Pengadaan PCR Covid-19 di Tangsel Akhir Mei ini

Kabar6.com

Kabar6-Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany pengadaan alat Polymerse Chain Reaction (PCR) di Tangsel ditargetkan akhir bulan Mei ini. PCR ini diklaim mampu mendeteksi cepat Covid-19 dengan waktu hanya 2 jam saja.

“PCR ini yang diperlukan oleh seluruh direktur rumah sakit,” ujarnya saat Press Conference di Balai Kota Tangerang Selatan, Ciputat, Senin (18/5/2020).

Karena, kata Airin, PCR dapat menentukan si pasien yang dirawat memang postif atau tidak, kalau tidak positif maka perlakuannya berbeda.”Kalau positif maka hasilnya harus seperti apa, ini kelemahan kami. Mudah mudahan kita punya PCR sendiri,”

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Deden Deni mengatakan, akhir Mei ini 2 alat PCR ditarget datang ke Kota Tangerang Selatan dengan prioritas tinggi.

“PCR kita ikuti yang terbaru yang dapat mengambil 90 sample dalam 2 jam. Jadi kita gak perlu ke Litbangkes lagi untuk test,” terangnya.

**Baca juga: PSBB Gelombang 3 di Tangsel, Airin: Sanksi Lebih Tegas.

Menurut Deden, jika di Litbangkes hasil test akan lama keluar, yaitu sekitar 2 minggu paling cepat, dan itu dikarenakan antre seluruh Indonesia untuk test.

“Kalau kita mengadakan sendiri dengan jumlah yang terbatas ya lebih cepet hasilnya kan, jadi kita lebih cepet untuk menindak juga,” tutupnya.(eka)




Peneliti Harvard dan MIT Sedang Kembangkan Masker yang Menyala Saat Deteksi COVID-19

Kabar6-Tim dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan peneliti Universitas Harvard tengah membuat masker yang menghasilkan sinyal fluoresens ketika mendeteksi tetesan yang membawa virus corona baru.

Masker wajah tersebut, melansir businessinsider, mengandung sensor yang bereaksi terhadap tetesan ketika seseorang bernapas, batuk atau bersin. Peneliti berjanji untuk memungkinkan petugas kesehatan menemukan infeksi di tempat, dan tanpa harus mengirim sampel ke laboratorium.

“Ketika kami membuka sistem transit kami, Anda bisa membayangkannya digunakan di bandara saat kami melewati keamanan, saat kami menunggu untuk naik pesawat,” jelas Jim Collins, peneliti MIT.

Ditambahkam, “Kamu atau aku bisa menggunakannya dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Rumah sakit bisa menggunakannya untuk pasien ketika mereka masuk atau menunggu di ruang tunggu sebagai pra-layar dari siapa yang terinfeksi.”

Collins dan rekannya sedang mengembangkan masker pendeteksi COVID-19 menggunakan teknologi yang sudah ada. Tim berencana untuk memodifikasi sensor yang dibuat pada tahun 2014 untuk mendeteksi virus Ebola dan Zika di atas kertas.

Selanjutnya pada 2018, peneliti MIT-Harvard meningkatkan teknologi tersebut. Saat ini sensor dapat mengirim sinyal ketika terkena berbagai virus seperti SARS, campak, influenza, hepatitis C dan West Nile.

“Kami awalnya melakukan ini di atas kertas untuk membuat diagnostik berbasis kertas yang murah. Kami telah menunjukkan ini bisa digunakan pada plastik, kuarsa, dan juga kain,” kata Collins.

Dijelaskan peneliti, kelembapan dari lendir atau air liur mengaktifkan sensor yang kemudian akan mencari bahan genetik yang berikatan dengan virus. Para peneliti menempatkan sensor pada bahan, seperti kain, menggunakan mesin yang disebut lyophilizer, yang memisahkan kelembapan dan bahan genetik.

Collins mengatakan, masker wajah masih dalam ‘tahap sangat awal’. Namun, tes awal menunjukkan teknologi tersebut dapat secara efektif mendeteksi virus corona dalam sampel air liur kecil.

Tahap selanjutnya akan mencakup finalisasi desain topeng. Para peneliti mengatakan, sensor dapat ditempatkan di dalam masker tertentu atau melekat pada masker yang dijual bebas.

