Pandemi COVID-19 Tingkatkan Sindrom ‘Patah Hati’?

Kabar6-Sebuah penelitian mengungkapkan, broken heart syndrome atau sindrom patah hati menjadi semakin meningkat di tengah pandemi virus corona. Berdasarkan penelitian, sindrom ini muncul akibat kondisi sosial dan ekonomi.

Broken Heart Syndrome bukanlah sindrom putus cinta, namun mengarah pada gejala lemah jantung atau kardiomiopati yang disebabkan oleh stres. Sindrom ini juga dikenal dengan nama sindrom Takotsubo.

Studi terbaru di Ohio, Amerika Serikat, melansir Dreamers, menemukan bahwa selama masa pandemi, orang dua kali lebih mungkin mengalami sindrom patah hati. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal medis JAMA Network Open ini mengamati 1.914 pasien yang dirawat selama pandemi. Semua pasien juga mengikuti tes virus corona, tapi mendapatkan hasil yang negatif.

Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan sindrom patah hati terjadi karena tekanan psikologis, sosial, ekonomi karena pandemi seperti isolasi, kurangnya interaksi, menjaga jarak, dan faktor ekonomi yang memberatkan kehidupan. ** Baca juga: ‘Ngidam’ Suatu Jenis Makanan Bisa Tunjukkan Tubuh Kekurangan Zat Tertentu

“Pandemi telah menciptakan lingkungan paralel yang tidak sehat. Jarak emosional tidak sehat. Dampak ekonomi tidak sehat. Penelitian kami menemukan bahwa stres kardiomiopati naik karena stres yang diciptakan pandemic,” dokter ahli jantung Ankur Kalra, pemimpin penelitian ini.

Namun, peneliti juga mengakui studi ini masih memiliki keterbatasan karena hanya dilakukan di Ohio. Untuk dapat mengeneralisasikan hasil penelitian, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat maka dibutuhkan penelitian lebih banyak.(ilj/bbs)




Tuntut Transparansi Dana Covid-19, HMI Demo Pemkot Tangsel

Kabar6-Puluhan anggota Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Teknik Cabang Ciputat melakukan aksi di depan kantor Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel), Senin 13 Juli 2020.

Aksi ini dilakukan HMI agar Pemkot Tangsel melakukan transparansi terhadap penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) corona virus disease 2019 (Covid19).

Koordinator Lapangan Komisariat HMI Ciputat, Doni Nuryana menerangkan, pihaknya melakukan aksi dalam bentuk kekecewaan terhadap Pemkot Tangsel dalam pengelolaan anggaran soal penanganan Covid-19 di Tangsel. Pihaknya melihat dan menemukan catatan-catatan merah dalam pengelolaan anggaran.

“Menurut hasil kajian kami, BTT ini menggunakan anggaran di angka 151 Miliar, kemudian dalam penyerapannya baru 24 miliar, kemudian itu dipertanyakan 24 miliar ini digunakan untuk apa saja itu?, kemudian kita tidak menemukan rincian-rincian anggaran dipergunakan untuk apa saja, karena skala prioritas daripada BTT adalah 1 soal stabilitas ekonomi, kedua adalah JPS atau bantuan sosial, yang ketiga adalah alat kesehatan maupun bidang kesehatan,” ujarnya di Jalan Raya Maruga, Ciputat, Senin (13/7/2020).

Doni menjelaskan, mengacu pada Undang-undang Keterbukaan informasi dan Peraturan Komisi Informasi, Pemkot Tangsel dalam pengelolaan anggaran corona harus melaporkan rincian anggarannya secara tepat waktu. ** Baca juga: Kendala KBM Daring di Tangerang Tak Punya Gawai dan Kuota

“Sehingga masyarakat bisa aksesmen terhadap itu gitu loh, anggarannya dipakai untuk apa saja gitu. Pemkot Tangsel tidak transparan terhadap itu, sehingga mendekatkan diri kepada indikasi-indikasi bahwa praktik-praktik korupsi-korupsi dan nepotisme,” paparnya.

Doni menerangkan, jika Pemkot Tangsel tidak memberikan klarifikasi dan tidak melaporkan anggarannya dalam waktu sepekan pihaknya mengancam akan melakukan aksi langsung dengan massa yang sebanyak-banyaknya.(eka)




PSBB Diperpanjang, Wali Kota Tangerang: Masih Banyak Kasus Baru Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota Tangerang kembali memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 26 Juli mendatang.

