Akal Bulus Pemudik Kelabui Petugas Di Merak

Kabar6.com

Kabar6-Ada saja akal yang digunakan oleh masyarakat agar bisa mengelabui personil Dinas Perhubungan (Dishub) dan Polisi di check point Gerem, Kota Cilegon, Banten. Seperti yang terjadi Rabu siang, 29 April 2020. Pick up bernopol AE 9736 NF merubah bak mobilnya untuk mengangkut penumpang. Bahkan sang supir mengaku ke petugas membawa kerupuk.

“Kami mencurigai kendaraan yang mengaku membawa kerupuk, tetapi terlihat mobil bak belakang seperti membawa beban berat. Ketika dicek, dengan cara dibuka terpalnya, ternyata isinya orang,” kata Kapolsek Pulomerak, AKP Rifki Seftirian, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Rabu (29/04/2020).

Pick up itu terkena pemeriksaan di check point Gerem Bawah, Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, Banten siang tadi, Rabu 29 April 2020. Berusaha mengelabui petugas gabungan, mereka berharap bisa lolos pemeriksaan check point kemudian membeli tiket penyebrangan Merak menuju Bakauheni.

“Mereka terkena penyekatan di check point Gerem Bawah,” terangnya.

Posisi duduk pun di atur sedemikian rupa, dua orang duduk di bagian depan, supir dan kernet. Kemudian dua orang lagi berada di bak mobil pick up. Bagian kanan kiri mobil sudah di modifikasi dengan dipasangi besi sebagai penahan. Bagian atas bak mobil di pasangi penahan.

**Baca juga: IRT Positif Corona, Tenaga Medis Di Karantina.

Di atas penahan itu kemudian ditaruh kerupuk dan berbagai makanan ringan jenis oleh-oleh. Agar penumpangnya tetap nyaman, lantai dasar back mobil di pasangi kasur dan tas pakaian. Sehingga terlihat penuh seperti mengangkut kebutuhan logistik.

“Ada empat orang, dua di depan dan dua di belakang. Tetap kami imbau agar putar balik ke daerah asal keberangkatan,” jelasnya.(Dhi)




IRT Positif Corona, Tenaga Medis Di Karantina

Kabar6.com

Kabar6-Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kota Cilegon, Banten, dinyatakan positif covid-19 dan tenaga medis dirumah sakit dia memeriksakan diri harus melakukan karantina mandiri. Pasien berinisial ND berusia 31 tahun.

“Benar ada pasien ODP yang terkonfirmasi positif Covid-19, yang bersangkutan adalah warga Kota Cilegon berusia 31 tahun dengan jenis kelamin perempuan,” kata Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19, Ahmad Aziz Setia, dalam keterangan persnya, Rabu (29/4/2020).

Menurut keterangan Aziz, IRT itu tinggal bersama suaminya di wilayah Tangerang yang memang bekerja di zona merah. ND juga menderita autoimun. Sadar akan kesehatannya, dia selalu memeriksakan kesehatannya disebuah rumah sakit di Tangerang.

Karena khawatir tertular covid-19, ND memilih pulang ke rumah orangtuanya di Panggung Rawi, Kota Cilegon, Banten. Kemudian ND memeriksakan dirinya ke Bapelkes Krakatau Steel pada 10 April 2020 dengan keluhan demam. Karena belum sembuh, dua kemudian memeriksakan diri ke Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) di Kota Cilegon pada 23 April 2020, namun rapid test nya non reaktif.

“Kemudian dilakukan pengambilan SWAB di Laboratorium Kimia Farma di Jakarta dan pada tanggal 28 April keluarl hasil PCR dan dinyatakan Positif Covid-19,” terangnya.

Selanjutnya, seluruh tenaga medis dan non media yang pernah bersentuhan dengan ND di Bapelkes maupun RSKM telah disarankan untuk karantina mandiri, guna mencegah penularan covid-19.

Tracking pun akan segera dilakukan, untuk mengetahui dengan siapa saja ND bersentuhan dan berkomunikasi. Sehingga penularan covid-19 dapat dicegah.

“Tracking akan dilakukan untuk mengetahui kemana saja dia pergi, dan kontak dengan siapa saja. Perawat di RSKM juga diminta untuk melakukan isolasi mandiri yang pernah kontak dengan pasien, juga akan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan di sekitar rumah pasien,” jelasnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon menghimbau agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan pencegahan covid-19 dengan mengurangi aktifitas diluar rumah, menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain, melakukan pola hidup bersih dan sehat.