Tim saat ini menggunakan perangkat yang disebut fluorimeter untuk melihat cahaya neon yang dihasilkan oleh masker wajah. Tetapi mereka telah mengembangkan alat lain yang berubah dari kuning menjadi ungu ketika virus hadir, membuatnya lebih terlihat oleh mata telanjang.

Para peneliti berencana untuk mendemonstrasikan masker wajah untuk mendeteksi COVID-19 dalam beberapa minggu ke depan. ** Baca juga: Presiden Madagaskar Klaim Berhasil Temukan Obat Herbal untuk COVID-19

Semoga dengan adanya masker ini, penyebaran COVID-19 dapat ditekan atau dihindari.(ilj/bbs)




Presiden Madagaskar Klaim Berhasil Temukan Obat Herbal untuk COVID-19

Kabar6-Saat ini banyak negara yang sedang melakukan penelitian untuk menemukan vaksin COVID-19. Namun, Madagaskar mengklaim telah menemukan obat untuk menyembuhkan COVID-19, yang berasal dari bahan-bahan herbal. Kabarnya, obat herbal tersebut telah berhasil diuji.

Madagaskar yang terletak di Samudra Hindia Selatan dengan populasi 26 juta penduduk ini memang terkenal dengan jamu herbalnya. Dan negara ini hanya memiliki 85 kasus positif COVID-19, tanpa korban jiwa sama sekali.

Pada April 2020 lalu, Madagaskar telah mencabut status lockdown pada tiga kota utama di negara tersebut. Konon, melansir Femalesia, obat COVID-19 ini didasarkan pada studi dari Institut Penelitian Terapan Malagasi. Dan untuk saat ini, obat herbal tadi telah didistribusikan di Madagaskar secara gratis. Nama ramuan itu adalah Umhlonyane (Zulu), Lengana (Sotho), dan Artemisia (Inggris). Semua bahan-bahannya dapat ditemukan di halaman rumah.

Tanaman Artemisia digunakan dalam obat-obatan tradisional. Pada 2012 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, obat yang mengandung daun kering dari tanaman artemisia dapat digunakan dalam terapi kombinasi.

Klaim Madagaskar yang berhasil menemukan obat untuk COVID-19 pun diungkapkan oleh Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina. Dalam satu wawancara, Presiden Andry Rajoelina mengatakan, herbal tersebut termasuk ‘COVID Organics’ yang dikenal sebagai Malgache.

Pada kesempatan itu, ia pun mempresentasikan obat herbal yang diklaim menunjukkan hasil menggembirakan dalam memerangi COVID-19. Presiden Andry Rajoelina mengunggah foto dari presentasi dan gambar tentang COVID Organics di laman Facebook-nya.

Presiden Andry Rajoelina juga membantah kritik karena mempromosikan obat buatan sendiri untuk COVID-19. Ia bahkan menuduh, negara Barat memiliki sikap merendahkan terhadap pengobatan tradisional Afrika.

WHO telah berulang kali memperingatkan bahwa obat tersebut belum diuji secara klinis. Namun, ada banyak yang menyatakan bahwa infeksi virus corona terasa lebih baik setelah 24 jam ketika diberi obat ini.

Menurut Presiden Andry Rajoelina, obat herbal ini tidak beracun serta alami. Ia mengklaim pasien bisa sembuh dari COVID-19 dalam 7-10 hari. Gambia telah menerima pengiriman Covid-Organics Madagaskar (CVO) pada awal pekan ini, yang dikirimkan langsung oleh Presiden Madagaskar.

“Ilmuwan Afrika tidak boleh diremehkan. Saya pikir masalahnya adalah (minuman) berasal dari Afrika dan mereka tidak bisa mengakui bahwa negara seperti Madagaskar telah datang dengan formula ini untuk menyelamatkan dunia,” kata Presiden Andry Rajoelina.

Kabarnya, Equatorial Guinea, Guinea-Bissau, Niger, dan Tanzania telah menerima kiriman ramuan ini pada bulan lalu. Karenanitulah, Presiden Andry Rajoelina optimis tidak ada negara atau organisasi yang akan menghalangi negaranya untuk maju.

