1

Kak Seto: Serukan Pemerintah Blokir Gim Daring Berisi Kekerasan

Kabar6-Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyerukan agar pemerintah memblokir gim daring yang mengandung kekerasan dengan memblokir gim tersebut.

“Pemerintah harus hadir untuk menegakkan aturan,” kata Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto dalam keterangannya di Jakarta, dilansir Antara Sabtu, (27/4/2024)

Karena, menurut dia, tanggung jawab untuk melindungi anak dari dampak negatif gim daring yang mengandung kekerasan tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada orang tua.

“Kita tidak bisa serta merta menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada orang tua, karena orang tua sering kali kesulitan untuk mengawasi,” katanya.

LPAI pun mendukung langkah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mendesak pemerintah melakukan pemblokiran terhadap gim daring yang mengandung kekerasan, seperti Free Fire.

**Baca Juga: Suka Buat Narasi Mengadu Domba, Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Indonesia Maju

“Iya harus, bentuknya penertiban atau pemblokiran. Karena memang itu sudah ada aturannya,” kata Kak Seto.

Menurutnya, pemerintah harus kompak untuk mengatasi masalah ini, terutama Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Semua jajaran pemerintah terkait harus turun tangan mengatasi masalah ini, terutama dalam hal ini Kemenkominfo,” kata Kak Seto.

Kak Seto menambahkan bahwa pihaknya pernah menggagas program Satuan Tugas Perlindungan Anak Tingkat Rukun Tetangga (Sparta).

Dia berharap program tersebut bisa diberdayakan lagi untuk membantu menanggulangi masalah kecanduan dan dampak buruk gim daring pada anak-anak.

“Ini mencemaskan, makanya dulu saya bersama LPAI membuat Sparta. Sepertinya ini harus digalakkan lagi ya untuk kasus ini,” katanya.(red)




Cerita Kak Seto Panik hendak ke Bandara Soetta Terkurung Banjir

Kabar6.com

Kabar6-Raut wajahnya terlihat sedikit tegang. Sementara kedua telapak tangannya kencang mencengkram tali tambang dari perahu karet yang dibawa relawan siaga bencana menuju daratan.

Seto Mulyadi, warga perumahan Cirendeu Permai, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, pagi tadi dievakuasi naik perahu karet. Ia panik lantaran kediamannya sudah terkepung banjir.

“Pas kita (mau) berangkat ke airport. Berangkatnya keluar rumah naik perahu,” kata Kak Seto, sapaan akrabnya, Sabtu (16/7/2022).

Ia panik melihat air banjir sudah setinggi paha di jalan lingkungan dekat rumahnya. Apalagi harus menggotong koper menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Kak Seto pastikan saat order angkutan taksi tidak bisa masuk perumahan. Ia akhirnya coba menghubungi nomor pengaduan banjir. Itupun bekal informasi dari grup WhatsApp warga sekitar.

Tim satgas dari Badan Penanggulanban Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel akhirnya datang menjemput pemerhati anak tersebut. Relawan datang bawa perahu karet.

“Masih jam 5 pagi sudah mulai naik. Mungkin masih di bawah lutut. Terus kan ujan enggak berenti-berenti. Keliatan bukan dari banjir kiriman tapi memang dari hujan,” terang Kak Seto.

Ia melihat air banjir sudah masuk ke rumahnya di RT 01 RW 012. Air masuk ke lantai satu dengan ketinggian 10-15 centimeter.

**Baca juga: Banjir di Cirendeu Permai Tangsel, Kak Seto Dievakuasi Naik Perahu Karet

Kak Seto pun langsung minta tolong staf di rumah untuk menyelamatkan segala dokumen-dokumen penting serta buku-buku. Kini anak nomor satu bersama tiga orang cucunya sedang berada di rumah.

“Ini liat situasi kalau lampu mati atau apa, mungkin mengungsi ke tempat saudara,” ujarnya.(yud)




Banjir di Cirendeu Permai Tangsel, Kak Seto Dievakuasi Naik Perahu Karet

Kabar6.com

Kabar6-Kali Pesanggrahan debit air meluap hingga mengakibatkan perumahan warga di Cirendeu Permai, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, terendam banjir pagi ini. Sejumlah warga dievakuasi menaiki perahu karet karena khawatir ketinggian air terus naik.

“Di antara warga yang dievakuasi adalah Kak Seto,” kata Untung Purwanto, petugas Unit Reaksi Cepat BPBD Kota Tangsel kepada kabar6.com, Sabtu (16/7/2022).