Perpanjangan PSBB fase ke 6 ini, menurut Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah berdasarkan pertimbangan banyaknya kasus baru yang muncul meski angka penularan Covid-19 di Kota Tangerang telah turun signifikan.

“Pertimbangannya kita khawatir, sebenarnya sekarang sudah turun signifikan ya. Yang sembuh sudah banyak, tapi kasus baru juga ada,” kata Arief kepada wartawan, Senin (13/7/2020).

Arief mengatakan saat ini tengah menunggu Peraturan Gubernur (Pergub) terbaru yang mengatur mengenai perpanjangan PSBB ini. Setelah Pergub keluar, pihaknya pun akan membuat Peraturan Walikota (Perwal).

“Nggak minta apa-apa, minta arahan aja. Ya kita nunggu Pergubnya. Saya sampaikan juga ini ada ojek online yang sudah pengen angkut penumpang, saya sampaikan itu ke pak gubernur. Kita berharap ada solusi seperti apa gitu ya,” katanya.

Arief mengaku merasa khawatir apabila PSBB tidak diperpanjang dan aktifitas masyarakat tidak dibatasi, maka akan ada euforia yang menyebabkan ledakan penularan Covid-19. “Khawatir kalau dilepas gitu aja langsung euforia, nanti kasusnya kayak Jawa Barat,” tandasnya. ** Baca juga: Istri Diancam, Pria Paruh Baya di Lebak Bacok Tetangga

Saat ini jumlah yang kasus total terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 522 kasus, 63 aktif, 426 sembuh, 33 meninggal. Sementara 1593 OTG, 2954 ODP, 1242 PDP. (Oke)




Tak Manusiawi, di India Mayat-mayat Korban COVID-19 Dibuang dengan Buldoser

Kabar6-Ada pemandangan tak manusiawi yang terjadi di Kota Nellore, Andhra Pradesh, India. Dalam sebuah rekaman video yang kemudian viral di media sosial, tampak mayat-mayat korban COVID-19 dibuang di sekitar sungai menggunakan buldoser beroda.

Video tersebut, melansir Sindonews, memperlihatkan pekerja kota mengambil mayat-mayat dari ambulans dan melemparkannya ke bagian depan buldoser beroda warna kuning. Jasad-jasad tadi lantas dibuang ke sebuah lubang di sungai Penna. Insiden ini tentu saja menyebabkan kemarahan publik.

Pemimpin distrik Nellore bernama MV Sheshagiri Babu, pun memerintahkan penyelidikan. Pejabat Divisi Pendapatan (RDO) Nellore, Hussian Saheb, telah ditunjuk sebagai petugas khusus untuk melakukan penyelidikan.

“Video penguburan mereka yang meninggal karena COVID-19 di distrik Nellore menjadi viral. Kolektor distrik telah memerintahkan penyelidikan. Sebagai RDO Nellore dan hakim sub-divisi, saya telah ditunjuk sebagai petugas investigasi. Saya sedang melakukan penyelidikan dan setelah menyelesaikan hal yang sama akan mengirimkan laporan saya kepada kolektor,” jelas Hussain Saheb.

Pemimpin oposisi yang juga mantan Ketua Menteri bernama N Chandrababu Naidu melalui Twitter mengatakan, dia sedih melihat jasad para korban COVID-19 di Nellore diperlakukan tidak sopan dengan dibuang ke lubang tunggal menggunakan buldoser.

“Ini terjadi berulang-ulang. Pemerintah YS Jagan harus menawarkan permintaan maaf kepada keluarga-keluarga yang berduka yang menginginkan kepergian (korban) terhormat untuk orang-orang yang mereka cintai,” demikian cuitan ketua Partai Telugu Desam (TDP) tersebut di Twitter.

Diketahui, ini adalah insiden ketiga di negara bagian Andhra Pradesh dalam dua minggu. Pada 6 Juli lalu, pemerintah kota di Tirupati menggunakan ekskavator untuk mengangkat mayat korban COVID-19 dari ambulans dan membuangnya ke lubang.

Dalam insiden di Tirupati, petugas kesehatan mendorong mayat ke ekskavator, yang membawanya ke lubang dan membuang mayat tersebut ke dalamnya. Pemerintah kota membela langkah itu dengan mengatakan tubuh korban berbobot hampir 180 kg.

Komisaris Kota Tirupati, PS Girisha, mengatakan bahwa mereka harus mengubur jasad itu sebagai upaya oleh staf kota karena gagal untuk mengkremasi jasad korban.

