Astronaut NASA Saksikan Virus Corona di Bumi dari Luar Angkasa

Kabar6-Astronaut bernama Jessica Meir dan Andrew Morgan dijadwalkan turun ke Bumi pada 17 April, setelah tujuh bulan dan sembilan bulan di International Space Station (ISS).

Astronaut NASA, melansir MSN, menyaksikan dari luar angkasa bagaimana pandemi COVID-19 membuat orang-orang di Bumi terisolasi. Pada Jumat lalu, Morgan, Meir dan astronaut lain bernama Christopher Cassidy, yang baru saja tiba di stasiun ruang angkasa pada Kamis, mengadakan konferensi pers dari stasiun luar angkasa.

“Cukup nyata untuk melihatnya berlangsung di Bumi di bawah,” kata Meir tentang COVID-19. “Dari sini, Bumi terlihat sama memesona seperti biasanya, jadi sulit untuk percaya semua perubahan yang terjadi sejak kita pergi,” ujarnya.

Morgan mengatakan, para astronaut pada misi penerbangan luar angkasa jangka panjang ke stasiun luar angkasa selalu berharap bahwa Bumi akan berubah.

“Kita dapat menonton berita di sini, dan kami telah berbicara dengan teman dan keluarga untuk mencoba melukiskan gambaran. Tapi dari atas sini, sulit untuk memahami apa yang telah terjadi dan bagaimana hidup akan berbeda ketika kita kembali.”

Morgan yang dipilih oleh NASA sebagai astronaut pada 2013, juga berfungsi sebagai dokter darurat Angkatan Darat AS. “Sebagai dokter darurat, saya tahu bagaimana rasanya berada di rumah sakit atau di garis depan rumah sakit lapangan. Saya sangat bangga menjadi bagian dari profesi itu, tetapi pada saat yang sama, saya merasa bersalah bahwa saya terpisah darinya seperti yang saya bisa saat ini.”

Para astronaut berbagi rasa terima kasih mereka untuk semua orang yang menanggapi krisis global dan bangga kepada para responden pertama dan profesional medis di seluruh dunia yang ambil risiko membantu selama pandemi COVID-19.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para dokter, perawat, semua tenaga medis, petugas pemadam kebakaran, petugas sukarelawan, penanggap pertama dan semua orang di garis depan yang mempertaruhkan hidup mereka untuk semua umat manusia di sana,” kata Meir. “Usaha Anda dihargai.”

Meir dan Morgan juga berbicara kepada aspek-aspek hidup dalam isolasi. “Isolasi adalah sesuatu yang sangat kita kuasai, tetapi orang-orang di Bumi mengalami dengan cara yang baru,” kata Morgan.

Sarannya bagi orang-orang di bawah karantina adalah untuk tetap dengan rutinitas atau jadwal dan memikirkan bagaimana tindakan tiap orang mempengaruhi orang lain.

Kedua astronaut sangat menantikan untuk kembali ke Bumi, bahkan jika kenyataannya akan berbeda dari yang mereka bayangkan selama di luar angkasa. ** Baca juga: Toko di Jepang Gantung Lembaran Plastik di Langit Ruangan untuk Terapkan Social Distancing

Di Bumi, tim darat NASA seperti kontrol penerbangan dan misi telah dipengaruhi oleh pandemi. Serah terima antar tim lintas shift telah terjadi di dua ruangan yang berbeda untuk meminimalkan kontak, kata Morgan.(ilj/bbs)




Benarkah Sering Lakukan Video Call Saat Isolasi di Rumah Dapat Tingkatkan Kualitas Tidur?

Kabar6-Saat pemerintah menerapkan work from home dan imbauan ‘di rumah saja’, banyak orang menggunakan fitur video call untuk dapat tetap berkomunikasi, baik dengna rekan kantor, keluarga, atau sahabat.

Sebuah studi baru menemukan, melakukan video call dapat membuat tidur nyenyak. Studi yang dipublikasikan di Medical Science Monitor ini, melansir psychologytoday, meneliti hubungan percakapan sosial melalui video call dengan kualitas tidur individu yang terisolasi karena pandemi infeksi COVID-19 di Tiongkok. Peneliti melakukan survei kepada 200 warga Tiongkok, pada hari ketiga isolasi diri terkait dengan koneksi sosial.

