1

Demi Bumi Lebih Baik, Dinsos Ajak Partisipasi Earth Hour 2021

Kabar6.com

Kabar6-Ada banyak cara untuk menyelamatkan bumi, salah satunya adalah dengan ikut serta dalam Earth Hour.

Gerakan publik yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF) ini menyatukan masyarakat dari seluruh dunia untuk berkomitmen bergaya hidup hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai selama satu jam.

“Berpartisipasi dalam Earth Hour bisa memberikan dampak positif bagi keberlangsungan hidup bumi,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat pada Sabtu (27/3/2021).

Dinas Sosial, kata Ujat, juga turut serta dalam gerakan publik Earth Hour dengan aktif mengampanyekan dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Sosialisasi ini juga bagian dari menaati Surat Edaran (SE) Bupati Tangerang tentang Himbauan Kampanye Earth Hour 2021.

**Baca juga: Terbengkalai, Bangunan Pasar Modern di Jambe di Kritik ALTAR

Dalam SE tersebut, demi keselamatan serta kesehatan seluruh mahluk hidup terhadap perubahan iklim global, maka diminta untuk:

1. Mensosialisasikan gerakan Earth Hour 2021 dengan terus menggerakkan praktik-praktik gaya hidup ramah lingkungan serta berkelanjutan.

2. Berpartisipasi dalam Earth Hour 2021 dengan mematikan lampu pada hari Sabtu, tanggal 27 Maret 2021 selama 60 (enam puluh) menit, yaitu pukul 20.30 – 21.30 WIB.(Han)




Tiongkok Jadi Negara Ketiga yang Sukses Bawa Sampel Bulan ke Bumi

Kabar6-Kapsul dari misi Tiongkok yang membawa sampel Bulan telah berhasil mendarat di Mongolia Dalam pada 16 Desember lalu, pukul 12.59 malam EST, dan resmi mengakhiri misi Chang’e 5.

Kapsul ini menjadi yang pertama kali dalam empat dekade membawa sampel material satelit alami tersebut. Pengambilan sampel Bulan terakhir, melansir mashable, dilakukan oleh misi Luna 24 milik Uni Soviet, yang membawa sekira 170 gram sampel pada 1976 silam. Material yang dibawa Chang’e 5 jauh lebih banyak, yaitu sekira dua kilogram.

Dengan keberhasilan ini, Tiongkok menempatkan diri sebagai negara ketiga yang membawa material Bulan ke Bumi. Dua negara lainnya adalah Uni Soviet dan Amerika Serikat, membawa pulang sekira 382 kilogram batuan dan tanah Bulan dalam enam misi Apollo antara 1969 dan 1972.

Menurut para ahli, sampel yang dibawa Chang’e 5 diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai sejarah dan evolusi Bulan, mengingat sampel yang diambil di wilayah Mons Rumker dari dataran vulkanik, besar Oceanus Procellarum diperkirakan terbentuk sekira 1,2 miliar tahun yang lalu.

“Semua batuan vulkanik yang dikumpulkan oleh Apollo berusia lebih dari 3 miliar tahun sehingga sampel yang dibawa Chang’e 5 adalah material yang lebih muda di Bulan,” terang Bradley Jolliff, seorang ilmuwan planet di Universitas Washington.

Pendaratan ini adalah pendaratan kedua yang terjadi dalam 11 hari terakhir. Sebelumnya pada 5 Desember, Jepang berhasil membawa pulang sampel dari asteroid Ryugu dalam misi Hayabusa 2 yang mendarat di pedalaman Australia.

