1

Peneliti: Makan Apel Sebelum Belanja Bantu Kontrol Keinginan Konsumsi Makanan Cepat Saji

Kabar6-Para peneliti di Amerika Serikat mengungkapkan, mengonsumsi apel sebelum pergi ke supermarket ternyata berkontribusi untuk membeli makanan lain yang lebih sehat.

Diuraikan para peneliti di Universitas Cornell, ada cara sederhana yang bisa membantu pelanggan mengontrol keinginan mereka untuk mengonsumsi makanan cepat saji, yaitu dengan makan buah apel sebelum mendatangi supermarket.

Cara ini, melansir geniusbeauty, rupanya bisa membuat Anda mengambil buah dan sayuran ke dalam keranjang lebih banyak sekira 25 persen. Para peneliti yang sudah melakukan beberapa eksperimen menyebutkan jika cara tersebut bisa mendorong mereka untuk membeli makanan sehat hanya dengan makan buah.

Tidak hanya itu, para penulis penelitian juga merekomendasikan bahwa pemilik supermarket bisa melakukan cara yang sama pada setiap pelanggan mereka untuk mengonsumsi apel guna memilih dan membeli makanan yang jauh lebih sehat.

Hasil penelitian menunjukkan, apel tidak hanya membantu untuk mengurangi rasa lapar, tetapi juga berkontribusi untuk membeli makanan sehat. Meski, akan jauh lebih menguntungkan bagi pemilik toko untuk menjual makanan mengandung kalori. ** Baca juga: Nutrisi dalam 6 Sayuran yang Bantu Cegah Masuk Angin

Hal ini karena makanan tersebut bisa memperoleh keuntungan yang tinggi ketimbang buah-buahan dan sayuran.(ilj/bbs)




Mengapa Anda Susah Berhenti Konsumsi Gula Berlebih?

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang sulit melepaskan diri dari gula, entah itu pada makanan atau minuman? Menurut peneliti dari Irving Medical Center di Columbia University, kesulitan Anda untuk berhenti mengonsumsi gula berlebih disebabkan oleh kurang tidur.

Para peneliti, melansir Womantalk, meneliti hubungan antara ukuran kualitas tidur dan pola makan hampir 500 wanita yang berpartisipasi dalam program AHA Go Red for Women, sebuah studi selama setahun tentang pola tidur dan risiko kardiovaskular pada wanita. Hasilnya, semakin buruk kualitas tidur dan semakin sedikit para wanita ini tidur, semakin banyak dari mereka yang mengonsumsi gula tambahan, lemak jenuh dan kafein.

Lebih dari sepertiga wanita yang diteliti memiliki kualitas tidur yang buruk atau tingkat insomnia. Hampir 30 persen tidur kurang dari tujuh jam per malam dan hampir 25 persen tidur kurang dari tujuh jam per malam tetapi juga menderita insomnia. Waktu tidur rata-rata di antara semua wanita adalah kurang dari tujuh jam.

Secara keseluruhan, wanita yang kurang tidur mengonsumsi rata-rata tambahan 500-800 kalori. Mereka melebihi rekomendasi untuk asupan lemak total dan jenuh, serta tambahan gula dan kafein, tetapi gagal memenuhi rekomendasi untuk konsumsi biji-bijian dan serat.

Menurut para peneliti, temuan ini penting karena wanita berisiko tinggi untuk obesitas dan gangguan tidur. Makanan tinggi gula tambahan dan lemak tidak sehat juga terkait dengan kondisi kesehatan dan penyakit, termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung dan obesitas.

Salah satu alasan bahwa kurang tidur yang berkualitas dapat menyebabkan makan berlebih adalah karena itu diyakini merangsang rasa lapar, atau menekan sinyal hormon yang mengkomunikasikan kepenuhan, kata studi tersebut.

“Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa ketika kita kurang tidur, atau kita tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik, hormon kita sebenarnya dapat merangsang rasa lapar,” kata Dr. Brooke Aggarwal, penulis senior belajar dan asisten profesor ilmu kedokteran di Vagelos College of Physicians and Surgeons, Columbia University.

