1

Pedagang Gorengan di Tangsel Beralih Pakai Minyak Goreng Curah

Kabar6.com

Kabar6-Hari ini komiditi minyak goreng banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dan modern. Meski demikian harganya melonjak berlipat kali dari biasanya.

Rastam, pedagang gorengan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengatakan lebih memilih minyak goreng curah ketimbang kemasan. Alasannya jauh murah, per liter ia membeli seharga Rp 18 ribu.

“Kalo pake minyak kemasan mah dagang enggak dapat untung,” katanya ditemui kabar6.com di Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kamis (17/3/2022).

Rastam jelaskan, sebelumnya ia biasa pakai minyak goreng kemasan yang dibeli per liter sama dengan curah saat ini. Kini minyak goreng kemasan di ritel mencapai Rp 48 ribu per liter.

“Minyak sekarang udah banyak lagi, tapi 48 ribu seliter. Saya pake yang curah aja,” jelasnya sambil membuka karet kemasan minyak dituang ke wajan panas.

Hal senada disampaikan Aminah, warga sekitar. Menurutnya, minyak kemasan kembali muncul setelah pemerintah menghapus harga eceran tertinggi senilai Rp 14 ribu per liter.

**Baca juga: Peringatan Cuaca Jabodetabek, BMKG: Waspadai Hujan Lebat Hingga Petir

“Pinter pemerintah,” ketusnya. Aminah menduga, para produsen sempat menyimpan stok minyak goreng.

“Sekarang giliran harganya 48 ribu per liter minyak goreng nongol lagi,” ujarnya.(yud)




Cara Aman Makan Gorengan Saat Buka Puasa

Kabar6-Sudah menjadi kebiasaan di banyak keluarga, saat berbuka puasa selalu tersedia aneka gorengan. Ya, hidangan ini seakan menjadi menu wajib selama Ramadan.

Meski menjadi salah satu pilihan favorit, kebiasaan mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa ternyata tidak disarankan para ahli. Melansir Sindonews, semua jenis minyak yang digunakan untuk digoreng akan rusak. Hal ini tentu memengaruhi kualitas makanan yang digoreng, di mana titik uap atau titik minyak menjadi rusak akan berubah menjadi trans fatty acid atau lemak jahat yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah .

Agar makan gorengan tetap aman, Anda disarankan agar tidak mengonsumsinya sebagai makanan awal untuk berbuka puasa. Disarankan untuk berbuka dengan air putih dan kurma terlebih dulu, atau bisa diganti dengan jus, buah, serta kue-kue kecil.

Setelah berbuka dengan makanan yang manis dan porsi yang tepat, kemudian menjalankan ibadah salat Maghrib. Selanjutnya, barulah makan berat.

Tahapan ini penting agar lambung tidak ‘kaget’. Karena bagaimana pun juga, lambung perlu dipersiapkan secara bertahap, karena dalam 14 jam sebelumnya kosong. ** Baca juga: Kombinasi Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Berbuka Puasa

Mengonsumsi gorengan bisa dimasukkan ke menu ‘makan berat’. Tapi ingat, makan gorengan juga harus hati-hati. Intinya, jangan saat berbuka langsung makan gorengan karena tenggorokan masih butuh hidrasi.

Hindari makan gorengan secara berlebihan. Usahakan Anda membuat gorengan sendiri, sehingga terjamin kebersihan dan keamanannya.(ilj/bbs)




Bisakah Anda Berhenti Konsumsi Makanan Gorengan?

Kabar6-Hingga saat ini aneka gorengan seperti bakwan, singkong, ubi, tempe berbalut tepung dan lain sebagainya, masih menjadi camilan favorit banyak orang untuk mengganjal perut atau sebagi teman minum kopi dan teh.

Sebenarnya, melansir Pesona, tidak ada yang salah dalam mengonsumsi gorengan. Hanya saja, disarankan Anda menggoreng camilan itu di rumah alias membuatnya sendiri. Mengapa begitu? Anda tahu minyak yang digunakan dan bisa megontrol kebersihan selama proses memasaknya.

Meskipun tidak semua tempat, sebagian gorengan yang dijual seringkali tidak memperhatikan masalah kebersihan, misalnya dengan membiarkannya terpapar debu, dihinggapi lalat dan lain sebagianya, karena tidak diletakkan dalam wadah tertutup. Selain itu, pada sebagian penjual juga menggunakan minyak bekas pakai yang berulang kali, hingga warnanya hitam.

