1

Dominasi OTG, Kabupaten Tangerang Selangkah Lagi Masuk Zona Merah

Kabar6.com

Kabar6- Kasus positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Tangerang masih tinggi. Juru Bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi mewanti-wanti wilayahnya yang berada di zona orange selangkah lagi berubah merah.

Zona merah itu menunjukkan wilayah berisiko tinggi, sedangkan orange berada satu level di bawahnya yang menunjukkan risiko sedang.

Hendra menegaskan sebagai langkah antisipasi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Sekda Kabupaten Tangerang untuk melakukan langkah pencegahan dengan melibatkan para camat dan pihak terkait lainnya untuk membantu menekan angka penyebaran dan penularan Covid 19. Salah satunya adalah dengan program 3T.

“Kita akan ada program untuk melawan covid 19 yaitu program 3T berupa Testing (pengujian) Tracing (pelacakan), dan Treatment (perawatan) dan 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan sesering mungkin,” ujar Hendra Tarmizi kepada kabar6.com, Selasa (18/8/2020).

**Baca juga: Selama PSBB, 2.630 Pelayanan Online Melalui Whatsapp di Disdukcapil Kabupaten Tangerang.

Hendra menyebutkan orang tanpa gejala (OTG) saat ini masih mendominasi terhadap kasus penyebaran Covid-19 di kabupaten Tangerang. Jumlahnya sekitar 80 persen kasus orang tanpa gejala (OTG) yang ditemukan lapangan. Peningkatan kasus OTG hingga menyentuh angka 80 persen diakibatkan masih tingginya hilir mudik masyarakat di Tangerang-Jakarta.

“Perputaran masyarakat dari Tangerang Jakarta masih mendominasi, baik yang kerja maupun yang liburan atau aktivitas lain,” ucapnya. (CR)




Zaki Sebut OTG Mendominasi Kasus Covid-19 di Kabupaten Tangerang

Kabar6.com

Kabar6 – Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengtakan jika angka peningkatan Covid-19 di wilayahnya didominasi dengan kasus orang tanpa gejala atau OTG.

“Saat ini kasus makin banyak, terdata 5 kasus per hari dan itu didominasi oleh OTG. Dan kini, langkah kita untuk bisa melihat sebarannya kita akan laksanakan banyak test swab baik pada masyarakat maupun keluarga pasien yang terkonfirmasi supaya makin jelas berapa banyak penularannya,” katanya, Senin (17/8/2020).

Dia juga berharap agar obat ataupun vaksin virus Corona atau Covid-19 bisa segera ditemukan.

Untuk diketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang mencatat adanya peningkatan kasus Covid-19, terutama pada 10 Kecamatan di Kabupaten Tangerang.

**Baca juga: Kabar Baik, 342 Pasien Covid-19 di Kabupaten Tangerang Dinyatakan Sembuh.

Untuk 10 Kecamatan itu, yakni Pasar Kemis, Kelapa Dua, Curug, Cikupa, Sindang Jaya, Legok, Panongan, Rajeg, Pakuhaji dan Tigaraksa. Dimana, secara keseluruhan total kasus positif dari 10 Kecamatan itu sebanyak 76 kasus dari total kasus positif di Kabupaten Tangerang sebanyak 108 kasus. (Vee)




Didominasi Non Logam, Investasi di Lebak Tumbuh 8,3 Persen

Kabar6.com

Kabar6-Kepala DPMPTSP Kabupaten Lebak, Yosep M Holis mengaku, realisasi invetasi di periode 2019 mencapai Rp2,1 triliun. Angka tersebut melampaui target yang dipasang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

“Ya, melampaui target yang ditetapkan yakni Rp1 Triliun,” kata Yosep kepada wartawan, Selasa (4/2/2020).

Menurutnya, dengan nilai realisasi investasi di kabupaten yang belum lama ini keluar dari predikat daerah tertinggal mengalami pertumbuhan 8,3 persen dari target 7 persen

“Investasi didominasi non logam seperti industri semen dan juga kawasan perumahan Citra Maja Raya,” ungkap Yosep.

Sepanjang 2019, kabupaten terluas di Provinsi Banten ini memikat 30 investor baik dalam negeri maupun asing. Padahal, kata Yosep, pemkab hanya mantargetkan 4 investor mau menanamkan modalnya.

**Baca juga: Cegah Bencana, Pramuka di Lebak Diajak Tanam Pohon.

Meski pada tahun 2019 realisasi invetasi menembus Rp2,1 Triliun. Namun, di tahun 2020, nilai invetasi hanya ditargetkan Rp1,07 Triliun.

Evaluasi pada proses perizinan akan terus dilakukan, sehingga semakin mempermudah investor yang mau berinvestasi.

“Proses perizinan akan kami benahi, tidak lain untuk mempermudah investor,” katanya.(Nda)




Human Error sangat didominasi Lakalantas di Kota Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Seiring tingginya angka kecelakaan Lalulintas (Lakalantas) yang terjadi di Kota Tangerang. Pasalnya, hal itu diakibatkan oleh faktor kelalaian manusia atau human error.