Ditambahkan, “Hormon-hormon yang bertugas untuk mengatur rasa lapar dan rasa kenyang bisa jadi tidak seimbang.” ** Baca juga: Kenali Perbedaan Probiotik dan Prebiotik

Jadi tidak hanya membuat mata semakin hitam, kurang tidur juga membuat Anda semakin rentan untuk bertambah berat badan dan akhirnya mempunyai berbagai penyakit.(ilj/bbs)




Selai Kacang Bisa Menjadi Solusi ‘Rem’ Kenaikan Berat Badan

Kabar6-Untuk mencapai berat badan yang ideal, langkah pertama yang biasa dilakukan adalah melakukan diet sehat. Nah, selai kacang disebut sebagai salah satu jenis makanan yang baik untuk melakukan diet sehat. Apa alasannya?

Sebuah penelitian, melansir Magforwomen, mengungkapkan bahwa selai kacang berhubungan dengan penurunan berat badan. Selai kacang memiliki berbagai kandungan nutrisi. Seporsi selai kacang mengandung 3 mg antioksidan hebat vitamin E, 49 mg magnesium yang dapat memperkuat tulang, 208 mg kalium yang baik untuk otot, dan 0,17 mg vitamin B6 yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Kandungan protein dan serat dalam selai kacang merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan rasa lapar dan mengontrol berat badan. Selai kacang membantu menekan nafsu makan, dan dengan demikian mencegah Anda makan dalam porsi berlebihan.

Pendapat yang mungkin banyak beredar adalah makanan tinggi lemak akan meningkatkan berat badan. Namun faktanya, lemak dari setiap jenisnya sangat penting bagi tubuh, meskipun dalam jumlah yang berbeda.

Begitu juga dengan selai kacang, terdiri dari lemak tak jenuh tunggal yang meningkatkan kadar kolesterol baik, tanpa meningkatkan kolesterol total darah, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. ** Baca juga: Turunkan Kolesterol dengan Cara Alami

Jadi tidak ada salahnya Anda menjadikan selai kacang sebagai menu camilan sehat.(ilj/bbs)




Bagaimana Atasi Kecanduan Karbo?

Kabar6-Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh, berungsi sebagai bahan bakar, cadangan makanan, dan materi pembangun. Saat mendengar kata ‘karbo’, biasanya yang terlintas dalam benak kita adalah nasi, pasta, pizza, dan aneka kue.

Padahal, karbo juga terkandung di dalam sumber pangan lain seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan gandum utuh. Mengonsumsi karbo memang sangat dianjurkan, tapi apabila berlebihan bisa membahayakan kesehatan. Kondisi inilah yang dialami para pecandu karbo.

Mereka yang berlebihan mengonsumsi karbo bisa mengalami eating disorder, berat badan meningkat tanpa terkendali, mengacaukan fungsi normal tubuh, dan meningkatkan kadar gula dalam darah. Agar tidak kecanduan karbohidrat, melansir Sindonews, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan. Apa sajakah itu?

1. Ketimbang mengisi piring Anda dengan makanan berkarbohidrat tinggi, lebih baik perbanyak yang mengandung protein. Bisa dari sumber hewan, bisa juga nabati. Protein sangat baik untuk kesehatan dan akan membantu Anda merasa kenyang lebih lama.

2. Ketika merasa lapar sebelum waktunya, itu pertanda bahwa sebenarnya Anda butuh air minum. Namun, kebanyakan orang tak menyadari hal tersebut. Jadi, agar tidak tiba-tiba merasa lapar, minumlah banyak air putih.

3. Untuk mengatasi kecanduan pada karbo, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah kenali pemicunya. Makanan apa yang tak bisa Anda hindari sama sekali? Apabila sudah tahu jenis makanan yang memicu kecanduan karbo, Anda akan lebih mudah menghindari godaan untuk memakan jenis makanan tersebut.