Di sisi lain, menyetop kebiasaan makan gorengan tentu saja bukan hal yang mudah. Solusinya, Anda harus membatasi konsumsi gorengan. Atau lebih baik Anda membuatnya sendiri. ** Baca juga: Metabolisme Tubuh Bisa Terganggu Karena 6 Kebiasaan Harian

Selain itu, gorengan kaya kalori. Misalnya saja sepotong cireng mengandung 70 kalori. Padahal Anda tentu akan makan lebih dari satu cireng. Kemudian, sepotong bakwan goreng hampir sama dengan 90 gram empal daging atau 137 kalori.

Yuk, batasi konsumsi gorengan agar tubuh tetap sehat.(ilj/bbs)




Hitung Besarnya Kalori dalam Gorengan dan Efeknya Bagi Kesehatan

Kabar6-Harus diakui, banyak orang menyukai makanan yang digoreng atau gorengan. Bahkan kini banyak sayuran yang juga diolah dengan cara digoreng. Padahal, mengonsumsi gorengan secara berlebihan tidak baik bagi tubuh, karena kandungan kalori yang sangat tinggi.

Secara umum, melansir Womantalk, makanan yang digoreng memiliki lemak dan kalori yang jauh lebih tinggi dibanding makanan yang tidak digoreng. Misalnya, satu kentang panggang kecil (100 gram) mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak, sedangkan jumlah yang sama (100 gram) dari kentang goreng mengandung 319 kalori dan 17 gram lemak. Contoh lain, 100 gram filet ikan panggang mengandung 105 kalori dan satu gram lemak, sementara jumlah ikan goreng yang sama mengandung 232 kalori dan 12 gram lemak.

Namun kalori bukanlah satu-satunya bagian dari nutrisi yang perlu dipertimbangkan dalam makanan gorengan. Makanan yang digoreng dapat memperburuk gangguan pencernaan, tetapi itu hanyalah awal dari dampak kesehatan.

Sebuah studi jurnal penelitian BMJ mempelajari efek konsumsi makanan goreng pada lebih dari 100 ribu wanita. Studi ini menemukan bahwa makan lebih banyak makanan gorengan berkorelasi dengan peningkatan kemungkinan kematian, akibat kanker atau penyakit jantung.

Untuk menghindari semua masalah ini, tentu Anda dianjurkan mengurangi makanan yang digoreng. Namun, jika sesekali Anda ingin menikmati rasa makanan yang digoreng, pertimbangkan untuk memasaknya di rumah menggunakan minyak yang lebih sehat atau metode menggoreng alternatif. ** Baca juga: Ahli Sebut, Jus Jeruk Bukan Termasuk Makanan Sehat

Cara pertama adalah memilih minyak goreng yang lebih sehat. Minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak alpukat termasuk yang paling sehat. Anda juga bisa mempertimbangkan cara menggoreng yang lebih sehat, seperti menggunakan oven dan air frying.(ilj/bbs)




Agar Tetap Aman Dikonsumsi, Begini Cara Panaskan Sisa Makanan yang Digoreng

Kabar6-Saat membeli makanan atau camilan yang digoreng dalam jumlah banyak, seringkali tidak semuanya habis dimakan. Sisa makanan tadi biasanya disimpan untuk dikonsumsi keesokan harinya.

Nah, apakah sisa gorengan tadi boleh dipanaskan? Bagaimana memanaskan gorengan agar lebih aman dikonsumsi? Melansir doktersehat, tidak masalah jika kita mengonsumsi gorengan sisa yang diolah kembali, asalkan paham caranya. Ada tips agar gorengan yang diolah kembali tersebut lebih aman, yaitu Anda disarankan untuk memanaskannya menggunakan microwave.

Namun apabila tidak memiliki microwave, Anda bisa menggorengnya menggunakan minyak goreng baru atau bukan sisa (bekas pakai), dan digoreng seperlunya saja.

Agar lebih aman saat mengonsumsi gorengan, ada beberapa tips membeli gorengan yang bisa diterapkan. Pastikan untuk memilih gorengan dari penjual yang menjaga kebersihan.

Anda bisa memperhatikan kebersihan tempat membuat, memasak, dan menyajikan gorengan. Selain itu, perhatikan juga cara penjual gorengan tersebut saat memasak dan menyajikan gorengan.

