1

Berenang Efektif Bakar Lemak Tubuh

Kabar6-Selain rekreasi, berenang menjadi olahraga yang banyak dipilih orang karena bisa menggerakkan seluruh bagian tubuh. Sama seperti aerobik, ketika berenang kita akan menggunakan baik lemak maupun karbohidrat untuk diubah menjadi energi.

Menurut ahli gizi olahraga dan pelatih triathlon bernama Cindy Dallow, melansir Popsugar, selain berenang, pola makan juga merupakan faktor krusial yang dibutuhkan ketika ingin menurunkan berat badan, untuk memaksimalkan pembakaran lemak. Disebutkan, intensitas dan frekuensi olahraga juga membantu untuk mencapai target berat badan lebih cepat.

Semakin lambat kecepatan renang, dikatakan Dallow, akan semakin tinggi persentase kalori yang dibakar dari lemak. Namun ketika berenang dengan kecepatan tinggi, kita menggunakan lebih banyak kalori total dari tubuh.

“Jadi, secara teknis berenang lebih cepat akan membantu menurunkan berat badan lebih besar daripada berenang lambat,” jelas Dallow.

Dallow merekomendasikan untuk menyertakan latihan renang dengan interval intensitas tinggi untuk membakar lebih banyak lemak. Sebuah studi menemukan, wanita yang berenang selama 60 menit dalam tiga kali seminggu bisa menurunkan lemk tubuh secara signifikan dalam 12 minggu.

Meskipun demikian, Dallow tetap menekankan efeknya bisa bervariasi pada setiap individu. “Wanita yang berenang sedikitnya empat hari seminggu dengan durasi 45 menit (dua hari di antaranya interval tinggi) bisa membakar lebih banyak lemak tubuh daripada mereka yang jarang berenang atau berenang dengan kecepatan konstan di setiap sesi,” urainya. ** Baca juga: Benarkah Pasangan Materialistis Miliki ‘Pernikahan Buruk’?

Usahakan rutin berenang dengan dibarengi pola makan sehat.(ilj/bbs)




Antara Paha & Dada Ayam, Mana yang Lebih Sehat?

Kabar6-Saat memilih menu ayam, sebagian orang lebih senang dada ketimbang paha, begitu pula sebaliknya. Paha ayam memang lebih murah dan mudah diolah ketimbang dada. Di sisi lain, dada ayam lebih ekonomis karena Anda bisa mendapatkan lebih banyak daging dan sedikit kulit.

Lantas di antara keduanya, mana yang lebih sehat, paha atau dada ayam? Melansir Hellosehat, berikut uraiannya:

1. Protein
Baik dada maupun paha ayam, keduanya merupakan sumber protein hewani yang baik. Satu potong paha ayam panggang dengan berat sekira 85 gram mengandung protein sebesar 21 gram.

Sedangkan dada ayam mengandung jumlah protein yang lebih tinggi, yaitu sekira 25 gram. Artinya, dada ayam mengandung protein yang lebih banyak daripada paha ayam.

Asupan protein yang disarankan setiap harinya adalah sekira 46 gram untuk wanita dan 56 gram untuk pria. Protein ini penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh, pertumbuhan sel, dan pembentukan massa otot.

2. Lemak
Perbedaan kandungan gizi pada dada ayam dan paha ayam lebih jelas terlihat pada kandungan lemaknya. Dada ayam lebih rendah lemak ketimbang bagian paha. Setiap 85 gram dada ayam panggang mengandung tujuh gram lemak total dan dua gram lemak jenuh. Jumlah ini merupakan 10 persen dan sembilan persen dari asupan harian yang disarankan.

Sementara itu, paha ayam dengan porsi yang sama mengandung 13 gram lemak total dan 3,5 gram lemak jenuh. Jumlah ini setara dengan 20 persen asupan harian lemak total dan 18 persen lemak jenuh yang disarankan. Jadi untuk menurunkan kandungan lemaknya, Anda bisa menyingkirkan bagian kulit pada dada dan paha ayam sebelum dikonsumsi.

3. Kalori
Perbedaan jumlah kalori dalam dada ayam dan paha ayam juga terlihat cukup timpang. Setiap 85 gram dada ayam mentah mengandung 170 kalori, sementara pada paha ayam mengandung 210 kalori. Hal ini menunjukkan bahwa paha ayam mengandung jumlah kalori yang lebih tinggi dibanding dada ayam.

