1

Soal DTH Korban Banjir Lebak, Bupati Iti: Sangat Tidak Mungkin

kabar6.com

Kabar6-Pemerintah tidak akan membangun hunian sementara (Huntara) bagi korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak. Sebagai gantinya, setiap keluarga akan diberikan dana tunggu hunian (DTH) Rp500 ribu per bulan.

Namun, menurut Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, DTH dinilai sangat tidak mungkin diberikan mengingat banyaknya jumlah jiwa yang terdampak bencana.

“Terkait ini sudah disampaikan ke BNPB kalau (Korban) Lebak diberi dana tunggu hunian tidak memungkinkan, karena dengan jumlah yang ribuan dan elevansi serta kondisi masyarakat yang tidak punya tempat tinggal,” kata Iti, Selasa (14/1/2020).

Iti mengatakan, masyarakat bakal kesulitan mencari rumah sewaan untuk tempat tinggal sementara menunggu pembangunan rumah selesai.

“Di mana mereka mau menyewa? Kalau numpang di keluarganya, nanti khawatir malah terjadi konflik di dalam keluarga. Jadi keputusan hasil rapat kami, dibangun Huntara,” ungkap Iti.

Salah satu lokasi yang siap sambung Iti di Dodiklatpur, Ciuyah dan rumah susun (Rusun) Cibadak.**Baca juga: Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang-Longsor Lebak Diperpanjang.

“Komandan Dodiklatpur sudah menyampaikan masyarakat masih bisa menempati sampai tempat tinggalnya siap, dan sekitar 54 KK bisa tinggal di rusun. Nanti kami pisahkan, mana yang masuk ke wilayah genangan Waduk Karian, berapa yang sudah diverifikasi dan dibayar, itu dipisahkan,” papar Iti.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak Dede Jaelani menjelaskan, pihaknya akan terlebih dahulu mendata mana saja warga yang akan diusulkan mendapat DTH dan Huntara.

“Kami data dulu, jadi kalau yang tidak ada tempat untuk menyewa atau tidak bisa tinggal dengan keluarga nya kami usulkan ke Huntara,” katanya. (Nda)




Pandeglang Bantu Rp 100 Juta untuk Korban Banjir Bandang Kabupaten Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten Pandeglang memberikan bantuan Rp100 juta untuk korban banjir bandang di Kabupaten Lebak. Bantuan diserahkan Bupati Irna Narulita kepada Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, di Kantor BPBD Lebak, Senin (13/1/2020).

Irna didampingi suami yang juga anggota DPR RI Dimyati Natakusumah. Dia tiba di kantor BPBD sekira pukul 08.45 WIB.

“Kami prihatin ya, apalagi (Lebak) kabupaten tetangga. Saya bisa merasakan, karena setahun yang lalu kami juga mendapatkan musibah, dan ini lebih dahsyat,” kata Irna kepada wartawan.

Irna berharap, edukasi dan mitigasi bencana kedua daerah bertetangga ini semakin lebih baik.

“Konvergensi ya. Apa-apa yang bisa kita mitigasi, baik sungai maupun penanganan terhadap lingkungan yang harus bersama-sama kita tangani bersama,” katanya.

**Baca juga: Pemkab Lebak Sarankan Masyarakat Tak Lagi Sumbang Pakaian ke Pengungsi Banjir Bandang.

Sementara itu, Iti mengucapkan terima kasih bantuan yang diberikan Kabupaten Pandeglang.

“Bantuan ini dapat bermanfaat. Pembangunan cepat dilakukan dan Lebak segera bangkit,” ucapnya.(Nda)




Istri-istri Dewan Banten Geruduk Korban Banjir Lebak

Kabar6.com

Kabar6-Ikatan Keluarga Anggota DPRD (IKAD) Banten peduli korban banjir bandang dan longsong Kabupaten Lebak, Banten, (10/01/2020).

Kepedulian tersebut dibuktikan dengan melihat langsung dari dekat tempat-tempat penampungan korban, untuk mengetahui kondisi terkini para korban.