4. Jangan terlalu keras pada diri Anda. Artinya, tak perlu menjadikan karbo sebagai pantangan. Itu bukan solusi yang tepat untuk mengatasi kecanduan pada karbohidrat. ** Baca juga: Apa Dampak yang Terjadi Apabila Tubuh Kurang Lemak?

Hal yang disarankan adalah mengontrol jumlah asupannya. Artinya Anda dituntut lebih bijak saat memilih jenis makanan, dan jangan berlebihan.(ilj/bbs)




Apa Dampak yang Terjadi Apabila Tubuh Kurang Lemak?

Kabar6-Lemak identik dengan penyakit jantung dan stroke. Hal ini karena lemak yang dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah yang berakibat pada dua penyakit mematikan tersebut.

Berangkat dari anggapan bahwa lemak berhubungan erat dengan penyakit mematikan, sebagian orang memilih untuk tidak mengonsumsi lemak sama sekali. Benarkah pilihan tersebut?

Diketahui, tubuh manusia tetap membutuhkan lemak, khususnya jenis lemak yang sehat dan dalam jumlah seimbang. Kekurangan lemak dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh. Sebagai akibatnya, melansir Klikdokter, Anda akan mengalami dampak buruk antara lain seperti:

1. Depresi
Lemak diperlukan dalam proses pembentukkan hormon serotonin. Hormon ini berperan dalam mempengaruhi sistem saraf yang memicu munculnya rasa tenang dan damai.

Apabila tubuh kekurangan lemak, kadar hormon serotonin akan berkurang. Ini membuat Anda akan lebih mudah depresi dan mengalami gangguan kesehatan mental lainnya.

2. Berisiko kekurangan vitamin
Vitamin A, D, E, dan K memerlukan lemak agar dapat diserap sempurna oleh tubuh. Ini berarti bahwa kekurangan lemak membuat tubuh berisiko kekurangan pasokan vitamin tersebut. Berbagai masalah yang bisa muncul seiring dengan kondisi kekurangan vitamin, misalnya kulit kering, pucat dan kusam karena kekurangan vitamin E.

Selain itu, gangguan pada kepadatan tulang pun juga bisa terjadi akibat kekurangan vitamin D dan K. Masalah pada penglihatan, seperti rabun senja dapat pula terjadi sebagai akibat dari kekurangan vitamin A.

3. Sering merasa kedinginan
Salah satu fungsi lemak adalah untuk mempertahankan suhu tubuh agar selalu normal. Setiap orang memiliki lemak bawah kulit yang berfungsi menjaga tubuh dari dinginnya udara luar.

Lapisan lemak bawah kulit tersebut juga akan dibakar untuk menghasilkan suhu panas apabila tubuh mengalami kedinginan. Bila tubuh kekurangan lemak, tentu saja Anda akan lebih mudah merasa kedinginan.

4. Mengganggu kesehatan jantung dan pembuluh darah
Kolesterol baik (HDL) berfungsi mengangkut sisa lemak di pembuluh darah untuk dibawa ke hati guna proses metabolisme lebih lanjut. Bila Anda tidak mengonsumsi lemak sama sekali, kadar HDL tentu akan menurun drastis. Ini dapat membuat sisa-sisa lemak dalam pembuluh darah mungkin akan menumpuk.

Bila penumpukan tersebut terjadi di pembuluh darah jantung, risiko penyakit jantung koroner dan serangan jantung akan meningkat berkali-kali lipat.

5. Potensi cedera lebih tinggi
Lemak dapat berfungsi sebagai bantalan alami tubuh. Lemak akan mengelilingi dan melindungi organ vital, serta menjaga sendi saat terjadi benturan. Pada orang yang kekurangan lemak, fungsi ini tidak akan dimiliki sehingga bila terjadi benturan akan lebih mungkin terjadi cedera.

6. Kesuburan terganggu
Siklus haid wanita dipengaruhi oleh kadar hormon seks, salah satunya adalah estrogen. Lemak, terutama lemak bawah kulit, membantu memastikan kecukupan produksi hormon estrogen.