Sementara dalam kejadian serupa di kota Palasa, distrik Srikakulam pada 26 Juni lalu, tubuh seorang korban COVID-19 dipindahkan dari rumahnya ke tempat kremasi dengan sebuah ekskavator JCB. Dalam insiden lain di distrik yang sama, tubuh korban COVID-19 diangkut dengan traktor.

Memperhatikan insiden itu dengan serius, pemerintah telah menangguhkan enam pejabat. ** Baca juga: Dziwozona, Makhluk Mitologi Slavia yang Doyan Culik Bayi

Ketua Menteri YS Jagan Mohan Reddy telah mengatakan kesedihannya atas tindakan tidak manusiawi dengan mengangkut jasad-jasad pasien COVID-19 memakai sebuah ekskavator, dan memerintahkan penangguhan atau skorsing para pejabat.(ilj/bbs)




Perpanjang PSBB, Gubernur Wahidin Targetkan Banten Jadi Zona Hijau Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) menargetkan wilayah nya menjadi zona hijau, terutama daerah Tangerang Raya yang sempat menjadi zona merah penyebaran virus covid-19. Perubahan dari zona merah menjadi zona kuning diklaim WH sebagai kinerjanya mampu mengkoordinasukan kepala daerah, Polisi, TNI, tokoh agama hingga tokoh masyarakat.

Bahkan WH pun mempersilahkan masyarakat untuk mengeceknya sendiri ke seluruh institusi yang mengurusi covid-19, bagaimana kinerjanya.

“Saya memang jarang tampil dan bicara di televisi. Yang penting saya bekerja dan yakin mengurangi Covid-19. Faktanya, bagaimana seluruh lini baik Polda, Korem, Bupati dan walikota serta para alim ulama yang bekerja keras mencapai ini semua. Karena kita tahu apa yang harus kita lakukan,” kata Gubernur Banten, Wahidin Halim, dalam siaran persnya, Senin (13/07/2020).

Mantan Walikota Tangerang dua periode itu juga memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel). Perpanjangan ini akan berlaku hingga 26 Juli mendatang dan PSBB ke enam kalinya.

“Kita sepakat untuk memperpanjang PSBB,” terangnya. ** Baca juga: Perpanjang PSBB Tangerang Raya, Gubernur Banten: Kegiatan Tertentu Dilonggarkan

Meski diperpanjang, namun PSBB kali ini memiliki beberapa kelonggaran, seperti membolehkan aktivitas peribadatan Idul Adha dan pemotongan hewan kurban. Namun kegiatan yang memiliki resiko tinggi penularan covid-19 menurut WH, akan dibatasi hingga dilarang.

“Kalau PSBB ini tidak kita lanjutkan saya khawatir. Karena ada tugas kita yang harus kita optimalkan. Jangan sampai kalau kita cabut PSBB akan terjadi euforia, masyarakat kembali seperti semula dan lupa,” jelasnya. (Dhi)




Perpanjang PSBB Tangerang Raya, Gubernur Banten: Kegiatan Tertentu Dilonggarkan

Kabar6.com

Kabar6-Penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan) kembali diperpanjang. PSBB lanjutan ini akan dilaksanakan selama dua pekan mendatang atau hingga tanggal 26 Juli 2020.

Keputusan perpanjang PSBB ini dilakukan Gubernur Banten Wahidin Halim setelah menggelar rapat evaluasi pelaksanaan PSBB jilid 5 (lima) melalui zoom meting yang dilaksanakan Hari Minggu siang tanggal 12 Juli 2020.

“Meskipun PSBB akan kita longgarkan pada kegiatan-kegiatan tertentu yang relatif aman tetapi harus sesuai dengan Protokol Covid 19, akan tetapi kegiatan-kegiatan lain yang memiliki resiko tinggi harus jadi perhatian dan kehati-hatian kita bersama” tutur Gubernur Banten, Minggu (12/7/2020).

Rapat koordinasi yang kembali digelar secara online ini diikuti oleh Forkopimda Se-Provinsi Banten, DPRD Banten, Kapolda Banten, Kapolda Metro, Danrem 052 WKR, Kajati Banten, Kabinda Banten, Bupati Tangerang, Walikota Tangerang, Wakil Walikota Tangerang Selatan dan Forkopimda di Tangerang raya.

Bupati Tangerang Ahmrd Zaki Iskandar menjelaskan dalam perpanjangan PSBB kali ini akan ada beberapa pelonggaran yang petunjuk teknisnya akan dikeluarkan dalam peraturan gubernur, sebagai aturan main.