4. Kolesterol
Kandungan kolesterol pada dada maupun paha ayam tergolong sedang. Setiap 85 gram dada ayam mengandung 70 miligram kolesterol atau 24 persen asupan harian yang disarankan. Sementara untuk paha ayam dengan porsi yang sama mengandung 80 miligram kolesterol, atau 26 persen asupan harian yang disarankan.

5. Natrium
Bagian dada dan paha ayam mengandung jumlah natrium yang tidak jauh berbeda. Pada 85 gram paha ayam mengandung 70 miligram natrium, sementara dada ayam mengandung 60 miligram natrium.

Tentu angka perkiraan ini hanya dilihat dari daging mentahnya saja. Teknik masak dan penambahan bumbu tertentu dapat sedikit banyak mengubah nilai gizi masakan tersebut, terlepas dari bagian ayam mana yang Anda pilih.

Daging ayam bagian dada dan paha sama-sama tidak mengandung karbohidrat. Namun ketika Anda menambahkan saus barbeque, madu, atau tepung pada daging ayam, maka kandungan karbohidratnya tentu akan bertambah.

Bila tidak ingin mengonsumsi karbohidrat berlebih, baiknya Anda mengonsumsi dagingnya saja tanpa memberikan tambahan saus maupun lapisan tepung pada daging. Anda juga bisa menyingkirkan bagian kulit ayam agar olahan ayam semakin minim lemak dan kalori. ** Baca juga: Setop Ngemil ‘Berat’ Usai Olahraga

Menggoreng dan ‘ungkep’ pun disebut sebagai teknik masak yang dapat mendongkrak nilai kalori makanan. Itu sebabnya, memanggang, kukus, atau merebus dianggap menjadi pilihan yang lebih sehat untuk mengurangi jumlah kalori dan lemak.(ilj/bbs)




Setop Ngemil ‘Berat’ Usai Olahraga

Kabar6-Sesaat setelah berolahraga, para atlet umumnya diminta untuk mengisi ‘tangki’ perut dengan camilan atau minuman berenergi.

Namun bagi Anda yang sedang berusaha mengurangi berat badan, tindakan tersebut justru akan membuat lemak yang sudah kita bakar menjadi sia-sia.

“Karena tujuan kita adalah untuk membuat tubuh ramping, maka seharusnya kita tidak memakan kembali kalori yang sudah dibakar,” jelas Barry S Braun, Direktur Energy Metabolism Laboratory di University of Massachusetts.

Dikatakan Braun, melansir doktersehat, ketika mengonsumsi kembali kalori yang telah dibakar, hal itu justru akan mendatangkan risiko baru, yaitu gangguan jantung. Lalu, mengapa para atlet justru melakukan sebaliknya? “Karena tujuan olahraga seorang atlet berbeda dengan orang awam. Tidak hanya membuat tubuh sehat, tapi juga ada unsur kompetisi di dalamnya. Itu mengapa mereka selalu mendapatkan nasihat yang berlawanan dengan kita,” terangnya.

Braun menyarankan agar tidak langsung ngemil setelah berolahraga agar usaha kita membakar lemak dan karbohidrat bisa berjalan sukses.

Kalaupun terpaksa harus makan, pilih makanan yang bukan berbentuk karbohidrat, karena karbohidrat inilah yang nantinya akan ‘mengundang’ kembali kalori yang sudah kita bakar. ** Baca juga: Ternyata, Persahabatan Masa Remaja Bisa Tentukan Kebahagiaan Saat Dewasa

Bahkan, jumlahnya bisa dua kali lebih banyak dari yang kita buang di atas treadmill atau sepeda.(ilj/bbs)




Sit up Tidak Bisa Hilangkan Lemak di Perut?

Kabar6-Banyak orang beranggapan bahwa latihan sit up bisa membantu menghilangkan perut buncit, sehingga perut Anda pun menjadi rata. Namun, benarkah sit up memang mampu hilangkan lemak di perut?

Seorang pelatih kebugaran bernama Melanie Rutherford, melansir Womenshealth, mengatakan bahwa lemak-lemak di perut tidak bisa hilang dengan rutin latihan sit up. Dan menurut Rutherford, hal itu merupakan strategi kebugaran yang disebut keliru. “Sit up memang bisa membuat perut padat seperti batu, tetapi sayangnya lemak perut hanya akan bergeser dan membuatmu mencari cara lain,” jelasnya.