Itu sebabnya, orang dengan kadar lemak yang sangat rendah cenderung jarang atau tidak menstruasi sama sekali akibat mengalami hormon yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan lemak juga bisa membuat anak perempuan mengalami keterlambatan pertumbuhan payudara dan menstruasi pertama.

7. Cepat lelah
Lemak merupakan salah satu sumber cadangan energi tubuh. Apabila kadarnya begitu rendah, Anda akan dengan mudahnya mengalami kelelahan kronik.

8. Cepat lapar
Lemak tidak jenuh ganda dan tunggal merupakan sumber lemak yang efektif menahan rasa lapar. Jika Anda kurang atau tidak mengonsumsi jenis lemak tersebut sama sekali, Anda mungkin akan cepat merasa kelaparan meski baru saja makan besar.

9. Bentuk tubuh lebih maskulin
Pada wanita, kekurangan lemak dapat mengakibatkan bentuk tubuh lebih maskulin. Ini terjadi akibat persebaran lemak yang seharusnya berkumpul pada daerah dada, bokong, dan pinggul semakin sedikit.

Jadi, perhatikan kecukupan lemak harian mulai sekarang. Sebanyak apa lemak yang harus dikonsumsi setiap hari agar terhindar dari bahaya kekurangan lemak? Pada orang dengan berat badan ideal dan kondisi tubuh sehat, proporsi lemak yang disarankan dalam satu hari adalah antara 20-25 persen dari total kalori harian.

Jumlah ini bisa berubah, karena dipengaruhi oleh usia, kondisi kesehatan, serta jumlah lemak total dalam tubuh. Selain hal tersebut, komposisi dan jenis lemak yang dikonsumsi juga wajib diperhatikan. Lemak tidak jenuh ganda maupun tunggal, lebih baik ditingkatkan konsumsinya.

Bagaimana dengan lemak jenuh dan trans? Jenis lemak tersebut harus benar-benar dibatasi. Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi sumber lemak jenuh dan trans lebih dari 10 persen dari total asupan lemak harian. ** Baca juga: Selain Segar, Ini 5 Manfaat Mandi Pagi

Yuk, konsumsi lemak dalam jumlah seimbang setiap hari. Fokuskan untuk mengonsumsi jenis lemak sehat yang memang bermanfaat bagi tubuh.(ilj/bbs)




Idap Sindrom Langka, Balita Buxton Tidak Pernah Merasa Kenyang

Kabar6-Seorang balita berusia 23 bulan asal Cheseterton, Staffordshire, bernama Geezer Buxton mengalami kondisi tak biasa, selalu merasa lapar. Buxton masih terus memasukan apa pun yang masih bisa digapai tangan ke mulutnya, meskipun sudah makan kenyang.

Rupanya, melansir irishmirror, Buxton menderita sebuah sindrom langka yang membuatnya selalu merasa lapar. Sindrom itu dinamakan Prader-Willi Syndrome (PWS), yang membuat Buxton tidak pernah menyadari bahwa apa yang ia makan sudah cukup. Kondisi seperti ini hanya diderita satu dari sekira 15 kelahiran di Inggris setiap tahunnya.

Sindrom ini membuat penderitanya terobsesi pada makanan, biasanya dimulai sebelum si anak berusia enam tahun. Selain tak pernah merasa kenyang, penderita PWS biasanya ditandai dengan keterbelakangan mental, serta perkembangan fisik dan emosional yang cenderung lambat. ** Baca juga: Dipecat Gara-gara Mandi dalam Tempat Cuci Piring Restoran

Sejak lahir, kondisi Buxton sudah disebut tidak normal. Tragisnya, dokter yang menangani tak pernah tahu penyebab hal tersebut terjadi.