“PSBB dilonggarakan tapi dengan pembatasan protokol covid 19 yang ketat tapi tetap dilanjutkan PSBB-nya dalam rangka mempertahankan disiplin masyarakat untuk pelaksanaan Protokol Covid19 salah satunya menggunakan masker apabila keluar dan jaga jarak serta sering cuci tangan.

Pelonggaran yang dimaksud diantaranya, kegiatan ritual Hari Raya Idul Adha, kegiatan sejumlah pondok pesantren serta kegiatan sosial masyarakat seperti resepsi pernikahan, sunatan, dan kegiatan lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Zaki juga menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Gubernur Banten tentang kemungkinan beroperasinya kembali ojek online (ojol) dan pengisi acara resepsi (orgen) dalam PSBB kali ini.

Bukan tanpa alasan, Gubernur Banten Wahidin Halim kembali perpanjang PSBB di Provinsi Banten.

Salah satu alasannya adalah untuk menghindari terjadinya gelombang kedua COVID 19 seperti yang dikhawatirkan banyak kalangan. Kemungkinan ini dapat terjadi akibat eforia masyarakat karena pelonggaran yang diberikan dianggap sebagai kondisi normal seperti sebelum pandemik.

Saat ini, Provinsi Banten sudah masuk ke dalam Zona Kuning dan menempati urutan ke-12 nasional setelah sebelumnya Banten menduduki posisi kedua kasus COVID 19 tertinggi.

“Saya kira itu pertanyaan banyak orang, saya kira semua bisa terjadi karena kekompakan dan soliditas antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah maupun lintas sektoral lainnya sehingga penyebaran di Provinsi Banten, Tangerang Raya bisa menurun sampai saat ini, dan saya yakin apabila seperti ini kita bisa ada di zona hijau ujar Gubernur Banten.

Untuk itu, Gubernur WH menginstruksikan Sekda Banten Almuktabar, agar berkoordinasi dengan instansi terkait terutama soal pelonggaran yang akan berlaku saat umat muslim melaksanakan Shalat Idul Adha dan proses pemotongan hewan kurban, serta rencana pembukaan kembali pondok-pondok pesantren.

Sementara itu, Kadinkes Banten Ati Pramudji Astuti memaparkan, berdasarkan kajian dan indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan, terjadi penurunan jumlah kasus positif dalam 2 (dua) pekan terakhir di Provinsi Banten. Penurunan juga terjadi, pada kasus PDP dan ODP, jumlah angka meninggal dunia dari kasus positif, penurunan kasus positif yang dirawat di RS selama 2 (dua) minggu serta kenaikan jumlah kasus positif yang sembuh dan jumlah pemeriksaan spesimen yang meningkat selama 2 (dua) minggu ini.

Berdasarkan laporan media harian covid 19 tertanggal 11 Juli 2020 pada pukul 12.00 WIB menunjukkan bahwa Provinsi Banten berada pada urutan 12 nasional jumlah kasus terbanyak dan kita sudah keluar dari 10 besar”

Ati juga menjelaskan, persentase positive rate Provinsi Banten kini berada di 5.34 persen Kabupaten/kota yang masuk ke zona hijau yakni zona dengan angka kasus positif di bawah 5 persen adalah kota Cilegon, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Tangerang. ** Baca juga: Kebakaran Lalap 3 Rumah di Pandeglang, 4 Orang Terbakar

Sedangkan Kota atau Kabupaten yang masih berada di zona kuning dengan positive rate di atas 5 persen adalah Kabupaten Serang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. (Vee)




Peneliti Sebut Asal Usul Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Ditemukan

Kabar6-Asal usul virus Corona COVID-19, menurut para peneliti, mungkin tidak akan pernah ditemukan atau mencapai suatu kesimpulan yang pasti. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah mengirim tim ke Tiongkoka untuk menyelidiki asal usul virus Corona.

Bagaimana, di mana, dan kapan patogen itu masuk ke manusia adalah misteri yang belum terpecahkan. Teori yang selama ini beredar adalah virus Corona COVID-19 kemungkinan berasal dari kelelawar.

Para ilmuwan, melansir detikhealth, mengatakan bahwa virus Corona mungkin telah menemukan jalan ke hewan lain, menggeser bentuk genetiknya di sepanjang jalan dan memungkinkan menempel ke sel manusia. Seorang profesor epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine bernama David Heymann, menerangkan bahwa menunjuk dengan tepat rute virus Corona pertama kali menyebar ke manusia disebut para ahli tidak memungkinkan.

