Kabar6-Sebagian besar orang memiliki kebiasaan berbuka puasa dengan menyantap gorengan, antara lain seperti tahu isi, mendoan, bakwan, risol, dan sejenisnya. Memang harus diakui, gorengan sepertinya menjadi menu wajib saat buka puasa.
Namun tahukah Anda, tersimpan dampak buruk bagi kesehatan jika Anda sering buka puasa dengan gorengan? Kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan, melansir Hellosehat, membuat makanan ini sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa. Ketika perut kosong setelah puasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan.
Tentunya, saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut. Karena sulit untuk dicerna, proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama serta dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk mencerna zat gizi lain.
Hal itu juga yang menyebabkan perut tidak cepat merasa kenyang. Akibatnya, Anda akan terus makan gorengan hingga merasa perut sudah penuh dan kenyang.
Tiap orang merasakan efek berbeda-beda saat beruka puasa dengan gorengan. Jika Anda memiliki saluran pencernaan yang sensitif, gorengan dapat merangsang asam lambung naik yang dapat menyebabkan heartburn (perasaan panas atau terbakar di sekitar perut bagian atas). Kandungan lemak jenuh yang ada pada gorengan dapat mengakibatkan asam lambung naik.
Selain itu, sulitnya lemak untuk dicerna dan kandungan serat yang sangat sedikit pada gorengan dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit. Beberapa dari Anda mungkin juga merasakan tenggorokan gatal setelah makan gorengan. Hal ini karena terdapat kandungan akrolein pada gorengan yang menyebabkan rasa gatal. Akrolein terbentuk pada minyak yang sudah dipakai berkali-kali.
Faktor utama penyebab gorengan tidak sehat sebenarnya terletak pada minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng. Dampak gorengan pada kesehatan tergantung dari jenis minyak atau lemak yang digunakan untuk menggoreng, cara menggoreng (apakah dengan cara deep fried atau pan fried), sudah berapa kali minyak dipakai untuk menggoreng (semakin sedikit dipakai semakin baik), dan berapa banyak garam yang ditambahkan pada makanan gorengan tersebut.
Gorengan dikenal mengandung lemak jahat bagi tubuh. Lemak trans dalam gorengan dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan lemak jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau lemak baik dalam tubuh.
Lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh. Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke.
Selain penyakit jantung dan stroke, sering makan gorengan juga dapat memicu kanker. Perubahan struktur kimia pada minyak yang digoreng terjadi karena oksidasi, yang juga mengubah struktur zat gizi dalam makanan. Makanan kehilangan vitamin dan mineral ketika digoreng, dan berubah menjadi cokelat karena mineral karbon terbakar ketika memasak.
Menggoreng makanan dalam temperatur tinggi dapat memicu pembentukan sejumlah karsinogen (zat yang berhubungan dengan kanker), seperti akrilamida (ditemukan pada makanan tinggi karbohidrat yang digoreng, seperti kentang goreng), amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak dalam temperatur tinggi). Seringnya konsumsi makanan yang digoreng dapat memicu sel kanker berkembang dalam tubuh, terutama kanker prostat pada pria.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebaiknya kontrol konsumsi gorengan Anda mulai dari sekarang. Jika ingin makan gorengan, sebaiknya Anda memasaknya sendiri.
Gorengan yang beli di luar biasanya menggunakan minyak yang sudah dipakai berulangkali sehingga dapat memicu pembentukan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan. ** Baca juga: Benarkah Stres Berkepanjangan Bikin Umur Lebih Pendek?
Ada baiknya Anda mencoba alternatif makanan lain daripada buka puasa dengan gorengan. Beberapa contoh makanan pembuka yang lebih sehat selain gorengan, seperti kolak, kue manis atau kue basah, berbagai macam buah-buahan, puding, siomay atau dimsum.(ilj/bbs)