Kasus positif covid-19 di Kota Baja menjadi yang pertama kali. Terlebih, saat ini, telah diberlakukan larangan mudik oleh pemerintah pusat dan Pelabuhan Merak sudah tidak lagi melayani penyebrangan umum untuk memutus mata rantai penularan Corona.

**Baca juga: Polres Cilegon Kawal Pemudik Putar Balik.

Masyarakat pun diminta tidak panik dan tetap tenang, selama mengikuti protokol kesehatan dan pencegahan penularan covid-19. Sehingga memutus mata rantai penularan Corona di Kota Baja.

“Ini harus menjadi langkah awal masyarakat untuk ebih disiplin dalam kewaspadaan penularan Covid-19 dan bisa membantu pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19. Saat ini Kota Cilegon sudah berada di zona kuning, untuk itu masyarakat diminta kerjasamanya agar Kota Cilegon tidak berada pada zona merah,” kata Kepala Dinkes Kota Cilegon, Arriadna, melalui pesan singkatnya, Rabu (29/04/2020).(Dhi)




Pandemi Corona, UMKM di Lebak Didorong Alihkan Jenis Usaha

Kabar6.com

Kabar6-Ekonomi menjadi sektor yang terkena hantaman pandemi Covid-19. Khususnya ekonomi usaha mikro dalam hal ini para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sudah merasakan dampaknya.

Tidak sedikit, di Kabupaten Lebak, pelaku UMKM yang dengan berat hati menyetop produksinya lantaran lesunya pembeli sejak virus Corona menjangkit tanah air.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Paradigma Baru (Kadin PB) Lebak Hera Komaratullah Karis, mendorong agar pelaku UMKM mengalihkan jenis usaha. Langkah tersebut tidak lain agar bertahan di tengah ‘badai’ Covid-19 yang belum bisa dipastikan kapan akhirnya.

“Mengalihkan jenis usaha dan produk yang dihasilkan salah satu yang saya dorong ke teman-teman UMKM agar bisa tetap survive di tengah kondisi seperti ini,” kata Hera saat dihubungi Kabar6.com, Rabu (29/4/2020).

Dari produk pelengkap, pelaku UMKM diharapkan mulai beralih memproduksi produk-produk yang memang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini. Masker salah satunya yang memang mulai menjadi kebutuhan masyarakat.

“Masker ini kan menjadi salah satu kebutuhan kita di tengah wabah Corona, ini bisa jadi jenis usaha baru teman-teman. Atau teman-teman di usaha kuliner, jika sebelumnya memproduksi makanan cemilan bisa beralih ke makanan siap saji dan kebutuhan sehari-hari, seperti di bulan puasa ini bisa beralih ke takjil,” tutur Hera.

**Baca juga: Terdampak Covid-19 di Lebak, Warga: Jangan Tunggu Perut Keroncongan.

Anggaran yang dialokasikan hasil refocusing untuk percepatan penganan Covid-19 Pemkab Lebak untuk penanganan dampak ekonomi diharapkan Hera bisa segera terealisasi.

“Semoga bisa cepat terealisasi. Saya tidak bosan-bosan memberi semangat kepada teman-teman UMKM untuk terus berinovasi menghasilkan produk sesuai dengan tuntutan pasar agar tetap bertahan di tengah situasi ini,” katanya.(Nda)




LSM Seroja Indonesia Soroti Data PKH Di Desa Cangkudu Balaraja

Kabar6.com

Kabar6 – Ketua Umum LSM Seroenting Jaya Indonesia (Seroja Indonesia) Taslim wirawan menyoroti data yang digunakan oleh pendamping program PKH di Desa Cangkudu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang dengan data lama.

Pasalnya, data warga calon penerima bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) itu masih menggunakan data tahun 2018 lalu.

“Sangat disayangkan, mengenai data yang dipakai masih menggunakan data lama yaitu data tahun 2018, yang mana data tersebut sudah tidak singkron dan tumpang tindih,” ungkap Taslim di kantor Desa Cangkudu, Rabu (29/4/2020).

Menurut Taslim, semestinya data yang dipakai sekarang ini adalah data tahun 2020 karna dimana semua sistim sudah banyak yang berubah, dan calon penerima pun mungkin sudah ada yang meninggal dan berubah status sosial, atau pun pindah.