Perhatikan juga minyak goreng yang digunakan. Jangan memilih penjual yang menggoreng dengan minyak yang sudah tampak kehitaman. Hal ini karena minyak yang menghitam menandakan bahwa telah digunakan untuk menggoreng berulang kali.

Menggoreng dalam minyak yang telah dipakai berulang kali akan memiliki kandungan karsinogen yang bisa memicu penyakit seperti kanker.

Sebenarnya, membuat gorengan sendiri di rumah adalah tips terbaik karena merupakan pilihan paling tepat dan aman. ** Baca juga: 3 Hal yang Dapat Dipengaruhi Karena Kebiasaan Anda Minum Air Putih

Tapi tetap batasi konsumsi gorengan, ya. Jangan terlalu sering mengonsumsi gorengan, karena kandungan lemak jenuh pada gorengan itu tinggi.(ilj/bbs)




Lezat, Tapi 4 Jenis Makanan Ini Bisa Picu Kulit Wajah Jadi Berminyak

Kabar6-Memiliki kulit berminyak tentu dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain wajah lebih mudah kusam, muncul komedo, hingga jerawat. Apa penyebab kulit menjadi berminyak?

Ada banyak hal yang bisa memicu produksi sebum berlebihan pada kulit, mulai dari gaya hidup yang tidak baik, kurang menjaga kebersihan wajah, hingga faktor makanan.

Dan tanpa disadari, melansir beberapa sumber, ada empat jenis makanan yang dapat memicu produksi minyak berlebih pada kulit wajah. Apa sajakah itu?

1. Karbohidrat olahan
Karbohidrat memang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Namun bila dikonsumsi secara berlebihan, kulit wajah akan semakin berminyak.

Karbohidrat olahan antara lain seperti roti, biskuit, tepung, dan aneka makanan manis yang mengandung kandungan gula tinggi.

2. Produk olahan susu
Meskipun memiliki banyak khasiat untuk tubuh, makanan olahan susu seperti keju dan yoghurt juga mengandung whey protein yang bisa memicu produksi sebum.

3. Daging tinggi lemak
Jika dikonsumsi secara berlebihan, daging merah tinggi lemak bisa membuat kulit wajah menjadi semakin berminyak. Tidak hanya itu, daging merah juga bisa memicu berbagai gangguan kesehatan seperti kolesterol dan hipertensi.

4. Gorengan
Selain menggunakan minyak yang sangat banyak, gorengan umumnya juga dibuat menggunakan tepung. Nah, tepung termasuk dalam salah satu jenis karbohidrat olahan yang bisa merangsang produksi sebum.

Selain itu, gorengan juga punya kandungan lemak jenuh yang tinggi sehingga mempengaruhi hormon untuk memproduksi minyak berlebihan pada kulit. ** Baca juga: Bahaya Tidur Saat Rambut Masih Basah Usai Keramas

Jadi apabila ingin memiliki wajah bersih dan terhindar dari berbagai masalah kulit, kurangi konsumsi empat jenis makanan tadi.(ilj/bbs)




Jaga Pola Makan Saat Lebaran Agar Tubuh Tetap Sehat

Kabar6-Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini akan sangat spesial, karena hanya dirayakan oleh keluarga inti saja di rumah.

Ya, silaturahmi dengan keluarga besar atau kerabat, tetangga, serta teman-teman, memang tidak disarankan untuk mencegah penularan COVID-19. Namun, silaturahmi bisa digantikan dengan cara online.

Meskipun begitu, Lebaran tetap selalu identik dengan aneka hidangan istimewa. Dan setelah satu bulan berpuasa, biasanya kita ingin menuntaskan kerinduan dengan makan lebih banyak.

Hal yang harus diingat, melansir TabloidBintang, makan berlebihan apalagi yang manis-manis dan bersantan, menyebabkan timbunan lemak pada tubuh. Tidak hanya makanan bersantai seperti opor, goreng-gorengan, aneka kue dan minuman manis jika dikonsumsi secara berlebihan akan membuat berat badan melonjak naik.

Diketahui, kue kering mengandung kalori dan gula tinggi. Termasuk minuman bersoda atau manis seperti sirop. Jadi saat Anda makan berlebihan, maka akan disimpan dalam bentuk lemak, dan lalu meningkatkan kadar kolesterol.

Dan salah satu penyakit yang biasa muncul setelah Lebaran adalah hipertensi. Hal ini terjadi karena Anda selalu mengonsumsi hidangan Lebaran yang banyak mengandung garam. ** Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Sakit Kepala Menyerang Anda?

