air JT-610.

Santunan diserahkan petugas asuransi pelat merah ini langsung ke ahli waris atau keluarga korban, setelah jenazah teridentifikasi oleh Basarnas.

Kepala Perwakilan PT Jasa Raharja Cabang Tangerang Sulaiman mengatakan, dari 190 korban Lion Air, tercatat sebanyak 32 orang masuk ke wilayah Jasa Raharja perwakilan Tangerang.

Dari 32 korban itu, baru 13 korban yang berhasil diidentifikasi dan telah mendapatkan santunan meninggal dunia masing- masing Rp50 juta perorang. Sedangkan, 19 korban lainnya hingga kini belum diketahui identitasnya.

“13 korban yang sudah teridentifikasi telah kami serahkan santunannya kepada Ahli warisnya masing- masing, termasuk 2 korban Pramugari Lion Air atas nama Endang Sri Bagus Nita (santunannya diserahkan tanggal 5 November 2018), dan Mery Yulyanda, hari ini kami serahkan,” ungkap Sulaiman, kepada Kabar6.com, melalui pesan WhatsApp, Jumat (09/11/2018).

Dijelaskan Sulaiman, santunan sebesar masing- masing Rp50 juta untuk satu orang korban meninggal dunia tersebut, diberikan melalui sistem transfer ke rekening bank milik ahli waris atau keluarga korban.

Saat ini, pihaknya tengah menunggu hasil identivikasi 19 korban lainnya yang dilakukan tim DVI Polri.

“Sisanya nunggu pengumuman identifikasi dari DVI/ pengumuman keputusan dari pemerintah yang menyatakan korban meninggal dunia atau tidak diketemukan.**Baca juga: Hesti Nuraini, Korban Pesawat Lion Air Dimakamkan di TPU Jurang Mangu Timur.

Saya berharap semua korban yang belum ditemukan segera diketemukan, sehingga ada kepastian dan keluarga korban tidak menunggu- nunggu seperti sekarang ini, dan Jasa Raharja segera dapat menyerahkan hak santunannya,” katanya.(Tim K6)




Korban Lion Air JT-610, Istri Jaksa Dodi Terima Santunan Rp50 Juta

kabar6.com

Kabar6-Usai prosesi pemakaman jaksa Dodi Junaedi, 40 tahun, Jasa Raharja Cabang Banten langsung menyerahkan uang santunan.

Dodi merupakan satu dari sekitar 14 jasad korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 nomor seri PK LPQ yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin (29/10) pagi.

“Hari ini sudah kami serahkan yang diterima oleh istri almarhum,” ungkap Kepala Cabang Jasa Raharja Banten, Haryo Pamungkas kepada wartawan di rumah duka Jalan H Sidup, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Senin (4/11/2018).

Setelah terindentifikasi, jenasah Kasi Pidsus Kejari Pangkal Pinang itu hari ini telah dimakamkan di TPU Jalan Seroja, Bintaro Jakarta Selatan.

Ratusan pelayat yang merupakan keluarga, kerabat serta rekan sejawat almarhum di kejaksaan mengantarkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Haryo menjelaskan, bahwa Jasa Raharja selalu mengikuti perkembangan proses evakuasi dan identifikasi korban kecelakaan pesawat Lion Air PK LQP.

Setelah mendapat informasi Dodi Junaidi dapat teridentifikasi maka Jasa Raharja melalui Cabang Banten melaksanakan kewajibannya dengan memberikan santunan.

“Bagi yang teridentifikasi santunannya langsung kami serahkan sebesar 50 juta,” jelasnya.**Baca juga: Korban Lion Air JT-610, Jaksa Dodi Ogah Ngaku Anak “Babe”.