Lemak pada perut, dikatakan Rutherford, disebabkan oleh beberapa faktor seperti stres, asupan makan tidak seimbang, kurang tidur, olahraga berlebih, dan penurunan massa otot yang biasanya dikaitkan tingkat metabolisme yang tinggi.

“Jika Anda telah berusaha keras dengan diet yang terkontrol dan olahraga secara teratur dengan campuran latihan kardio dan resistensi tetapi masih menemukan diri Anda tidak dapat menghilangkan lemak perut yang membandel, itu artinya Anda harus memperhatikan tidur Anda dan faktor stres lainnya,” ujarnya lagi.

Jika faktor kurang tidur dan stres menjadi yang utama, maka latihan sit up rutin pun akan sia-sia dalam menghilangkan perut buncit. Karena proporsi lemak yang lebih besar di sekitar perut dikaitkan dengan kadar kortisol (hormon stres) yang tinggi dalam tubuh.

Untuk membantu menghilangkan lemak di perut, Rutherford menyarankan untuk melakukan latihan kardio secara bervariasi. Serta latihan kekuatan dengan gerakan untuk seluruh tubuh. ** Baca juga: Istri Cerewet Justru Bikin Suami Sehat?

Jangan lupa cukup tidur yaitu 7-9 jam dalam semalam dan sebisa mungkin lakukanlah meditasi untuk merileksasikan tubuh dan pikiran.(ilj/bbs)




Makan Daging dengan Porsi Berlebihan Tidak Baik untuk Kesehatan

Kabar6-Daging mengandung semua asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu perbaikan dan mengganti jaringan dan sel yang rusak. Karena asam amino tersebut tidak diproduksi oleh tubuh, maka kita harus mendapatkannya dari makanan.

Protein hewani yang terkandung pada daging sangat lengkap dibanding dengan protein yang terdapat dari tumbuhan (protein nabati). Daging juga mengandung zat besi yang penting untuk kesehatan reproduksi.

Zat besi heme (zat besi dalam makanan hewani seperti ikan, unggas, daging merah) pada daging, lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh dibanding dengan zat besi non-heme dari tumbuhan. Diketahui, daging putih seperti ikan dan unggas seberat 3 ons mengandung 1 miligram zat besi. Sementara daging merah dari sapi dengan berat yang sama mengandung 2 miligram zat besi.

Seorang ahli gizi bersertifikat bernama Reed Mangels, melansir Grid, mengatakan bahwa setiap hari kita membutuhkan sekira 0,8 hingga 1 gram protein per kilogram dari berat badan. Jadi untuk berat badan 60 kilogram, setiap hari dibutuhkan asupan protein sebesar 48-60 gram. Health Harvard Education merekomendasikan banyaknya daging merah yang aman dikonsumsi sekira 50 sampai 100 gram (setara 1,8 sampai 3,5 ons daging) per hari.

Karena itulah, mengonsumsi banyak daging yang melebihi kebutuhan bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Kita bisa membagi porsinya untuk beberapa kali makan. Misalnya, makan 35 gram daging di siang hari dan 35 gram daging di sore atau malam hari.

Usahakan juga untuk makan variasi jenis daging yang disajikan agar nutrisinya tetap seimbang dan beragam. Selain itu, yang mesti diperhatikan bukan hanya banyaknya daging saja yang bisa dikonsumsi, tapi jenis daging yang dipilih juga penting.

Hal ini memungkinkan kita untuk tetap makan daging dan kesehatan tubuh tetap terjaga. Cara sehat yang bisa dilakukan antara lain dengan mengkombinasikan asupan daging seperti memilih alternatif daging lain selain daging merah.

