1

Semarak Idul Qurban di Perumahan Taman Kirana Solear

Kabar6.com

Kabar6-Panitia Masjid Al Jihad perumahan Taman Kirana Surya Desa Pasanggrahan, Solear, Kabupaten Tangerang, menyembelih puluhan hewan kurban bertepatan hari raya Idul Adha 10 Dzulhijah 1441 Hijriah. Sebanyak empat ekor sapi, satu ekor kerbau dan 21 ekor kambing/domba dibagikan kepada warga yang membutuhkan.

Pemotongan puluhan hewan kurban itu dilakukan area masjid oleh tenaga ahli dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang

Sutarlan, panitia Kurban mengatakan daging kurban akan didistribusikan kepada masyarakat melalui RT/RW setempat. Berat daging kurban satu paket lebih kurang masing-masing satu kilogram.

“Nanti dibagikan tidak langsung tetapi di drop ke RT dan RW dan akan dibagikan secara door to door,” ungkap Sutarlan kepada kabar6.com saat ditemui di lokasi, Jum’at(31/7/2020).

Dijelaskannya, pembagian dari rumah ke rumah itu dilakukan untuk menghindari berdesakan dan antrian para warga. Cara ini pun juga lebih aman dan merata, terlebih untuk menghindari kerumunan massa di tengah pandemi Covid-19

**Baca juga: Salat Idul Adha, MUI: Jangan Bawa Anak Kecil.

” Ada tujuh RT dalam satu RW 08 ditambah dua RT di RW 10 semua dibagikan ke warga yang ada,” ujarnya

Pantauan di lingkungan perumahan Taman Kirana Surya terlihat panitia sibuk membagikan daging kurban ke tiap rumah warga hingga sore hari.(CR)




6 Langkah Tepat dan Sehat Olah Daging dengan Cara Membakar

Kabar6-Daging mengandung protein hewani, lemak jenuh, dan dalam beberapa kasus terdapat senyawa karsinogenik seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

Senyawa berbahaya tersebut, terbentuk selama pengolahan atau pemasakan daging. HCA contohnya, terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi. Sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging. Keduanya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker.

Lantas, bagaimana cara tepat sekaligus sehat mengolah daging dengan cara dibakar? Melansir Kompas, ini enam langkah berikut untuk mengurangi pembentukan HCA dan PAH:

1. Rendam daging dalam bumbu sebelum dimasak. Tambahkan bumbu untuk dibalurkan pada daging, ini akan membentuk penghalang, sehingga lebih sedikit HCA dan PAH.

2. Berdasarkan catatan American Institute for Cancer Research (AICR), gunakan potongan yang lebih ramping. Kandungan lemak yang lebih rendah, berarti lebih sedikit lemak yang akan menetes ke api dan membentuk PAH.

3. Sebelum membakar daging, panggang lebih dulu dalam oven atau microwave. Karena, semakin lama daging dibakar di atas apai langsung, semakin banyak HCA dan PAH terbentuk.

4. Atau buat potongan daging lebih kecil, sehingga akan lebih cepat matang dan tidak banyak membentuk HCA atau PAH.
5. Bolak-balik daging sesering mungkin, sehingga mengurangi peluang untuk hangus, di mana ini adalah tanda bahwa HCA telah terbentuk.

6. Siapkan lebih banyak makanan nabati. Kurangi porsi daging dan isi piring dengan lebih banyak sayuran, buah-buahan, atau protein nabati. Makanan nabati tidak membentuk HCA atau PAH di atas panggangan. ** Baca juga: Mengapa Pria Jarang Mengucapkan “I Love You”?

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Pakai Talenan dari Kayu dan Plastik, Mana yang Terbaik?

Kabar6-Selama ini kita mengenal ada dua jenis talenan yang digunakan untuk memotong sayuran atau daging, yaitu talenan yang terbuat dari kayu dan plastik. Nah, mana yang sebaiknya dipilih, dan berapa lama talenan harus diganti?

Talenan kayu dan plastik masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Talenan plastik lebih mudah dirawat, tetapi talenan jenis ini disebut lebih berisiko menyimpan bakteri. Sebaliknya, talenan kayu dianggap lebih higienis.