“Kebanyakan dari beberapa kecelakaan itu yang dominan karena faktor manusia atau (human error) yang ngantuk kemudian kecelakaan,” ujar KBO Polres Metro Tangerang Kota, AKP Agus Pribadi saat dimintai keterangan oleh Kabar6.com diruanganya, Kamis (26/12/2019).

Ia menjelaskan ada empat faktor yang menjadi penyebab terjadi Lakalantas pada umumnya yaitu faktor kelalaian manusia, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor cuaca.

“Dari ke-4 faktor lakalantas tersebut yang sangat dominan faktor dari manusianya atau (human error) seperti mengantuk, belum terampil dalam mengemudi dan mengemudi dalam pengaruh minuman alkohol atau obat-obatan,” jelasnya.

Kendati demikian, ia juga mengatakan untuk angka kecelakaan lakalantas tersebut yang terjadi di Wilayah hukum Polres Metro Tangerang Kota dari periode Januari – Nopember 2019 mencapai 508 kejadian kecelakaan yang terjadi.

“Dari 508 kejadian ada 655 korban, diantaranya 38 yang meninggal dunia, 240 luka berat dan 377 luka ringan, dan itu sangat didominasi oleh kendaraan rada dua,karena roda dua kan rentan sekali untuk terjadi kecelakaan,” katanya.

Namun, untuk jumlah kecelakaan Lalulintas yang terjadi pada roda empat (Mobil) ia mengatakan hanya 20 persen dari jumlah kejadian kecelakaan yang terjadi.

“Kecelakaan yang tejadi didominasi oleh roda dua, sedangkan roda empat hanya 20 persen dari kejadian,” tandasnya. (Oke)




Ternyata, Pria yang Punya Sifat Narsis Lebih Mudah Dapatkan Pasangan Kencan

Kabar6-Narsis sebenarnya berasal dari kata ‘Narsisisme’ (Inggris) atau ‘Narsisme’ (Belanda) yang artinya adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri secara berlebihan. Dan sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir.

Nah, adakah hubungan antara narsis dan kencan? Hasil sebuah studi menyebutkan, pria yang memiliki sifat narsis lebih mudah mendapatkan pasangan kencan ketimbang pria yang tidak narsis. Benarkah demikian?

Salah satu peneliti dari Humboldt University of Berlin bernama Michael Dufner, melansir kelascinta, mengatakan bahwa narsisme ternyata berhubungan erat dengan daya tarik terhadap pasangan dalam kehidupan nyata. Lebih dari 60 partisipan pria berusia rata-rata 25 tahun turut terlibat dalam penelitian ini.

“Kami fokus pada narsisme sebagai ciri kepribadian, bukan gangguan kepribadian. Setiap orang memiliki tingkat narsisme tertentu. Beberapa lebih tinggi, sementara yang lainnya lebih rendah,” kata Dufner.

Para partisipan diminta untuk mendekati wanita yang mereka temui di jalan, sekaligus untuk meminta nomor hp, email, atau akun Facebook.

Hasil studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin ini mengungkapkan, pria yang memiliki kadar narsis tinggi berhasil mendekati lebih banyak wanita dan berpeluang lebih besar mendapatkan data pribadi para wanita tersebut.

“Efek ini muncul bukan karena harga diri yang tinggi, tapi karena narsisme,” jelas Dufner. Bahkan seorang profesor psikologi dari San Diego State University bernama Jean Twenge mengatakan bahwa daya tarik awal dengan sikap yang narsis berasal dari ketegasan dan keyakinan pria.

“Dengan ketegasan seperti itu, stereotip maskulin menjadi muncul dan membuat perempuan tertarik,” tambah Jean.

Narsisme sangat erat kaitannya dengan perasaan percaya diri yang meluap, dominasi, keinginan untuk menang dan berbagai perasaan positif lainnya. ** Baca juga: Selain Susu, Kalsium Dapat Ditemukan dalam 4 Bahan Nabati Ini

Jadi jelas bahwa seorang pria akan mengalami kesulitan tampil narsis bila dia minder dan tidak percaya diri pada kualitas diri sendiri. Dan hal itulah yang membuat wanita tidak tertarik pada pria tadi. (ilj/bbs)




Ketimbang Pria Jagoan, Wanita Lebih Pilih yang Berwibawa

Kabar6-Banyak orang beranggapan, wanita lebih memilih pria yang kuat atau terlihat jagoan sebagai pasangan hidup karena dianggap lebih melindungi. Benarkah demikian?

Sebuah studi pada jurnal Personal Relationsips, melansir Kelascinta, mengatakan bahwa wanita lebih menyukai pria yang diakui oleh lingkaran pergaulannya karena memiliki skill, kemampuan dan pencapaian kesuksesan, ketimbang pria yang menggunakan kekerasan untuk menjatuhkan lawan dan saingan.

Namun wanita menyukai strategi dominasi yang agresif dan kasar tersebut bila ditunjukkan dalam konteks pertandingan olahraga.

Jeffrey K. Snyder, Lee A. Kirkpatrick, and H. Clark Barrett melakukan tiga studi pada mahasiswi di dua universitas di Amerika Serikat. Partisipan mengevaluasi karakter pria yang potensial menjadi pasangan lewat cerita tertulis. Studi tersebut dirancang untuk mempelajari pengaruh dominasi dan wibawa pada penilaian wanita terhadap pria.