Ia juga menyebut, obat COVID-19 dari Madagskar sebagai obat tradisional yang dikembangkan. “Madagaskar tidak melakukan uji klinis tetapi pengamatan klinis sesuai dengan pedoman WHO.” ** Baca juga: Gara-gara Mata Terpejam, Robot Pengecek Paspor Tolak Foto Pria Asia Ini

Benarkah demikian? (ilj/bbs)




Reses, Anggota DPRD Lebak Bagikan Beras Sekaligus Edukasi Pencegahan Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Anggota DPRD Kabupaten Lebak dari PDI Perjuangan (PDIP) Agus Ider Alamsyah membagi-bagikan beras, masker dan hand sanitizer di Pasar Sukamaju Cijaku dan perempatan Cigemblong.

Ribuan masker, hand sanitizer dan puluhan karung beras dibagikan anggota dewan Dapil V ini bekerja sama dengan PMI dan KNPI.

“Rangkaian kegiatan reses, menyerap aspirasi masyarakat sambil membagikan masker, hand sanitizer dan beras kepada masyarakat,” kata Agus kepada Kabar6.com, Minggu (17/5/2020).

Tak hanya sekedar menyapa dan menyerap keluhan warga di pelosok desa di tengah pandemi, mantan komisioner Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP) ini memberikan edukasi kepada warga mengenai bahaya dan cara mencegah tertular Covid-19.

“Ini yang penting harus sering kita ingatkan bersama agar masyarakat terdorong menjaga pola hidup bersih dengan sering mencuci tangan, memakai masker saat ke luar rumah dan menjalankan protokol kesehatan,” terang Agus.

**Baca juga: Zona Hijau, Gugus Tugas Covid-19 Lebak Perketat Protokol Kesehatan.

Bicara aspirasi masyarakat, Agus mengatakan, saat ini masyarakat memang tak menuntut pembangunan infrastruktur. Namun berharap mendapat bantuan sosial dan tercukupi kebutuhan seperti beras serta bahan pokok lainnya.

“Karena masih banyak warga yang tidak mendapat bantuan sosial, ini yang harus kami perjuangkan agar semua masyarakat terdampak bisa mendapat bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama pandemi,” jelas Agus.(Nda)




Ilmuwan Sebut Pria Lebih Rentan Terhadap COVID-19 Dibanding Wanita

Kabar6-Ada berbagai temuan yang berkaitan dengan COVID-19. Para ilmuwan telah menemukan berbagai temuan tentang virus corona atau COVID-19 yang mematikan. Para ilmuwan mengungkapkan, pria lebih rentan terhadap COVID-19 dibanding wanita.

Studi ini, melansir Viva, telah menemukan alasan di balik meningkatnya kerentanan pria, yang mereka katakan dapat dikaitkan dengan konsentrasi enzim kunci dalam darah pria dan wanita. Menurut makalah yang diterbitkan dalam Europen Heart Journal, konsentrasi enzim ACE2 dalam darah lebih tinggi pada pria dibanding wanita. Peran ACE2 dalam dalam COVID-19, telah ditetapkan sebagai enzim yang memungkinkan virus corona baru menginfeksi sel manusia.

Para peneliti mengukur konsentrasi ACE2 dalam sampel darah dari ribuan pasien gagal jantung di berbagai negara di Eropa. Karena semua orang yang terlibat dalam penelitian ini adalah pasien jantung, penelitian ini juga membuktikan bahwa obat jantung yang disebut inhibitor RAAS tidak mengarah pada konsentrasi ACE2 darah secara alami lebih banyak pada pria daripada wanita, yang membuat pria lebih rentan.

Namun data dari studi sebelumnya sangat kontras dengan studi baru ini. Studi sebelumnya menemukan, inhibitor RAAS dapat meningkatkan konsentrasi ACE2 dalam plasma darah. Tapi sudah terbukti bukan itu masalahnya. ** Baca juga: Bagaimana Cara Atasi Sakit Kepala Saat Puasa Tanpa Minum Obat?

Perhimpunan Kardiologi Eropa membahas keterbatasan penelitian ini. Dikatakan, penelitian tersebut hanya melihat konsentrasi ACE2 dalam plasma dan bukan pada jaringan seperti jaringan paru-paru, sehingga mereka tidak dapat memastikan konsentrasi dalam darah, yang serupa dengan yang ada di jaringan. ACE2 di jaringan paru-paru adalah kunci untuk infeksi paru-paru.

