1

Seorang Pria India Tewas Dihajar Setelah Laporkan Dua Orang yang Tak Ikut Prosedur Tes COVID-19 dan Karantina

Kabar6-Seorang pria di India bernama Bablu Kumar tewas dalam perjalanan ke rumah sakit setelah diserang sekelompok orang di Desa Madhaul, Negara Bagian Bihar.

Kumar mengalami nasib nahas setelah melaporkan dua orang di desanya yang tidak ikut prosedur tes dan karantina COVID-19. Menurut laporan polisi, melansir Newindianexpress, semua berawal ketika Kumar menelepon layanan virus Corona, dan memberi tahu ada dua pekerja migran, Munna Mahto dan Sudhir Kumar, yang baru kembali dari Maharashtra. Namun mereka tampaknya tidak melakukan pemeriksaan dan pemberitahuan karantina.

Mendapat laporan itu, tim medis pun datang ke Madhaul dan melakukan pemeriksaan kepada Sudhir dan Mahto. Nah, tak lama setelah tim medis pergi, sekelompok orang datang ke rumah Kumar dan menghajar pria itu hingga tewas. ** Baca juga: Salah Pilih Korban, Pencuri Ponsel di Argentina Babak Belur Kena Bogem Mentah Petarung MMA

Polisi pun bergerak cepat dan menangkap tujuh pelaku, termasuk Sudhir dan Mahto. Kakak Kumar yang bernama Guddu mengatakan, sebenarnya sang adik juga berstatus pekerja migran dari Pune. Tapi, dia pulang dua bulan sebelumnya.

Diketahui, otoritas Bihar menerapkan aturan ketat yaitu setiap pemudik yang kembali harus bersedia menjalani pemeriksaan dan dikarantina selama 14 hari. Berdasarkan keterangan pejabat sipil Bihar, 50 ribu pekerja migran kembali selama 24 jam terakhir.

Mereka mendapat makanan, pelayanan kesehatan, termasuk karantina.(ilj/bbs)




Gawat! Stasiun Penelitian Ilmiah Belgia di Antartika Diserang Wabah COVID-9

Kabar6-Meskipun seluruh ilmuwan sudah divaksinasi COVID-19, stasiun penelitian ilmiah Belgia di Antartika masih saja diserang wabah COVID-19. Dari 25 staf dan ilmuwan yang bekerja di stasiun tersebut, sebagian besar di antaranya dinyatakan positif dan dikarantina.

Setidaknya, melansir abcnews, sejak 14 Desember 2021 lalu sebanyak 16 pekerja di Stasiun Kutub Princess Elisabeth telah terjangkit virus tersebut. Namun para pejabat mengatakan, sejauh ini kasus yang terjadi tetap ringan. “Situasinya tidak dramatis,” terang Joseph Cheek, seorang manajer proyek untuk International Polar Foundation.

Meskipun merepotkan karena harus mengarantina anggota staf tertentu yang tertular virus, Cheek mengatakan bahwa hal itu tidak secara signifikan memengaruhi pekerjaan di stasiun secara keseluruhan. ** Baca juga: Tim Peneliti Temukan Jejak Dinosaurus Berusia 200 Juta Tahun di Pantai Inggris

Seluruh staf dan ilmuwan di stasiun penelitian itu ditawari kesempatan untuk berangkat pulang dengan penerbangan terjadwal pada 12 Januari 2021. “Namun, mereka semua menyatakan keinginannya untuk tinggal dan melanjutkan pekerjaan mereka,” kata Cheek.

Berita tentang wabah ini pertama kali dilaporkan dalam judul ‘Belgia Le Soir’. Tes positif pertama dicatat pada 14 Desember tahun lalu, kepada anggota tim yang telah tiba tujuh hari sebelumnya. Mereka dan orang lain yang dinyatakan positif ditempatkan di karantina tetapi virus terus menyebar. Staf yang tiba di stasiun harus divaksinasi dan diuji virusnya.

Stasiun Princess Elisabeth dioperasikan oleh International Polar Foundation dan mulai beroperasi pada 2009. Ini bukan pertama kalinya stasiun penelitian di Antartika terkena dampak wabah virus Corona.