Saat ini Tiongkok sudah memiliki tiga pesawat luar angkasa aktif di permukaan Bulan yang mencakup pendarat Chang’e 3, pendarat Chang’e 4, dan penjelajah Yutu 2. ** Baca juga: Ditemukan Jejak Buaya Raksasa Berumur 120 Juta Tahun di Korea Selatan

Semua misi ini adalah bagian dari program eksplorasi Bulan yang ambisius di Negeri Tirai Bambu itu.(ilj/bbs)




Astronaut Bilang, Alien Ada di Bumi Tapi Kita Tidak Bisa Melihat Mereka

Kabar6-Dr Helen Sharman (56), astronaut wanita Inggris pertama yang pergi ke luar angkasa, mengatakan bahwa alien itu sebenarnya ada dan mereka bisa hidup tanpa terlihat di antara kita di Bumi.

Menurut astronaut kelahiran kelahiran Sheffield ini, melansir Independent, kehidupan di luar Bumi sangat luar biasa. “Alien ada, tidak ada keraguan tentang itu. Ada milyaran bintang di luar sana di alam semesta, sehingga pasti ada bentuk kehidupan,” kata Dr Sharman.

Ditambahkan, “Apakah mereka seperti kamu dan saya, terbuat dari karbon dan nitrogen? Mungkin tidak. Mungkin saja mereka ada di sini (di Bumi) sekarang, tapi kita tidak bisa melihatnya.”

Diketahui, Dr Sharman menjalani pelatihan ketat dengan tiga kandidat lain dan terpilih untuk mengambil bagian dalam misi delapan hari di luar angkasa. ** Baca juga: Memalukan, Sepasang Pengantin d AS Ini Minta Tamu Pilih Makanan Sesuai Harga Kado yang Diberikan

Dr Sharman mengatakan bahwa dia tidak akan pernah lupa memandang Bumi dari luar angkasa untuk pertama kalinya, dan berkata “Tidak ada keindahan yang lebih besar” ketimbang menandang Bumi dari luar angkasa.(ilj/bbs)




Suhu Terpanas Bumi Tercatat Mencapai 54,5 Derajat Celcius di Death Valley

Kabar6-Layanan Cuaca Nasional (NWS) Death Valley California, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa Bumi mencatat suhu terpanasnya yang mencapai 54,5 derajat Celcius, di dekat Furnace Creek dekat dengan perbatasan Nevada, sekira pukul 15.41 waktu setempat pada Minggu (16/8/2020) lalu.

“Suhu tinggi yang diamati ini dianggap masih awal dan belum resmi,” demikian tulis NWS Las Vegas dalam sebuah pernyataannya.

Catatan tersebut, melansir Independent, akan diselidiki lebih lanjut oleh Pusat Informasi Nasional dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Menurut WMO, rekor saat ini untuk suhu terpanas yang pernah tercatat di Bumi juga terjadi di Death Valley. Pada 10 Juli 1913, Greendland Ranch mencatat suhu hingga 56,7 derajat Celcius. Rekor tersebut ditetapkan setelah mengalahkan pencatatan sebelumnya, yang dianggap salah pembacaan atas suhu 58 derajat Celcius di Libya pada September 1922.

Para ahli mengatakan, pembacaan suhu di Libya tidak benar karena kesalahan manusia, jenis termometer yang digunakan, dan tidak konsisten dengan suhu lain di wilayah tersebut.

Tetapi Christopher Burt, yang melakukan penyelidikan atas pembacaan suhu Libya dan bekerja untuk layanan meteorologi swasta Amerika Serikat, telah meragukan catatan Death Valley pada 1913.

Burt mengklaim, dalam artikel pada 2016 bahwa catatan 1913 pada dasarnya tidak mungkin terjadi jika dilihat dari perspektif meteorologi.

Di sisi lain, seorang profesor bernama Randy Cerveny dari Arizona State University mengatakan, dia yakin suhu yang tercatat di Death Valley selama akhir pekan akan bertahan.

“Semua yang saya lihat sejauh ini menunjukkan bahwa itu adalah pengamatan yang sah,” kata Cerveny yang juga memimpin kelompok WMO yang mengelola arsip iklim ekstrem.