The Cardiology Society mengatakan, penelitian ini tidak dapat memberikan bukti definitif tentang efek inhibitor RAAS pada 19 pasien COVID-19. Kesimpulannya terutama terbatas pada pasien gagal jantung, yang tidak memiliki COVID-19.(ilj/bbs)




Hewan Trenggiling Disebut Sebagai ‘Kunci’ Berakhirnya Pandemi COVID-19

Kabar6-Dalam sebuah studi baru, para peneliti di Universitas Kedokteran Wina di Austria menganalisis cetak biru genomik trenggiling. Hewan ini bisa menjadi petunjuk besar untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

Tim periset membandingkan mamalia bersisik tersebut dengan gen manusia, kucing, anjing, dan sapi. Pada sebagian besar mamalia, ada gen tertentu yang bisa mendeteksi ketika virus memasuki tubuh, lantas memicu respons kekebalan. Rupanya, melansir Republika, trenggiling tidak memiliki dua gen pengindera virus tersebut. Periset belum mengetahui apakah perbedaan itu yang melindungi trenggiling dari COVID-19, dan menyatakan butuh penyelidikan lebih lanjut.

Studi yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Immunology edisi 8 Mei itu menjadi temuan awal yang penting. Mempelajari perbedaan gen pada trenggiling dapat mengungkap kemungkinan perawatan untuk pasien COVID-19.

“Riset kami menunjukkan bahwa trenggiling bertahan hidup melalui jutaan tahun evolusi tanpa jenis pertahanan antivirus yang digunakan oleh semua mamalia lain,” kata Leopold Eckhart, salah satu penulis studi.

Studi lanjutan tentang trenggiling, disampaikan Eckhart, akan menguak bagaimana satwa itu bertahan hidup dari infeksi virus. Sementara pada manusia, Corona justru menyebabkan respons imun inflamasi bernama badai sitokin, yang memperparah penyakit.

Eckhart menjelaskan, sistem kekebalan yang terlalu aktif itu dapat dimoderasi dengan mengurangi intensitas atau dengan mengubah waktu reaksi pertahanan. Oleh karena itu, obat yang menekan sinyal gen berpotensi menjadi pilihan pengobatan kasus kritis COVID-19.

Hanya saja, ada kendala lain yakni obat penekan kekebalan bisa membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi berbeda. “Tantangan utama adalah mengurangi respons terhadap patogen dengan tetap mempertahankan kontrol yang memadai terhadap virus,” ungkap Eckhart.

Februari lalu, ilmuwan Tiongkok mengungkapkan dugaannya bahwa wabah virus corona bisa menyebar dari kelelawar ke manusia melalui perdagangan ilegal trenggiling. Disebutkan, trenggiling adalah satu-satunya mamalia bersisik di dunia yang digunakan di Asia untuk makanan dan obat-obatan.

Meskipun dilindungi oleh hukum internasional, trenggiling adalah salah satu mamalia paling diperdagangkan di Asia, dan dianggap lezat di negara-negara seperti Tiongkok. Menurut World Wildlife Fund, sisik trenggiling digunakan untuk obat tradisional. ** Baca juga: Hanya dalam Rentang Waktu 2 Bulan, Pria Asal AS Ini Sudah 3 Kali Positif COVID-19

“Penemuan terbaru ini akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian (virus),” demikian pernyataan South China Agricultural University dalam situs resminya.(ilj/bbs)




Hanya dalam Rentang Waktu 2 Bulan, Pria Asal AS Ini Sudah 3 Kali Positif COVID-19

Kabar6-Entah apa yang dirasakan pria yang satu ini. Bayangkan saja, pria asal Houston, Texas, Amerika Serikat, bernama Christian Bermea (26) ini sudah tiga kali positif COVID-19 hanya dalam rentang waktu dua bulan.

Bermea, melansir Dailystar, pertama kali didiagnosis COVID-19 pada 19 Maret lalu. Dan setelah itu, dia dua kali dites positif COVID-19. “Aku sudah siap untuk selesai. Aku benar-benar merasa sangat lebih baik dibanding di awal, tapi aku masih belum 100 persen membaik. Penciumanku masih belum sebagus sebelumnya, lelah, dan sesak napas,” ungkap Bermea.

Meski tidak merasa sakit seperti yang dia rasakan dua bulan lalu, dikatakan Bermea, dia masih mengalami beberapa gejala dan terus mengisolasi diri.

“Lima pula hari dan masih terus berlanjut. Virus ini bukan hanya proses fisik, tapi mental juga. Kamu hampir terjebak dengan pikiranmu. Aku takut karena masih ada virus di dalam diriku,” ujarnya.