Tahun lalu, sejumlah personel militer Chili yang berbasis di stasiun penelitian Bernardo O’Higgins terinfeksi setelah pelaut di kapal pasokan dinyatakan positif terkena virus.(ilj/bbs)




Kapolri Sebut Ada Penumpang Maskapai Karantina Cuma Dua Hari

Kabar6-Ketentuan bagi penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, yang baru tiba dari luar negeri secara umum ada 14 tahapan mesti dilalui. Mulai dari masuk sampai tahap terakhir diarahkan menuju hotel atau wisma fasilitas karantina mandiri.

“Secara umum kita mengecek langsung memberikan evaluasi sehubungan dengan adanya kritik agar kedepannya lebih baik,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Terminal 3 Bandara Soetta, Jum’at (24/12/2021) sore.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang memanfaatkan teknologi informasi. Bersinergi dengan petugas yang ada untuk memastikan seluruh tahapan mulai dari masuk sampai hotel semua berjalan dan tidak ada yang turun ke jalan.

Kemudian, lanjut Sigit, dipastikan selama 10 hari masa karantina harus berada di tempat. Oleh karena itu penggunaan aplikasi ditambah manual dilakukan hingga yakin selama 10 hari orang tersebut tetap ada di tempat.

“Ini jadi peting karena beberapa hari lalu kita dapati baru 2 hari selesai. Ini berbahaya karena saat ini varian baru Omnicron sudah ada 8 kasus rata-rata,” terang Sigit.

**Baca juga: Janjian Mesum di BSD, Pasutri Curi Mobil Cekoki Korbannya dengan Kopi

Ia meminta kepada petugas TNI/Polri melakukan pengawasan serta pemeriksaan ketat selama proses karantina. Siapapun yang melakukan pelanggaran harus diproses.

“Karena kita tau ini berkembang 5 kali lebih cepat dan bisa menyerang yang sudah vaksin,” tambah Sigit.(yud)




Biaya Resmi Karantina di Hotel Rp 19 Juta Ditanggung Penumpang

Kabar6.com

Kabar6-Komandan Satgas Udara Covid-19, Kolonel Agus Listyo menyebutkan, setiap paspor penumpang dari luar negeri yang tiba di Bandara Soekarno – Hatta, Tangerang, akan dipindai. Petugas lalu petakan lokasi karantina untuk antisipasi cegah penularan Omicron.

“Untuk karantina mandiri di hotel secara legal biayanya sekitar 19 juta rupiah untuk 10 hari,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (21/12/2021).

Agus menjelaskan, soal karantina di Wisma Atlet, Kemayoran dan sejumlah lokasi yang disediakan gratis oleh pemerintah, khusus untuk pekerja migran Indonesia atau PMI, pelajar atau mahasiswa dan aparatur sipil negara (ASN) yang pulang berdinas dari luar negeri.

“Sedangkan untuk wisatawan, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing diarahkan karantina mandiri dengan biaya sendiri di hotel,” jelasnya.

**Baca juga: Viral, Oknum Pegawai SPBU di Bintaro Jaya Kurangi Takaran

“Dengan Fasilitas hotel tidak seperti fasilitas hotel yang biasanya reguler, karena terdapat tenaga kesehatan atau nakes, PCR serta ongkos transportasi dari bandara ke hotel dan makan tiga kali sehari,” imbuhnya.

Sebelumnya sempat viral di media sosial terjadi penumpukan penumpang pesawat di Terminal 3 kedatangan internasional. Mereka adalah kalangan penumpang dari Tenaga Kerja Indonesia.(yud)




Mengejutkan! Lebih dari 40 Ribu Warga Inggris Dapatkan Hasil Tes COVID-19 yang Keliru

Kabar6-Test and Trace Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), memperkirakan sekira 43 ribu orang kemungkinan telah diberikan hasil tes COVID-19 yang salah di Klinik Kesehatan Immensa di Wolverhampton. Sebagian besar mereka berada di Inggris Barat Daya, tetapi juga termasuk beberapa di sebelah Tenggara dan Wales.

Operasi di laboratorium telah dihentikan setelah penyelidikan mengungkapkan kesalahan. Melansir Standart, individu yang dites negatif melalui lab dalam satu atau dua minggu terakhir sekarang akan dihubungi oleh Test and Trace, serta disarankan untuk mengikuti tes lain. Hal sama berlaku untuk kontak yang dekat dengan individu bergejala COVID-19.