Kunjungan istri-istri anggota DPRD Banten dipimpin langsung oleh, Ny. Tinawati yang tidak lain adalah istri dari ketua DPRD Banten periode 2019-2024, Andra soni.

Setibanya dilokasi pertama, Kampung Bolang, Desa Bungur Mekar, Kabupaten Lebak, para istri anggota DPRD Banten itu langsung diserbu korban yang terdampak banjir beberapa waktu kemarin.

Dihadapan para istri dewan tersebut, mereka berharap, kedepan nantinya, rumah-rumah yang mereka tempati bisa segera direlokasi ketempat yang lebih aman, tidak lagi ditempat sebelumnya, khawatir terseret arus kembali.

Para korban banjir nampak tidak segan untuk nenyampaikan keluh kesah yang mereka alami selama tinggal di camp pengungsian.

Mereka berharap dengan hadirnya istri dari para wakil rakyat tersebut diharapkan nantinya bisa menyampaikan setiap keluh kesah yang dialami korban, untuk selanjutnya ditangani oleh pihak terkait.

Istri Ketua DPRD Banten, Ny. Tinawati mengatakan, sebelumnya pihaknya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa warga Banten, dan harus kehilangan tempat tinggal, serta harus kehilangan harta benda dan sanak saudara yang mereka cintai karena tewas tertimpa musibah banjir bandang beberapa waktu kemarin.

Pihaknya berjanji akan menyampaikan aspirasi warga yang terkena dampak banjir kepada para suami mereka yang duduk dikursi DPRD Banten, untuk selanjutnya dicarikan jalan keluarnya atas yang dialami oleh warga Banten yang tertimpa musibah banjir dan tanah longsong.

“Kita akan sampaikan kepada para suami kami, karena ini merupakan aspirasi masyarakat langsung yang harus kami sampaikan,” tegas Tinawati.

Menurutnya, kehadiran istri-istri dari dewan tersebut dalam upaya mendukung tugas dan fungsi DPRD Banten sebagai wakil masyarakat di Provinsi Banten, agar bisa segera mencarikan jalan keluarnya bersama-sama pihak terkait, dalam mengatasi permasalah yang dialami korban banjir.

**Baca juga: Jokowi Perintahkan Tambang Ilegal Dihentikan, Bupati Iti: Saya Gak punya ‘Pistol’.

Selain mencari tahu kondisi terkini yang dialami korban, rombongan IKAD sengaja dengan membawa barang kebutuhan masyarakat yang masih tinggal dipengungsian, mulai dari makanan dan minuman, selimut, sarung dan masih banyak lagi.

Tidak puas menghampiri warga yang menjadi korban banjir di Kampung Bolang, Desa Bungur Mekar, Kabupaten Lebak, kembali istri-istri dari anggota DPRD Banten tersebut melanjutkan perjalanannya menuju Desa Lebak Gedong, Kabupaten Lebak dan kembali menyalurkan bjantuan bagi korban bencana banjir.

Tutut hadir para pejabat struktural dilingkup Sekretariat DPRD Banten mendampingi IKAD Banten.(Den)




Begini Cara SMK 17 Agustus Al-Rasyid Lebak Bantu Korban Banjir Bandang

Kabar6.com

Kabar6-Pakaian layak pakai, perabotan rumah tangga, sembako dan lain-lain disalurkan SMK 17 Agustus Al-Rasyid Rangkasbitung Yayasan Pendidikan Islam Al-Rasyid kepada warga korban banjir bandang, di Kampung Somang, Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, Kamis (9/1/2020).

Tidak hanya bantuan kebutuhan pelajar dan guru secara gotong royong membantu membersihkan permukiman warga dari sisa-sisa sampah material yang terbawa banjir.

“Tidak banyak yang bisa kami berikan dan lakukan untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir bandang. Semoga aksi kecil kami ini bisa sedikit membantu mengurangi beban masyarakat,” kata Kepala SMK 17 Agustus Al-Rasyid, Ade Niky.

Selain membantu masyarakat, aksi tersebut juga bagian dari upaya menanamkan kepedulian terhadap sesama kepada para pelajar.