Sementara itu Dr Sandberg dari Kelsey-Seybold Clinic mengatakan, pasien seperti Bermea menimbulkan banyak pertanyaan. “Tes positif bukan berarti kamu bisa menginfeksi orang lain. Artinya kamu memiliki bagian dari kode genetik itu di dalam tubuhmu,” urai Dr. Sandberg.

Diakui Bermea, ia berencana untuk melakukan tes COVID-19 lagi minggu ini. Dikatakan, jika hasilnya kembali positif, kemungkinan dia akan menunggu satu bulan untuk melakukan tes lagi.

“Jika hasilnya kembali positif, dan kamu merasa seperti tidak akan menginfeksi siapa pun, lebih baik bermain aman daripada menyesal,” kata Bermea.

Menurut WHO, butuh waktu sekira dua hingga enam minggu untuk sembuh dari COVID-19. Tingkat kesembuhan akan bergantung pada keparahan penyakit, begitu juga dengan pengobatan. ** Baca juga: Hotel di Jepang Sediakan Kamar Isolasi untuk Pasutri yang Ribut Selama Pandemi COVID-19

“Waktu media dari onset hingga kesembuhan klinis dari kasus ringan diperkirakan dua minggu dan 3-6 minggu untuk pasien dengan penyakit parah atau kritis,” demikian tulis WHO dalam sebuah laporan.(ilj/bbs)




Travel Bawa Pemudik. Polisi; Uangnya Transfer Ke Orang Tua Saja

Kabar6.com

Kabar6- Semakin mendekati Idul Fitri, travel plat hitam tetap nekat membawa penumpang meski sudah ada larangan mudik dari pemerintah. Travel plat hitam asal Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, bernomor polisi B 7170 AB tetap nekat membawa pemudik dengan tujuan Lampung.

Karena tetap nekat membawa penumpang untuk menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, kendaraan itu akhirnya ditilang oleh Satlantas Polres Cilegon.

“Isinya ada lima orang, dua orang laki-laki, dua perempuan dan satu anak berusia dua tahun. Kita tilang kendaraannya, sidang tilang tanggal 26 Juni 2020,” kata Kasatlantas Polres Cilegon, AKP Ali Rahman Sihotang, melalui pesan singkatnya, Sabtu (16/05/2020).

Dimana, saat ini merupakan H-8 Idul Fitri. Jika melihat tahun sebelumnya, saat tidak ada pandemi covid-19, maka jalur menuju Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, sudah diramaikan oleh pemudik menuju Pulau Sumatera dan juga sebaliknya.

Karena ulahnya, mobil yang di supiri oleh WI (64) disita oleh petugas kepolisian dan dibawa ke Mapolres Cilegon.

“Mobil kita sita, mobilnya aja yang ditahan. Supirnya kita suruh balik kanan (kembali ke daerah asal),” terangnya.

Menurut Ali, setiap penumpang travel hitam itu harus merogoh kocek sebesar Rp 400 ribu untuk sampai ke tujuan. Karena terkena pemeriksaan di check point depan Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, seluruh barang bawaan dan penumpangnya diturunkan kemudian dipindahkan ke angkutan kota (angkot) agar kembali ke daerah asalnya.

**baca juga: Sanksi Tilang Bagi Kendaraan Di Check Point Merak.

Pihak kepolisian pun menghimbau agar masyarakat mematuhi anjuran pemerintah agar tidak mudik selama pandemi covid-19, u tuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.

“Kita pindahkan penumpang berikut barang bawaan ke kendaraan angkutan kota dengan tujuan balik ke asal semula. Dari pada memaksakan mudik, lebih baik uangnya di transfer ke orang tua dikampung,” jelasnya.(Dhi)




Bupati Tangerang Larang Warga Mudik Demi Memutus Penyebaran Covid-19

Kabar6.com

Kabar6 – Sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus corona atau covid-19, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melarang warganya untuk melakukan perjalanan mudik di tengah pandemi ini.

“Lebaran ini dikhawatirkan terjadi pergerakan masyarakat yang cukup signifikan. Artinya kami juga melarang melakukan mudik, baik dari Tangerang ke DKI Jakarta, atau Tangerang ke luar Jawa atau ke mana pun. Sehingga Covid-19 ini tidak terus menyebar di Kabupaten Tangerang,” kata Zaki kepada wartawan, Sabtu, (16/5/2020).

