Dongkrak Semangat Belajar Anak, Taryono Imbau Orangtua Jauhkan Gadget

kabar6.com

Kabar6-Dalam sidaknya ke SDN Pondok Pucung 4, Pondok Aren, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangerang Selatan (Tangsel) mengimbau agar jauhkan gadget dari anak untuk dapat tingkatkan semangat belajarnya.

“Saya imbau kepada orangtua murid, HP itu adalah racun bagi anak-anak sekolah, jadi dorong mereka untuk fokus belajar. Dan secara teknis, sekolah sudah melarang agar siswa membawa HP ke sekolah,” kata Taryono, Selasa (23/10/2018).

Dalam kesempatan itu, Taryono juga berhadap kepada orangtua, sekolah dan lingkungan atau masyarakat sebagai tiga pilar pendidikan.

**Baca juga: Sidak SDN Pondok Pucung 4, Taryono Beri Materi Khusus Baca.

“Saya berharap kepada tiga pilar pendidikan, ada peran orangtua, sekolah dan juga lingkungan untuk ikut mengawasi dan memberikan support kepada anak Indonesia guna mengeksplore bakat kemampuan yang tersembunyi,” tambah Taryono. (Adt)




Perkembangan Pendidikan Anak, Irma: Peranan Orang Tua Sangat Penting

kabar6.com

Kabar6-Buntut penyelenggaraan pendidikan sekolah terkait kemampuan anak dalam berkembang dan menyerap pelajaran, menjadi pekerjaan rumah juga bagi orang tua murid.

Hal itu diungkapkan Irma Safitri, kepala bidang perlindungan perempuan dan anak DPMP3AKB Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Melalui sambungan whatsappnya, Irma menegaskan bahwa peranan orang tua dalam perkembangan pendidikan anak merupakan hal yang sangat penting.

“Perlu kita tanyakan juga bagaimana peran orang tua dalam membantu anaknya agar bisa membaca. Karena peran orang tua sangat penting dalam perkembangan pendidikan anak. Ini masalah yang penting, harus segera di tangani,” tegas Irma.

Senada dengan Irma, Ketua pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Tangsel, Herlina Mustikasari, S.Pd. MA pada sambungan WhatsAppnya mengatakan, tidak bijak jika adanya hukuman terhadap anak murid, walau hingga kelas 5 belum lancar membaca.

**Baca juga: Kelas 5 Tak Lancar Membaca, Uten: Ada yang Salah Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah.

“Ini adalah masalah learning difficulties, dan arti salah satunya guru ataupun sekolah harus intropeksi diri, mengapa mereka tidak bisa membaca. Dan sangat tidak bijak ‘menghukum’ anak tersebut dengan tidak naik kelas,” ungkap Herlina. (Adt)




Adakah Efek Negatif Ajak Anak Nonton Film Horor?

Kabar6-Pernahkah Anda mengajak anak, keponakan, atau adik menonton film horor? Bagaimana reaksi mereka? Menurut Jean Piaget, ahli perkembangan anak dari Swiss, perkembangan kognitif didasarkan pada skema atau cara memahami dunia. Ketika anak tumbuh dan belajar, skema mereka berubah.

“Banyak anak dan remaja belum memiliki pengalaman untuk menempatkan film horor ke dalam perspektif. Alhasil menonton film horor akan menempatkan mereka pada risiko kegelisahan atau fobia dalam waktu lama. Kita sangat mengenal anak-anak kita sendiri, jadi pertimbangkan dulu secara keseluruhan ketika memutuskan apa yang harus mereka tonton,” kata Jean.

Sebagian anak-anak, melansir Go Dok, mungkin akan kesulitan membedakan fantasi dengan kenyataan. Kemudian efek yang tidak kalah penting adalah gangguan tidur. Tidak hanya anak-anak, kadang orang dewasa pun susah tidur setelah nonton film horor. Memang, seperti kata Jean, bagi kebanyakan anak efek ini tidak berlangsung lama.

Namun dalam beberapa kasus, gangguan tidur tetap ada selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Meski begitu kita bisa meminimalkan efek film horor dengan menontonnya di siang hari, menyalakan lampu, atau melakukan sesuatu yang konyol sebelum tidur.