Penelitian Dean O. Cliver dari University of California, Amerika Serikat, melansir tempo.co, menemukan bahwa talenan kayu mengandung lebih sedikit bakteri, terutama salmonella dan E. Coli. Bakteri dari bahan makanan mentah seperti daging akan tenggelam di kayu, mereka tidak dapat berkembang biak dan akhirnya mati.

Sementara pada talenan plastik, bakteri akan terjebak di bekas goresan pisau. Bakteri ini sulit dibersihkan meskipun dengan mesin pencuci piring. Itu sebabnya, para ahli menyarankan menyiram talenan dengan air panas setelah digunakan.

Selain itu, talenan kayu yang terbuat dari bahan keras, seperti kayu maple, memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap keausan sehingga tidak perlu sering diganti. Kalaupun aus, talenan ini masih bisa digunakan lebih lama.

Namun talenan apa pun yang Anda gunakan, jangan lupa bersihkan setiap hari, karena alat dapur ini bisa mengandung bakteri dari sisa bahan makanan yang bisa menginfeksi keluarga.

Jangan lupa menggantinya jika sudah digunakan terlalu lama. Indikasi mengganti talenan adalah ketika permukaan talenan sudah kasar. ** Baca juga: Jangan Lupa Tutup Kloset Sebelum Disiram untuk Hindari Penyebaran COVID-19

Satu hal lagi, pisahkan talenan khusus untuk memotong daging atau sayuran mentah dengan talenan untuk buah-buahan atau makanan siap saji.

Cara ini akan mengurangi risiko kontaminasi silang.(ilj/bbs)




Begini Cara Memasak Hidangan Lebaran Versi Sehat

Kabar6-Meskipun hanya di rumah saja, tetap ada berbagai persiapan yang dilakukan untuk menyambut Idul Fitri, salah satunya adalah menyiapkan aneka hidangan khas lebaran seperti ketupat, opor, kue kering, dan lain sebagainya.

Meskipun merupakan momen sekali dalam setahun, Anda disarankan untuk tetap membatasi jenis makanan yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan di kemudian hari seperti misalnya mengonsumsi lemak dan karbohidrat berlebihan.

Bagaimana cara menyiasati memasak berbagai hidangan khas lebaran agar lebih sehat? Melansir Hellosehat, berikut tipsnya:

1. Gunakan bagian daging yang lebih rendah lemak
Pada saat lebaran, makanan khas yang biasa disajikan adalah opor serta semur dengan bahan dasar dapat berupa ayam maupun daging sapi.

Menurut U.S. Department of Agriculture (USDA) daging disebut rendah lemak jika dalam 100 gram daging memiliki lemak total kurang dari 10 gram, lemak jenuh kurang dari 4,5 gram, dan kolesterol kurang dari 95 mg. Sementara daging sapi yang termasuk sangat rendah lemak hanya memiliki total lemak sebesar 5 gram, lemak jenuh sebanyak 2 gram, dan kolesterol 95 mg.

Jenis-jenis daging sapi yang rendah lemak yaitu has luar (sirloin) dan bagian paha belakang. Sementara jenis daging yang tinggi lemak biasanya terdapat di bagian perut dan tulang iga.

Sementara pada daging ayam, bagian yang tinggi lemak adalah bagian kulit dan daging yang berwarna gelap. Setiap 100 gram kulit ayam mengandung 41 gram lemak. Sementara bagian daging yang berwarna lebih gelap seperti bagian paha, mengandung 5,7 gram lemak jika dimakan tanpa kulit.

Tetapi jika menggunakan kulit jumlah lemaknya menjadi 11,2 gram. Bagian sayap ayam juga mengandung lemak yang tidak sedikit. Satu buah sayap ayam mengandung 8,1 gram lemak jika disajikan tanpa kulit, tetapi jika menggunakan kulit kandungan lemaknya meningkat hingga 19,5 gram.

2. Gunakan bahan alternatif selain santan kental
Salah satu bahan dasar yang sering digunakan untuk memasak makanan khas lebaran adalah santan. Terbuat dari perasan kelapa, santan biasa digunakan untuk membuat masakan jenis opor dan kari.