Peneliti juga menganalisis tingkat kecemasan, stress dan kualitas tidur dengan menggunakan pengukuran psikologis. Orang dengan koneksi sosial yang lemah memiliki kecemasan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan kurang tidur.

Sebaliknya, orang dengan koneksi sosial yang lebih baik seperti melakukan video call, memiliki tingkat stress yang lebih rendah dan tidur yang lebih berkualitas. ** Baca juga: 5 Cara Bedakan Masker Bedah Asli atau Palsu

“Orang yang memiliki lebih banyak modal sosial biasanya memiliki lebih sedikit stres karena mereka memiliki dukungan spiritual atau materi dari orang lain. Dukungan sosial membantu mengurangi stres dan tingkat ketakutan dan kecemasan”, demikian kesimpulan peneliti.

Karena itulah, peneliti menyarankan agar setiap orang tetap berkomunikasi dengan teman-teman, seperti melakukan video call atau menelepon agar terhindar dari stres dan mendapatkan kualitas tidur selama melakukan isolasi di rumah.

Sudahkan Anda melakukannya?(ilj/bbs)




Toko di Jepang Gantung Lembaran Plastik di Langit Ruangan untuk Terapkan Social Distancing

Kabar6-Demi menerapkan social distancing selama pandemi COVID-19, sejumlah toko di Jepang menerapkan pendekatan terbaru, yaitu dengan menggantung lembaran plastik di langit-langit ruangan untuk memberikan penghalang antara pelanggan dan staf di kasir.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, melansir Todayonline, telah menyatakan kondisi darurat yang diberlakukan di Ibu Kota Tokyo serta enam prefektur di negara tersebut sejak pekan lalu, sebagai upaya lebih lanjut mengendalikan wabah. Banyak pertokoan dan bisnis yang dianggap tidak penting telah ditutup, tetapi toko-toko seperti swalayan dan apotek tetap dibuka.

Terdapat sekira 58 ribu toko serba ada di seluruh Jepang. Sebagian besar dari toko-toko ini pun dibuka selama 24 jam, dengan produk-produk yang dijual mencakup makanan siap saji, hingga minuman-minuman. Selain itu, layanan pengiriman paket dan pembayaran tagihan juga tersedia di sana.

Pemilik 7-Eleven, Seven & i Holdings, telah meminta pekerja toko untuk mengenakan masker, memeriksa suhu mereka, sering mencuci tangan, dan mensterilkan permukaan.

Sejumlah ilmuwan juga mengatakan virus dapat tetap menular di tetesan di udara selama berjam-jam dan di permukaan selama berhari-hari. ** Baca juga: Physical Distancing COVID-19, Pastor di Polandia Tawarkan Pengakuan Dosa Secara Drive Thru

Sejauh ini, Jepang mencatat 7.411 kasus Covid-19 dan 138 kematian hingga Senin (13/4) kemarin. Sebanyak lebih dari 2.000 kasus dilaporkan berasal dari Tokyo, di mana jumlah meningkat dengan tajam sejak akhir Maret.(ilj/bbs)




PSBB, Warga Terdampak Corona Kabupaten Tangerang Dapat Rp 600 Ribu

Kabar6.com

Kabar6 – Dampak pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masyarakat Kabupaten Tangerang akan mendapat bantuan langsung tunai melalui rekening bank Rp 600 ribu perbulan per-Kepala Keluarga (KK). Hal tersebut disampaikan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar saat menggelar Konfrensi Pers menggunan aplikasi zoom, Senin (13/4/2020).

Bantuan itu diberikan kepada warga yang terdampak diluar yang mendapat bantuan sosial lainnya.

Untuk program bantuan tunia ini, Pemkab Tangerang menyiapkan Rp 150 miliar untuk 3 bulan kedepan dan Rp 99 miliar untuk penanganan pasien-pasien covid-19.