Cerveny menyarankan agar WMO menerima catatan suhu 54,4 derajat yang direkam selama akhir pekan di Death Valley. Jika pencatatan tersebut dikonfirmasi dan disetujui, maka pencatatan suhu pada 1913 akan digantikan dan membuat suhu 54,4 derajat Celcius di dekat Furnace Creek, akan menjadi suhu terpanas yang tercatat di Bumi.

Suhu ini dilaporkan tercatat ketika sejumlah kebakaran hutan terjadi di California saat gelombang panas menghantui wilayah itu hingga menyebabkan pemadaman listrik. Sambaran petir memicu kebakaran baru di California utara pada Minggu.

Badai langka juga memperburuk kebakaran hutan besar yang telah membuat ratusan orang meninggalkan tempat tinggalnya di utara Los Angeles. ** Baca juga: Bukan Merah, Kadal Asal Papua Nugini Ini Berdarah Hijau Mengandung Racun

Sekira 4.500 bangunan dilaporkan terancam kobaran api yang membakar semak-semak tebal dan kering di Hutan Nasional Angeles.(ilj/bbs)




Konon, 5 Artefak Ini Ditinggalkan Alien yang Pernah Mampir ke Bumi

Kabar6-Banyak yang percaya bahwa alien pernah mampir ke Bumi dan meninggalkan beberapa artefak misterius. Dan dalam sejumlah penelitian, para ilmuwan berusaha untuk membuktikan hal tersebut.

Penampakan UFO sendiri disebut beberapa kali muncul di berbagai portal berita. Kabarnya, penampakan alat transportasi alien ini berbentuk piring terbang yang mampu melintas menembus atmosfer bumi.

Meskipun semua hal itu masih belum bisa dibuktikan secara nyata maupun ilmiah oleh para ilmuwan, melansir hitekno, ada deretan artefak yang konon ditinggalkan alien saat mampir ke Bumi. Ini artefak misterius yang diduga berasal dari alien:

1. Gigi roda UFO
Seorang pria yang berasal dari Vladivostok, Rusia, dikejutkan dengan penemuan sebuah objek menyerupai gigi roda yang merupakan bagian mesin. Objek ini tertanam dalam sepotong batu bara yang ia gunakan untuk menyalakan api.

Karena penasaran, pria ini lalu membawa penemuannya tadi untuk diteliti oleh beberapa ilmuwan. Hasilnya, objek ini merupakan aluminium hampir murni yang berusia 300 juta tahun.

Hal ini dirasa sangat aneh karena aluminium dengan tingkat kemurnian seperti objek ini tidak dapat dibentuk secara alami, karena manusia baru mencari cara untuk membuatnya pada 1825.

2. Patung batu berbentuk kepala
Pada 1930, penjelajah menemukan sebuah patung batu besar yang berbentuk kepala di tengah hutan Guatemala. Wajah yang terukir di batu tersebut tidak menyerupai wajah kaum Maya yang menempati Guatemala. Bahkan secara bentuk fisik, patung berbentuk kepala ini sama sekali tidak ada dalam buku sejarah.

Para peneliti mengklaim, patung unik ini merupakan gambaran dari peradaban alien kuno yang lebih maju dari ras pra-Hispanik.

3. The Williams Enigmalith
Pada 1998, seorang pejalan kaki bernama John J Williams melihat sebuah tonjolan logam yang aneh dari dalam tanah. Saat ditemukan, batu ini berbentuk aneh dan memiliki komponen listrik aneh yang melekat.

Analisis geologi menetapkan, batu yang berusia 100 ribu tahun ini memiliki perangkat yang tidak mungkin diciptakan oleh manusia.

4. Artefak Maya di Meksiko
Pada 2012, pemerintah Meksiko merilis film dokumenter, menunjukkan sejumlah artefak Maya yang sudah dilindungi selama 80 tahun sebagai rahasia negara. Film ini menunjukkan beberapa benda yang diambil dari piramida yang belum dijelajahi dan piramida lain di Calakmul.

Penemuan ini menunjukkan jelas beberapa tanda kedatangan UFO dan makhluk asing lainnya. Namun, asal muasal artefak misterius ini masih sangat misterius hingga kini.