Ada dua jenis santan yaitu santan kental dan santan encer. Jika Anda sering mendengar terlalu banyak makan santan akan menyebabkan kolesterol tinggi, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Santan terbuat dari tumbuhan yaitu kelapa, yang secara alami tidak memiliki kadar kolesterol.

Tetapi santan mengandung kadar lemak yang cukup tinggi sehingga tetap harus dibatasi penggunannya. Santan kental misalnya, mengandung kalori sebesar 792 kkal di mana sebagain besar berasal dari lemak. Sementara kandungan kalori santan encer sekitar 400 kkal.

Untuk menyiasati penggunaan santan agar tidak berlebihan, Anda dapat menggunakan santan encer. Tetapi karena sudah dicampur air berkali-kali, rasa dari santan encer tidak sama gurihnya dengan santan kental.

Jadi, Anda bisa menggunakan susu rendah lemak sebagai campuran masakan Anda untuk menambah rasa gurih, atau bahkan mengganti penggunaan santan dengan susu skim.

3. Ganti jenis beras pada ketupat
Untuk membuat ketupat yang lebih bergizi, Anda bisa mencoba memasak ketupat menggunakan beras merah, beras cokelat, ataupun beras hitam.

Beras putih termasuk dalam jenis refined grain, ini berarti dalam proses pembuatannya, beras putih sudah mengalami proses untuk menambah daya simpan serta memperbaiki tekstur beras.

Tetapi pemrosesan ini membuat beras putih kehilangan serat, zat besi, dan sebagian besar vitamin B. Sedangkan jenis beras lain seperti beras cokelat dan beras merah masih memiliki kandungan gizi yang lengkap karena melalui pemrosesan yang minimum.

Anda bisa menggunakan jenis beras tersebut, kandungan seratnya yang masih tinggi dapat membuat Anda cepat kenyang sehingga mencegah Anda untuk makan berlebihan saat hari raya. ** Baca juga: Tidak Disarankan Simpan Hand Sanitizer dalam Mobil

Nikmati hidangan Lebaran dengan cara yang sehat.(ilj/bbs)




5 Bahan Makanan Sehat yang Sebaiknya Ditambahkan Saat Anda Sahur dengan Mi Instan

Kabar6-Saat tidak sempat belanja bahan pangan atau kesiangan bangun untuk sahur, ada satu makanan praktis yang bisa ‘menyelamatkan’ Anda, serta tidak membutuhkan ritual masak lama. Makanan itu adalah mi instan.

Meskipun jenis makanan yang satu ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi tiap hari, apabila dalam kondisi kepepet, Anda bisa memasaknya dengan tambahkan beberapa bahan, sehingga mi instan jadi lebih sehat dan mudah dicerna oleh tubuh. Melansir Womantalk, ini lima bahan makanan sehat yang disarankan:

1. Telur
Telur bisa dimasak bersama dengan mi atau direbus terpisah. Kandungan protein dalam telur membantu menambah gizi dalam semangkuk mi instan Anda.

2. Sayur
Jangan andalkan sayuran kering yang ada dalam kemasan mi instan. Anda harus siapkan sedikit potongan sayuran untuk dicampur dalam menu sahur.

Coba tambahkan sawi, brokoli, bok choy, wortel, dan sayuran kesukaan Anda lainnya. Kandungan nutrisi di dalamnya, seperti kalium, serat pangan, folat, vitamin A, dan vitamin C, akan membuat menu sahur jadi lebih sehat.

3. Daging
Hindari memilih bagian lemak daging. ** Baca juga: Mengapa Puasa Membuat Tubuh Jadi Lebih Sehat?

4. Ayam
Masukan suwiran ayam, atau apabila olahan ayam sudah berbumbu akan semakin bagus. Rasa mi instan akan semakin sedap.