“Di kami sendiri kurang lebih akan ada 275 ribu warga yang terdampak, dan ini akan kita sisir melalui RT/RW diketahui lurah setempat. Jadi warga yang mendapat program jaring sosial adalah warga yang terdampak,” kata Zaki, Senin (13/4/2020).

**Baca juga: Bupati Zaki: Jumat Gugus Tugas Covid-19 Tingkat RT Terbentuk.

Zaki menegaskan, tidak semua warga akan mendapat program jaring pengaman sosial, karena akan ada pengklasifikasian antara warga mampu dengan warga tidak mampu. Kendati demikian, Zaki menegaskan, bahwa  bantuan jaring pengaman sosial akan mebutuhkan waku pendistribusian dengan mencetak kartu dan buku rekening. Untuk itu masyarakat yang terdampak diminta bersabar dan tetap tenang.

“Nanti akan ditayangkan di website, dan mohon maaf begitu ditayangkan belum tentu mereka akan mendapat kartunya langsung, karena membutuhkan waktu. Jangan sampai belum ada namanya udah ribut, butuh waktu sampai seminggu untuk pendistribusian kartu,” pungkasnya. (Vee)




Pemkab Tangerang Rumuskan Penerapan PSBB ke Dalam Perbup

Kabar6.com

Kabar6 – Pemerintah Kabupaten Tangerang (Pemkab) Tangerang masih harus merumuskan aturan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tersebut kedalam Peraturan Bupati (Perbup).

Menurut Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, pihaknya harus mempersiapkan petunjuk teknis dan terperinci perihal PSBB melalui Perbup. Didalam Perbup itulah seluruh petunjuk teknis dijalankan aparatur ditingkat Kabupaten, Kecamatan hingga RT/RW.

“Baik itu pengaturan transoprtasi, pengaturan industri pengaturan, pengaturan kegiatan ekonomi masyarakat dan peraturan lainnya, nanti semua ada di Perbup, InsyaAllah satu hari ini sampai besok bisa selesai Perbupnya,” ujar Zaki saat menggelar Konfrensi Pers menggunan aplikasi zoom dengan awak media, Senin (13/4/2020).

**Baca juga: PSBB Kabupaten Tangerang Diterapkan Sabtu 18 April Pukul 00.

Zaki mengatakan, jika tidak ada gugatan, waktu pelaksanaan PSBB akan dimulai hari Sabtu tanggal 18 April sejak pukul 00.01 WIB. Setelah Perbup selesai akan mulai disosialisasikan mulai hari Rabu, Kamis dan Jumat. Sosialisasi akan dilakukan melalui media cetak, elektronik, radio, media sosial dan baliho dan akan dipampang di Kecamatan sampai RT/RW.

“Sosialisasi dimulai dari hari Rabu hingga Jumat, Sabtu 18 April 2020 pukul 00.01 WIB akan dimulai PSBB di Kabupaten Tangerang,”  singkatnya. (Vee)




PSBB Kabupaten Tangerang Diterapkan Sabtu 18 April Pukul 00

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kabupaten Tangerang akan mulai diterapkan Sabtu 18 April 2020, pukul 00. “Berdasarkan kesepakatan PSBB dimulai Sabtu 18 April,” ujar Ahmed Zaki Iskandar melalui video teleconfrence, Senin 13 April 2020.

Sebelum diterapkan, kata Zaki, akan ada masa sosialisasi kepada masyarakat yaitu Selasa, Rabu, Kamis hingga Jumat. Menurut Zaki, penerapan pembatasan pembatasan yang terkait dengan PSBB seperti pembatasan transportasi dan sebagainya akan diatur dalam Peraturan Gubernur Banten. “Yang 1-2 hari ini Pergubnya selesai.” **Baca juga: PSBB Tangerang Raya Satu Kesatuan dengan Jakarta dan Jabar.

PSBB ini, kata Zaki, akan melibatkan semua personil dari Dinas Perhubungan dan Kepolisian. (GFM)




PSBB Tangerang Raya Satu Kesatuan dengan Jakarta dan Jabar

Kabar6.com

Kabar6-Tiga daerah di Banten, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Tangsel, akan memberlakukan Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini berdasarkan keputusan surat Menteri Kesehatan (Menkes).