Pemerhati anak bernama lengkap Seto Mulyadi itu tampak menuruti arahan relawan yang membawa perahu karet. Kak Seto bersama warga perumahan Cirendeu Permai lainnya dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Remus ATT, staf logistik BPBD Tangsel menyebutkan banjir di komplek perumahan Cirendeu Permai melanda RT 01 dan 02 RW 12, Kelurahan Cirendeu. Jumlah warga yang terdampak sebanyak 90 kepala keluarga.

“Ketinggian air 70-100 centimeter dan masih terpantau naik. Penyebab meluapnya Kali Pesanggrahan dan jebolnya turab di daerah Kompleks Cirendeu Permai,” sebut Remus.

**Baca juga: Langganan Banjir, Operator Tol BSD Garap Proyek Normalisasi di KM 08

Sementara itu, di Villa Pamulang yang berbatasan langsung dengan Kota Depok debit air Kali Angke meluap. Aliran air tumpah ke jalan akibat tersumbat oleh sampah yang terbawa arus banjir.

“Ditutup akses masuk ke Villa Pamulang,” ujar Hambali, warga pengguna jalan.(yud)




Airin Instruksikan Inspektorat Turun, Pejabat Dispora Tepok Jidat

Kabar6.com

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany secara lugas menyatakan permohonan maaf kepada orangtua Aurellia Quroatuaini. Ucapan itu disampaikan dihadapan polisi dan ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Seto Mulyadi.

“Karena saya dengan orangtua almarhumah sama-sama sebagai purna paskibra,” katanya saat jumpa pers di Mapolres Tangsel, Selasa (13/8/2019).

Airin berjanji melakukan evaluasi terhadap sistem pelatihan dan pembinaan terhadap para pelajar yang tergabung dalam calon pasukan pengibar bendera. Harapannya agar kejadian ini tidak terulang lagi kedepannya.

Ia meminta kepada awak media media massa untuk ikut bantu memotivasi 49 pelajar capaska yang masih berlatih dan kini sedang dikarantina. Mereka sedang berjuang untuk bisa mengibarkan dan menurunkan bendera pada 17 Agustus nanti.

“Saya mengerti betul suasana kebatinan dari anak-anak, karena pada intinya mereka memiliki kebanggaan menjadi anggota paskibraka. Dan saya sudah instruksikan kepada inspektorat untuk memeriksa Dispora,” ujar Airin.

**Baca juga: Peduli Risa, Oban: Harus Kemana Lagi Minta Bantuan.

Di lokasi terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tangsel, Endang enggan memberikan komentar soal hasil jumpa pers di mapolres.

“Enggak ah enggak mau komentar saya. Besok aja nunggu instruksi atasan,” ujarnya sambil menepok jidat ditemui di Gedung SKPD 3 Puspemkot Tangsel.(yud)




Anggota Paskibra Tangsel Meninggal, KPAI Minta Pelatihan Paskibra Dievaluasi

Kabar6.com

Kabar6-Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Seto Mulyadi mengatakan meninggalnya Aurellia Qurrotuainni, calon pembawa baki yang tergabung dalam pasukan pengibar bendera atau paskibra merupakan pelajaran dan momen evaluasi semua pihak.

Menurut Seto, evaluasi bisa dimulaicara-cara pelatihan serta pembinaan bagi pelajar paskibra. “Penanggungjawab paskibra adalah Pemerintah Kota Tangsel, kami memohon ada instropeksi dan evaluasi lagi terkait hal ini,” ujarnya saat mendatangi kantor Mapolres Tangerang Selatan, Senin (12/8/2019).

Lelaki yang akrab disapa Kak Seto ini berharap ada pelurusan kembali bila ada cara-cara yang melibatkan tokoh-tokoh perlindungan atau dari psikolog, dari ahli kesehatan dan lain sebagainya.

Kak Seto mengatakan pembentukan sikap disiplin bagi paskibra menggunakan kekerasan psikologi yang tidak bisa dibenarkan.**Baca juga: Anggota Paskibra Tangsel Meninggal, Kak Seto datangi Polres.

“Mungkin nanti ada penyempurnaan mengenai paskibra ini harus mau pedulikan hak anak. Semua pelaku anak di bawah usia 18 tahun mohon tidak ada kekekerasan terhadap anak,” katanya.

Menurut dia, pembentukan disiplin dan lain sebagainya bisa dilakukan dengan cara-cara yang ramah anak. KPAI mengharapkan ada instropeksi dari semua pihak tidak ada lagi kekerasan terhadap anak.(yud)




Anggota Paskibra Tangsel Meninggal, Kak Seto datangi Polres

Kabar6.com

Kabar6-Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Seto Mulyadi mendatangi kantor Mapolres Tangerang Selatan (Tangsel).