5. Tahu tempe
Tahu dan tempe bisa disajikan terpisah atau sekalian dimasukkan ke kuah mi.

Hal yang harus diperhatikan, usahakan kurangi setengah bumbu bubuk mi instan yang Anda gunakan. Memang rasanya pasti akan berbeda, tetapi hal itu bisa diakali dengan diberi kecap manis atau asin dan beberapa bumbu dapur yang lebih sehat. Dan, jangan terlalu sering sahur dengan mi instan, ya.(ilj/bbs)




Saat Banjir ‘Merendam’ Rumah, Seleksi 6 Jenis Makanan Ini

Kabar6-Biasanya saat banjir, ada banyak penyakit yang menyerang warga, salah satunya berasal dari makanan yang tidak bersih. Karena itulah, Anda disarankan untuk lebih memilih makanan.

Beberapa jenis makanan ternyata tidak aman untuk dikonsumsi, meski Anda yakin tidak bersentuhan langsung dengan genangan air banjir. Melansir tempo.co, ini enam jenis makanan yang sebaiknya Anda hindari dulu untuk sementara waktu saat rumah terendam banjir:

1. Makanan kemasan
Hal terbaik yang harus dilakukan saat mengetahui makanan terkontaminasi air genangan banjir adalah membuangnya, termasuk jenis makanan kemasan. Sekalipun makanan tampak kering, kemungkinan kalau makanan tersebut terkontaminasi bakteri masih sangat tinggi.

2. Daging, buah, dan sayuran
Anda juga disarankan untuk tidak mengonsumsi daging, ikan, produk makanan unggas, hingga buah-buahan dan sayuran yang bersentuhan dengan air genangan banjir karena akan berisiko membuat pencernaan terganggu.

3. Makanan dalam toples atau botol
Semua jenis makanan yang berada dalam toples, botol kaca, atau plastik juga tidak aman untuk dikonsumsi karena air genangan banjir mungkin saja meresap ke dalam tutup wadah dan dapat mencemari makanan.

4. Makanan yang tersimpan dalam kaleng yang menggembung
Makanan dalam kaleng yang menggembung atau rusak tidak aman dan harus segera dibuang karena pertanda adanya bakteri yang masuk dan tidak baik untuk dikonsumsi.

5. Makanan kaleng dengan tutup kaca dan tidak rata
Makanan kaleng yang tersimpan dalam wadah kaca yang bersentuhan dengan air genangan air banjir juga tidak aman. Anda juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang bagian tutup wadahnya tidak rata.

6. Makanan kaleng kedap udara aman untuk dikonsumsi
Di antara berbagai jenis makanan, hanya bahan makanan yang tersimpan dalam kaleng logam kedap udara yang sepenuhnya aman. Namun, kaleng tersebut harus dibersihkan dan didisinfeksi dengan hati-hati sebelum digunakan. ** Baca juga: Cara Mudah Tetap Sehat Saat Musim Hujan

Kaleng dapat dibersihkan dengan mencucinya dalam larutan pencuci dan kemudian merendamnya dalam larutan pemutih dan air ringan (5 ml/1 sdt. Pemutih per 750 ml/3 gelas air), selama dua menit untuk mencegah potensi kontaminasi ketika kaleng dibuka.(ilj/bbs)




7 Kebiasaan Sepele yang Ternyata Bisa Rusak Kesehatan

Kabar6-Kebiasaan adalah perilaku sama yang dilakukan berulangkali. Dan tanpa disadari, terkadang sejumlah kebiasaan yang dianggap sepele itu justru berdampak buruk bagi kesehatan.

Karena itulah, Anda sebaiknya tidak mengabaikan sejumlah kebiasaan sepele tersebut. Melansir idntimes, ini beberapa kebiasaan yang dianggap sepele namun memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

1. Simpan dompet di saku belakang celana
Ketika Anda duduk dengan kondisi dompet masih tetap berada di saku belakang celana, hal ini dapat menyebabkan bokong menjadi tidak rata dan memicu nyeri punggung bagian bawah, nyeri pinggul, bahkan rasa sakit di punggung bagian atas atau bahu.

Dompet di saku belakang juga bisa mengiritasi saraf yang berada di punggung dan kaki bagian bawah. Kondisi ini biasanya disebut ‘fat wallet syndrome’ atau ‘wallet sciatica’.