Diungkapkan, wanita sangat sensitif ketika mencari pasangan dan menilai bagaimana pria menunjukkan perilaku yang mendominasi. Misalnya, sifat dan sikap pria yang menarik di mata wanita dalam pertandingan olahraga menjadi tidak menarik ketika ditunjukkan dalam konteks hubungan antar pribadi.

Ketika mempertimbangkan potensi pasangan untuk hubungan jangka panjang, penilaian wanita terhadap dominasi jadi menurun, dan penilaian mereka terhadap wibawa dan prestasi jadi meningkat. ** Baca juga: Ini Alasan Mengapa Anak-anak Memang Perlu Waktu untuk Bermain

“Penemuan ini jelas bertentangan dengan ajaran beberapa psikolog populer yang menyarankan pria untuk bersikap agresif seperti jagoan dalam interaksi sosial mereka. Wanita menghindari pria jagoan yang mendominasi sebagai pasangan jangka panjang karena merasa bahwa pria dominan akan mendominasi rumah tangga,” demikian menurut para penulis studi tersebut. (ilj/bbs)




Waspada, Pria Playboy Dihantui Masalah Kesehatan Mental

Kabar6-Pria playboy sepertinya identik dengan sosok yang tampan, bertubuh atletis, pakaian trendi, dan tentu saja jago merayu wanita. Tak hanya itu, pria playboy selalu dikelilingi wanita cantik, dan seringkali mengencani beberapa wanita sekaligus dalam satu waktu.

Meskipun terlihat ‘menyenangkan’, di sisi lain pria playboy sebaiknya mewaspadai masalah kesehatan mental yang menghantui mereka. Mengapa demikian? Para peneliti menemukan fakta, pria yang cenderung dominan dan diskriminatif terhadap wanita atau seksisme serta memiliki ‘bakat’ playboy, kondisi kesehatan mentalnya bakal buruk.

Hasil penelitian ini, melansir CNN Indonesia, didapat setelah para ilmuwan meneliti sekira 20 ribu pria dan menganalisa kadar karakter maskulinitas mereka. Para ilmuwan juga menemukan, pria dengan masalah karakter ini ‘malas’ mencari perawatan untuk kondisi mental mereka. Joel Wong, penulis utama penelitian dari Indiana University Bloomington, mengaku terkejut menemukan fakta yang memperlihatkan keterkaitan erat antara karakter seksisme pada diri pria playboy dengan kondisi kesehatan mental mereka.

“Ini menggaris awahi gagasan bahwa seksisme bukan hanya terkait keadilan sosial, namun juga mungkin memberikan dampak merugikan bagi kesehatan mental siapa pun yang memiliki karakter tersebut,” jelas Wong.

Ditambahkan, “Secara umum, individu yang jelas-jelas memiliki norma maskulinitas sangat kuat punya kecenderungan kesehatan mental yang buruk dan minim keinginan mencari bantuan psikologis.”

Wong dan tim telah melakukan kajian meta-analis dari 78 contoh penelitian yang melibatkan 19.453 responden. Masing-masing penelitian berfokus pada hubungan kesehatan mental dan 11 norma yang merupakan gambaran ideal masyarakat terhadap sosok maskulin.

Kesebelas norma tersebut adalah hasrat untuk unggul, kebutuhan mengendalikan emosi, pengambil risiko, kekerasan, dominasi, kecenderungan tidak setia secara seksual khas playboy, kemandirian, hasrat pada pekerjaan, perasaan unggul atas wanita, memandang hina homoseksualitas, dan mengejar status.

Setelah merekam sikap sosial individu dan melihat kondisi kesehatan mental mereka, para peneliti mengulik riwayat pengobatan mental para responden.

Hasilnya, ditemukan fakta bahwa pengendali terbesar atas kesehatan mental yang buruk adalah perilaku playboy, berkukuh menjadi mandiri dan menginginkan kekuasaan atau dominasi atas wanita.

Sedangkan faktor yang tidak berdampak buruk pada kesehatan mental adalah karakter pria yang mengutamakan pekerjaan. “Mengutamakan pekerjaan tidak secara signifikan berkaitan dengan hasil terkait kesehatan mental,” kata Wong.

Hal lain disebutkan Wong, “Mungkin ini adalah pantulan dari hubungan kompleks pekerjaan dan implikasinya pada kesejahteraan. Fokus berlebihan pada pekerjaan dapat berdampak buruk pada kesehatan seseorang dan hubungan antar pribadi, namun bekerja juga sebuah hal yang berharga bagi banyak orang.” ** Baca juga: Apa Sebab Badan Lemas Setelah Bangun Tidur?

Karaktar maskulin si pengambil risiko, menurut Wong, juga secara nyata berkaitan dengan hasil kesehatan mental baik dan buruk. Ini menunjukkan bahwa ketegasan dalam pengambilan risiko sekaligus menyangkut konsekuensi psikologis positif dan negatif.(ilj/bbs)