Penyelidikan tersebut diprakarsai oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), setelah laporan pekan lalu menunjukkan semakin banyak orang di laboratorium yang melakukan tes negatif pada tes PCR, setelah sebelumnya menerima hasil aliran lateral yang positif. ** Baca juga: Banyak Penampakan Menjadikan Desa Pluckley Disebut Sebagai Tempat Paling Angker di Inggris

Meski demikian, Badan Keamanan Kesehatan Inggris bersikeras tidak ada masalah teknis dengan aliran lateral atau tes PCR. Guna meredakan kekhawatiran, dikatakan laboratorium lain bekerja normal. Perkembangan itu digambarkan sebagai insiden terisolasi yang dikaitkan dengan satu laboratorium.

“Kami baru-baru ini melihat peningkatan jumlah hasil LFD positif yang kemudian dites negatif pada PCR. Jika Anda mendapatkan tes LFD positif, penting untuk memastikan bahwa Anda kemudian mendapatkan tes PCR lanjutan untuk mengonfirmasi bahwa Anda memiliki COVID-19. Jika Anda memiliki gejala COVID-19, isolasi diri dan lakukan tes PCR,” ujar Dr Will Welfare, direktur insiden kesehatan masyarakat di UKHSA.

Sekretaris Transportasi Grant Shapps mendesak kejujuran dari penumpang, sambil menggambarkan prosedur pengujian dan verifikasi sebagai langsung dan cukup cepat untuk dilakukan. Mereka yang datang dan belum menerima vaksin COVID-19, tetap diwajibkan mengikuti tes PCR pada hari kedua setelah masuk Inggris, dan karantina selama 10 hari di rumah.(ilj/bbs)




Tolak Lakukan Karantina, Dua Wanita Asal Irlandia Ditangkap Usai Operasi Memperbesar Payudara di Dubai

Kabar6-Kirstie McGrath (30) dan Niamh Mulreany (25), keduanya berasal dari Irlandia, ditangkap karena diduga menolak pergi ke hotel untuk karantina setelah melakukan perjalanan medis di Dubai untuk operasi memperbesar payudara.

McGrath dan Mulreany, melansir irishmirror, didakwa melanggar Undang-Undang Kesehatan negara saat ini. Keduanya diketahui meninggalkan Uni Emirat Arab dan tiba di Bandara Dublin pada Jumat, 2 April 2021. Pada akhir Maret 2021, otoritas kesehatan Irlandia sudah mengumumkan akan ada karantina hotel wajib bagi pelancong yang datang dari 48 negara termasuk Uni Emirat Arab (UEA), untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.

“Setiap penumpang yang telah berada di salah satu negara kategori ini diwajibkan karantina 14 hari. Meskipun hanya transit melalui salah satu negara ini dan tetap berada di udara, secara hukum diwajibkan untuk melakukan karantina di hotel,” demikan bunyi panduan perjalanan yang diterbitkan di Departemen Luar Negeri.

“Ini berlaku bahkan jika penumpang menerima hasil tes PCR negatif setelah tiba di Negara Bagian. Ada pengecualian yang sangat terbatas untuk persyaratan ini.”

Kedua wanita tadi muncul di hadapan Hakim Miriam Walsh di Pengadilan Distrik Tallaght, Irlandia. Pengacara mereka, Michael French, mengatakan bahwa kedua wanita itu berada di UEA untuk pembesaran payudara, dan tidak mengetahui tentang peraturan karantina di hotel.

Menurut sumber perencanaan operasi plastik Real Self, pemulihan dari operasi pembesaran payudara biasanya membutuhkan waktu sekira satu hingga dua minggu. Sementara itu, Perkumpulan Ahli Bedah Plastik di Amerika mengatakan pemulihan penuh rata-rata membutuhkan waktu sekira enam minggu.

Hakim Walsh dilaporkan mempertanyakan apakah operasi itu penting. Sementara itu, kesaksian dari polisi Irlandia mengatakan, pihak berwenang membutuhkan waktu dua jam untuk menjelaskan karantina wajib kepada kedua wanita tersebut.

Pengacara French membela McGrath dan Mulreany atas dasar bahwa mereka mencoba untuk pulang karena demi anak-anak mereka dan juga telah melakukan tiga kali tes virus Corona yang hasilnya negatif.