2. Pegang hidung saat bersin
Perilaku yang satu ini sering sekali dilakukan untuk menghindari terjadinya bersin yang keras, dan memperkecil risiko penyebaran virus saat kuman.

Sayangnya, memegang hidung saat bersin dapat menyebabkan tekanan udara yang seharusnya dikeluarkan kembali ke sinus atau bagian belakang hidung melalui mulut dan tenggorokan.

Akibatnya, gendang telinga dan telinga bagian dalam akan mengalami kerusakan. Bahkan jika hal tersebut terjadi, pembuluh darah di area seperti dada, tenggorokan, mata, dan otak, dapat pecah.

3. Makan sebelum tidur
Sebuah penelitian mengungkapkan, waktu makan malam yang berdekatan dengan waktu tidur berhubungan erat dengan meningkatnya risiko GERD atau masalah lambung. Jika Anda merasa sakit perut saat tidur setelah makan, cobalah menopang kepala agar lebih tinggi dengan bantal.

4. Cuci tangan dengan air yang terlalu panas
Bila Anda berpikir bahwa mencuci tangan menggunakan air panas dapat membantu menghilangkan kuman membandel yang berada di telapak tangan, nyatanya hal tersebut justru bisa mengupas minyak alami pada kulit.

Akibatnya, tangan menjadi tempat yang sangat cocok bagi serangga atau bakteri kulit berkembang biak. Air yang terlalu panas juga bisa membunuh bakteri baik di area tangan yang dapat melawan infeksi.

5. Gunakan pengering tangan
Sebuah studi menunjukkan, pengering tangan di toilet umum juga meniupkan kuman feses ke tangan saat digunakan. Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat banyak jenis bakteri, seperti patogen dan spora potensial, yang tersimpan di pengering tangan kamar mandi. Untuk itu, sebaiknya cukup keringkan tangan kamu menggunakan tisu atau handuk tangan khusus.

6. Gunakan talenan yang sama untuk daging dan sayuran
Menggunakan talenan yang sama untuk memotong daging dan sayuran ternyata memiliki pengaruh yang buruk bagi kesehatan. Hal tersebut karena sayuran yang dipotong menggunakan talenan bekas daging dapat terinfeksi bakteri salmonella yang biasa terdapat pada daging.

Untuk menghindarinya, Anda bisa mencuci talenan tersebut hingga bersih menggunakan sabun anti bakteri sebelum digunakan untuk memotong bahan masakan lainnya.

7. Tidak mencuci muka sebelum tidur
Mencuci wajah sebelum tidur sangat penting dilakukan untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel selama satu hari setelah menjalankan aktivitas. Sayangnya, banyak orang yang masih malas mencuci muka mereka sebelum tidur.

Padahal, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan muka menjadi rusak akibat kotoran, polusi, serta makeup yang menumpuk pada wajah dan menutupi pori-pori. ** Baca juga: Ketahui Emosi Seseorang Lewat Sorot Matanya

Jadi jangan abaikan kebiasaan sepele tadi karena dapat merusak kesehatan tubuh.(ilj/bbs)




Kebiasaan Buruk yang Sering Dilakukan Wanita Ini Bisa Rusak Sistem Kerja Ginjal

Kabar6-Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menjalankan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bernutrisi, rutin olahraga, dan lain sebagainya.

Sayangnya, tidak sedikit orang memiliki kebiasaan buruk yang membawa dampak tidak baik bagi kesehatan. Ada sejumlah kebiasaan buruk dan paling sering dilakukan oleh kaum hawa, melansir Womantalk, yang ternyata bisa menyebabkan gangguan pada sistem kerja ginjal. Apa sajakah itu?

1. Kebiasaan mengemil makanan kemasan
Di waktu senggang biasanya Anda sering mengemil makanan kemasan. Sayangnya, sejumlah makanan kemasan memiliki kadar garam yang tinggi serta kandungan natrium.

Apabila terus menerus dilakukan dan menjadi suatu kebiasaan, tentu saja bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, khususnya kesehatan ginjal.

Menurut pakar nephrologist, bila mengonsumsi terlalu banyak garam maka akan membuat tubuh bekerja secara berlebih untuk menetralkan kembali dengan juga ikut mengeluarkan kalsium lebih banyak. Hal inilah yang berisiko pada tubuh, yakni risiko batu ginjal meningkat.