Sementara ini yang di Banten ada tiga,” ujarnya. Ketiga nama-nama korban yang telah diberian uang santunan Jasa Raharja yakni, Endang Nur Sribagusnita, Dodi Junaedi dan Martua Sahata.(yud)




Korban Lion Air JT-610, Jaksa Dodi Ogah Ngaku Anak “Babe”

kabar6.com

Kabar6-Dodi Junaedi, 40 tahun, telah beristirahat untuk selamanya. Jenazahnya telah dimakamkan. Almarhum merupakan sosok yang cenderung pendiam meski profesinya mewarisi orangtuanya mengabdi di institusi Kejaksaan Agung Republik Indonesia.

Tim DVI RS Polri telah berhasil mengidentifikasi jasadnya sore kemarin. Dodi menjadi satu dari 188 orang korban tragedi pesawat Lion Air JT-610 jenis Boeing 737-MAX rute Jakarta – Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, pada Senin (29/10) pagi lalu.

“Orangnya enggak banyak diam. Lebih senang baca-baca,” ungkap Muhamad Sidik, ayah kandung Dodi ditemui di rumah duka, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Senin (5/11/2018.

Dodi saat kecelakaan maut terjadi berencana pergi bertugas sebagai Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Pangkalpinang. Sidik bilang, anaknya tak pernah bercerita kepadanya soal pekerjaan yang berkaitan dengan penanganan hukum.

Apalagi berkeluh kesah. Contoh, seperti pernah atau tidaknya mendapatkan ancaman dari pihak yang berpekara. Anak ketiga dari empat bersaudara itu enggan mengumbar silsilah orangtuanya yang menjabat sebagai Wakajati Kalimantan Timur semasa atau purna bakti.

Sidik bilang, bahkan para pimpinan Dodi di daerahnya bertugas pernah bertanya. “Dia enggak mau ngaku anak jaksa juga,” bilangnya.

Dodi berprinsip, kalau berprestasi dan ada penghargaan dari atasannya ia tak ingin pimpinannya itu kenal dengan ayahnya yang juga seorang jaksa. “Kajari-kajari itu banyak yang nanya. Dod lu anak Pak Sidik ya?,” ujar Sidik menirukan ucapan rekan sejawatnya.

“Iya pak,” jawab Dodi. “Kenapa lu enggak bilang,” tambah Sidik bercerita lagi. Dodi lebih suka penghargaan yang diberikan atasannya buah dari keberhasilannya mengemban tugas. Bukan karena mendompleng pangkat ayahnya.**Baca juga: Buruh PT Induktorindo Utama Kecewa Sikap Pengelola Pergudangan Taman Tekno.

“Dia orang yang baik sama keluarga. Terutama sama anak-anak. Memang orangnya pekerja, enggak mau bawa-bawa nama saya,” tambah Sidik.(yud)




Jenazah Dodi Teridentifikasi, Keluarga: Lega Ada Penutup

kabar6.com

Kabar6-Keluarga korban pesawat Lion Air JT-610 atas nama Dodi Prasetyo merasa lega jenazahnya dapat identifikasi. Satu dari empat jaksa penumpang pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Karawang teridentifikasi lewat DNA.

Verawati Sidik, adik dari Dodi Junaedi mengatakan, semua keluarga merasa sedih karena ternyata benar nyawa kakaknya sudah tiada. Tetapi dengan ditemukannya lewat hasil identifikasi jasadnya bisa dimakamkan oleh keluarga.

“Bisa ada kenangan lah. Ada penutup istilahnya untuk keluarga, untuk anak-anak terutama,” katanya ditemui wartawan di rumah duka, Jalan H Sidup, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Minggu (4/11/2018).

Menurutnya, sejak awal informasi pesawat hilang kontak hingga dipastikan terjatuh ke dasar laut keluarga Dodi merasa digantung. Alasannya karena informasi selama proses pencarian terhadap semua korban belum ada kepastian terhadap ditemukannya jasad Dodi.

“Kalo kemarin gimana gitu. Sekarang sudah (lega),” ujar Vera. Menurutnya, keluarga Dodi pertama kali mendapat kabar kepastian identifikasi selepas ashar ayahnya Muhammad Sidik dihubungi agar segera pergi menuji DVI Rumah Sakit Polri, Jakarta.