“Kita mendoakan agar saudara-saudara kita diberikan kekuatan, kesabaran dan ketabahan. Dari sini siswa belajar bagaiamana membantu dan tolong menolong, kami tanamkan jiwa kemanusiaan kepada mereka agar selalu tergerak hatinya ketika di sekitar mereka terjadi bencana,” papar Niky.

**Baca juga: Realisasi Belanja Kabupaten Lebak 84 Persen.

Salah seorang warga, Arinah mengucapkan terima kasih bantuan yang datang dari SMK 17 Agustus Al-Rasyid baik materil maupun tenaga.

“Bantuan ini sangat bermanfaat untuk kami dan semoga membawa keberkahan bagi semua. Terima kasih atas apa yang sudah dilakukan dan diberikan,” tuturnya.(Nda)




Korban DP Hangus Apartemen Loftvilles City Inginkan Uang Kembali Utuh

Kabar6.com

Kabar6-Siti Handayani, salah seorang korban down payment (DP) hangus di Apartement Loftvilles City menginginkan uangnya dikembalikan utuh, tanpa potongan.

“Saya ingin uang saya yang sudah masuk dikembalikan utuh,” kata Siti Handayani kepada Kabar6.com, Rabu (8/1/2020).

Kata Siti, sebelumnya ia memesan 1 unit type 2 bad room D (BR) di Tower Aegyo Lantai 3 nomor 7 pada Apartemen Loftvilles City yang berlokasi di Jalan Bukit Sarua RT 003 RW 03, Sarua, Ciputat, Tangerang Selatan.

“Pembayaran DP pertama saya pada 01 September 2016. Dan uang saya yang telah masuk Rp135 juta dari harga unit Rp450 juta,” jelasnya.

Siti Handayani tetap ‘keukeuh’ uangnya dikembalikan utuh setelah pihak Loftvilles City mengatakan bahwa pengajuan kreditnya ditolak perbankan.

**Baca juga: Lagi, Apartemen Loftvilles City Kemplang DP Konsumen.

Lestari, korban lain dari Apartemen Loftvilles yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo menceritakan, dirinya memesan 1 unit type 2 BD dengan luas 30.20 meter persegi di Tower Buchida Lantai 7 nomor 8 pada apartemen yang dikelola PT Bukit Sarua Development tersebut.

Kata Lestari, plafon KPA dari unit yang dipesannya itu sebesar Rp382.144.000 dan harga unit yang ditawarkan Rp477.680.000. “Uang saya yang sudah masuk sebesar Rp95.536.000,” jelasnya.

**Baca juga: Akad Ditolak Perbankan, Booking Fee & DP Konsumen Loftvilles City Hangus.

Disamping itu, Lestari juga memesan 1 unit type Studio A dengan luas 19.00 meter persegi di Tower Buchida Lantai 7 nomor 9 pada Apartemen Loftvilles City.

“Itu plafon KPA nya Rp248.000.000 dan harga unit Rp310.000.000. Uang saya yang sudah masuk Rp61.999.930,” jelasnya.

**Baca juga: Loftvilles City: Bubuhkan Tanda Tangan di PPJB, Uang 20% Hangus.

Dengan alasan yang kurang dimengerti, Lestari tiba-tiba mendapat kabar bahwa pengajuan kredit dirinya ditolak perbankan. “ Padahal saya serius ingin membeli unit di Apartemen Loftvilles City itu. Tapi terkesan seperti di permainkan. Mana uang saya sudah masuk lumayan banyak lagi,” ungkapnya.

Walau pun sudah ditolak perbankan menurut management Loftvilles City, Lestari masih ingin memiliki unit, sehingga dia mencoba komunikasi dengan pihak managemen. “Kalo gitu cash keras aja 12 bulan,” papar Lestari menirukan omongan pihak Apartemen Loftvilles.