2. Sering menahan pipis
Kebiasaan yang satu ini memang terlihat sepele, namun bila dijadikan suatu kebiasaan, maka bisa berakibat mengganggu fungsi ginjal. Saat seseorang menahan buang air kecil, urine akan mengepung kandung kemih yang menyebabkan bakteri pun berkembang lebih cepat.

3. Olahraga berlebih
Olahraga memang dibutuhkan setiap orang. Namun bukan berarti Anda bisa olahraga secara berlebih. Saat tubuh dipaksa berolahraga secara berlebih, kondisi paling buruknya bisa menyebabkan rhabdomyolysis, sebuah kondisi di mana otot terluka dan menyebabkan serat tidak mengalir ke aliran darah, sehingga bisa menimbulkan komplikasi kesehatan pada ginjal.

4. Terlalu sering konsumsi daging
Mengonsumsi daging berlebih tidak baik untuk tubuh. Terlebih bila konsumsi daging tidak diimbangi dengan olahraga dan nutrisi lainnya. Bisa-bisa menimbulkan masalah pencernaan dan masalah pada ginjal.

5. Kurang tidur
Tidur menjadi waktu yang sangat penting untuk kesehatan ginjal. Jadi, bila Anda kurang tidur tidak menutup kemungkinan bisa memunculkan masalah pada kesehatan ginjal. ** Baca juga: Pura-pura Jadi Orang Kaya Ternyata Miliki Keuntungan

Yuk, jaga kesehatan dengan melatih diri menjalankan pola hidup sehat.(ilj/bbs)




Efek Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Berhenti Konsumsi Daging?

Kabar6-Anda penggemar makanan berbahan dasar daging, mungkin ada rencana untuk mengurangi bahkan berhenti mengonsumsi makanan yang satu ini. Apa yang terjadi pada tubuh jika kita berhenti makan daging, atau setidaknya mengurangi konsumsinya dan memperbanyak sayuran?

Daging dan beragam protein yang terkandung di dalamnya dipercaya sebagai bagian penting dalam diet. Nah, adakah hal positif yang dapat terjadi pada bila kita berhenti mengonsumsi daging? Melansir DW, berikut uraiannya:

1. Kurangi kadar peradangan
Jika Anda makan daging atau produk olahan, kemungkinan mengalami peningkatan kadar peradangan dalam tubuh. Peradangan jangka pendek, seperti akibat cedera adalah hal normal. Tapi peradangan yang berlangsung lama sebaliknya. Diet nabati secara alami membantu anti peradangan karena seratnya tingi dan mengandung antioksidan.

2. Kurangi kadar kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi adalah risiko utama penyakit jantung dan stroke. Lemak jenuh, ditemukan terutama dalam daging. Studi menunjukkan, mereka yang mengonsumsi sayuran, kadar kolesterolnya turun hingga 35 persen.

Pola makan nabati mengurangi kolesterol karena nabati rendah kadar lemak jenuh dan bahkan banyak yang tak mengadung kolesterol. Riset membuktikan, kedelai menurunkan kolesterol.

3. Jaga mikrobioma meningkatkan kesehatan
Mikrobioma (triliun mikroorganisme dalam tubuh) membantu pencernaan, menghasilkan nutrisi penting, melatih sistem kekebalan, menjaga jaringan usus, melindungi dari kanker, diabetes, aterosklerosis, radang usus, dan penyakit hati. Makanan nabati membantu membentuk mikrobioma usus yang sehat. Serat dalam makanan nabati mendorong pertumbuhan bakteri ‘ramah’ dalam usus.

4. Ubah kerja genetika
Para ilmuwan membuktikan, faktor lingkungan dan gaya hidup dapat mempengaruhi genetika. Contohnya, antioksida dan nutrisi lain yang kita makan dapat mengoptimalkan bagaimana sel-sel dalam tubuh memperbaiki DNA yang rusak. Penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup, termasuk pola makan nabati, dapat menurunkan risiko kanker prostat.