5. Bola dari keluarga Betz
Kebun keluarga Betz pernah mengalami kebakaran hebat yang tidak diketahui asalnya. Saat melakukan proses pemeriksaan, mereka menemukan sebuah bola perak dengan diameter 20 cm dan permukaan yang benar-benar halus.

Selain itu, bola tersebut dilengkapi dengan simbol segitiga aneh yang memanjang. Dua minggu kemudian, saat si anak sedang bermain gitar, bola tersebut memberikan reaksi dengan memancarkan suara berdenyut aneh dan resonansi yang mengganggu anjing peliharaan keluarga tersebut.

Saat diperiksa, Angkatan Laut daerah setempat menemukan bahwa bola tersebut hanyalah bola metal dengan kualitas sangat sempurna yang tidak mungkin dibuat oleh manusia. Hingga hari ini, asal muasal bola tersebut masih sangat misterius. ** Baca juga: Di Kuil Longquan Beijing Ada Robot Biksu Super Canggih

Benarkah artefak itu memang berasal dari alien? Percaya atau tidak, semua kembali pada Anda.(ilj/bbs)




Astronom Tangkap Sinyal Misterius yang Mengontak Bumi

Kabar6-Untuk kesekian kalinya, para astronom menangkap sebuah sinyal misterius yang dikenal sebagai Fast Radio Burst (FRB), dalam sebuah satelit yang sedang diobservasi oleh peneliti.

FRB merupakan gelombang-gelombang keras radio yang menyebar melalui luar angkasa. Pukulan energinya hampir setara dengan energi yang dihasilkan oleh Matahari selama satu abad. Hal yang berbeda, sinyal radio aneh ini hanya berlangsung selama beberapa milidetik.

Sinyal ini pertama kali ditemukan lebih dari satu dekade yang lalu, namun ilmuwan dan juga peneliti masih memiliki sedikit gagasan atau teori mengenai penyebab sinyal tersebut.

Para peneliti dari Australia, melansir theconversation, baru-baru ini melakukan perburuan mengenai galaksi yang diduga kuat sebagai penyebab semburan sinyal misterius. Sinyal yang diberi nama dengan FRB 171020 ini relatif lebih dekat dengan Bumi dibandingkan dengan sinyal misterius yang pernah tertangkap sebelumnya. Penelitian dipimpin oleh lembaga sains nasional Australia, CSIRO dan datanya dapat ditemukan di server preprint arXiv.

Penelitian tersebut mengungkapkan, FRB 171020 tertangkap bersama dengan 20 sinyal FRB serupa di tempat yang sama. Studi menyoroti, kemungkinan itu berasal dari galaksi yang dikenal sebagai ESO 601-G036 yang berada pada 120 juta tahun cahaya dari Bumi.

FRB lainnya pernah tertangkap dan sepertinya berjarak sekira tiga 3 miliar tahun cahaya dari Bumi. Itu menjadikan FRB yang baru-baru ini ditemui relatif dekat dengan Bumi.

Para ilmuwan beberapa waktu lalu melaporkan, mereka telah menemukan 20 FRB dalam setahun. Jumlah tersebut berarti dua kali lipat lebih banyak dari yang pernah mereka temukan pada 2007 silam.

Fenomena FRB tidak dipahami secara rinci oleh ilmu yang dimengerti manusia pada saat ini. Ilmuwan percaya, salah satu kemungkinan FRB datang dari alien yang mencoba mengirim pesan dari luar angkasa. Sinyal misterius itu bisa juga berasal dari pesawat luar angkasa antarbintang milik alien.

