1

Benarkah Keripik Sayuran Lebih Baik Ketimbang yang Terbuat dari Kentang?

Kabar6-Ada banyak jenis keripik yang menjadi camilan favorit. Namun keripik berbahan dasar sayuran saat ini cukup banyak diminati, karena dianggap sebagai pilihan camilan yang lebih sehat dibandingkan dengan keripik berbahan dasar kentang.

Benarkah demikian? Melansir Medcom, seorang staf ahli diet di Ohio State University Medical Center bernama Liz Weinandy mengungkapkan, meskipun sangat populer akhir-akhir ini, sebenarnya keripik yang berbahan dasar sayuran tidaklah lebih baik dibandingkan dengan keripik kentang biasa. Ditambahkan, “Meskipun mereka memiliki kandungan zat tambahan, tetap saja keripik sayuran dilakukan penggorengan dan keripik tersebut tidak berkontribusi dalam memenuhi asupan sayuran harian untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.”

Beberapa jenis keripik atau camilan berbahan dasar sayuran sebenarnya berasal dari kentang yang dihaluskan. Bahkan menurut Caroline Meehan, ahli diet dan nutrisi di University of Maryland Medical Center, terkadang keripik sayuran tersebut mengandung tepung kentang sebagai bahan utamanya.

Para ahli menyebut, manfaat dari keripik atau camilan berbahan dasar sayuran dengan ‘health halo effect’, karena sekilas memang terlihat sebagai pilihan yang lebih sehat dan bernutrisi. Itu dilihat dari cara pengemasan dan pemasarannya yang dinilai lebih sehat dibandingkan keripik biasa. Padahal menurut Weinandy, manfaat tersebut hanyalah ilusi semata.

Cara pengemasan camilan tersebut biasanya menggunakan sayuran utuh dan dipromosikan sebagai camilan yang tidak menggunakan zat pengawet dan perasa buatan. Di mana zat pengawet dan perasa buatan memang digunakan pada berbagai camilan tradisional yang dianggap sebagai pilihan tidak sehat. “Hal itu membuat konsumen menganggap bahwa keripik dan camilan dari sayuran lebih sehat. Padahal sebenarnya tidak,” urai Weinandy.

Diketahui, menggoreng dengan proses deep fat frying dapat meningkatkan peradangan. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa konsumsi akrilamida (senyawa organik yang terbentuk ketika kentang dan beberapa makanan bertepung lainnya digoreng) dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan kematian. ** Baca juga: Lawan Kecanduan Garam & Gula dengan Cara Ini

Beberapa jenis keripik dan camilan berbahan dasar sayuran terkadang masih digoreng. Namun jika keripik atau camilan berbahan dasar sayuran benar-benar dibuat dari sayuran utuh tanpa tambahan bahan lainnya, bisa dijadikan pilihan yang lebih baik dibandingkan keripik biasa.(ilj/bbs)




Yuk, Hentikan Kecanduan Makanan Manis

Kabar6-Apakah Anda merasa sudah dalam tahap kecanduan makanan manis? Namun harus diakui, menghentikan kecanduan akan makanan manis bukanlah hal yang mudah. Namun bukan berati Anda tidak bisa melakukannya, lho.

Adakah solusi mudah untuk hal tersebut? Melansir Womenshealthmag, mengonsumsi berbagai jenis minuman manis dapat meningkatkan kadar insulin dan keinginan untuk terus melakukannya. Agar berhenti dari kecanduan Anda terhadap gula, cobalah untuk mulai menghentikan kebiasaan Anda untuk mengonsumsi berbagai jenis minuman manis. Hentikan juga kebiasaan mengonsumsi kue tart, biskuit, permen, dan berbagai jenis makanan manis lainnya sebagai pilihan camilan.

Jika memungkinkan, pilih konsumsi buah segar ketimbang buah kering atau makanan siap saji lainnya, karena hampir 80 persen makanan siap saji mengandung banyak gula. Jika sudah mulai mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana, mungkin Anda telah mulai dapat mengatasi kecanduan, dan telah mengalami penurunan berat badan.

Sekarang adalah saatnya untuk mengurangi konsumsi berbagai jenis karbohidrat sederhana seperti biskuit, roti putih, dan berbagai jenis makanan lainnya yang terbuat dari tepung. Sama seperti halnya makanan manis, mulailah dengan mengurangi konsumsi berbagai jenis karbohidrat sederhana ini satu per satu setiap 1-2 minggu.