Penetapan PSBB itu sesuai Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan (Menkes) nomor HK. 01.07|Menkes|249|2020 tentang Penetasan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dalam rangka percepatan penanganan covid-19. Surat itu dikeluarkan oleh Menkes Terawan pada 12 April 2020 kemarin.

Surat tersebut berisikan pemerintah daerah (Pemda) yang melaksanakan PSBB di wajibkan mendorong dan mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Kemudian, pemberlakukan PSBB selama masa inkubasi terpanjang dan dapat diperpanjang jika masih terdapat bukti penyebaran.

“Sedang kita rumuskan, vicon dengan kepala daerah di Tangerang Raya, prinsipnya (PSBB) itu satu kesatuan dengan Jakarta dan Jabar,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Al Muktabar, ditemui di Rumah Dinas (Rumdin) Gubernur Banten, Kota Serang, Senin (13/04/2020).

Pemberlakuan PSBB di wilayah Tangerang Raya di mungkinkan mengikuti pola yang dilakukan oleh DKI Jakarta dan Jawa Barat. Lantaran, tiga wilayah di Banten itu berbatasan dengan Jakarta, Bogor dan Depok. Namun hingga berita ini ditulis, Pemrpov Banten belum memutuskan kapan PSBB akan diterapkan.

“Tadi belum selesai (rapatnya), tapi akan secepatnya (diberlakukan PSBB). Itu salah satu pertimbangan (mengadopsi pola Jakarta dan Jabar),” jelasnya.

**Baca juga: Tangsel Siapkan Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Pamulang.

Berdasarkan data dari https://infocorona.bantenprov.go.id/ , website resmi milik Pemprov Banten, tercatat 4.668 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan 2.363 masih dalam pemantauan dan 2.305 sembuh. Kemudian ada 876 orang dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan 682 masih dirawat, 122 sembuh dan 82 orang meninggal dunia.

Selanjutnya, ada 194 kasus positif, 155 dirawat, 13 sembuh dan 26 meninggal dunia. Dimana, Kabupaten Tangerang ada 46 pasien positif, dengan 2 meninggal, 3 sembuh dan 41 orang masih dirawat. Selanjutnya di Kota Tangerang ada 7 orang yang sembuh, 60 masih dirawat, 9 meninggal, totalnya 76 orang. Kemudian di Kota Tangsel total ada 69 orang yang positif covid-19, 15 meninggal, 51 masih dirawat, dan 3 orang sembuh. (Dhi)




Tangsel Siapkan Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Pamulang

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang Selatan sedang mengupayakan adanya Rumah Sakit rujukan Corona Virus Disease 2019 (Covid19) di daerahnya.

Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany mengatakan, sementara ada satu Rumah Sakit di Tangsel yang siap menjadi Rumah Sakit Rujukan Covid19.

Lanjutnya, RS ARIA Sentra Medika yang berada di Kedaung, Pamulang, Kota Tangerang Selatan siap menjadi RS Rujukan Covid19 di Kota Tangsel.

**Baca juga: PSBB di Tangsel Diterapkan Sabtu 18 April.

“Sentra Medika, minggu kemarin baru SDM nya mudah mudahan minggu ini semua berjalan,” ujarnya kepada wartawan di Balaikota Tangsel. Senin (13/4/2020).

Airin mengucapkan terima kasih kepada semua, karena di suasana, kondisi seperti ini, dan keterbatasan sarana prasarana ada yang membuat RS Rujukan Covid19. “Semuanya untuk PDP dan positif Corona”.(eka)




Apa yang Harus Dilakukan Usai Berbelanja dari Pasar atau Supermarket?

Kabar6-Saat ini sudah dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Nah, ketika kebijakan ini berlaku, terdapat sejumlah aktivitas masyarakat yang dibatasi.

Di antaranya pembatasan kegiatan keagamaan, kegiatan di tempat atau fasilitas umum, kegiatan sosial dan budaya, serta membatasi moda transportasi umum.

Termasuk juga sekolah dan kantor diliburkan atau dirumahkan untuk sementara waktu. Namun masih ada kegiatan yang diperbolehkan, salah satunya adalah berbelanja kebutuhan pokok.