**Baca juga: Loftvilles City: Kalau Uang 20 Persen Dikembalikan, Kami Bisa Bangkrut Dong.

Hingga kini, Lestari tak mendapatkan penjelasan lebih mendetail dari pihak Loftvilles terkait keinginannya untuk memiliki unit. “Ya belum ada jawaban lagi dari Loftvilles nya, jual mahal kali ye,” celoteh Lestari.(Jic)




Pulihkan Trauma Anak Korban Banjir Bandang Lebak, MA Care Dirikan Sekolah Darurat

Kabar6.com

Kabar6-Mathla’ul Anwar (MA) Care mendirikan sekolah darurat untuk korban banjir bandang di Kampung Seupang lama, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Hal itu untuk memenuhi hak dasar pendidikan anak-anak korban banjir.

Di lokasi tersebut, terdapat 50 anak usia sekolah dari tingkat dasar hingga menengah, mereka kehilangan rumah dan sekolah tempat mereka belajar. Sementara, Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar (MI MA) satu-satunya sekolah yang ada di lingkungan mereka tinggal kondisinya mengenaskan karena tertimbun lumpur material banjir.

Direktur MA Care Mulyadi mengaku beruntung saat kejadian MI tersebut dalam kondisi kosong, tidak ada kegiatan belajar mengajar karena sedang libur semester ganjil. Tetapi mereka harus kehilangan tempat mereka belajar baik di sekolah maupun dirumah.

“Mereka harus mengungsi karena rumah mereka ikut hancur, buku dan peralatan sekolah lainnya hilang terseret banjir bandang yang dahsyat, belum lagi kondisi psikologis mereka terganggu. Ada traumatik dalam diri anak anak karena begitu dahsyatnya bencana yang terjadi,”terang Mulyadi dalam siaran pers yang diterima, Selasa (7/1/2020).

Menurutnya, di hari pertama pasca kejadian, tim Relawan Mathla’ul Anwar Care tiba di kampung Seupang dan langsung berkomunikasi dengan kepala Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Seupang, kemudian mendirikan tenda posko pengungsian untuk menampung para penyintas, melakukan evakuasi warga yang sebagian masih berada di titik rawan bencana.

“Hasil musyawarah tim MA Care yang di komandoi Pak Mulyadi dengan para penyintas dan kepala MI MA Seupang maka sepakat mendirikan Madrasah Darurat MI MA sampai kondisi gedung MI MA bisa digunakan dengan layak,”ungkapnya.

Hari ke tiga pasca kejadian, MA Care mendirikan Madrasah Darurat secara bergotong royong antara relawan MA Care masyarakat penyintas turut urun tangan bahu membahu penuh semangat dengan fasilitas seadanya, Madrasah beralaskan tanah, berdinding dan beratapkan terepal plastik.

Demi berjalannya aktivitas Madrasah Darurat tersebut MA Care menerjunkan tenaga pengajar dari MI MA, MTs MA, Aliyah MA Pusat Menes, SMA MA Menes Pandeglang, Mathla’ul Anwar Global School Pandeglang serta SMK MA Warunggunung Lebak, juga para Mahasiswa UNMA Banten.

**Baca juga: Dispar Pandeglang Gagal Capai Target Jumlah Kunjungan wisatawan.

“Karena kondisi darurat fokusnya adalah pemulihan psikologis anak, maka sistem belajarnya pun berbeda dari biasanya. lebih ringan,santai dan penuh tawa agar anak bergembira sambil melakukan trauma healing,”tandasnya.(Aep)




Rakor Banjir Kementerian, Wagub Banten Pastikan Layanan Dasar Korban Terpenuhi

Kabar6.com

Kabar6-Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengikuti rapat koordinasi tingkat menteri terkait banjir Jakarta, Jabar dan Banten di kantor Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Usai rapat, kepada pers, Andika mengatakan Pemprov Banten saat ini tengah fokus melakukan penanganan korban banjir, khususnya di Kabupaten Lebak, dengan memastikan pelayanan dasar para korban terpenuhi.

“Kebutuhan tempat tinggal sementara dalam hal ini pengungsian, pangan, kesehatan, pendidikan, itu dulu yang kita fokuskan bisa diterima oleh para korban,” kata Andika.

Diungkapkan Andika, khusus di Kabupaten Lebak sampai H+6 banjir bandang tercatat sebanyak 1.310 rumah warga yang rusak sehingga tidak bisa ditinggali lagi oleh pemiliknya. “Mereka ini lah yang jadi sasaran pelayanan dasar kami di tenda-tenda pengungsian,” imbuhnya.