Dia juga menantang peraturan tersebut karena orang yang telah didiagnosis dengan COVID-19 masih diizinkan untuk karantina di rumah daripada di hotel. ** Baca juga: Bikin Shock, Wanita di AS Temukan 18 Ekor Ular di Bawah Tempat Tidurnya

British Broadcasting Corporation memperkirakan, masa inap 12 hari untuk satu orang dewasa dapat menelan biaya sekira Rp32 juta sejak aturan karantina hotel pertama kali diberlakukan pada Maret.

Jika melanggar dengan tidak memenuhi syarat peraturan tersebut, akan dikenakan denda sebesar Rp34 juta dan sebulan penjara.(ilj/bbs)




Bak Zombie, Pria di India Gigit Tenggorokan Wanita Lansia Hingga Tewas

Kabar6-Peristiwa mengerikan bak film ‘Zombie’ terjadi di negara bagian Tamil Nadu, India. Seorang pria melanggar aturan karantina dengan keluar rumah dalam kondisi bugil. Ia lantas membunuhnya secara kejam dengan cara menggigit tenggorokan seorang wanita lansia.

“Saat itu pria yang berusia 30-an tahun itu berlari keluar dari rumahnya secara telanjang dan dengan kasar menyerang tenggorokan seorang wanita berusia 90 tahun yang sedang tidur di luar rumahnya,” demikian laporan media setempat. ** Baca juga: Masih Jadi Misteri, Seorang Wanita Bugil di California Terjepit di Antara Dua Gedung

Pria yang tak disebutkan namanya itu, melansir timesofindia, berprofesi sebagai pedagang kain, dan sedang menjalani isolasi karena baru saja kembali dari Sri Lanka. Ketika tetangga mendengar keributan, mereka bergegas membantu lansia malang itu dan pria penyerang tadi. Korban segera dilarikan ke rumah sakit setempat, namun nyawanya tak dapat ditolong karena luka-luka yang diderita sangat parah.

Pembunuhan mengerikan tersebut menambah ketakutan beberapa pengguna media sosial di India, yang bertanya-tanya apakah itu pertanda ‘kiamat zombie’ akan segera datang.(ilj/bbs)




Kabur Dari Karantina, Dua WNA Diamankan Polisi

Kabar6.com

Kabar6 – Dua warga negara asing asal Inggris, diamankan pihak Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta, setelah kabur dari kewajiban untuk mengikuti proses kekarantinaan Covid-19 di Indonesia.

Kapolres Bandara Soetta, Kombes Pol Adi Ferdian Saputra mengatakan, kedua WNA itu berinisial ODE (39) dan MM (32). Dimana saat itu keduanya tiba di Bandara Soetta, Tangerang pada 7 Mei 2021, menggunakan pesawat Etihad dengan nomor penerbangan EY 474.

Selanjutnya, yang bersangkutan dengan jenis kelamin pria dan wanita ini pun, langsung dilakukan pemeriksaan dan diketahui mereka masuk ke Indonesia menggunakan visa kunjungan dan hendak menuju Bali.

“Mereka ini datang pakai visa kunjungan, lalu ketika tiba di Bandara Soetta, dilakukan pemeriksaan dan ditangani sesuai dengan surat edaran penanganan Covid-19, yang mana wajib melakukan karantina selama 5 hari,” katanya, Jumat, 21 Mei 2021.

Namun nyatanya, ketika diarahkan untuk melakukan karantina Covid-19, kedua WNA ini kabur dengan mengelabui sopir taksi yang ditumpanginya.

“Ketika sampai, diarahkan untuk karantina yang hotelnya pun telah ditunjuk, yakni di Hote Mercure, Jakarta. Namun, dalam perjalanan, dua WNA yang merupakan backpacker ini, meminta untuk berhenti, karena ingin ke toilet, dan karena alasan kemanusiaan itu, sopir pun berhenti. Namun ternyata, dua WNA ini melarikan diri,” ujarnya.

Mengetahui kaburnya dua WNA itu, sopir pun langsung melaporkan kepihak kepolisian dan satuan tugas penanganan Covid-19. Hingga akhirnya pada 19 Mei 2021, keduanya berhasil diamankan di Bogor, Jawa Barat.

“Mereka berhasil kita amankan di Bogor, Jawa Barat. Dari hasil pemeriksaan, mereka juga telah mengunjungi beberapa lokasi dengan alasan, mereka merupakan fotografer yang bekerja di salah satu layanan streaming dan juga akun media sosial,” ungkapnya.