Supermarket, pasar, apotik, dan toko untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih berjalan seperti biasa. Meskipun demikian, ada tata cara yang harus Anda lakukan setelah berbelanja di luar rumah, untuk mencegah penularan COVID-19. Melansir Inews, berikut hal-hal yang harus Anda lakukan:

1. Semprotkan cairan disinfektan pada barang-barang yang Anda bawa dari luar. Mulai dari sepatu, tas, gadget, hingga dompet.
2. Lebih baik, buang kemasan belanja Anda seperti plastik, paper bag, bahkan struk belanja.
3. Segera cuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik.
4. Jangan duduk di sofa atau tempat tidur dan menyentuh barang apa pun di rumah Anda.
5. Ganti baju terlebih dahulu atau langsung mencucinya.
6. Mandi dan keramas.
7. Menggunakan pakaian bersih, sehingga bisa istirahat di kasur Anda. ** Baca juga: Waduh, KDRT di Sejumlah Negara Meningkat Imbas dari Social Distancing

Tetap waspada dan selalu jaga kebersihan setiap saat.(ilj/bbs)




Waduh, KDRT di Sejumlah Negara Meningkat Imbas dari Social Distancing

Kabar6-Salah satu cara untuk menekan penyebaran COVID-19 adalah melakukan social distancing dengan tetap di rumah, termasuk saat melakukan pekerjaan kantor, sekolah, berbelanja, atau bertemu teman-teman yang dapat dilakukan lewat video call.

Namun siapa sangka, imbauan untuk tetap di rumah saja ternyata menimbulkan masalah baru. Seiring semakin panjang waktu orang-orang berdiam di rumah masing-masing, melansir Wolipop, terjadi peningkatan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ya, melakukan semua kegiatan di rumah dalam waktu lama memang bisa menimbulkan kebosanan dan rasa frustasi. Kondisi mental inilah yang disebut berpotensi besar memicu KDRT, khususnya bagi golongan rentan seperti wanita dan anak-anak.

Sekretaris Umum PBB, Antonio Guterres, menyampaikan kekhawatirannya atas peningkatan kasus KDRT di tengah krisis pandemi COVID-19 di Twitter beberapa waktu lalu.

“Lockdown dan karantina memang sangat penting dilakukan untuk memperlambat penyebaran COVID-19. Tapi itu juga bisa membuat wanita terperangkap bersama pasangan yang kasar,” tulis Antonio. “Ancaman ini membayangi banyak wanita dan anak perempuan, di tempat di mana mreka seharusnya merasa paling aman, yaitu rumah mereka sendiri.”

Diketahui, beberapa negara mencatat adanya peningkatan laporan KDRT melalui telepon, hingga dua kali lipat. Sayangnya, petugas komisi perempuan maupun polisi tidak dapat berbuat banyak, karena mereka juga memiliki keterbatasan dana untuk mengatasi masalah tersebut.

New York Times juga melaporkan, hotline darurat meningkat untuk pengaduan tindak kekerasan sejak sejumlah negara menerapkan kebijakan lockdown, karantina wilayah dan social distancing.

Menurut pakar sosiologi bernama Marianne Hester dari Bristol University, hal ini sebenarnya sudah bisa diprediksi. Dikatakan, kasus KDRT secara global selalu meningkat kapan pun seluruh anggota keluarga menghabiskan waktu bersama. Misalnya, ketika liburan Natal dan Tahun Baru atau liburan musim panas.

Sementara di Spanyol, nomor darurat untuk KDRT juga menerima aduan 18 persen lebih banyak di dua minggu pertama lockdown diberlakukan. Kepolisian Prancis pun melaporkan ada peningkatan kasus KDRT hingga 30 persen.

Karena itulah, Antonio Guterres mengimbau pemerintah di berbagai negara agar lebih terlibat dalam pencegahan KDRT. ** Baca juga: Ikuti Cara Dasar Jaga Kebersihan Diri Agar Jauh dari Penyakit

“Saya mengimbau semua pemerintah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan KDRT terhadap wanita sebagai salah satu isu utama yang disebabkan COVID-19,” tegas Antonio.(ilj/bbs)