Yuk, jaga pola makan dengan tidak berlebihan menyantap hidangan Lebaran agar tubuh tetap sehat.(ilj/bbs)




Tidak Disarankan Sering Konsumsi Gorengan untuk Buka Puasa

Kabar6-Sebagian besar orang memiliki kebiasaan berbuka puasa dengan menyantap gorengan, antara lain seperti tahu isi, mendoan, bakwan, risol, dan sejenisnya. Memang harus diakui, gorengan sepertinya menjadi menu wajib saat buka puasa.

Namun tahukah Anda, tersimpan dampak buruk bagi kesehatan jika Anda sering buka puasa dengan gorengan? Kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan, melansir Hellosehat, membuat makanan ini sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa. Ketika perut kosong setelah puasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan.

Tentunya, saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut. Karena sulit untuk dicerna, proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama serta dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk mencerna zat gizi lain.

Hal itu juga yang menyebabkan perut tidak cepat merasa kenyang. Akibatnya, Anda akan terus makan gorengan hingga merasa perut sudah penuh dan kenyang.

Tiap orang merasakan efek berbeda-beda saat beruka puasa dengan gorengan. Jika Anda memiliki saluran pencernaan yang sensitif, gorengan dapat merangsang asam lambung naik yang dapat menyebabkan heartburn (perasaan panas atau terbakar di sekitar perut bagian atas). Kandungan lemak jenuh yang ada pada gorengan dapat mengakibatkan asam lambung naik.

Selain itu, sulitnya lemak untuk dicerna dan kandungan serat yang sangat sedikit pada gorengan dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit. Beberapa dari Anda mungkin juga merasakan tenggorokan gatal setelah makan gorengan. Hal ini karena terdapat kandungan akrolein pada gorengan yang menyebabkan rasa gatal. Akrolein terbentuk pada minyak yang sudah dipakai berkali-kali.

Faktor utama penyebab gorengan tidak sehat sebenarnya terletak pada minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng. Dampak gorengan pada kesehatan tergantung dari jenis minyak atau lemak yang digunakan untuk menggoreng, cara menggoreng (apakah dengan cara deep fried atau pan fried), sudah berapa kali minyak dipakai untuk menggoreng (semakin sedikit dipakai semakin baik), dan berapa banyak garam yang ditambahkan pada makanan gorengan tersebut.

Gorengan dikenal mengandung lemak jahat bagi tubuh. Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan lemak jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau lemak baik dalam tubuh.

Lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh. Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke.

Selain penyakit jantung dan stroke, sering makan gorengan juga dapat memicu kanker. Perubahan struktur kimia pada minyak yang digoreng terjadi karena oksidasi, yang juga mengubah struktur zat gizi dalam makanan. Makanan kehilangan vitamin dan mineral ketika digoreng, dan berubah menjadi cokelat karena mineral karbon terbakar ketika memasak.

Menggoreng makanan dalam temperatur tinggi dapat memicu pembentukan sejumlah karsinogen (zat yang berhubungan dengan kanker), seperti akrilamida (ditemukan pada makanan tinggi karbohidrat yang digoreng, seperti kentang goreng), amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak dalam temperatur tinggi). Seringnya konsumsi makanan yang digoreng dapat memicu sel kanker berkembang dalam tubuh, terutama kanker prostat pada pria.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebaiknya kontrol konsumsi gorengan Anda mulai dari sekarang. Jika ingin makan gorengan, sebaiknya Anda memasaknya sendiri.

Gorengan yang beli di luar biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulangkali sehingga dapat memicu pembentukan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan. ** Baca juga: Benarkah Stres Berkepanjangan Bikin Umur Lebih Pendek?

Ada baiknya Anda mencoba alternatif makanan lain daripada buka puasa dengan gorengan. Beberapa contoh makanan pembuka yang lebih sehat selain gorengan, seperti kolak, kue manis atau kue basah, berbagai macam buah-buahan, puding, siomay atau dimsum.(ilj/bbs)




Hindari Memanaskan Kembali 4 Makanan Ini Agar Pencernaan Tak Terganggu

Kabar6-Memanaskan makanan menjadi kebiasaan banyak orang, terlebih bagi Anda yang memulai kesibukan di pagi hari. Meskipun demikian, ternyata tidak semua makanan bisa dipanaskan karena alasan kesehatan.

Ada empat jenis makanan, melansir beberapa sumber, yang sebaiknya tidak dipanaskan agar pencernaan tidak terganggu. Makanan apa saja yang dimaksud?