Dokter bahkan mendiagnosis bahwa kemungkinan hidup Geezer hanya 50 persen. PWS disebut-sebut sebagai penyakit genetik, namun pada kebanyakan kasus yang dijumpai, penyakit ini tidak ‘diwariskan secara turun temurun, tapi terjadi begitu saja secara acak.(ilj/bbs)




Waspadai Sejumlah Perubahan Pola Tubuh Akibat Kurang Makan

Kabar6-Mengonsumsi makanan secara berlebihan memang tidak disarankan. Namun, sedikit makan juga bisa menjadi masalah. Hal itu karena setiap hari tubuh memerlukan sejumlah kalori agar berfungsi dengan baik.

Saat menjalani diet yang sangat ketat, kita akan mengurangi nutrisi penting dari tubuh, dan hal itu bisa berbalik melawan kita. Melansir timesofindia, berikut sejumlah tanda yang perlu diwaspadai apabila Anda mengalami perubahan pola tubuh:

1. Menjadi gemuk atau lelah setiap saat
Salah satu alasan utama merasa lelah atau letih sepanjang waktu yakni asupan kalori lebih sedikit. Banyak rencana penurunan berat badan termasuk mengonsumsi makanan dalam jumlah kalori terbatas, membuat kita makan lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal inilah yang menyebabkan metabolisme kita melambat dan merasa lelah.

2. Merasa lapar sepanjang waktu
Ketika tubuh kita merasa lapar dalam rentang waktu yang singkat, kemungkinan kita mengonsumsi makanan yang lebih rendah daripada yang seharusnya dimakan.

Ada banyak teori yang menyarankan sebaliknya, dan bagaimana orang-orang dengan metabolisme cepat mungkin merasa lebih lapar.

Namun penting untuk dipahami ketika merasa lapar dan lelah sepanjang waktu, tubuh membutuhkan lebih banyak kalori daripada yang sebenarnya kita berikan.

3. Kehilangan rambut
Satu dampak mengonsumsi makanan lebih sedikit yaitu kehilangan rambut. Ya, rambut kita membutuhkan nutrisi yang tepat untuk tumbuh dan sehat secara alami.

Ketika menjalani diet ketat dan memberi makan tubuh sedikit makanan, maka akan cenderung kehilangan rambut. Bahkan, rambut juga mulai kehilangan cahaya alaminya.

4. Memiliki masalah tidur
Saat porsi makan lebih sedikit, tidur kita otomatis akan terpengaruh. Setelah rencana diet ketat bisa mengakibatkan gangguan tidur, efek lain dari makan lebih sedikit adalah tidak segar saat bangun di pagi hari.

Apabila Anda terbangun dengan perasaan letih atau lesu tepat di pagi hari, maka inilah saatnya bagi untuk memasukkan lebih banyak makanan sehat ke menu harian.

5. Kesal atau gelisah sepanjang waktu
Otak kita butuh bahan bakar untuk bekerja. Tubuh kita adalah mesin yang terencana dengan baik yang bekerja dengan baik hanya jika mendapat nutrisi yang sesuai.

Jadi, apabila kita merasa kesal tanpa alasan yang kuat pada saat yang tidak biasa, ada kemungkinan Anda sedikit mengonsumsi makanan. Seiring dengan olahraga, memberi makan tubuh dengan jumlah makanan dan cairan yang tepat akan membantu menyingkirkan perasaan agitasi ini.

6. Merasa dingin sepanjang waktu
Terkadang jika tubuh menerima kalori lebih rendah, maka akan cenderung menurunkan suhu tubuh alami Anda. Karena itu, jika merasa kedinginan bahkan saat orang lain di sekitar berkeringat, maka analisa pola makan Anda.

7. Mengalami sembelit atau mengalami masalah pencernaan
Sembelit merupakan perhatian utama bagi mereka yang melakukan program penurunan berat badan atau mereka yang memiliki nafsu makan kecil. Padahal, tubuh kita membutuhkan cukup banyak serat.

Jika kita membatasi makanan, maka lebih cenderung menghadapi masalah pencernaan. Jadi, sangat perlu memiliki cukup makanan untuk menjaga agar sistem pencernaan tetap sehat.