**Baca juga: Baharkam Polri Distribusikan Bantuan Beras ke-80 KK di Panongan.

“Keterangan yang kami dapat dari bapak Jani selaku Kasie Kesra Desa Cangkudu, data yang sekarang dipakai masih data lama, kami menyoroti hal ini ada oknum pendamping program PKH tersebut yang bermain, karna banyak data yang tumpang tindih dan ada pula yang tidak sampai,” kata Ketum LSM Seroja Indonesia Taslim.

Taslim menambahkan, program yang tujuanya untuk mensejahterakan rakyat itu banyak yang di korupsi dan salah sasaran, program yang dijadwalkan pada jam 09.00 WIB tadi dibagikan namun molor, sampai berita ini di turunkan belum ada tanda tanda pembagian PKH. (Vee)




Berlayar Lintasi Samudra Atlantik, Pasangan Asal Inggris Ini Tidak Tahu Dunia Dilanda Pandemi COVID-19

Kabar6-Apa yang dialami Elena Manighetti dan Ryan Osborne sungguh lucu. Pasangan asal Manchester, Inggris, yang sedang berlayar melintasi Samudra Atlantik dari Kepulauan Kanari menuju Karibia ini, tidak mengetahui kalau dunia tengah dilanda pandemi Covid-19.

Berawal ketika pada 2017 lalu, Elena dan Ryan melakukan hal yang lama mereka impikan yaitu berhenti bekerja, membeli kapal dan keliling dunia dengan kapal itu. Mereka tetap kontak dengan keluarga, tapi punya satu syarat, tidak boleh mengabarkan berita buruk.

Sesudah 25 hari di laut dan sangat sedikit berhubungan dengan dunia luar, melansir Independent, pasangan ini berencana untuk berlabuh di pulau kecil di Karibia pertengahan Maret. Ketika mendapat sinyal telepon sembari berlayar, mereka baru tahu bahwa perbatasan pulau itu sudah ditutup dan dunia sedang dilanda oleh pandemi COVID-19.

“Pada Februari kami mendengar adanya virus di Tiongkok. Tapi sedikit sekali informasi yang kami punya, dan kami bayangkan saat tiba di Karibia, segalanya sudah normal,” kata Elena.

Ditambahkan Ryan, “Ternyata yang terjadi sebaliknya. Kami baru tahu infeksi menyebar ke seluruh dunia.”

Sepanjang waktu, pasangan ini nyaris tak punya akses ke internet. Mereka juga tak berhubungan dengan keluarga dan teman-teman sehingga tak mengerti seberapa serius masalah sesungguhnya.

“Kami bilang ke kontak kami di darat, bahwa kami tak mau mendengar berita buruk,” kata Ellena, yang keluarganya tinggal di Lombardy, daerah paling terdampak COVID-19 di Italia.

“Kami mencoba berlabuh di wilayah Prancis di Karibia, tapi ketika tiba kami baru tahu perbatasan ditutup dan pulau itu tak mengizinkan orang masuk,” ujar Ryan.

Awalnya, mereka menyangka langkah itu hanya pencegahan sementara karena sedang musim ramai. Mereka kemudian kembali ke kapal dan mengarahkannya ke Granada, akhirnya tiba di wilayah laut di mana sinyal telepon 4G cukup baik. Mulailah mereka mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dan mereka mulai paham besarnya pandemi ini.

“Seorang teman kami sudah tiba di San Vincente, yang seharusnya jadi tempat tujuan kami. Kami berhasil menghubunginya 10 jam sebelum tiba di pelabuhan. Ia bilang kami akan ditolak masuk karena kami warga negara Italia, sekali pun faktanya sudah berbulan-bulan saya tak ke Italia,” jelas Elena.

Untungnya, pasangan ini merekam rute perjalanan mereka melalui sinyal GPS. Mereka kemudian bisa memaparkan kepada pihak berwenang di San Vincente dan memperlihatkan bahwa mereka tidak berada di Italia berbulan-bulan, dan berada di lautan selama itu. Hanya dengan itu mereka bisa menapakkan kaki di tanah lagi.

Elena dan Ryan kini aman di Bequia, San Vicente, Karibia, tetapi mereka tak tahu berapa lama mereka bisa tinggal di sana. ** Baca juga: Seorang Wanita di Inggris Semprot Makanan Pakai Sabun Antiseptik Atas Saran Trump

“Kami tak ingin meninggalkan San Vicente saat ini, karena tak ada tempat yang buka. Kami tinggal dulu di sini dan berencana akan berangkat lagi berlayar lagi sebelum musim badai awal Juni nanti,” ungkap Elena.