Menemukan hewan dengan virus yang cocok seperti yang ada pada pasien virus Corona COVID-19 awal akan menjadi cara yang paling mudah untuk melacak patogen, tetapi waktu juga bertentangan dengan strategi itu.

“Virus itu bisa hilang, mungkin tidak beredar pada hewan tertentu, ia melonjak ke orang-orang dan sekarang ini adalah tempat penyebarannya,” kata Wanda Markotter, direktur Center for Viral Zoonoses di Universitas Pretoria di Afrika Selatan.

Sebuah teori awal mengatakan, virus itu menyerang manusia dari binatang di pasar basah di kota Wuhan, tempat sejumlah pasien Corona pertama diidentifikasi saat sedang bekerja atau berbelanja. Hal ini dipertanyakan ketika para pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan, mereka tidak menemukan virus dalam tes sampel hewan dari pasar.

Namun, untuk mendapatkan akses hasil tes lebih lanjut dikatakan bisa menjadi bagian dari pekerjaan tim WHO. “Data itu harus keluar ke domain publik sehingga orang dapat benar-benar memahami apa artinya jika itu berarti apa-apa,” kata Markotter. “Saya menduga itu bukan data yang baik, tetapi saya tidak berpikir ada yang menutupi sesuatu.”

“Melacak kembali sumber hewan idealnya akan melibatkan sampel skrining yang diambil secara rutin dari hewan pasar tersebut setidaknya pada ‘enam hingga 12 bulan sebelumnya’ sampai wabah Corona pertama kali merebak,” terang Gavin Smith, seorang profesor penyakit menular di Duke-NUS Medical School Singapura.

Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan di Paris mengatakan, para peneliti veteriner di Tiongkok telah menguji sampel hewan dari ‘banyak lokasi’ termasuk unggas, kucing, anjing, dan babi. Tes-tes di Tiongkok telah menemukan virus Corona serupa dalam trenggiling, tetapi tidak cukup dekat untuk dianggap sebagai nenek moyang SARS-CoV-2 baru-baru ini.

Dugaan para ilmuwan, virus itu dapat berasal dari kelelawar tapal kuda setelah menemukan kecocokan 96 persen di Tiongkok. Tantangan lain adalah tidak adanya ‘pasien nol’, atau manusia pertama yang terinfeksi yang dapat menunjukkan virus Corona telah menular dari hewan.

Gambarannya tidak jelas, pasien pertama disebut diidentifikasi oleh rumah sakit Wuhan pada Desember, tetapi kemudian analisis genetik menempatkan temuan penularan virus ke manusia sebelumnya di musim gugur. South China Morning Post melaporkan, kasus COVID-19 ditemukan di Tiongkok pada November, berdasarkan data pemerintah yang tidak dipublikasikan.

Studi di Eropa menunjukkan, virus Corona berada di sana pada akhir tahun lalu, atau lebih awal dari yang diperkirakan. Sementara, pejabat kesehatan Tiongkok mengatakan, penelitian asal muasal virus Corona harus dilakukan di beberapa negara. ** Baca juga: Minimalisir Stres dengan Konsumsi 4 Buah Segar

“Pada akhirnya kami tidak mengerti betul bagaimana sebenarnya virus itu merebak, kami kembali dalam situasi itu, tetapi yang ini bahkan lebih buruk,” kata para peneliti.(ilj/bbs)




Beroperasi Saat PSBB, 5 Tempat Hiburan di Gading Serpong Disegel

Kabar6.com

Kabar6-Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tangerang menyegel 5 tempat hiburan malam yang berada di kawasan Gading Serpong, Kecamatan Kelapa Dua dan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.

Ke- lima tempat hiburan malam yang dipergoki masih bandel beroperasi pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu, yakni Barhouse Project,  Trenz Club, Detones Karaoke, Twelve, serta Vines Bar, Launge & Massage.

“Dari sore hingga malam tadi, tim melakukan penyisiran dikawasan Kelapa Dua dan Pagedangan. Kami memergoki ada 5 tempat hiburan malam yang masih beroperasi. Tempat itu langsung ditutup dan dipasang stiker segel untuk sementara waktu,” ungkap Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang Bambang Mardi Sentosa, kepada Kabar6.com, Minggu (12/7/2020), dini hari tadi.