Menurut Joanne Cantor, profesor di bidang komunikasi University of Wisconsin, menonton film horor bisa membuat anak-anak merasa mereka bisa menggunakan kekerasan untuk memecahkan masalah. Ini meningkatkan desensitisasi. ** Baca juga: Kondisi Tangan yang Indikasikan Kesehatan Anda

“Karena kebanyakan film horor menggambarkan karakternya harus menggunakan kekerasan untuk bertahan hidup,” jelas Joanne.(ilj/bbs)




Pemkot Tangerang Tempatkan Anak Sebagai VIP

kabar6.com

Kabar6-Kota Tangerang menjadi bagian dari kota-kota besar di Asia Pasifik yang mempelopori terwujudnya Child Friendly City atau Kota Layak Anak di dunia.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Irna Rudiana menjelaskan, saat ini Pemkot Tangerang sudah mulai mendorong penerapan hak anak dan perlindungan anak di berbagai program dan kegiatan.

Seperti penyediaan fasilitas untuk mendukung pemenuhan hak anak. Mulai dari pembangunan ruang terbuka hijau yang ramah termasuk juga peluncuran Kartu Identitas Anak.

“Kita menjadi bagian dari kota dan provinsi di Asia Pasifik yang berkomitmen untuk mewujudkan Kota Layak Anak,” kata Irna Rudiana.

Sebagai upaya untuk memenuhi hak anak, Irna juga menerangkan bahwa Pemkot Tangerang membuka akses sebesar-besarnya bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan.

Melalui program Tangerang Cerdas dimana anak mampu bersekolah sampai 12 tahun secara gratis.

“Seperti bapak walikota sampaikan bahwa Pemerintah Kota Tangerang menempatkan anak sebagai Very Important Person (VIP) yang diharapkan mampu dimanfaatkan sebagai bonus demografi tahun 2030. Di mana pada saat itu anak-anaklah yang akan menjadi pelaku pembangunan dan bersaing dengan dunia internasional,” tambah Irna.

Selain tentunya Pengembangan Sekolah Ramah anak yang merupakan perpaduan sekolah sehat, sekolah adiwiyata, sekolah ramah bencana, sekolah peduli HAM dan terlindungi dari kekerasan.

Yang juga menjelaskan bahwa saat ini sekolah juga telah menyediakan zona aman sekolah yang merupakan program dari Dinas Perhubungan.

Kemudian dari sisi Kesehatan, tambah Irna, Pemkot juga mendorong terwujudnya fasilitas Puskesmas ramah anak di seluruh puskesmas di kota Tangerang.

Di dalamnya juga didorong program-program perbaikan gizi, penurunan jumlah kematian bayi/balita, dan penurunan stunting. “Dikembangkan pula perilaku hidup bersih dan sehat di semua RW di Kota Tangerang,” ujarnya.

Irna juga menambahkan, dalam pengembangan minat dan bakat berbagai ruang kreativitas anak berkembang di hampir seluruh wilayah Kota Tangerang, baik berupa kegiatan olah raga maupun kesenian.

Dikatakannya, kegiatan anak tersebut merupakan bagian dari Forum Anak Kota Tangerang yang menjadi pelapor dan pelopor pemenuhan hak anak dan perlindungan anak. **Baca juga: Makimono Kombo ala Rumah Huk, Rasanya Juara.

“Termasuk juga upaya menurunkan jumlah pekerja anak saat ini aktif dilakukan oleh Yayasan Peduli Sosial Indonesia yang mengembangkan pencegahan pekerja anak dan pekerja rumah tangga anak berbasis masyarakat,” paparnya. (zak)




Ratusan Anak Ikuti Lomba Mewarnai di Hotel Santika Premiere Bintaro

kabar6.com

Kabar6-Selalu berdedikasi untuk melahirkan ide dan program kreatif, pada September 2018 ini Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menggelar kegiatan bermanfaat yang dipersembahkan khusus anak-anak.

Kegiatan yang sekaligus memperingati Hari Tani Nasional ini, Hotel Santika Premiere Bintaro menggelar Lomba mewarnai yang digelar di Edelweis Grand Ballroom, Minggu (16/9/2018).

“Jika sebelumnya sukses besar dengan program Special Assistant to General Manager kemudian Lomba Menulis Surat untuk Eyang Tersayang. Kini Hotel Santika Premiere Bintaro menggelar Lomba Mewarnai,” kata Soniya Ana, Public Relation.

Ratusan anak dengan sangat antusias mengikuti lomba mewarnai yang didukung penuh oleh Gramedia Bintaro Plaza dan PT Lyra Akrelux itu.

“Lomba ini dibagi kedalam dua Kategori yakni Pra-TK, TK & SD 1-3. Dengan harga spesial, peserta sudah mendapatkan peralatan mewarnai yaitu crayon dan kertas gambar yang disediakan oleh panitia,” tambah Soniya.

Kegiatan lomba mewarnai ini, lanjut Soniya, tak hanya menjadi kegiatan pengisi liburan saja.