Jika tetap ingin mengonsumsi daging merah, kita bisa mengakalinya juga dengan menu yang lebih sehat. Misalnya, dengan memilih potongan daging merah tanpa lemak. Hindari daging olahan atau kemasan yang mengandung bahan pengawet, tinggi lemak jenuh, dan tinggi garam yang bisa merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selain jenis pilihan daging, cara mengolah daging juga mempengaruhi kandungan daging. Dibanding digoreng, daging lebih baik dipanggang. Jangan lupa, tempatkan bagian yang berlemak di atas alat pemanggang supaya lemak habis terpanggang. ** Baca juga: Konsumsi Makanan & Minuman Ini Ternyata Bikin Tubuh Mudah Dehidrasi

Untuk menghilangkan bagian berlemak, kita bisa merebus daging kemudian membiarkannya dingin selama beberapa saat. Lalu, buang bagian lemak yang menempel pada daging. Kita bisa menyajikan kembali daging, misalnya dengan ditumis dengan potongan brokoli atau kacang-kacangan.(ilj/bbs)




Stres, Hindari 9 Jenis Makanan Ini

Kabar6-Saat stres datang, banyak orang yang melampiaskannya dengan ‘lari’ ke makanan. Ada berbagai makanan yang dilahap, terutama makanan asin, berlemak, dan manis.

Nah, sebuah penelitian di Amerika menunjukkan bahwa sering mengonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi lemak saat stres dapat memperlambat laju metabolisme tubuh, yang dapat berujung pada peningkatan berat badan dan obesitas.

Jadi bila Anda sedang dilanda stres, melansir Womenshealthmag, terdapat jenis makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi. Apa sajakah itu?

1. Donat
Mengonsumsi donat justru dapat meningkatkan rasa cemas dan stres, karena banyaknya gula yang terdapat di dalamnya justru dapat meningkatkan kadar hormon kortisol.

2. Pretzel
Pretzel terdiri dari karbohidrat sederhana yang memang dapat memperbaiki mood. Namun hal itu hanya untuk sementara, dan mood Anda pun akan kembali seperti sediakala.

3. Keripik kentang
Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa diet tinggi lemak trans dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan, terutama di bagian perut, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan Anda.

4. Latte
Kafein memang terbukti dapat memperbaiki mood, menstimulasi aktivitas dopamin di dalam otak, dan menurunkan risiko terjadinya stroke. Namun berbagai jenis minuman kopi manis yang mengandung banyak kalori justru dapat memperburuk kondisi Anda.

5. Kentang goreng
Kentang goreng merupakan makanan yang mengandung banyak lemak, karbohidrat, dan mungkin lemak trans yang dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi dan penumpukkan lemak perut.

6. Es krim
Kandungan gula di dalam es krim dapat meningkatkan kadar gula darah Anda, tetapi begitu juga dengan kadar hormon kortisol (hormon stres). Selain itu, es krim juga mengandung laktosa yang dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan bila Anda menderita intoleransi laktosa.

7. Minuman bersoda
Sekaleng minuman soda biasa memiliki kadar gula yang sama dengan 10 sendok teh gula. Diet soda juga tidak lebih baik. Sebuah penelitian menemukan bahwa pemanis buatan yang terdapat di dalam diet soda dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri di dalam usus yang dapat memicu terjadinya obesitas dan diabetes.

8. Nachos
Banyaknya keju dan karbohidrat sederhana yang terdapat di dalam nachos tidak dapat membuat mood Anda menjadi lebih baik. ** Baca juga: Berapa Sih Sebenarnya Ukuran Ideal Lingkar Perut Wanita?

9. Koktail
Koktail merupakan minuman manis yang mengandung alkohol serta tinggi kalori. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan hormon kortisol.

Lebih baik pilih makanan sehat seperti sayur dan buah, atau melampiaskan stres dengan berolahraga.(ilj/bbs)




Berapa Sih Sebenarnya Ukuran Ideal Lingkar Perut Wanita?

Kabar6-Berat badan ideal tidak hanya dilihat dari angka timbangan dan tinggi badan, tapi juga lingkar perut seseorang, yang juga dapat menjadi salah satu indikator kegemukan atau tidak.

Lantas, berapakah ukuran ideal lingkar perut seorang wanita? Menurut American Heart Association National Heart serta Lung and Blood Institute, melansir sehatfresh, lingkar perut wanita yang ideal tidak lebih dari 88cm. Jadi bila seorang wanita memiliki lingkar perut melebihi 88 cm, sudah dikatakan obesitas sentral atau perut buncit.

Bila seorang wanita memiliki berat badan normal tapi berperut buncit, berisiko lebih besar untuk terkena berbagai jenis penyakit seperti hipertensi, diabetes, kardiovaskular dan penyakit yang tidak menular lainnya, dibandingkan dengan wanita yang memiliki lingkar perut normal dan ideal.