“Kita udah feeling (merasa) sih, dan kepastiannya lihat di tv,” terang Vera. Dodi Junaedi merupakan Kasi Pidsus Kejari kota Pangkal Pinang yang saat tragedi terjadi hendak berangkat bertugas.**Baca juga: Disambut Air Mata, Jasad Korban Pesawat Lion Air JT 610 Tiba Di Pondok Bahar.

Jenazah ayah tiga anak itu terlebih dulu dibawa untuk upacara pelepasan di gedung Kejaksaan Agung R, Jakarta. Usai upacara penghormatan terakhir rencananya langsung disemayamkan di Masjid Al Tajriyah menuju TPU di Jalan Seroja RT 04/05, Kelurahan Bintaro, Jakarta, pukul 09.00 WIB.(yud)




Disambut Air Mata, Jasad Korban Pesawat Lion Air JT 610 Tiba Di Pondok Bahar

kabar6.com

Kabar6-Korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 bernama Rohmanir Pandi Sagala, akhirnya tiba dirumah duka di Gang Cemara 3, Pondok Bahar Permai, Tangerang, pada Minggu (4/11/2018) malam.

Seiring datangnya jenazah, isak tangis keluarga pun seketika pecah di rumah duka tersebut.

Andini, calon istri Pandi, juga tak kuasa menahan air matanya tumpah saat mendapati calon suaminya pulang kembali ke rumah dalam kondisi tidak bernyawa.

“Pandi semasa hidup adalah orang yang baik hati, rencananya kami akan menikah pada MAret Tahun 2019,” ujar Andini.**Baca juga: PT. Thong Hing di Pergudangan Dadap Diduga Ilegal.

Sementara itu, usai disemayamkan di rumah duka, rencananya, besok Senin (5/11/2018) jenazah korban akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum selapajang, Tangerang.(Rani)




Keluarga Korban Lion Air JT -610 Sebut Maskapai Kurang Komunikasi

kabar6.com

Kabar6-Maskapai penerbangan komersial Lion Air mengucurkan dana kompensasi bagi keluarga korban penumpang pesawat yang jatuh.

Pesawat tipe Boeing 737-8MAX rute Jakarta – Pangkalpinang yang mengangkut 188 orang itu jatuh di perairan Tanjung Karawang, pada Senin pagi kemarin.

Muhamad Sidik, ayah kandung Dodi Junaedi, jaksa yang menjadi salah satu penumpang korban tragedi Lion Air JT-610 mengungkapkan belum mengetahui adanya dana kompensasi. Selama ini informasi yang diterimanya langsung dari maskapai dianggap sangat minim.

“Saya belum tahu karena memang kurang informasi,” katanya ditemui di kediamannya, Jalan H Sidup, Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Sabtu (3/11/2018).

Ia menyarankan, maskapai Lion Air mesti bisa menginformasikan langsung setiap perkembangan. Maka perwakilan keluarga korban tak perlu datang langsung ke pusat krisis center.

Hal serupa juga disampaikan Eddy Fadli Rahman, paman kopilot Hervino. Ia menyatakan baru mendengar informasi dari awak media perihal pemberian dana kompensasi. Lion Air menyatakan memberikan uang tunggu sebesar Rp5 juta per jiwa.

“Kami masih fokus dengan informasi pencarian korban sambil menunggu hasil tes DNA,” ujarnya di Serpong Green Park 2, Kelurahan Ciater, Serpong.**Baca juga: Ngeri, Ada Katak Tanpa Kepala Hidup di Hutan Connecticut.

Lion Air juga telah berjanji bagi setiap korban jiwa akan diberikan dana pemakaman sebanyak Rp25 juta, uang santunan Rp1,250 miliar, dan kompensasi penggantian bagasi sebesar Rp50 juta.(yud)