Sebelum membeli atau mengonsumsi makanan, pastikan Anda telah membaca label yang tertera pada makanan tersebut dan mencari tahu berapa banyak gula yang terdapat di dalamnya.

Selain itu, waspadalah terhadap tulisan bebas gula atau sugar free,, karena seringkali berbagai makanan ini justru mengandung banyak karbohidrat sederhana sebagai pengganti gula. ** Baca juga: Ini Alasan Mengapa Karbohidrat Penting Bagi Tubuh

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Begini Asal Usul Popcorn Jadi Camilan di Bioskop

Kabar6-Popcorn seperti sudah menjadi camilan wajib saat menonton di bioskop. Dengan kata lain, menonton tidak lengkap tanpa ada popcorn. Nah, pernahkah Anda merasa penasaran, sejak kapan popcorn jadi camilan saat nonton di bioskop?

Popcorn sudah populer di karnaval dan pasar malam pada pertengahan 1800-an, namun baru mulai banyak dijual di jalanan sejak 1885. Saat itu, melansir beberapa sumber, adalah waktu di mana mesin pembuat popcorn bertenaga uap komersil pertama diciptakan oleh Charles Cretors. Meskipun sudah populer, bioskop-bioskop yang ada pada zaman itu belum memperbolehkan pengunjungnya membawa camilan masuk saat menonton. Terlebih popcorn dianggap berisik dan remahannya sering berserakan. Ditambah lagi, kala itu film belum bersuara seperti film modern sekarang ini.

Hingga pada 1927, film sudah mulai memiliki soundtrack dan tidak lagi eksklusif untuk kaum kaya dan terpelajar. Menonton di teater atau bioskop sudah jadi ativitas yang bisa dilakukan oleh semua orang. Hal ini bertepatan dengan kejadian Great Depression, di mana orang-orang Amerika menginginkan hiburan murah untuk melupakan kesedihan sementara.

Pada 1930, pengunjung bioskop mencapai 90 juta orang per minggu. Ini membuka peluang lain untuk mencari keuntungan, seperti camilan yang tidak berisik misalnya. Tapi kala itu pemilik bioskop masih ragu untuk menjual camilan. Hingga penjual jalananlah yang mengambil kesempatan ini. Mereka berjualan popcorn di luar gedung bioskop dengan harga lima hingga 10 sen per kantong.

Harga yang dinilai cukup murah membuat popcorn jadi camilan yang paling sering dibawa pengunjung bioskop. Mengetahui hal ini, pihak bioskop pun mulai menyewakan lobby mereka untuk dijadikan tempat dagang para penjual popcorn.

Dalam sejarahnya, popcorn juga memiliki peran penting terhadap utuhnya bisnis bioskop. Tanpa adanya popcorn, sebuah bioskop memiliki peluang untuk lebih banyak mengalami kerugian.

Pada pertengahan 1930-an, bisnis bioskop mulai meredup. Tapi ini tidak berlaku pada bioskop-bioskop yang menjual popcorn dan snack lainnya. Akhirnya, pemilik bioskop memutuskan untuk menghentikan sewa penjual popcorn dan membuat mesin penjual popcorn mereka sendiri dengan harapan meningkatkan keuntungan.

Saat Perang Dunia II (PD II), popcorn mengalami kenaikan penjualan yang sangat tinggi, mengalahkan camilan lain seperti permen atau soda yang membutuhkan gula. Kala itu, Filipina sebagai eksportir gula di Amerika Serikat mulai berhenti.

Pada 1945, popcorn dan nonton film sudah tidak bisa lagi dipisahkan. Setengah dari konsumen popcorn adalah mereka yang membawanya ke bioskop. Bahkan, pihak bioskop menayangkan iklan di waktu sebelum film dimulai agar pengunjung sempat ke lobi dan membeli camilan. ** Baca juga: Kebiasaan Sadis Suku Nenets, Makan Daging Mentah Segar

Itulah kisah panjang di balik popcorn yang sampai kini menjadi semacam camilan wajib untuk nonton di bioskop. Meskipun di bioskop modern sekarang ini juga dijual berbagai camilan lain, popcorn dipercaya tidak akan kehilangan masa keemasannya dan akan selalu ada di setiap bioskop.(ilj/bbs)




Jangan Dikonsumsi Berlebihan, Jenis Camilan Ini Ternyata Mengandung Banyak Kalori

Kabar6-Tidak hanya mengandung vitamin dan mineral, beberapa makanan ternyata juga mengandung banyak kalori. Karena itulah sangat penting untuk mengetahui jenis makanan apa saja yang mengandung banyak kalori, sehingga dapat dibatasi jumlahnya saat dikonsumsi.