Dalam teori saat ini, sinyal misterius FRB juga bisa berasal dari tabrakan benda-benda yang sangat padat seperti penggabungan lubang hitam atau bintang neutron. ** Baca juga: Horor! 5 Makhluk Hidup yang Pernah Jadi Santapan Hiu

Namun mereka juga bisa berasal dari fenomena supernova yang sangat energi. Ilmuwan masih bekerja keras untuk menemukan apa atau siapa yang mengirimkan sinyal misterius aneh ini.(ilj/bbs)




Ilmuwan Klaim Ada 7 Planet Terluar yang Layak Huni

Kabar6-Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan UC Riverside (University of California, Riverside) bernama Stephen Kane mengungkapkan, bintang-bintang lain dapat memiliki tujuh planet mirip Bumi tanpa adanya raksasa gas seperti Jupiter.

Penelitian tersebut telah diterbitkan di Astronomical Journal pada akhir Juli 2020. Dalam sebuah sistem bintang, banyak yang beranggapan bahwa setidaknya sistem itu memiliki satu planet yang mendukung kehidupan.

Namun berdasarkan penelitian terbaru, melansir iflscience, sistem bintang pada exoplanet (planet di luar Tata Surya) diyakini dapat memiliki tujuh planet sekaligus yang dapat menampung kehidupan. Pencarian kehidupan di luar angkasa biasanya difokuskan pada apa yang oleh para ilmuwan disebut sebagai ‘Habitable Zone’ atau Zona Layak Huni. Itu adalah area di sekitar bintang, di mana sebuah planet yang mengorbit memiliki lautan air cair (suatu kondisi untuk kehidupan mirip Bumi).

Kane telah mempelajari Tata Surya terdekat lain bernama Trappist-1, yang memiliki tiga planet mirip Bumi di Zona Layak Huni. Sistem bintang kerdil yang berjarak 39 tahun cahaya dari Bumi ini dicurigai ilmuwan mempunyai tiga planet yang mendukung kehidupan.

“Ini membuat saya bertanya-tanya tentang jumlah maksimum planet layak huni yang mungkin dimiliki oleh sebuah bintang, dan mengapa bintang kita hanya memiliki satu. Rasanya tidak adil,” kata Kane.

Berdasarkan rilis resmi dari University of California, Riverside, mereka menemukan bahwa beberapa bintang dapat mendukung sebanyak tujuh planet (layak huni). Sementara bintang seperti Matahari kita berpotensi menyimpan enam planet dengan air cair yang mendukung kehidupan.

Lalu, mengapa Tata Surya kita hanya memiliki satu planet yang dapat dihuni jika ia (sebenarnya) mampu mendukung enam planet? Peneliti menjawab, hal tersebut ada kaitannya dengan pergerakan planet-planet itu sendiri.

Tata Surya dapat menampung enam planet layak huni apabila orbit mereka melingkar dibandingkan oval atau tidak beraturan. Kane juga mencurigai Jupiter, yang memiliki massa dua setengah kali lipat dari semua planet lain di Tata Surya, membatasi kemampuan sistem untuk menampung lebih banyak planet layak huni.

“Ini memiliki efek besar pada kelayakhunian Tata Surya kita karena itu masif dan mengganggu orbit lainnya,” jelas Kane. ** Baca juga: Laba-laba dengan Corak Mirip Tato dari Australia Jadi Spesies Baru

Diketahui, para astronom telah meneliti dalam beberapa dekade mengenai apakah sebuah planet dengan massa seperti Jupiter membuat potensi kehidupan lebih dekat atau tidak.

Keberadaan Jupiter diprediksi mempengaruhi jumlah komet pembawa air yang menabrak planet bagian dalam saat planet dalam proses pembentukan.

Setelah penelitian ini, ilmuwan berencana meneliti Beta CVn, satu bintang berjarak 27 tahun cahaya yang diharapkan juga memiliki planet dengan Zona Layak Huni.(ilj/bbs)




NASA Luncurkan Perseverance dan Berharap Temukan Bekas Kehidupan di Mars

Kabar6-Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sukses meluncurkan rover peneliti Perseverance ke Mars dari pangkalan peluncuran luar angkasa Cape Canaveral, Florida.