5. Kurangi kemungkinan diabetes tipe 2
Protein hewani, terutama daging merah dan olahan, meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Mengapa daging penyebab diabetes tipe 2? Lemak hewan, zat besi dalam hewan, dan pengawet nitrat dalam daging ditengarai menjadi aktor utama perusak sel-sel pankreas, memperburuk peradangan, menyebabkan kenaikan berat badan dan merusak efisiensi fungsi insulin.

6. Dapatkan kecukupan protein
Kelebihan protein tidak membuat badan menjadi lebih kuat atau lebih ramping. Protein berlebih disimpan sebagai lemak atau berubah menjadi limbah, dan protein hewani adalah penyebab utama kenaikan berat badan, penyakit jantung, diabetes, peradangan, dan kanker.

Sebaliknya, protein nabati melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis. Nabati juga mampu memenuhi kebutuhan kalori dan protein.

7. Turunkan berat badan
Studi yang diterbitkan Journal of Academy of Nutrition and Dietetics menunjukkan, jika seseorang memakan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, lebih mudah mengalami penurunan berat badan daripada dengan yang non vegetarian.

8. Kulit lebih cerah
Menurut ahli gizi Susan Tucker MD, jumlah asupan tinggi mineral, antioksidan dan serat yang termasuk dalam pola makan nabati membantu terjadinya detoksifikasi dan menyebabkan kulit lebih cerah.

Diet nabati dapat mengatasi masalah kulit yang umum, seperti eksim dan jerawat. ** Baca juga: Begini Aturan Ngemil Agar Tubuh Tidak Melar

Bila memang berencana untuk berhenti mengonsumsi daging, kita dapat memulainya dengan pola makan seperti tiga hari tanpa daging dalam seminggu. Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Beberapa Makanan Ini Boleh Tidak Dicuci Sebelum Dimasak

Kabar6-Banyak yang beranggapan bahwa mencuci buah, sayuran, dan daging sebelum dimasak akan membunuh semua bakteri dan kuman di dalamnya.

Namun di sisi lain ada hal yang sering terlupakan, proses mencuci juga dapat mengganggu nilai-nilai gizi dan esensi yang ditambahkan pada hasil akhir sebuah hidangan.

Karena itulah, tidak semua makanan harus dicuci sebelum dimasak. Melansir Sindonews, berikut lima makanan yang tidak dianjurkan untuk dicuci sebelum dimasak:

1. Pasta
Mencuci pasta akan menghilangkan pati yang membantu menyerap saus dan bahan lainnya secara lebih efektif.

2. Jamur
Jamur menyerap air dengan sangat cepat, sehingga merendamnya dalam air atau mencuci dengan air mengalir dapat merusak jamur karena akan kehilangan elastisitasnya.

Cara terbaik untuk membersihkan jamur adalah dengan mengeringkannya dengan handuk kertas. Anda harus merebusnya sekali sebelum menggunakan.

3. Daging
Daging (sapi dan domba) tidak seharusnya dicuci dengan air mengalir karena bakteri akan menyebar ke tangan dan bahkan di wastafel dapur.

Disarankan untuk membersihkan daging dengan bantuan tisu. Setelah itu, jangan lupa mencuci tangan dengan air suam-suam kuku dan antiseptik. Kemudian, Anda bisa merebus daging dan buang airnya.

4. Telur
Mencuci telur adalah ide yang buruk. Pasalnya, cara ini akan menghilangkan lapisan perlindungan zat khusus yang umumnya melapisi telur untuk melindungi dari kontaminasi oleh bakteri.

5. Ayam
Ayam memiliki bakteri berbahaya disebut salmonella yang tidak dapat dihilangkan dengan mencuci di air mengalir. Ketika Anda mencuci ayam, bakteri menyebar ke tangan dan bahkan ke wastafel dapur.

Cara terbaik untuk menghilangkannya adalah dengan memasak ayam secara langsung atau merebusnya dua kali sebelum dimasak. ** Baca juga: Orang dengan Tingkat Kecerdasan Tinggi Cenderung Cemburuan?

Jadi tidak semua bahan mentah harus dicuci dengan air mengalir sebelum diolah.(ilj/bbs)