Hal ini tentu saja perlu diketahui untuk mencegah terjadinya peningkatan berat badan. Melansir sheknows, ini dia beberapa camilan yang ternyata mengandung banyak kalori:

1. Kacang
Roti berisi selai kacang ternyata memiliki kalori yang lebih banyak dibandingkan dengan cheeseburger. Diketahui, secangkir kacang mengandung sekira 828 kalori. Meskipun demikian, kacang juga mengandung banyak protein, serat, dan sama sekali tidak mengandung kolesterol. Oleh karena itu, batasilah jumlah kacang yang dimakan, untuk mencegah konsumsi kalori secara berlebihan.

2. Bagel
Bagel memang mengandung kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan pastry dan roti kayu manis (cinnamon roll), namun memilih oatmeal sebagai menu sarapan mungkin lebih baik. Bagel mengandung sekira 250 kalori serta mengandung banyak karbohidrat dan rendah protein serta serat. Jadi, gantilah menu sarapan Anda dengan oatmeal atau roti gandum.

3. Pisang
Satu buah pisang mengandung jumlah kalori yang sama dengan beberapa butir buah lainnya. Namun karena pisang mengandung banyak vitamin A, vitamin B1, kalium, dan serat, sebaiknya Anda tidak menghindari konsumsi pisang sama sekali. Selama dikonsumsi dalam batas wajar, pisang akan berdampak positif bagi kesehatan. ** Baca juga: Seperti Flu, Gemuk Bisa Menular?

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Cerdas Pilih Camilan untuk Sore

Kabar6-Saat berkumpul bersama keluarga atau teman-teman, mengemil makanan ringan seperti jadi satu kegiatan atau hal yang tidak boleh dilewatkan. Sayangnya, tidak sedikit orang yang salah memilih jenis camilan, sehingga berat badan pun makin tak terkontrol.

‘Camilan aman’ adalah makanan yang rendah gula dan tinggi serat serta protein. Melansir abc.net.au, ini dia lima camilan yang dimaksud:

1. Buah
Buah kaya serat, nutrisi, dan kadar air yang tinggi. Pilihlah buah-buahan yang disukai agar keinginan untuk mengemil semakin besar.

2. Potongan sayur
Potongan sayuran dipadu dengan irisan buah dan siraman saus dipastikan dapat menunda kelaparan menjelang jam makan malam dengan sukses.

3. Yoghurt
Yogurt murni tanpa pemanis buatan juga dapat menjadi camilan yang nikmat. Protein dalam yogurt ditambah rendahnya lemak, membuat perut dapat lebih mudah merasa kenyang. Tambahkan irisan buah sebagai perisa alami agar lebih lezat.

Hal yang perlu diingat, jangan mudah tergiur dengan kata-kata ‘rendah lemak’ yang kerap tertera dalam kemasan yoghurt, karena kemungkinan rasa lapar cepat datang. Jadi pilih yoghurt dengan kombinasi bahan sesedikit mungkin, karena yoghurt sebenarnya hanya mengandung susu dan kultur probiotik.

4. Kacang-kacangan
Bagi Anda yang memiliki alergi pada susu sapi, kacang-kacangan seperti kedelai, hazelnut, kenari atau almond dapat menjadi pengganti yang cocok. Kacang-kacangan dipercaya akan membuat perut merasa lebih mudah kenyang.

5. Roti bakar dengan olesan selai kacang
Gandum mengandung serat tinggi. Olesan selai kacang juga akan menambahkan lemak sehat yang membuat anda lebih cepat kenyang. Tambahan secangkir teh juga dapat menjadi paket lengkap, agar kadar air tubuh tetap terjaga. ** Baca juga: Sejumlah Tanda yang Tunjukkan Diet Anda Tidak Tepat

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Sejarah Camilan Keju Kering Ternyata Ada Hubungannya dengan Militer AS

Kabar6-Pernahkah Anda memperhatikan bentuk unik yang menjadi ciri khas camilan cheetos? Ternyata, ada sejarah yang menunjukkan bagaimana makanan ini bisa tercipta, yang mungkin belum pernah Anda dengar.