Menurut Bambang, lima tempat hiburan malam yang disegel itu terbukti melanggar Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 36 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVlD-19) di Wilayah Kabupaten Tangerang.

Hasil pantauan petugas, dari lima tempat hiburan yang disegel itu beberapa diantaranya kedapatan nekat beroperasi dengan mengelabui petugas.

**Baca juga: Pembagian Bansos Serentak se-Kecamatan Curug.

Mereka sengaja menutup pintu depan seolah- olah tidak ada aktivitas, padahal para pengunjung dan pemandu lagu masuk lewat pintu belakang.

“Jika berani langgar segel akan diajukan proyustisia dengan ancaman pidana. Kami akan terapkan Pasal 232 Ayat 1 KUHP, dengan ancaman hukuman selama 2 tahun 8 bulan penjara,” tegasnya.(Tim K6)




Pembagian Bansos Serentak se-Kecamatan Curug

Kabar6.com

Kabar6-Desa Cukang Galih, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang menyalurkan bantuan sosial (bansos) secara serentak. Bansos diberikan kepada warga terdampak pandemi Covid-19.

“Sebanyak 743 keluarga penerima manfaat hari ini menerima bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) provinsi sebesar 600 ribu melalui BJB dan besok ada lagi pencairan untuk BST dampak Covid-19,” ungkap Acep Sandi, Kades Cukang Galih saat ditemuidi kantornya, Sabtu (11/7/2020)

Hal yang sama dilakukan di kelurahan Curug Kulon, warga mengantri untuk mendapatkan bantuan Jaring pengaman sosial (JPS)

“1.798 KPM yang menerima bantuan Jaring pengaman sosial (JPS) sementara untuk BST besok dibagikan sekitar 174 KPM yang akan menerima melalui PT POS Indonesia,” ujar Madroji Lurah Curug kulon dialokasi

Madroji mengatakan, pembagian JPS ini berjalan lancar dan aman dengan menerapkan protokol kesehatan. Menyediakan tempat cuci tangan dan membagikan ratusan masker untuk warga yang tidak menmbawa masker

” Alhamdulillah semua berjalan lancar, kalau kendala di lapangan ya ada aja, seperti nama yang tidak sesuai dengan data, kita buatkan surat keterangan bahwa yang bersangkutan benar benar warga kita,” jelas Madroji.

**Baca juga: Pencairan Bansos di Binong Abaikan Protokol Kesehatan.

Terpisah, Camat Curug Supriyadi menuturkan, pendistribusian bansos diberikan secara serentak di semua kelurahan dan desa se-Kecamatan Curug. Diantaranya, Binong, Cukang Galih, Curug Kulon, Curug Wetan, Kadu, Kadu Jaya dan Suka Bakti

“Penyaluran BST Provinsi terdampak Covid-19, di semua desa tersebar di 8 titik lokasi,” ucap Supriyadi.(CR)




Kata Dinkes Tangsel Setelah Keluar Zona Merah Covid-19 Jadi Kuning

Kabar6.com

Kabar6-Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Deden Deni mengatakan kontribusi warga yang disiplin salah satu menjadi faktor menentu melandainya kasus Covid-19 di Tangsel. Turunnya angka positif dan penularan virus Corona membuat Tangsel keluar dari zona merah menjadi kuning. “Evaluasi hingga bulan Juni ini, puncak penyebaran di Kota Tangsel terjadi pada bulan April 2020 yang mencapai 215 kasus,” ujarnya Kamis 9/7/2020.

Menurut Deden, setelah puncak penyebaran kasus tersebut, di hari-hari berikutnya maupun bulan-bulan berikutnya tak terjadi lagi angka sebesar itu, bahkan tergolong melandai.

“Angka rata-rata pokoknya tidak ada lagi angka setinggi setelah dibulan April itu, terus grafiknya terus kebawah dan melandai terus, kontribusi dari PSBB jadi masyarakat disiplin, penemuan kasusnya semakin dikit,” terangnya.

**Baca juga: Dampak Corona di Tangsel, 1.626 Pekerja di PHK 898 Dirumahkan.

Diketahui, peta sebaran Covid19 di Kota Tangsel, hanya tersisa 10 dari 54 kelurahan lagi yang masih dalam zona merah.

10 kelurahan tersebut yaitu, Kelurahan Serpong, Buaran, Bakti Jaya, Pondok Kacang Barat, Parigi Baru, Pondok Jaya, Jurang Mangu Timur, Pondok Ranji, Pondok Cabe Udik, Pamulang Barat.(eka)