Ia berharap, bisa berlayar ke utara dan terus menjelajah Karibia. Namun saat ini segalanya tampak tak pasti dan pasangan ini sadar akan risiko kenyataan yang mereka hadapi, yaitu terperangkap di antara badai dan pandemi COVID-19.

Pengalaman yang tak terlupakan.(ilj/bbs)




Seorang Wanita di Inggris Semprot Makanan Pakai Sabun Antiseptik Atas Saran Trump

Kabar6-Seringkali sebagian orang melakukan apa yang disarankan tokoh terkenal, tanpa memikirkan akibatnya atau efek jangka panjang yang akan terjadi. Hal itu juga yang dilakukan oleh seorang wanita asal Inggris.

Gara-gara ‘saran’ Presiden AS Donald Trump, seorang wanita menyemprotkan cairan disinfektan ke makanan sebelum dikonsumsi.

Hal tersebut, melansir Dailystar, dilaporkan oleh seorang komentator politik bernama Kevin Maguire dalam akun Twitter. Dikatakan, jika ada seorang wanita di Inggris yang menyemprotkan sabun antiseptik setelah menonton pernyataan Trump. Presiden AS itu pun dianggap menginfeksi kebodohan.

“Wanita Inggris menyemprotkan makanan dengan Dettol lalu memakannya setelah menonton Trump, berpikir itu akan menyelamatkannya dari virus Corona, seorang kenalan petugas kesehatan mengatakan padaku. Aku terganggu dengan Donald menginfeksi Inggris dengan kebodohannya,” demikian tulis Kevin.

Disebutkan, pernyataan Trump yang terdengar tidak masuk akal memang dianggap sebagai ide manjur untuk sebagian orang. Sebelumnya, muncul pula sebuah laporan mengenai seorang pencuri yang minum hand sanitizer dan diduga karena mengikuti saran Trump. Sejumlah orang juga mengalami keracunan karena pernyataan kontroversial tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) bahkan telah memperingatkan agar warga tidak meminum cairan disinfektan karena tentunya berbahaya untuk tubuh. FDA juga meminta brand disinfektan untuk menyampaikannya kepada masyarakat.

Hal ini berawal ketika pejabat AS menjabarkan hasil riset pemerintah yang mengindikasikan virus Corona melemah saat terpapar cahaya matahari dan suhu udara yang hangat. Penelitian itu juga menunjukkan cairan pemutih dapat membunuh virus dalam ludah atau cairan pernapasan lainnya dalam waktu lima menit. Adapun pernyataan mengenai alkohol isopropyl dapat mematikannya dengan lebih cepat.

“Aku lihat dari hasil riset cairan disinfektan dapat membunuh virus dalam waktu satu menit. Satu menit. Ada carakah supaya kita bisa mengujinya, seperti menyuntik cairan disinfektan atau membersihkan tubuh kita? Aku tertarik melihatnya,” kata Trump ketika itu. ** Baca juga: Pria di Tiongkok Dilarang Pakai ‘Bikini Beijing’ untuk Cegah COVID-19

Saran yang kontroversial.(ilj/bbs)




Pria di Tiongkok Dilarang Pakai ‘Bikini Beijing’ untuk Cegah COVID-19

Kabar6-Meskipun angka penyebaran COVID-19 di Tiongkok sudah berhasil ditekan, pemerintah tetap meminta warganya untuk menggalakkan kebersihan. Salah satunya, dengan dengan melarang para pria mengenakan apa yang disebut ‘Bikini Beijing’.

Tentu saja bukan baju renang seperti layaknya yang dipakai kaum hawa, bikini Beijing ini adalah kebiasaan para pria di sana menggulung atasan hingga memperlihatkan perut dan dada di tempat publik.

Beijing, melansir businessinsider, telah membuat peraturan yang menuntut warganya berpakaian rapi dan tidak meninggalkan atasan di tempat publik. Hal ini digalakkan untuk meningkatkan kebersihan demi memutus mata rantai penularan COVID-19. Diketahui, bikini Beijing sering jadi tren di kalangan para pria ketika musim panas.

Namun mulai Minggu lalu, pria-pria di Beijing sudah tidak diperkenankan memamerkan perut mereka untuk alasan kesehatan bersama.