Siapa sangka, melansir Foodbeast, camilan ringan ini memiliki sejarah dengan keterlibatan militer Amerika Serikat (AS). Zaman dulu, militer AS hanya melakukan penelitian tentang makanan kering selama Perang Dunia II. Mereka mencari cara untuk membuat makanan tersebut lebih mudah dikemas dalam paket makanan untuk tentara. Mereka menginginkan agar makanan yang dikirim tidak cepat kedaluwarsa.

Pada saat bersamaan, keju merupakan salah satu makanan favorit masyarakat di dunia. Sayangnya, tidak bisa tahan lama terutama pada saat musim panas. Nah, langkah pertama untuk membuat keju menjadi tahan lebih lama adalah pengemulsi garam, merupakan proses menciptakan produk seperti keju yang dapat bertahan dalam panas. Militer AS pertama kali memainkan keju sebagai makanannya selama Perang Dunia I dengan memborong 25,5 juta kaleng dari Kraft.

Selama Perang Dunia II, militer menginginkan cara-cara baru untuk menyimpan dan mengirimkan keju. Pada awal perang, mereka mulai mempelajari pengeringan dan kompresi, dengan mengeluarkan air yang banyak dan mengurangi volume keju. Dengan begitu, mereka bisa mengirim lebih banyak makanan dengan satu pengiriman. Keju didehidrasi melalui ruang pengering dan dipecah menjadi batu bata.

Penelitian ini dilakukan oleh Quartermaster Corp’s Subsistence Research Laboratory, melalui laboratorium USDA di berbagai universitas dan oleh industri terutama Kraft. Saat mengeringkan dan menekan keju, maka terciptalah debu halus yang bisa digunakan untuk memasak.

Inilah sejarah bagaimana bubuk keju yang menjadi bahan dasar Cheetos ditemukan. Bubuk pertama dikembangan oleh seorang ilmuwan susu USDA, George Sanders pada 1943. Setelah perang, ada banyak bubuk keju tersisa di gudang militer, dan dari situlah cikal bakal produsen makanan masuk.

Banyak perusahaan membeli bubuk keju tersebut untuk mencampurnya dengan makanan lain dengan tujuan menambah rasa ekstra. Pada 1948, perusahaan Frito memulai debutnya dengan membuat camilan keju Amerika pertama yang dibuat dengan keju kering. ** Baca juga: Derita Flu Sebabkan Kedua Kaki Milik Seorang Pria Asal Inggris Harus Diamputasi

Pendiri perusahaan tersebut adalah pemasok makanan militer dan camilan, terbuat dari keju yang sudah dikeringkan bernama Cheeto. Camilan dibuat dengan mengekstraksi tepung jagung dan air, kemudian digoreng dan akhirnya dilapisi dengan keju Wisconsin yang sudah dikeringkan tersebut. Untuk mempercantik tampilan makanan, keju kering itu diberi pewarna makanan oranye.

Apakah camilan ini menjadi salah satu favorit Anda? (ilj/bbs)




Sering Konsumsi Makanan Instan Tidak Dianjurkan

Kabar6-Ada banyak makanan instan seperti mi, nugget, pasta, daging olahan, dan lainnya sebagainya yang menjadi pilihan kita ketika tidak mempunyai banyak waktu untuk memasak atau malas mengolah makanan di dapur.

Namun tahukah Anda, di balik kelezatannya, makanan ini mengandung bahaya yang mengancam nyawa. Melansir WebMd, hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine, menjelaskan bahwa makanan instan meningkatkan risiko kematian dini. Biasanya, makanan instan dikonsumsi dalam bentuk camilan, makanan penutup, atau siap saji dengan cara dipanaskan. Hasil penelitian di Prancis selama dua tahun dengan 44 ribu pertisipan berusia 45 tahun ke atas menyebutkan, konsumsi makanan instan berisiko meningkatkan kematian dini sebanyak 14 persen.

Partisipan mengonsumsi makanan instan sebanyak 14 persen dari jumlah konsumsi harian. Jumlah tersebut tercatat memenemuhi 29 persen kebutuhan kalori harian. Masih butuh waktu melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efek negatif yang muncul akibat mengonsumsi makanan tersebut.