Namun lomba mewarnai ini dapat menjadi sarana quality time bagi orang tua bersama anaknya. **Baca juga: Makan Murah dan Edukasi Si Buah Hati, Warung Apung Artflona Jadi Tujuan Rekreasi.

“Lomba mewarnai ini bertujuan untuk mengasah kreatifitas serta rasa percaya diri anak. Dan penghargaan dari kami terhadap anak karena telah berani menuangkan kreativitas dan mengembangkan daya imajinasinya,” jelasnya. (fit)




Bang Ben Sebut Kasus Pelecehan Terhadap Anak Perbuatan Tak Beradab

kabar6.com

Kabar6-Berbagai respon yang meluas terhadap kasus pelecehan yang di alami oleh belasan siswi SD Al-Amanah, Jalan Pocis, Kelurahan Bakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), akan masuk ke dalam ranah pihak yang berwajib.

Kota layak anak ini di indikasikan telah di nodai oleh perbuatan yang tidak terpuji oleh oknum tenaga pengajar yang menjabat sebagai guru olahraga SD Al-Amanah dalam masa bakti yang hanya 3 bulan.

Hasilnya belum saja membentuk regenerasi yang tangguh, namun trauma yang bisa berdampak kepada kepercayaan diri kepada belasan siswi kelas 5 sekolah dasar. **Baca juga: Dindikbud Tangsel Setuju Predator Anak Dipenjarakan.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. mengaku syok dengan pemberitaan di media tehadap kasus yang terjadi di sekolah Al-Amanah, Jalan Pocis, Kelurahan Bakti Jaya, Setu, Tangsel.

“Saya syok, Tangsel ini sudah di lengkapi dengan satgas perlindungan anak di tiap Rt dan Rw nya, saya akan berkoordinasi dengan Polres Tangsel, karena ada di salah satu undang-undang perlindungan anak, jika diam saja, ataupun tidak melaporkan, dia akan terkena pidana maksimal 5 tahun penjara,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie atau yang akrab disapa Bang Ben, kepada media melalui sambungan WhatsAppnya menyebutkan, tindakan pelecehan tersebut tidak beradab, Sabtu (8/9/2018).

“Tindakan pelecehan terhadap anak merupakan tindakan tak beradab. Dan jelas, kasus tersebut masuk dalam ranah pidana,” ucap Bang Ben. (Adt)




Ribuan Anak Antusias Ikuti Latihan Manasik Haji di Masjid Bani Umar

kabar6.com

Kabar6-Ribuan anak didik tingkat Raudhatul Athfal (RA) se-Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan pendidikan dan latihan manasik haji di Masjid Raya Bani Umar, Pondok Aren, Kamis pagi (30/8/2018).

Ketua Panitia pendidikan dan pelatihan manasik haji, Sri Suliyanah S.Pd menjelaskan, manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya.

“Kegiatan manasik haji ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sejak dini kepada anak didik tentang rukun Islam yang kelima. Insya Allah jadi pedoman mereka saat sudah dewasa nanti,” kata Suliyanah.

Kegiatan pendidikan dan latihan manasik haji ini, lanjut Suliyanah, merupakan program rutin tahunan dari Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Tangsel.

Untuk tahun ini, pelaksanaan pendidikan dan latihan manasik haji diikuti 2515 peserta dari 98 RA se-Tangsel, lebih sedikit dari tahun lalu. **Baca juga: Rekruitmen CPNS Pemkot Tangsel Diklaim Nihil Percaloan.

“Tahun lalu latihan manasik haji diikuti 2728 peserta dari 98 RA. Berkurangnya jumlah peserta di tahun ini disebabkan sebagian RA sudah melaksanakan latihan manasik haji di yayasan atau sekolahnya,” papar Suliyanah. (fit)




Jumlah Penduduk Menyusut, Pemerintah di 7 Negara Ini Dorong Warganya Rajin Bercinta

Kabar6-Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk (population density) adalah perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah berdasarkan satuan luas tertentu.

Namun pada sebagian negara, justru mengalami penyusutan penduduk usia produktif. Jadi tidak heran apabila pemerintah setempat mendorong para pria dan wanita dewasa untuk menikah, rutin berhubungan seks, dan memiliki anak. Dilansir Okezone, berikut adalah tujuh negara yang dimaksud:

1. Romania
Pada dekade 1960 ketika dikuasai pemerintah beraliran komunisme, pertumbuhan populasi berjalan stagnan. Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk mengenakan pajak sebesar 20 persen bagi pasangan yang tidak memiliki anak. Hal itu dianalogikan sebagai berikut, jika tidak bisa menyumbang calon tenaga kerja di masa depan, pasangan itu harus mendonasikan uang dalam jumlah cukup besar.