Sebelum di Beijing, setahun lalu salah satu wilayah di Tiongkok yaitu Jinan, menetapkan bahwa menggulung kaus di muka umum seperti itu tidak diperkenankan karena dianggap kurang beradab dan mempengaruhi imej kota.

Selain melarang bikini Beijing, beberapa aturan yang kini semakin digalakkan antara lain menutup hidup atau mulut ketika batuk dan bersin.

Orang-orang yang meludah atau buang air sembarang juga akan didenda sebesar Rp437 ribuan. ** Baca juga: Gagal Tes Transplantasi Hati, Pasutri Ini Baru Menyadari Putra Mereka Bukan Anak Kandung

Sementara itu, untuk mencegah serangan infeksi virus kedua, beberapa tempat publik seperti gym dan kolam renang juga masih ditutup untuk sementara waktu.(ilj/bbs)




Selandia Baru Klaim Mampu Hentikan Penyebaran COVID-19

Kabar6-Pemerintah Selandia Baru melalui Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern, mengklaim negara mereka telah mampu menghentikan penyebaran COVID-19, dan secara efektif menghilangkan virus tersebut.

Disebutkan, dalam kasus baru hanya satu orang selama beberapa hari. PM Ardern juga mengatakan, virus itu ‘saat ini’ dihilangkan.

Meskipun demikian, melansir nzherald, pemerintah mengingatkan agar tidak berpuas diri, dengan mengatakan hal itu bukanlah berarti berakhirnya secara total kasus-kasus COVID-19. Klaim keberhasilan ini muncul beberapa jam sebelum Selandia Baru melonggarkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown.

Mulai hari Selasa (28/04/2020) kemarin, sejumlah kegiatan bisnis, fasilitas kesehatan, dan pendidikan dapat dibuka kembali. Kebanyakan masyarakat masih akan diminta agar tetap tinggal di rumah setiap saat dan menghindari interaksi sosial.

“Kami membuka kegiatan ekonomi, tetapi kami tidak membuka kehidupan sosial masyarakat,” kata PM Ardern dalam keterangan pers harian.

Selandia Baru telah melaporkan kurang dari 1.500 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dan ada 19 kasus kematian. Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield, mengatakan bahwa rendahnya jumlah kasus baru dalam beberapa hari terakhir. “Memang memberi kami keyakinan bahwa kami telah mencapai tujuan eliminasi (penghilangan)”, ujarnya.

Namun Bloomfield memperingatkan bahwa ‘eliminasi’ tidak berarti tidak akan ada kasus baru. “Tetapi itu berarti kita tahu dari mana kasus tersebut berasal”, jelasnya.

Ditambahkan PM Ardern, “Tidak ada transmisi komunitas luas yang tidak terdeteksi di Selandia Baru. “Kami telah memenangi pertempuran ini.”

Namun dia mengatakan, negara ‘harus tetap waspada jika kita ingin tetap seperti itu’. Selandia Baru telah memberlakukan kebijakan salah-satu yang terketat di dunia dalam menghadapi COVID-19.

Pendekatan PM Ardern adalah benar-benar menghentikan penyebaran. Seluruh penduduk Selandia Baru ditempatkan dalam karantina wilayah alias lockdown ketika korban jiwa mencapai enam orang.

Selain menutup perbatasan dan memberlakukan karantina wilayah, negara itu melakukan karantina terhadap semua orang yang tiba di negara itu, dan melakukan pengujian ekstensif dan menggelar pelacakan kontak.

PM Ardern mengatakan, hasil analisa pemodelan mengindikasikan bahwa Selandia Baru bisa memiliki lebih dari 1.000 kasus sehari jika tidak melakukan kebijakan lockdown secara cepat.

Dikatakan, negaranya tidak akan pernah tahu seberapa buruknya. “Melalui tindakan kumulatif, kami telah mampu menghindari dampak terburuk,” katanya lagi.

Pada tengah malam waktu setempat (12:00 GMT, Senin 27 April 2020), Selandia Baru telah melonggarkan kebijakan lockdown dari Tingkat Empat ke Tingkat Tiga. Itu berarti, sebagian besar kegiatan bisnis akan dapat dibuka kembali, termasuk restoran, tapi dibatasi pelayanan yang dibawa pulang (take away), tetapi tidak yang melibatkan kontak tatap muka.