8. Mengalami suasana hati yang berbeda setiap saat
Depresi, kegelisahan dan kesedihan adalah emosi yang sering dirasakan oleh mereka yang menjalani diet ekstrem. Seseorang mungkin akan mendapatkan tubuh yang mereka inginkan, tapi perasaan bahagia dapat menjauhi Anda.

Selain itu, mengonsumsi makanan rendah kalori juga bisa menyebabkan perubahan mood yang lebih sering. ** Baca juga: Kesepian Bisa Picu 3 Masalah Kesehatan

Makan dengan porsi cukup menjaga Anda tetap fit selama menjalankan aktivitas harian.(ilj/bbs)




Ternyata Beberapa Pilihan Minuman Justru Bisa Bikin Berat Badan Bertambah

Kabar6-Porsi makanan menjadi hal utama yang harus diperhatikan saat Anda berusaha untuk menurunkan berat badan. Namun tahukah Anda, minuman yang dikonsumsi ternyata juga berpengaruh?

Ada beberapa hal, melansir Womenshealthmag, yang membuat pilihan minuman turut berperan dalam proses peningkatan berat badan. Apa sajakah itu?

1. Konsumsi jus
Anda mungkin mengira, mengonsumsi jus dapat membantu menurunkan berat badan. Namun, jus buah dapat mengandung gula yang berarti juga ada banyak kalori.

Mengonsumsi buah segar merupakan pilihan yang lebih baik karena buah segar masih mengandung banyak serat tidak seperti jus buah yang tidak lagi mengandung serat.

2. Tidak konsumsi cukup banyak air putih
Banyak orang tidak mengetahui bahwa air putih sebenarnya juga merupakan suatu antioksidan, terutama hidrogen yang terdapat di dalam air putih dapat membantu melindungi tubuh Anda dari berbagai radikal bebas.

Dehidrasi dapat membuat fungsi tubuh Anda terganggu, bahkan dehidrasi ringan sekalipun. Rasa haus juga seringkali disalahartikan sebagai rasa lapar.

3. Berlebihan konsumsi minuman beralkohol
Minuman beralkohol merupakan salah satu jenis minuman yang dapat merusak rencana Anda untuk menurunkan berat badan. Bir misalnya dapat memicu timbulnya reaksi peradangan di dalam tubuh yang dapat sangat mempengaruhi berat badan.

4. Berlebihan konsumsi smoothies
Smoothies merupakan salah satu jenis minuman yang sangat baik dikonsumsi bila Anda sedang berusaha untuk menaikkan berat badan, bukan sebaliknya. Hal ini karena walaupun smoothies mengandung banyak nutrisi, smoothies juga mengandung banyak kalori.

5. Sering konsumsi diet soda
Diet soda juga dapat memicu produksi hormon insulin seperti halnya minuman bersoda lainnya yang mengandung banyak gula, yang tentu saja dapat mengubah reaksi tubuh Anda terhadap gula.

Selain itu, pemanis buatan juga lebih kuat dibandingkan dengan gula asli sehingga mereka mungkin tidak terasa terlalu manis, akan tetapi memiliki efek sama seperti halnya gula.

6. Konsumsi kopi berlebihan
Mengonsumsi kopi dalam jumlah sedikit memang dapat membantu Anda bekerja dan berolahraga dengan lebih baik. Namun mengonsumsi kopi secara berlebihan, misalnya lebih dari tiga gelas sehari dapat membuat Anda merasa sangat lelah dan sulit berolahraga.