Zaki juga menjelaskan, dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap ketiga yang dilakukan di Kabupaten Tangerang, pihaknya akan lebih ketat dalam proses pengawasan. Hal ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Banten.

Bahkan, petugas tidak akan segan memberikan sanksi bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker saat beraktivitas diluar rumah.

**Baca juga: Di Suradita, Ada 70 KK Warga Tolak Bansos Karena Merasa Mampu.

“Masyarakat juga harus tertib ikuti aturan PSBB. Mari sama-sama memutus mata rantai Covid-19 di Kabupaten Tangerang,” ucapnya.

Zaki berharap masyarakat turut berpartisipasi dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Tangerang.

“Apapun yang kita atur kalau rakyat tidak mau maka itu tidak akan ada gunanya,” tandasnya.(Vee)




Hotel di Jepang Sediakan Kamar Isolasi untuk Pasutri yang Ribut Selama Pandemi COVID-19

Kabar6-Berdiam diri di rumah akibat pemberlakuan lockdown termasuk menjalani masa karantina untuk mencegah penyebaran COVID-19, ternyata membuat banyak pasangan suami istri (pasutri) menjadi stres dan frustasi. Akibatnya, mereka lebih sering berdebat dan bertengkar.

Namun di sisi lain, isu rumah tangga sebagai salah satu dampak pandemi COVID-19 ini ternyata melahirkan ide bisnis bagi Kasoku, sebuah perusahaan penyedia layanan rental kamar di Jepang, milik Keisuke Arai.

Pengelola bisnis yang berbasis di Tokyo ini, melansir Wolipop, menawarkan tempat ‘liburan’ bagi mereka yang ingin menikmati ‘me time’ dan butuh waktu sendirian tanpa kehadiran pasangan. Keisuke menyewakan kamar-kamar kosong di hotel yang kini juga sepi pengunjung karena virus Corona. Penginapan tersebut diperuntukkan bagi pasangan yang kerap mengalami pertengkaran akibat terkungkung di rumah saja dalam waktu lama.

Siapa sangka, jasa sewa kamar hotel untuk pasangan ‘korban’ virus Corona ini ternyata cukup diminati. Keisuke telah menerima lebih dari 140 pertanyaan terkait penginapan khusus tersebut.

Rata-rata penelepon adalah adalah wanita usia 30-40 tahun yang mencari tempat tenang dan sepi untuk kerja di luar kantor atau sekadar ingin menyendiri. Keisuke mengklaim, layanan yang ditawarkannya ini bisa membantu mencegah terjadinya perceraian akibat virus Corona. ‘Liburan’ ini dinilai bisa jadi solusi bagi pasutri untuk introspeksi diri sebelum benar-benar memutuskan bercerai.

“Kami ingin mencegah orang bercerai. Ide di balik rental ini agar pasangan menikah bisa punya waktu dan ruang sebanyak yang diperlukan untuk memikirkan kembali tentang hubungan mereka,” ungkap Keisuke.

Ia berharap, rental kamar ini hanya menjadi ‘tempat pengungsian’ sementara, bukan sebagai solusi jangka panjang. Karena bagaimanapun juga, masalah rumah tangga harus diselesaikan secepat mungkin dan bukan untuk dihindari atau dibiarkan berlarut-larut.

“Kami ingin orang-orang punya ruang untuk merefleksikan apa saja yang membuat hubungan mereka tidak berhasil,” ujar Keisuke. ** Baca juga: Sebuah Restoran di AS Penuhi Ruangan dengan Boneka Maneken Agar Terlihat Ramai Pengunjung

Diketahui, saat ini ada sekira 500 kamar yang tersedia di hotel dan penginapan seantero Jepang. Tamu bisa sewa untuk satu hari hingga enam bulan. Harga sewa satu unit mulai dari Rp500 ribuan per hari, hingga Rp12,5 jutaan untuk satu bulan.

Tak hanya itu, perusahaan rental ini juga menyediakan jasa konsultasi perceraian jika setelah merefleksikan diri di hotel, tamu tak juga menemukan solusi untuk mempertahankan pernikahannya. Jika ingin mendapatkan jasa konsultasi akan dikenakan biaya tambahan.

Ada saja ide kreatif di tengah pandemi COVID-19 ini, ya.(ilj/bbs)