Penelitian yang dilakukan The Nurses Health Studi,mengungkapkan bahwa wanita yang memiliki lingkar perut lebih dari 88 cm akan lebih berisiko terkena penyakit kanker dibandingkan dengan wanita yang memiliki lingkar perut normal. Selain itu, risiko terjadinya penyakit kardiovaskular juga akan semakin meningkat apabila semakin besar pula lingkar perut wanita tersebut.

Penelitian lain juga dilakukan oleh The Shanghai Women’s Health Study. Disebutkan, risiko terjadinya kematian dan terkena penyakit kanker akan lebih besar terjadi pada wanita yang memiliki lingkat perut lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki lingkar perut normal. Beberapa penelitian lain juga menjelaskan bahwa lingkar perut tidak ideal juga dapat meningkatkan terjadinya kolesterol total dan kadar trigliserida tinggi.

Diketahui, penyebab bertambahnya lingkar perut yang tidak ideal dapat terjadi karena kebiasaan makan malam sebelum tidur. Untuk mengetahui lingkar perut, Anda harus mengukurnya dengan cara, badan dalam posisi tegak, ukur dengan jengkal tangan mulai dari belakang atau depan, dan dapat menggunakan alat ukur. ** Baca juga: Tabiat Suka Berselingkuh Merupakan ‘Turunan’ dari Keluarga?

Berat ukuran lingkar perut Anda, Ladies? (ilj/bbs)




Saat Diet, Ini 6 Zat Gizi yang Mungkin Hilang

Kabar6-Banyak orang ‘memangkas’ asupan makan mereka demi menurunkan berat badan. Bahkan, ada yang tidak makan sama sekali beberapa jenis makanan tertentu. Padahal, kebiasaan tersebut berefek pada kehilangan zat gizi tertentu yang sebetulnya masih dibutuhkan tubuh.

Pada dasarnya Anda tetap membutuhkan asupan gizi yang seimbang untuk menurunkan berat badan. Artinya, Anda harus tetap memenuhi semua kebutuhan gizi tubuh. Zat-zat gizi ini dibutuhkan untuk membantu menahan rasa lapar saat sedang berdiet, mengatur metabolisme hingga membantu menjaga sistem pencernaan Anda.

Nah, apa saja sih sejumlah zat gizi yang dapat hilang saat Anda menjalani diet? Melansir beberapa sumber, ini enam zat gizi yang dimaksud:

1. Vitamin larut lemak & asam lemak
Saat menjalani diet penurunan berat badan, Anda tetap perlu mengonsumsi makanan sumber lemak. Hanya saja, lemak yang dipilih adalah lemak tak jenuh tunggal seperti yang terdapat pada alpukat, kacang-kacangan atau minyak zaitun.

Selain itu, Anda juga tak boleh kehilangan vitamin yang larut lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Hal ini karena vitamin-vitamin tersebut bersama dengan asam lemak omega 3 akan bekerja bersama-sama meningkatkan penurunan berat badan dan menjaga pembuluh darah agar tetap sehat.

2. Vitamin C
Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi, antioksidan dan membantu fungsi sel. Bila sampai vitamin ini hilang dari diet, maka metabolisme Anda justru dapat terganggu dan lebih sulit menurunkan berat badan, karena vitamin C membantu tubuh dalam metabolisme lemak.

3. Vitamin B6
Vitamin B6 adalah vitamin yang sangat baik dalam membantu mengubah makanan menjadi energi. Vitamin ini juga membantu produksi serotonin dan neurotransmitter yang dapat mengatur suasana hati Anda. Jika kadar serotonin rendah, maka cenderung membuat seseorang menjadi tertekan dan hal ini dapat mengarah pada keinginan lebih banyak makan yang tidak sehat.

4. Kalsium
Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi kalsium dalam jumlah cukup akan membantu menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan. Para peneliti menjelaskan, mineral ini membantu sel-sel memenuhi kemampuan optimal mereka. Artinya, metabolisme Anda akan berjalan dengan lebih baik, dan tubuh dapat mencerna makanan dan menyerap nutrisinya dengan lebih baik.

5. Magnesium
Magnesium juga membantu menurunkan berat badan, dengan cara mencegah kembung dan menjaga pencernaan sesuai jadwal dalam mencerna makanan. Magnesium juga membantu membakar lemak ketika Anda berolahraga. Bahkan semakin banyak magnesium yang Anda miliki, maka akan semakin baik pembakaran yang terjadi.