“Temuan ini sangat masuk akal. Selama ini, banyak penelitian yang menyebut konsumsi makanan instan mempengaruhi fungsi otak dan kesehatan. Namun, sejauh ini efek yang diteliti masih terlalu sedikit. Butuh penelitian lebih lanjut tentang bahaya makanan instan bagi kesehatan,” jelas Molly Bray, ahli gizi dari University of Texas, Amerika Serikat. ** Baca juga: Dibutuhkan Sejumlah Nutrisi Penting Agar Tidur Lebih Berkualitas

Sebaiknya, kurangi mengonsumsi makanan instan dan makan dalam porsi wajar atau tidak berlebihan.(ilj/bbs)




Menurut Ahli Gizi, Begini Menu Sarapan yang Sehat

Kabar6-Sarapan dengan makanan yang mengandung cukup nutrisi sangat dianjurkan, salah satunya agar Anda dapat lebih berkonsentrasi selama melakukan aktivitas sepanjang hari.

Jenis minuman yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tadi adalah segelas susu, karena mengandung karbohidrat dan protein, serta tidak menimbulkan efek kenyang berlebih. Pilihan lain, melansir Aura, antara lain jus buah dengan tambahan protein seperti telur. Hal ini, mengingat jus buah hanya mengandung karbohidrat dari fruktosa.

Sarapan sebaiknya dilakukan setengah jam sebelum beraktivitas. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan mengonsumsi camilan pada pukul 09.00. Jadwal makan yang satu ini tidak wajib kecuali untuk penderita penyakit tertentu seperti diabetes.

Untuk sarapan, idealnya mencakup gizi seimbang. Bila dirasa terlalu kenyang, sebaiknya Anda memenuhi asupan karbohidrat dan protein terlebih dahulu. Selanjutnya saat mengemil, atau pada jadwal makan berikutnya, bisa mengonsumsi buah untuk asupan vitamin dan mineral. ** Baca juga: Telat Sarapan, Makan Jelang Siang Ternyata Punya Aturan Agar Kondisi Lambung Tetap Sehat

Hal yang terpenting adalah total kebutuhan harian semua zat tersebut dapat terpenuhi.(ilj/bbs)




Berat Badan Bisa Naik Karena 5 Kebiasaan Sepele

Kabar6-Berat badan yang terus menanjak tentu saja membuat Anda panik. Benarkah kenaikan berat badan semata-mata diakibatkan oleh porsi makan yang berlebihan? Jawabannya ternyata tidak.

Lantas, apa yang menjadi penyebabnya? Melansir hellosehat, ada berbagai kebiasaan sepele harian yang tanpa disadari bisa membuat berat badan cepat naik. Apa sajakah kebiasaan yang dimaksud?

1. Makan terlalu cepat
Sebuah penelitian menunjukkan, orang yang memiliki kebiasaan makan buru-buru, cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Saat makan terlalu cepat, tubuh tidak diberikan kesempatan untuk memberi tahu otak bahwa perut sudah kenyang. Oleh karena itu, Anda akan makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh.

2. Kurang tidur
Michael Breus, ahli yang berfokus menangani gangguan tidur di Amerika, menyatakan bahwa ketika kita terlalu sedikit menutup mata untuk tidur, metabolisme tubuh akan melambat untuk menghemat energi.

Perlambatan ini kemudian memicu hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan. Tubuh kemudian berpikir bahwa Anda membutuhkan banyak energi sehingga ia meminta lebih banyak makanan.

Selain itu, kurang tidur membuat tubuh melepaskan lebih banyak ghrelin (hormon yang memberi sinyal rasa lapar) dan mengurangi leptin (hormon yang memberi sinyal perasaan kenyang). Tidak teraturnya hormon-hormon ini pada akhirnya membuat Anda menginginkan lebih banyak makan dan tidak memiliki kepekaan untuk mengetahui kapan harus berhenti mengunyah.

Penelitian lain juga mengungkapkan, orang-orang yang kurang tidur berisiko memiliki lemak perut atau visceral. Jika dibiarkan terus menerus, lemak perut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

3. Kurang minum
Penelitian membuktikan, rasa haus sering disalahartikan oleh tubuh sebagai sinyal rasa lapar oleh tubuh. Disebutkan, orang yang minum dua cangkir air sebelum sarapan mengonsumsi 22 persen kalori yang lebih rendah pada makanan, dibandingkan dengan yang tidak minum air sama sekali.

Masih menurut penelitian, orang yang minum soda setiap hari memiliki ukuran pinggang enam kali lebih besar dibanding mereka yang tidak minum sama sekali. Minuman manis lainnya yang mengandung gula seperti minuman kemasan juga dapat membuat berat badan cepat naik jika dikonsumsi setiap hari.