Kedatangannya terkait kasus Aurellia Qurrotuainni, pelajar calon pembawa baki yang tergabung dalam pasukan pengibar bendera atau paskibra yang meninggal dunia.

Orangtua pelajar kelas XI Jurusan MIPA SMA Al Azhar BSD bersuara, anaknya dan rekan-rekannya sering diplonco oleh seniornya di Purna Paskibra Indonesia (PPI).

Pria yang akrab disapa Kak Seto mencoba ingin mengecek langsung seberapa jauh kepedulian dan langkah-langkah upaya memberikan klarifikasi kepada masyarakat luas.

“Tanya-tanya bagaimana ini kasus ini. Kok seperti tidak ada penjelasan resmi. Ini kan masuknya bukan delik aduan tidak ada laporan dari pihak keluarga mohon ada penjelasan dari kepolisian,” kata Kak Seto, Senin (12/8/2019).

Menurutnya, apalagi sekarang semua masyarakat sedang mempersiapkan upacara 17 Agustus.

Ada anggota paskibra membutuhkan perhatian, jangan sampai ada pelanggaran hak anak.**Baca juga: Mudiknya Kyai Ma’ruf Ke Tanah Leluhur.

“Kalau saja ini terkesan seperti tidak ada kepedulian, bagaimana di tempat lain nanti,” jelas Kak Seto.

Kak Seto mengaku mendapatkan laporan dari Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel, Inspektur Satu Sumiran sudah dilakukan penyidikan.

“Mudah-mudahan hari ini atau besok sudah ada penjelasan resmi dari Polres Tangsel khususnya mengenai kejadian ini,” kata Seto Mulyadi.(Yud)




Kak Seto: Polres Tangsel Harus Tuntaskan Kasus Kekerasan Pada Anak

Kabar6-Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. tengah menyoroti kasus yang terjadi pada anak indonesia di setiap wilayah yang bergelar kota layak anak (KLA).

Menurutnya, kasus yang terjadi belakangan ini di Tangerang Selatan adalah peristiwa yang tidak sepatutnya terjadi di kota Tangsel, apalagi Tangsel pernah mendapatkan rekor muri.

“Tangsel pernah mendapatkan rekor dari museum republik Indonesia (MURI), karena di tiap Rtnya sudah terbentuk satgas perlindungan anak. Itu artinya sekolah dan lingkungan harus dapat bersinergi untuk mewujudkan kota ramah anak,” ucap Kak Seto.

Ia juga mengatakan melalui Hp selulernya, bahwa aparatur kepolisian pada Polres Tangsel harus turun tangan, agar tidak menjadi preseden buruk, gelar Tangsel sebagai kota layak anak tidak hanya menjadi slogan.

**Baca juga: Ini Penyebab Pelajar Calon Paskibraka Tangsel Meninggal.

“Gelar kota layak anak ini harus di wujudkan dengan penuntasan kasus kekerasan kepada anak Indonesia. Dalam hal ini saya memohon kepada polres Tangsel, supaya turun tangan untuk menyelesaikan segala bentuk kasus kekerasan kepada anak. Supaya tidak menjadi preseden buruk,”ucap Kak Seto.

Sementara itu kepala dinas Pendidikan dan kebudayaan kota Tangsel, Drs. Taryono, M.Si, cukup terkejut mengetahui adanya dugaan persekusi. Namun ia turut menyesalkan adanya kejadian tersebut, Jumat (2/8/2019).

“Itu masalah kewenangan provinsi. Namun demikian, ini telah terjadi pada anak Tangsel, kami sangat menyesalkan hal ini terjadi. Anak-anak harus mendapatkan perlindungan, dan kesempatan mendapatkan sekolah yang menyenangkan. Semoga segera di selesaikan. Sehingga Anak-anak segera dapat suasana kondusif untuk belajar,” ungkap Taryono.(adt)




Dugaan Adanya Persekusi Terhadap Siswi SMKN 7 Tangsel, LPAI Sebut Tamparan Bagi Semua Pihak

Kabar6-Kota Tangerang Selatan yang baru-baru ini mendapatkan gelar kota layak anak kembali di kejutkan dengan kejadian luar biasa yakni dugaan persekusi ataupun bullying.

Kota yang berhasil mendapatkan rekor muri dalam kategori sudah terbentuknya satgas perlindungan anak di tiap rukun tetangga di nilai kurang menjalankan amanahnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. ia menyayangkan adanya kasus dugaan bullying yang terjadi di kota Tangsel Kamis (1/8/2019).