6. Zinc
Menurut sebuah ulasan dalam American Journal of Clinical Nutrition, makanan yang mengandung zinc atau seng berarti juga mengandug protein. Zat ini membantu meningkatkan rasa kenyang dan mengoptimalkan pengeluaran energi yang bermanfaat saat Anda menjalani penurunan berat badan. ** Baca juga: Sehatkah Sarapan Roti Gandum Tiap Hari?

Diet bukan menghilangkan sejumlah nutrisi pada makanan, tapi bagaimana cara Anda mengatur pola makan.(ilj/bbs)




Menangis Dapat Kurangi Lemak di Tubuh?

Kabar6-Mengatur pola makan dan rutin berolahraga biasanya menjadi hal standar yang harus dilakukan seseorang apabila ingin menurunkan berat badan. Bahkan ada yang menambahkannya dengan mengonsumsi pil diet.

Nah, tahukah Anda bahwa mengurangi lemak di tubuh juga bisa dengan menangis? Benarkah demikian? Sebuah penelitian yang dilaporkan Asia One pada Mei 2019 lalu, melansir tempo.co, membuktikan bahwa menangis yang terkait dengan emosi dapat membantu menurunkan berat badan. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Aaron Neufeld dari Los Altos Optomoetric Group menunjukkan, hormon yang dihasilkan dari tangisan emosional meningkatkan kadar kortisol. Peningkatan kadar hormon kortisol dalam tubuh kita menyebabkan hilangnya lemak.

Sebelumnya pada 1982, ahli biokimia William Frey melaporkan bahwa menangis dapat membantu menghilangkan zat beracun yang menumpuk akibat stres. Ini juga baik untuk menurunkan berat badan.

Diketahui, ada tiga jenis air mata yaitu basal, refleks, dan psikis. Air mata basal (air mata fungsional dasar) adalah fungsi tubuh alami yang membuat mata kita lembap. Air mata refleks (air mata iritasi) merupakan reaksi tak sadar terhadap faktor-faktor lingkungan seperti asap dan angin. Sedangkan air mata psikis adalah hasil dari perasaan dan emosi. Air mata yang terakhir ini yang bisa berkontribusi pada penurunan berat badan.

Saat istirahat, otot jantung kita membakar sekira 8,5 kalori dalam satu jam. Ketika kita secara emosional tertekan, detak jantung kita meningkat. Denyut jantung yang meningkat dapat meningkatkan jumlah kalori yang terbakar oleh otot jantung.

Penelitian ini juga mengungkapkan waktu menangis yang paling banyak menurunkan berat badan adalah pukul 19.00 hingga pukul 22.00. Hal ini karena efek pelepasan kortison berada pada puncaknya selama jangka waktu tersebut. ** Baca juga: Mengapa Bagi Sebagian Kaum Hawa, Pria yang Sudah Menikah Lebih Menarik?

Namun Anda perlu waspada jika terlalu sering menangis, karena bisa jadi merupakan sinyal depresi. Gejala depresi lainnya adalah berkurangnya nafsu makan. Jika Anda mengalami hal itu, segera berkonsultasi ke dokter.(ilj/bbs)




Makanan yang Bisa Picu Munculnya Jerawat

Kabar6-Jerawat adalah masalah kulit yang terjadi ketika folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Kondisi ini umumnya ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh seperti wajah, leher, punggung, dan dada.

Jerawat menjadi kondisi kulit umum yang mempengaruhi hampir 10 persen populasi dunia. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, diet dapat memainkan peran penting dalam perkembangan jerawat. Melansir beberapa sumber ini sejumlah makanan yang dapat memicu jerawat:

1. Gandum halus & gula
Orang dengan jerawat cenderung mengonsumsi lebih banyak karbohidrat olahan dibanding orang dengan sedikit atau tanpa jerawat. Makanan yang kaya karbohidrat olahan meliputi roti, kerupuk, sereal atau makanan penutup yang dibuat dengan tepung putih, pasta dibuat dengan tepung putih, nasi putih dan mie beras, soda dan minuman manis lainnya, serta pemanis seperti gula tebu, sirup maple, madu atau agave.

Satu studi menemukan, orang yang sering mengonsumsi gula tambahan memiliki risiko 30 persen lebih besar terkena jerawat, sementara mereka yang secara teratur makan kue memiliki risiko 20 persen lebih besar.