Lebih jauh Andika mengatakan, masih ada sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak yang terisolir akibat banjir bandang 1 Januari lalu. Andika mengaku, pihaknya bersama pemerintah pusat, Pemkab Lebak, TNI, Polri, Basarnas, PMI dan unsur relawan kini masih tengah melakukan proses evakuasi terhadap mereka.

“Sambil mengevakuasi, kita pastikan juga logistik terdistribusikan kepada mereka yang menunggu giliran untuk dievakuasi,” ujarnya.

Sementara itu, Muhadjir mengatakan banjir menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas umum, fasilitas sosial, dan perumahan warga.

Muhadjir juga mengatakan akibat debit air yang tinggi membuat perumahan di tepi sungai terendam. Sehingga sungai terlihat berpindah lokasi.

“Berdasarkan data kerusakan fasum, fasos dan perumahan, Kabupaten Lebak merupakan daerah dengan kerusakan infrastruktur terbanyak, disusul Kabupaten Bogor. Di lebak ini ada Pak Wagub, sampai sungainya ada sungai yang pindah, bergeser dari sungai awal kemudian desanya jadi sungai baru,” katanya.

Lebih jauh, Muhadjir mengatakan berdasarkan data BNPB yang ia terima, banjir dan longsor berdampak pada 293 kelurahan dan 74 kecamatan. Sebanyak 35.502 warga mengungsi, dan 67 orang meninggal dunia.

**Baca juga: Lelang 14 Paket Pembangunan Jalan Provinsi Banten TA.2020 Disatukan, Kok Bisa?.

Ia juga menyebut sebanyak 12 Kabupaten/Kota telah menetapkan status tanggap darurat yaitu dari Provinsi Jawa Barat dan Banten.

Rapat dihadiri oleh sejumlah kementerian, di antaranya Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmavati. Selain itu juga hadir Kepala BPPT Hammam Riza, Kepala BMKG Dwikorita, Kabasarnas Marsdya TNI Bagus Puruhito, perwakilan TNI, dan perwakilan dari BNPB.

Hadir pula dari pemerintah seperti Gubernur DKI Jakarta dan BPBD daerah di Indonesia yang saat ini mengalami bencana banjir dan longsor. (Den)




1.475 Korban Banjir di Tangsel Penyakitan, 20 Persen Kutu Air

Kabar6.com

Kabar6-Pascabencana pada Rabu pekan kemarin menimbulkan masalah baru bagi warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Ada banyak warga terdampak bencana terserang berbagai penyakit.

“1475 yang berobat ke posko ke puskesmas sama ke tim yang mobile,” ungkap pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Deden Deni usai rapat koordinasi di Balaikota, (Selasa, 7/1/2020).

Ia memaparkan, data yang tercatat 300 orang atau 20 persen warga terkena penyakit kulit (dermatitis). 242 atau 16 orang mengalami pegal-pegal badan (myalgia).

Deden lanjutkan, 231 orang atau 16 persen warga korban banjir yang berobat ke posko mengeluhkan penyakit darah tinggi (hipertensi). Kemudian sebanyak 134 orang atau 9 persen warga sakit kepala (cefalgia).

“Kebanyakan sih biasanya kalau penyakit pasca bencana sih penyakit kulit. Gatel-gatel-gatel gitu ya dari berapa sekian itu rata-rata 20 persen penyakit kulit,” papar Deden.

**Baca juga: Dindikbud Tangsel Fasilitasi Ganti Ijazah Rusak Terendam Banjir.

Ia lanjutkan, selebihnya warga menderita penyakit diare, ISPA, hipertensi yang jelas semua tertangani karena ketersediaan obat-obatan mencukupi.