1. Nasi
Ketika makanan pokok ini dipanaskan, maka akan menyebabkan pertumbuhan spora. Dan hal ini pun akan memicu munculnya bakteri dan kuman, yang bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti diare dan muntah-muntah. Menurut penelitian dari Martin Goldberg, ahli mikrobiologi, Bakteri Bacillus cereus bisa saja bertahan selama proses pemasakan.

2. Telur
Ketika telur dipanaskan kembali, maka menyebabkan munculnya kandungan racun khususnya bagian kuning telur. Hal ini bisa merusak dan mengganggu sistem pencernaan.

3. Bayam
Kandungan nitrat dalam bayam akan berubah menjadi nitrit, dan bersifat zat karsinogen atau mengarah pada risiko kanker.

4. Aneka gorengan
Memanaskan kembali aneka gorengan rupanya justru membuat kandungan lemaknya semakin tinggi. ** Baca juga: Bukan Air Es, Ada 6 Makanan dan Minuman yang Bisa Hilangkan Rasa Pedas

Sebaiknya hindari keempat jenis makanan tadi agar kesehatan pencernaan Anda tidak terganggu.(ilj/bbs)




Cara Tepat Pilih Makanan dan Minuman Sehat di Warteg

Kabar6-Makan di warteg menjadi salah satu alternatif bagi Anda yang tidak sempat memasak di rumah. Selain murah, pilihan jenis masakannya sangat beragam dan tentu saja lezat.

Namun sebelum memilih makanan yang sehat di warteg, Anda harus mengetahui asupan apa yang dibutuhkan tubuh sehari-hari. Makanan sehat yang dibutuhkan tubuh secara garis besar terdiri dari sayuran, buah, biji-bijian, susu, dan juga lauk daging hewan.

Setiap jenis makanan memberikan nutrisi yang berbeda. Itu sebabnya kita perlu makan lauk yang beragam. Melansir Klikdokter, ini cara tepat pilih makanan dan minuman sehat di warteg:

1. Pilih sayur berkuah sebagai lauk utama
Sayuran adalah lauk yang tinggi kadar serat dan sangat baik untuk pencernaan. Sayuran yang sering ada di warteg antara lain sayur bayam, sayur buncis, sayur sop, sayur asem, dan juga tumis tahu tauge.

2. Konsumsi ikan sebagai pengganti daging
Selain kaya protein, ikan juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan otak dan tulang, mencegah penyakit jantung serta mengurangi risiko alzheimer dan depresi.

Fungsi lainnya, menormalkan tekanan darah, ritme jantung, menurunkan kadar lemak dalam darah serta membantu mengurangi inflamasi dalam tubuh. Secara tidak langsung manfaat ini bisa bikin aktivitas tubuh Anda jadi lebih sehat.

3. Hindari konsumsi gorengan
Makanan yang digoreng biasanya memiliki jumlah kalori yang lebih banyak dibanding jenis lauk yang dimasak dengan cara direbus atau dikukus. Mengurangi konsumsi gorengan akan menghindari kelebihan kalori dan asupan minyak yang Anda tidak tahu sehat atau tidaknya jika dikonsumsi tubuh.

4. Hindari santan
Sama halnya dengan makanan gorengan, makanan berlauk santan seperti gulai atau sayur singkong rasanya sangat menggugah selera makan siang. Sayangnya, makanan bersantan memiliki jumlah lemak jenuh yang cukup tinggi.

Hal ini berefek pada kesehatan pembuluh darah dan jantung. Jadi, pilih makanan yang dikukus dan direbus, seperti sop ataupun tumis sayuran, agar manfaat sehat dan hidup murah bisa didapat.

5. Minum air putih atau teh tawar hangat
Umumnya es teh manis mengandung banyak pemanis yang bisa meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, air yang memiliki rasa manis tidak selalu bisa melegakan haus secara maksimal. ** Baca juga: Tidak Perlu Minder, Ini 4 Kelebihan Punya Kulit Sawo Matang

Jadi disarankan untuk pilih air putih atau teh tawar hangat. Teh tawar umumnya berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah. Sementara air putih hangat juga berguna mencerna lemak-lemak yang kita makan serta mengeluarkan racun di dalam pencernaan. Bila bosan dengan teh dan air, bisa diganti dengan jus buah tanpa gula.

Warteg memang masih menjadi tempat makan favorit banyak orang.(ilj/bbs)