Selain itu, memang benar bahwa kopi hitam tidak akan menyebabkan berat badan Anda meningkat, akan tetapi sirup, susu, dan krim yang ditambahkan ke dalam kopi tersebutlah yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan. ** Baca juga: Tidak Melulu Sayuran Hijau, Makanan Berwarna Kuning Ini Juga Sehat

Jadi, mengonsumsi minuman pun sebaiknya dalam porsi wajar alias tidak berlebihan.(ilj/bbs)




Begini Cara Kurangi Kalori Tanpa Rasa Lapar

Kabar6-Selama ini banyak yang menganggap bahwa mengurangi kalori artinya harus merasa kelaparan atau mengurangi jumlah makanan secara drastis. Padahal, dengan mengonsumsi makanan yang tepat, Anda dapat tetap merasa kenyang sambil mengonsumsi lebih sedikit kalori.

Berbagai perubahan kecil seperti mengurangi konsumsi minuman manis dan makanan yang digoreng atau menghindari camilan dapat menurunkan konsumsi kalori Anda tanpa perlu merasa kelaparan.

Mengurangi atau sama sekali tidak mengonsumsi minuman bersoda dan jus buah dapat membantu mengurangi konsumsi kalori Anda tanpa merasa lapar.

Pada sebuah penelitian pada 2012, melansir healthyeating.sfgate, para peserta yang mengganti minuman manisnya dengan air putih dalam porsi makan yang sama, mengalami penurunan berat badan hingga 2-2,5 persen dari berat badannya semula dalam waktu enam bulan. Bagaimana cara Anda memasak makanan juga dapat mempengaruhi jumlah makanan yang anda konsumsi, terutama makanan yang digoreng.

Pilihlah makanan yang dipanggang, dibakar, direbus, dikukus, atau ditumis sebisa mungkin untuk menghindari kalori tambahan. Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah jangan lupa untuk mengonsumsi protein dan serat yang dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama dengan kalori yang lebih rendah.

Sayuran merupakan makanan yang mengandung banyak serat dan rendah kalori. Makanan yang mengandung protein dan serat adalah daging, telur, kacang-kacangan, sayuran, gandum, sereal, dan bahkan popcorn.

Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah makan hanya ketika Anda merasa lapar. Konsumsi cukup air putih di sepanjang hari agar Anda tidak salah mengartikan rasa haus dengan rasa lapar. ** Baca juga: Kenali Minuman yang Bisa Sebabkan Dehidrasi dan Hidrasi

Minumlah segelas air terlebih dahulu sebelum makan untuk memastikan bahwa Anda memang benar-benar merasa lapar.(ilj/bbs)




Agar Tidak Mudah Lapar, Hindari 3 Jenis Makanan Ini

Kabar6-Saat lapar melanda, Anda tentu saja menjadi tidak bisa fokus serta kurang konsentrasi melakukan aktivitas harian atau menyelesaikan sejumlah pekerjaan kantor atau rumah.

Di satu sisi, seringkali kita masih merasa lapar meskipun baru saja makan ‘berat’. Nah tahukah Anda, ternyata ada beberapa makanan yang membuat kita terus ingin makan.

Makanan dengan kandungan zat adiktif membuat seseorang sulit berhenti untuk mengonsumsi sesuatu. Melansir Care2, berikutĀ  tiga jenis makanan yang perlu dihindari agar perut tidak selalu merasa lapar:

1. Makanan beku
Memilih makanan beku pada saat makan malam adalah sebuah kesalahan, karena tidak berisi cukup kalori. Sebaiknya, memilih makanan yang cukup serat, khususnya buah-buahan dan sayuran segar.

2. Sarapan manis
Makanan organik dapat dijadikan sarapan pilihan terbaik. Pertimbangkan untuk mengonsumsi oat dengan buah, madu, selai kacang, dan santan. Mungkin makanan tersebut bukan cara yang baik untuk memulai hari.

3. Kue
Gula putih dan tepung pada kue tidak memiliki serat atau nutrisi. Makanan inilah yang membuat perut terus merasa lapar. Bila ingin mengonsumsi kue, sebaiknya pilih yang dipanggang dengan biji-bijian dan sedikit kandungan gula. ** Baca juga: Kurangi Pujian Fisik untuk Anak

Jadi sebisa mungkin hindari tiga jenis makanan tadi agar tidak mudah lapar.(ilj/bbs)