Warga Selandia Baru diperintahkan agar tetap berpegang pada ‘gelembung’ mereka, yaitu sekelompok kecil teman dekat atau keluarga, dan berdiri sejauh dua meter dari orang-orang di luar. ** Baca juga: Peneliti Senior Sebut Laboratorium Virus di Wuhan Masih Simpan 1.500 Virus Mematikan

Pertemuan massal masih dilarang, pusat perbelanjaan tetap tutup, dan sebagian besar anak-anak dilarang ke sekolah. Sementara perbatasan Selandia Baru akan tetap ditutup.(ilj/bbs)




Polres Cilegon Kawal Pemudik Putar Balik

Kabar6.com

Kabar6-Pihak kepolisian dari Polres Cilegon, menghimbau agar masyarakat yang berkumpul di Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, Banten, atau disekitar check point agar mengurungkan niatnya untuk mudik. Lantaran, Pelabuhan Merak sudah tidak lagi melayani penumpang umum.

Pelabuhan Merak hingga 31 Mei 2020 hanya kendaraan logistik, sembako, hingga pengangkut alat medis saja yang diperbolehkan menyebrang dari Merak menuju Bakauheni.

“Dilemanya banyak masyarakat yang berkumpul, sehingga kita harus pro aktif. Karena sudah tidak melayani lagi penyebrangan penumpang dan kendaraan umum, yang diperbolehkan yang memiliki kepentingan khusus. Selebihnya kita suruh putar balik,” kata Kapolres Cilegon, AKBP Yudhis Wibisana, di check point Gerem, Rabu (29/04/2020).

Masyarakat yang mudik pun dikawal agar benar-benar putar balik atau kembali ke daerah asal keberangkatan mereka. Kendaraan roda dua dikawal hingga ke perbatasan Kabupaten Serang. Sedangkan roda empat, dikawal hingga Gerbang Tol (GT) Cilegon Barat sampai benar-benar masuk tol.

**Baca juga: Tangis Sugiharto Yang Tak Bisa Mudik Lewat Pelabuhan Merak.

Penjagaan di sekitar dan di dalam Pelabuhan Merak pun diperketat, jumlahnya mencapai 558 personil gabungan dari TNI dan Polri. Guna mengantisipasi adanya pemudik yang nekat menerobos dan kerumunan massa pemudik.

“Malam ini kita memperketat penjagaan. Umumnya berasal dari wilayah Jakarta dan Tangerang, alasannya sudah selesai bekerja dan kena PHK. Tapi tetap kita beri himbauan untuk tidak mudik. Kegiatan ini sebenarnya untuk mengantisipasi covid agar tidak lagi menyebar dan meluas lagi. Semuanya kita kawal sampai gerbang tol dan perbatasan,” jelasnya.(DHi)




Tangis Sugiharto Yang Tak Bisa Mudik Lewat Pelabuhan Merak

Kabar6.com

Kabar6-Tangis air mata menetes dari pelupuk mata Sugiharto (20), pria yang mengaku akan mudik dari Jakarta menuju Pasir Sakti, Lampung Timur, Lampung. Dia mengaku masih berKTP asal kelahirannya di Lampung.

Pria ini harus putar balik kembali ke daerah keberangkatannya di Jakarta, lantaran terkena pemeriksaan di check point Gerem Bawah, Kota Cilegon, atau sekitar tiga kilometer sebelum Pelabuhan Merak, Banten. Dia tidak bisa menyebrang karena Pelabuhan Merak sudah tidak lagi melayani angkutan penumpang umum.

Sugiharto sempat memohon kepada petugas kepolisian agar diperbolehkan menyebrang, namun karena Pelabuhan Merak sudah tidak melayani penyebrangan orang, pihak kepolisian tidak bisa mengijinkannya. **Baca juga: Sah, Pelabuhan Merak Tidak Layani Penumpang.

“Kondisi kaya gini kan enggak bisa makan. Iya tahu (enggak boleh nyebrang), katanya KTP Lampung boleh (nyebrang), pulang kampung enggak boleh, ini kan belum mudik. KTP saya KTP Lampung. Keluarga di Lampung. Udahh empat bulan saya di Jakarta, di Bekasi sudah lama. Dulu saya kerja di bengkel Bekasi, terus dipindah ke Jakarta. Tapi kan sepi,” kata Sugiharto (20), sembari menangis saat ditemui di check point Gerem Bawah, Kota Cilegon, Banten, Rabu (29/04/2020).(Dhi)