Perseverance, melansir MSN, diangkut oleh roket Atlas V milik United Launch Alliance, perusahaan patungan antara Lockheed Martin dan Boeing. Misi itu ditargetkan mencapai permukaan Mars dalam waktu tujuh bulan. Dan diharapkan mendarat di Kawah Jezero pada Februari 2021 mendatang. Perseverance akan bertugas mencari tanda-tanda kehidupan di Mars.

Antara lain dengan mengumpulkan sampel dari planet merah itu, menerbangkan sebuah helikopter mini, dan melakukan penelitian rumit lainnya. “Perseverance adalah misi yang sangat penting untuk Amerika Serikat dan, tentu saja, sangat sangat penting untuk dunia,” kata Jim Brindestine, Administrator NASA.

Peluncuran misi ke Mars Amerika Serikat ini adalah yang ketiga dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, Uni Emirat Arab telah meluncurkan misi ke Mars menggunakan roket buatan Jepang dan disusul oleh Tiongkok dengan misi Tianwen-1.

Kawah Jezero, tempat Perseverance mendarat, adalah bekas danau dan delta pada masa lalu. NASA berharap bisa menemukan bekas kehidupan di lokasi tersebut.

Selain itu, Perseverance juga memboyong sebuah helikopter kecil bernama Ingenuity ke permukaan Mars. Helikopter itu bertugas untuk beberapa melakukan uji terbang di Mars. Apabila sukses, ia akan menjadi kendaraan terbang berbaling-baling pertama yang terbang di planet selain Bumi.

“Ingenuity akan menjadi demonstrator dalam misi ini, tetapi di masa depan ia diharapkan bisa mengubah cara kita melakukan penelitian di planet lain,” jelas Brindestine baru-baru ini. ** Baca juga: Wajah Mirip Selingkuhan, Ibu di Rumania Ini Mutilasi Bayinya

Apabila tak ada aral melintang, misi yang membawa Perseverance itu diharapkan mendarat di Mars pada 18 Februari 2021 nanti.(ilj/bbs)




Peneliti UFO Ungkap, Alam Semesta Diisi dengan Alien yang Ingin Hidup Damai

Kabar6-Seorang penyelidik piring terbang (UFO) bernama Philip Mantle (62), mengungkapkan bahwa alam semesta lebih banyak diisi dengan alien yang ingin hidup damai.

Mantle yang telah menghabiskan waktu lebih dari 40 tahun untuk meneliti UFO, menganggap alien sudah lama menjalani gerakan veganisme, yaitu sebuah filosofi dan gaya hidup yang peduli dan mempraktikkan kehidupan tanpa segala bentuk eksploitasi hewan, baik itu penolakan untuk mengonsumsi hewan untuk makanan, pakaian, serta penolakan uji coba pada hewan.

Peneliti UFO ini, melansir Dailystar, berharap alien bisa menunjukkan kepada manusia bagaimana membuat generasi muda bahagia, karena alien berpikir bahwa mereka bisa hidup harmonis satu sama lain tanpa perbedaan. “Beberapa hal seperti itu mungkin universal di mana pun di galaksi asal Anda,” terang Mantle yang menulis buku tentang penculikan alien.

Ditambahkan, “Tetapi marilah kita berharap bahwa peradaban ET seperti itu. Mereka mungkin telah melewati masalah ini dan sekarang hidup dalam damai. Dan sebagai hasilnya kita dapat belajar banyak dari mereka.”

Mantle yang juga merilis seri film dokumenter bernama ‘Alien Autopsy: The Search For Answers’ menjelaskan bahwa hanya ada sedikit keraguan dalam pikirannya bahwa kehidupan ET harus ada di tempat lain.

“Tidak ada cara untuk mengatakan bagaimana ras ET mungkin berkembang. Jika Anda melihat keragaman kehidupan di planet ini dan kemudian memperluasnya pada skala intergalaksi, maka praktis segala sesuatu mungkin terjadi,” imbuhnya.

Menurut Mantle, jika spesies cerdas ada di tempat lain di alam semesta maka mereka mungkin telah pergi atau masih melalui proses yang sama dengan kita manusia di Bumi.

