oleh

Waduh, KDRT di Sejumlah Negara Meningkat Imbas dari Social Distancing

image_pdfimage_print

Kabar6-Salah satu cara untuk menekan penyebaran COVID-19 adalah melakukan social distancing dengan tetap di rumah, termasuk saat melakukan pekerjaan kantor, sekolah, berbelanja, atau bertemu teman-teman yang dapat dilakukan lewat video call.

Namun siapa sangka, imbauan untuk tetap di rumah saja ternyata menimbulkan masalah baru. Seiring semakin panjang waktu orang-orang berdiam di rumah masing-masing, melansir Wolipop, terjadi peningkatan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ya, melakukan semua kegiatan di rumah dalam waktu lama memang bisa menimbulkan kebosanan dan rasa frustasi. Kondisi mental inilah yang disebut berpotensi besar memicu KDRT, khususnya bagi golongan rentan seperti wanita dan anak-anak.

Sekretaris Umum PBB, Antonio Guterres, menyampaikan kekhawatirannya atas peningkatan kasus KDRT di tengah krisis pandemi COVID-19 di Twitter beberapa waktu lalu.

“Lockdown dan karantina memang sangat penting dilakukan untuk memperlambat penyebaran COVID-19. Tapi itu juga bisa membuat wanita terperangkap bersama pasangan yang kasar,” tulis Antonio. “Ancaman ini membayangi banyak wanita dan anak perempuan, di tempat di mana mreka seharusnya merasa paling aman, yaitu rumah mereka sendiri.”

Diketahui, beberapa negara mencatat adanya peningkatan laporan KDRT melalui telepon, hingga dua kali lipat. Sayangnya, petugas komisi perempuan maupun polisi tidak dapat berbuat banyak, karena mereka juga memiliki keterbatasan dana untuk mengatasi masalah tersebut.

New York Times juga melaporkan, hotline darurat meningkat untuk pengaduan tindak kekerasan sejak sejumlah negara menerapkan kebijakan lockdown, karantina wilayah dan social distancing.

Menurut pakar sosiologi bernama Marianne Hester dari Bristol University, hal ini sebenarnya sudah bisa diprediksi. Dikatakan, kasus KDRT secara global selalu meningkat kapan pun seluruh anggota keluarga menghabiskan waktu bersama. Misalnya, ketika liburan Natal dan Tahun Baru atau liburan musim panas.

Sementara di Spanyol, nomor darurat untuk KDRT juga menerima aduan 18 persen lebih banyak di dua minggu pertama lockdown diberlakukan. Kepolisian Prancis pun melaporkan ada peningkatan kasus KDRT hingga 30 persen.

Karena itulah, Antonio Guterres mengimbau pemerintah di berbagai negara agar lebih terlibat dalam pencegahan KDRT. ** Baca juga: Ikuti Cara Dasar Jaga Kebersihan Diri Agar Jauh dari Penyakit

“Saya mengimbau semua pemerintah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan KDRT terhadap wanita sebagai salah satu isu utama yang disebabkan COVID-19,” tegas Antonio.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email