**Baca juga: Peduli Masyatakat, Kejari Kabupaten Tangerang Bagikan Nasi Kotak

Mereka juga menyebutkan, alasan untuk melarikan diri dikarenakan tidak memiliki biaya untuk membayar sewa hotel selama lima hari. Dimana diketahui, berdasarkan ketentuan, setiap WNA yang tiba di Indonesia wajib menjalani karantina di lokasi yang telah ditunjuk dengan biaya pribadi.

Saat ini, keduanya kedapatan melanggar Pasal 93 Jo Pasal 9 ayat 1 UU No 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan dan atau Pasal 14 Ayat 1 UU No 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular dan akan ditindak dengan dilakukannya deportasi.(vee)




Mau ke Tangerang, Penumpang Bus dari Lebak Dikarantina di RS Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Penumpang bus dari Lebak yang hendak menuju Tangerang harus dikarantina di rumah sakit isolasi pasien Covid-19, di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (17/5/2021) malam.

Tiga belas orang di dalam bus Rudi trayek Bayah-Cimone harus dikarantina karena hasil tes swab antigen yang dilakukan petugas di posko penyekatan perbatasan Tangerang, terdapat dua orang positif Covid-19. Informasi yang diperoleh, 2 orang yang positif merupakan warga Bayah dan Panggarangan.

“Iya kami mendapat informasi dari puskesmas di Kabupaten Tangerang bahwa ada dua penumpang bus yang positif saat dilakukan pemeriksaan swab di pos penyekatan masuk wilayah Tangerang,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Triatno Supiyono kepada Kabar6.com.

Meski hasil swab 11 orang lainnya negatif, mereka tetap harus dikarantina. Besok, Satgas Covid-19 akan kembali melakukan tes swab PCR terhadap 13 orang tersebut untuk memastikan.

“Sebelas orang yang lain termasuk awak bus kami karantina dulu dan besok di swab ulang, karena kami khawatir mereka kan sudah cukup lama dalam satu bus. Mereka yang positif akan lanjut dikarantina sampai sembuh, dan yang negatif akan kami kembalikan ke rumah tapi kami harap tetap isolasi dulu di rumah,” terang Triatno.

**Baca juga: Dua Rumah Petani di Lebak Ludes Terbakar

Lebih lanjut Triatno menerangkan, belasan orang penumpang itu adalah warga Lebak, beberapa di antaranya menuju ke Tangerang untuk bekerja.

“Iya termasuk yang dua orang positif itu mereka bekerja di Tangerang,” imbuhnya.(Nda)




Kena Denda Hampir Rp50 Juta Akibat Langgar Karantina 8 Detik

Kabar6-Seorang pekerja migran dari Filipina dikenai denda sebesar 100 ribu dolar Taiwan atau sekira Rp49,8 juta karena pelanggaran karantina singkat saat menjalani masa isolasi wajib pada sebuah hotel di Kaohsiung, Taiwan.

Otoritas Taiwan memberi denda walaupun pria yang tidak diungkap identitasnya itu hanya beberapa detik meninggalkan kamarnya saat menjalani karantina wajib COVID-19.

Dalam rekaman kamera pengawas yang dirilis oleh otoritas setempat, melansir news18, menunjukkan pria tersebut meninggalkan kamarnya tanpa izin untuk memberikan sesuatu kepada sesama individu yang dikarantina. Keduanya terlihat mencoba untuk mempertahankan jarak sosial, karena ‘pelaku’ hanya meninggalkan barang di atas meja untuk diambil oleh pria lain.

Seluruh ‘pelanggaran karantina’ tersebut berlangsung sekira delapan detik, tetapi dampaknya ternyata sangat mahal. Masih belum jelas apakah individu kedua juga mendapat konsekuensi atas keterlibatannya dalam pelanggaran itu.

Taiwan diketahui telah menerapkan beberapa pembatasan virus Corona terberat di seluruh dunia, menjadikan setiap orang yang datang, warga negara dan orang asing, karantina ketat. ** Baca juga: Pria AS Nekat Berenang di Akuarium Ikan Sebuah Toko Olahraga

Negara dengan populasi sekira 23 juta penduduk ini hanya melaporkan 700 kasus virus Corona sejak awal pandemi.(ilj/bbs)