“Puskesmas masih siaga sampai tanggal 14 kita siaga tetep. Kita pantau setiap saat di lapangan sesuai dengan wilayah puskesmas masing-masing. Apalagi cuaca masih begini, cuaca masih berpotensi hujan lebat tadi kata BMKG kita harus tetep siaga,” ujar Deden.(eka)




1.087 Korban Bencana Banjir Lebak Banten di Trauma Healing

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 1087 warga Kabupaten Lebak diberikan layanan traumatik bencana alam pasca kejadian banjir bandang yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Lebak dan sekitarnya, dengan trauma healing.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Siti Ma’ani Nina mengatakan, trauma healing sengaja diberikan kepada korban bencana banjir agar korban terhindar dari gangguan stres pasca trauma akibat kejadian banjir bandang yang melanda.

Secara perinci Nina menyebutkan, dari 1087 warga yang ditrauma healing tersebut terdiri dari 285 KK, dengan rincian 555 adalah pria, sedangkan 532 adalah kaum wanita.

Sedangkan jika berdasarkan usia, pemberian trauma healing lanjut Nina, diberikan kepada anak-anak usia 0-11 bulan sebanyak 20 orang, usia 1-5 tahun sebanyak 124 orang, usia 6-12 tahun 151 orang.

Masih kata Nina, untuk remaja usia 13-15 tahun sebanyak 67 orang, 16-19 tahun sebanyak 100 orang. Dewasa 610 orang, lansia 13 orang, ibu-ibu hamil 11 orang.

**Baca juga: Dukcapil Buka Layanan Adminduk Bagi Korban Banjir Banten.

Menurutnya, kegiatan trauma healing dipusatkan di posko gedung serbaguna Banjaririgasi, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, dengan melibatkan DP3AKB setempat.

“Trauma healing anak korban bencana dilokasi pengungsian bersama tim pendongeng dari Jakarta dan kepala Bappeda Lebak beserta tim,” kata Nina, kepada Kabar6.com, Senin (6/1/2020).(Den)




Rumah Korban Bencana Banjir di Banten Akan Direlokasi

Kabar6.com

Kabar6-Sekertaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Banten, Trias Utami mengatakan, kedepan nantinya, rumah-rumah warga terdampak bencana banjir dan longsong akan direlokasi ketempat yang lebih aman.

Karena menurutnya, rumah warga yang sebelumnya telah hancur karena diterjang banjir tidak akan mungkin untuk dibangunkan kembali, karena akan sangat beresiko bagi keselamatan warga.

“Kalau memang pemukimannya itu emang daerahnya bantaran sungai, rawan longsor, kan tidak mungkin untuk dibangunkan kembali. Harus direlokasi,” kata Trias, kepada Kabar6.com, Senin (6/1/2020).

Relokasi terhadap pemukiman warga tersebut sesuai protap penanganannya.

“Itu protap dasarnya, untuk daerah-daerah rawan tidak diperkenanka untuk dibangunkan kembali. Harus direlokasi,” katanya.

Meski begitu, pihaknya belum bisa menjawab berapa jumlah rumah warga yang akan direlokasi, termasuk mengenai alokasi anggaran pembangunannya, sambil menunggu data akhir rumah warga yang rusak, termasuk sambil menunggu koordinasi dengan pemerintah pusat mengenai alokasi anggaran penangan bersama.

“Apakah nantinya akan dibangunkan bersama, seperti kejadian Tsunami kemarin, tanahnya oleh Pemprov, bangunannya oleh pusat. Kita masih menunggu datanya dulu, yang sekarang kan masih data terpadu,” katanya.

Selain relokasi pemukiman warga yang terdampak banjir di Kabupaten Lebak, daerah lain yanf terkena banjir dan longsor di Banten juga, sambung Trias, tidak menutup kemungkinn akan direlokasi juga.

**Baca juga: DPRD Banten: Bantuan Pasca Bencana Banjir Berbentuk Uang Tunai dari Pemprov.

Ketua DPRD Banten, Andra Soni, tawaran terhadap warga yang rumahnya terkena bencana banjir sebelumnya juga telah disampaikan oleh Gubernur Banten, Wahidin Halim secara langsung kepada warga saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Lebak.

“Sebumnya juga sempat ditawarkan oleh Gubernur, agar rumah warga terdampak direlokasi,” katanya.(Den)