Peningkatan risiko ini dapat dijelaskan oleh efek karbohidrat olahan terhadap kadar gula darah dan insulin.

Karbohidrat olahan diserap dengan cepat ke dalam aliran darah, yang dengan cepat meningkatkan kadar gula darah. Ketika gula darah naik, kadar insulin juga naik untuk membantu memindahkan gula darah keluar dari aliran darah dan masuk ke dalam sel. Namun, kadar insulin yang tinggi tidak baik untuk mereka yang berjerawat.

Insulin membuat hormon androgen lebih aktif dan meningkatkan faktor pertumbuhan seperti insulin. Ini berkontribusi pada perkembangan jerawat dengan membuat sel-sel kulit tumbuh lebih cepat dan dengan meningkatkan produksi sebum.

2. Produk susu
Banyak penelitian telah menemukan hubungan antara produk susu dan tingkat keparahan jerawat pada remaja. Dua penelitian juga menemukan bahwa orang dewasa muda yang secara teratur mengonsumsi susu atau es krim empat kali lebih mungkin menderita jerawat.

Penelitian sampai saat ini difokuskan terutama pada remaja dan dewasa muda dan hanya menunjukkan korelasi antara susu dan jerawat, bukan hubungan sebab akibat.
Belum jelas bagaimana susu dapat berkontribusi pada pembentukan jerawat, tetapi ada beberapa teori yang diajukan.

Susu diketahui meningkatkan kadar insulin, terlepas dari pengaruhnya terhadap gula darah, yang dapat memperburuk keparahan jerawat. Susu sapi juga mengandung asam amino yang merangsang hati untuk menghasilkan lebih banyak IGF-1, yang telah dikaitkan dengan pengembangan jerawat.

3. Makanan cepat saji
Jerawat sangat terkait dengan makan diet gaya Barat yang kaya kalori, lemak, dan karbohidrat olahan. Makanan cepat saji seperti burger, nugget, hot dog, kentang goreng, soda, dan milkshake, adalah makanan andalan dari makanan khas Barat dan dapat meningkatkan risiko jerawat.

Satu studi terhadap lebih dari 5.000 remaja dan dewasa muda Tiongkok menemukan bahwa diet tinggi lemak dikaitkan dengan peningkatan risiko 43 persen timbulnya jerawat. Mengonsumsi makanan cepat saji secara teratur meningkatkan risiko sebesar 17 persen.

4. Makanan kaya lemak Omega-6
Diet yang mengandung sejumlah besar asam lemak omega-6, seperti makanan khas Barat, telah dikaitkan dengan peningkatan tingkat peradangan dan jerawat. Ini mungkin karena diet Barat mengandung sejumlah besar jagung dan minyak kedelai, yang kaya akan lemak omega-6, dan beberapa makanan yang mengandung lemak omega-3, seperti ikan dan kacang walnut.

Ketidakseimbangan asam lemak omega-6 dan omega-3 ini mendorong tubuh ke kondisi peradangan, yang dapat memperburuk keparahan jerawat. Sebaliknya, suplemen dengan asam lemak omega-3 dapat mengurangi tingkat peradangan dan telah terbukti mengurangi keparahan jerawat.

5. Cokelat
Sejak 1920-an, cokelat telah dicurigai sebagai pemicu jerawat. Beberapa survei informal mengaitkan makan cokelat dengan peningkatan risiko timbulnya jerawat, tetapi ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa cokelat menyebabkan jerawat.

Sebuah studi yang lebih baru menemukan, pria berjerawat yang mengonsumsi 25 gram cokelat hitam 99 persen setiap hari mengalami peningkatan jumlah lesi jerawat setelah hanya dua minggu.

Studi lain menemukan bahwa pria yang diberi kapsul bubuk kakao 100 persen setiap hari memiliki lesi jerawat yang lebih banyak setelah satu minggu dibandingkan dengan mereka yang diberi plasebo. ** Baca juga: Nah Lho! Sebanyak 22 Persen Wanita Berkencan dengan Pria Hanya untuk Makan Gratis

Sementara penelitian terbaru mendukung hubungan antara konsumsi cokelat dan jerawat, masih belum jelas apakah cokelat benar-benar menyebabkan jerawat.(ilj/bbs)