Jadi usahakan untuk minum air putih karena tidak memiliki kalori sama sekali, sehingga Anda akan terhindar dari kegemukan. Air putih juga memiliki berbagai manfaat lain seperti menyehatkan kulit, membantu mengeluarkan racun tubuh, dan melancarkan sistem pencernaan Anda.

4. Konsumsi camilan tidak sehat
Rasa lapar yang berlebih adalah salah satu penyebab mengapa orang mengalami kenaikan berat badan. Ketika seseorang merasa lapar, ia akan makan dalam porsi yang besar. Akibatnya, nafsu makan menjadi tidak terkendali dan melahap semua makanan yang ada di depannya baik yang sehat maupun yang tidak.

5. Makan tanpa jadwal yang teratur
Penelitian membuktikan, orang-orang yang memiliki waktu makan teratur cenderung merasa kurang lapar sebelum makan, dan akan merasa lebih kenyang setelah makan. Sebaliknya, orang yang jadwal makannya berantakan akan merasa lebih lapar dan makan lebih banyak.

Hal ini juga akan mengacaukan jam internal tubuh yang seharusnya memiliki proses yang teratur seperti nafsu makan dan metabolisme serta pencernaan makanan. Akibatnya, orang-orang yang tidak memiliki waktu makan teratur berisiko tinggi memiliki penyakit kronis seperti sindrom metabolik, penyakit jantung, resistensi insulin dan kontrol gula darah yang buruk.

Dengan memiliki waktu makan yang teratur, Anda akan dengan mudah mengendalikan porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi. Selain itu, makan dengan jadwal yang teratur juga baik untuk kesehatan pankreas. Pasalnya, pankreas tidak dapat bekerja maksimal untuk memproduksi insulin saat perut kosong. ** Baca juga: Fakta Menarik Seputar Selulit pada Wanita

Yuk, mulai atur lagi pola hidup yang sehat.(ilj/bbs)




3 Jenis Makanan yang Bisa Jadi Penyebab Berat Badan Selalu Naik

Kabar6-Agar berat badan selalu terjaga di angka ideal atau normal, ada dua hal yang perlu Anda perhatikan, yaitu makanan yang dikonsumsi dan rutin berolahraga untuk membantu membakar kalori.

Apabila Anda konsumsi makanan berlebihan dan tidak diimbangi dengan pembakaran kalori yang melebihi asupan kalori yang masuk, maka berat badan Anda akan meningkat tajam.

Sebenarnya, apa saja sih makanan yang dapat menyebabkan berat badan selalu naik? Melansir sfgate, berikut tiga jenis makanan yang dimaksud:

1. Makanan pencuci mulut atau desserts manis
Ada beberapa jenis desserts yang rasanya enak dan menggoyang lidah namun bisa menyebabkan kenaikan berat badan seperti pie, es krim dan cheesecake. Bila Anda sedang menjaga berat badan, mengonsumsi makanan tersebut dalam porsi kecil tidak masalah. Namun bila konsumsi berlebihan maka tentu saja akan berpengaruh terhadap berat badan Anda.

Sebanyak 1/8 dari makanan tersebut yang mengandung sekira 300-400 kalori krim penuh lemak. Kue krim mengandung kalori tinggi dibanding dengan pie buah. Entah es krim di atas pie Anda atau dimakan begitu saja juga mengandung kalori tinggi. Sebanyak setengah cangkir es krim mengandung 135 kalori. Satu (ukuran cup besar) es krim bisa mencapai 1.080 kalori.

2. Sosis & makanan beku olahan lainnya
Makanan ini memang lebih praktis dan mudah disajikan. Namun bila Anda ingin menurunkan berat badan, hindari konsumsi makanan tersebut. Sosis dan makanan beku olahan lainnya mengandung lemak tinggi. Lemak memberi rasa tapi bukan sumber nutrisi yang baik. Dua buah sosis menyediakan 165 kalori, 81 persen kalori berasal dari lemak.

3. Snack atau camilan
Snack seperti keripik kentang dan sejenisnya juga mengandung kalori tinggi, namun tidak memiliki nutrisi yang baik bagi tubuh Anda. Sebanyak 28 gram keripik kentang atau sekira 20 keping keripik mengandung 150 kalori. Satu kantong keripik kentang bisa mengandung 400-1.200 kalori. ** Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Oatmeal Instan Atau yang Dimasak?

Selain menghindari makanan yang tinggi kalori, untuk membantu menjaga berat badan maka Anda juga harus melakukan olahraga untuk membantu membakar kalori.(ilj/bbs)