“Hal tersebut merupakan tamparan bagi kita semua, tidak hanya pemerintah kota saja. Tetapi juga masyarakatnya. Kan Tangsel sudah mendapatkan rekor muri karena terbentuknya satgas perlindungan anak hingga tingkat RT, mestinya satgas ini juga melakukan kontrol di lingkungan sekolah,” ucap ketua LPAI yang akrab di panggil Kak Seto.

Melalui Hp selulernya, Kak Seto juga mengkritik kota layak anak tersebut tentang pengertian kota ramah anak. Sehingga kekerasan terhadap sesama siswa ataupun alumni itu tidak terjadi.

“Jika pengertian kota ramah anak di jalankan, semestinya hal yang menyangkut kekerasan sesama siswa tersebut tidak akan pernah terjadi,” ucap Kak Seto.

**Baca juga: Gadis Calon Pembawa Baki Paskibraka Tangsel Meninggal Dunia.

Ia melanjutkan, menurutnya kejadian tersebut dapat di analisa dan dapat masuk ke ranah pidana. Pasalnya, ada indikasi perbuatan yang melawan hukum.

“Kasus ini tergolong Kasus Luar Biasa (KLB), selain sanksi kekerasan terhadap anak, para pelaku tersebut juga dapat di jerat hukum pidana,” tutup Kak Seto.(adt)




Kak Seto Berang Pelecehan Masih Terjadi di Tangsel

kabar6.com

Kabar6- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. menyayangkan masih terjadinya kasus pelecehan yang terjadi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Dikatakannya, Tangsel merupakan kota pertama yang sudah dilengkapi satgas perlindungan anak di tiap RT dan RW.

Namun, kasus pelecehan masih saja terjadi, apalagi korbannya anak-anak dibawah umur.

Belum hilang dari ingatan, kasus pelecehan yang menimpa belasan anak di SD Al Amanah, Jalan Pocis, Setu. Kini terjadi lagi diduga kasus pelecehan anak di bawah umur di Gang Salem 1, Serpong.

Kak Seto, sapaan akrabnya menegaskan, dirinya dalam waktu dekat akan melakukan komunikasi kepada Walikota Tangerang Airin Rachmi Diany.

“Secepatnya akan saya tanyakan kepada ibu wali. Padahal Tangsel itu merupakan kota pertama yang sudah di lengkapi satgas perlindungan anak di tiap RT dan RW nya, saya turut bersedih tentang apa yang menimpa terhadap siswa-siswi generasi bangsa,” tegasnya kepada kabar6.com melalui sambungan whatsappnya, Sabtu (29/9/2018).

Lebih lanjut, melalui surat laporan yang masuk ke Polres Tangsel pada 28 September 2018 kemarin, pelapor dengan atas nama Achmad Ali Sadikin melaporkan dugaan kasus pencabulan anak di bawah umur.

Bernomor: TBL/935/K/IX/2018/SPKT/Res.Tangsel, yang menuliskan tempat terjadinya kasus dugaan pencabulan tersebut di Gang Salem 1, Serpong.

**Baca juga: Kak Seto Tetap Kawal Kasus Dugaan Pelecehan di SD Al-Amanah Ke Polres Tangsel.

“Saya cukup heran, dan saya akan diskusikan juga dengan pak kapolres Tangsel, terhadap kejadian serupa yang berturut-turut menimpa anak Indonesia, selepas kunjungan dari Palu, saya khususkan ke Tangsel,” (Adt)




Kak Seto Tetap Kawal Kasus Dugaan Pelecehan di SD Al-Amanah Ke Polres Tangsel

kabar6.com

Kabar6-Terkendala oleh segudang aktifitasnya untuk turut memberikan kontribusi kepada anak bangsa, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. kepada kabar6.com, melalui Hp selulernya mengatakan akan terus mengawal kasus tersebut hingga tuntas.

“Iya mas, kemungkinan minggu depan saya akan menghadap ke Kantor polres Tangsel. Karena kemarin masih ada schedule ke Semarang dan juga Pekalongan, dan hari ini saya juga masih memberikan acara seminar,” tegas Kak Seto, Sabtu (15/9/2018).

Kak Seto juga menambahkan bahwa, pekan depan dirinya akan mengadakan safari ke polres, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel dan juga sekolah SD Al-Amanah. **Baca juga: Tak Lagi Memberi Nafkah, Endang Ditinggal Pergi Istrinya.

“Setelah ini, saya akan safari ke Tangerang Selatan. Intinya ke kantor Polres Tangsel, Dinas Terkait, dan juga sekalian memantau sekolah tersebut, untuk kabar6.com pasti saya hubungi, mohon maaf dan terimakasih ya mas,”tutupnya (Adt)