Dan hal ini bisa apa saja dari masalah sosial seperti rasisme, masalah gender, perbedaan politik, perbedaan agama dan etika. Mantle yakin masalah itu sudah selesai pada alien, sehingga kebanyakan dari mereka ingin hidup damai. ** Baca juga: Gara-gara Kesalahan Bank, Pria Penggangguran Ini Raup Uang Puluhan Miliar

Benarkah demikian?(ilj/bbs)




Ilmuwan Tunjukkan Lokasi di Bumi dengan Udara Paling Bersih

Kabar6-Ilmuwan baru saja mengungkap wilayah dengan atmosfer murni yang tidak terpengaruh oleh aktivitas manusia, sehingga disebut sebagai lokasi dengan udara terbersih di Bumi.

Dan lokasi yang dimaksud, melansir metro.co.uk, adalah tengah Samudra Antartika Selatan. Tempat di mana atmosfer masih murni dan tidak terganggu polusi udara. Studi ini yang pertama untuk mengukur kualitas udara di kawasan tersebut, tidak menemukan jejak partikel dari aktivitas manusia.

Rekan penulis penelitian, Dr Thomas Hill, dari Colorado State University di AS, mengatakan pihaknya dapat menggunakan bakteri di udara di atas Samudra Selatan sebagai alat diagnostik untuk menyimpulkan sifat-sifat utama atmosfer yang lebih rendah.

Misalnya, aerosol yang mengendalikan sifat-sifat awan Samudra Selatan sangat terkait dengan proses biologis laut, dan bahwa Antartika tampaknya terisolasi dari penyebaran mikroorganisme ke selatan, serta pengendapan nutrisi dari benua selatan.

“Secara keseluruhan, Samudra Selatan adalah salah satu dari sedikit tempat di Bumi yang sedikit terpengaruh oleh aktivitas antropogenik (buatan manusia),” jelas Hill.

Polutan seperti aerosol tersebar di seluruh dunia melalui proses iklim dan cuaca yang kompleks, mempersulit para ilmuwan untuk menemukan tempat-tempat yang belum terkontaminasi oleh aktivitas manusia.

Tim menggunakan kapal penelitian kelautan, RV Investigator, untuk mengumpulkan sampel udara dari bagian bawah atmosfer, lapisan batas laut, yang bersentuhan langsung dengan laut.

Sampel udara kemudian dianalisis untuk ‘mikroba udara’, yang disebarkan oleh angin ke seluruh atmosfer selama ratusan ribu kilometer. Dengan menggunakan sekuensing DNA, pelacakan sumber, dan lintasan angin, tim ini mampu membangun mikroba yang berasal dari laut daripada bagian lain dunia.

Menurut Hill, sebuah konsekuensi dan implikasi untuk lapisan batas laut wilayah ini dan awan yang menutupi itu adalah bahwa ia benar-benar murni. Artinya, bebas dari pengaruh benua dan antropogenik, dengan laut sebagai sumber dominan yang mengendalikan konsentrasi rendah dari kondensasi awan partikel nuklei dan es.

“Para peneliti, pada setiap tahap, memperlakukan sampel sebagai barang berharga, melakukan perawatan luar biasa dan menggunakan teknik terbersih untuk mencegah kontaminasi dari DNA bakteri di laboratorium dan reagen,” ungkap Hill.

Ditambahkan Hill, mereka tidak menemukan jejak aerosol, menunjukkan polusi dari aktivitas manusia tidak bepergian ke selatan ke udara Antartika. Udara sebenarnya sangat murni, mereka hanya memiliki sedikit DNA untuk bekerja. ** Baca juga: Kerangka Manusia yang Mirip Alien Ditemukan di Kroasia

Temuan ini diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, menantang penelitian sebelumnya, yang mengasumsikan sebagian besar mikroba udara di wilayah itu berasal dari benua melawan angin.(ilj/bbs)