Ketika rezim komunis runtuh pada 1989, kebijakan brutal yang mengintervensi hak privasi individu itu dicabut. Namun, saat ini angka kesuburan hanya mencapai 1,31 anak per satu orang ibu sehingga dianggap masih rendah.

2. Denmark
Negara di Eropa bagian utara ini hanya memiliki angka kesuburan 1,73 anak per satu orang ibu. Pemerintah, melalui agen perjalanan Rejser, menawarkan paket menarik agar para wanita mau memiliki anak.

Mereka menawarkan paket berupa tunjangan selama tiga tahun bagi mereka yang memesan tiket perjalanan bulan madu lewat Rejser. Kampanye kini bergeser dengan tagline ‘Do it for Mom’ sebuah paket perjalanan bagi para pasangan muda agar segera memiliki anak demi memberi cucu kepada orangtuanya.

3. Rusia
Para pria di negara ini cenderung meninggal dalam usia muda, ancaman penyakit HIV/AIDS dan kecanduan alkohol. Sementara para wanitanya enggan memiliki anak, sehingga merupakan tantangan tersendiri bagi negara tersebut.

Pemerintah Rusia pada 2007 lantas menetapkan 12 September sebagai Hari Nasional untuk Kehamilan. Di hari tersebut, masyarakat Rusia mendapat hari libur sehingga lebih fokus untuk berhubungan seks guna memiliki anak. Para wanita yang melahirkan tepat sembilan bulan kemudian, atau 12 Juni, akan dihadiahi lemari es.

4. Jepang
Dengan tingkat ekonomi yang mencapai nomor dua terbaik di dunia, Jepang menghadapi tantangan besar di depan mata. Jumlah populasi usia produktif semakin menyusut, sementara penduduknya semakin menua. Problem makin pelik karena angka kesuburan berada di level mengkhawatirkan sejak 1975.

Pemerintah tidak tinggal diam. Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe sedang menggodok rencana untuk mendorong agar anak-anak muda di negaranya mau untuk menikah dan memiliki anak. Salah satunya lewat kebijakan Abenomics agar penduduknya tak perlu lagi khawatir dengan kondisi perekonomian pribadi, salah satu penyebab mereka malas berhubungan seks dan punya anak.

5. Singapura
Negara tetangga kita memilikibangka kesuburan paling rendah di dunia, yakni 0,81 anak per satu orang ibu. Pada 9 Agustus 2012, pemerintah mengadakan Malam Nasional hasil kerjasama dengan produsen permen Mentos untuk mendorong para pasangan agar bercinta.

Pemerintah juga menerapkan kebijakan pembatasan apartemen satu kamar agar lebih banyak menyediakan hunian bagi para pasangan. Setiap tahun, pemerintah Singapura menghabiskan US$1,6 miliar hanya untuk program yang mendorong penduduknya agar lebih banyak berhubungan seks.

6. Korea Selatan
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara ini tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah penduduk. Masyarakat Korea Selatan enggan bercinta dan menikah karena tuntutan pekerjaan serta belum terpenuhinya kebutuhan secara ekonomi.

Korea Selatan lantas menetapkan Hari Keluarga setiap Rabu pekan ketiga. Pada hari itu, semua bangunan di sana terutama perkantoran, wajib mematikan lampu mulai pukul 19.00. Hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat rajin untuk berhubungan seksual.

Angka kesuburan di Korea Selatan termasuk mengkhawatirkan, yakni 1,25 anak per satu orang ibu. Karena itu, pemerintah berusaha untuk mendorong agar para pasangan memiliki lebih dari satu orang anak.

7. Italia
Dengan tingkat kesuburan hanya 1,43, sedikit di bawah rata-rata Eropa 1,58, Italia menghadapi ancaman penyusutan penduduk. Negara ini pun gencar melakukan berbagai kampanye dengan jargon unik agar penduduknya bersedia memiliki anak. ** Baca juga: Pasutri Asal Tiongkok Ini Bagikan 2,2 Ton Durian untuk Rayakan Ultah Pernikahan

Bagaimana dengan negara kita? (ilj/bbs)




Puisi Jerry Hermawan Lo di Acara Fortiber “Kami Semua Anak Bangsa”

kabar6.com

Kabar6-Ada yang beda dicara pelantikan pengurus Forum Tionghoa Bersatu (Fortiber) di Ballroom Suncity Restaurant Lindeteves Trade Center Lantai 5, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Selasa malam (28/8/2018).

Dialah Jerry Hermawan Lo, Pengusaha sukses di Tangerang Selatan ini tampil membacakan pusisi berjudul “Kami Semua Anak Bangsa” dengan diiringi lagu Indonesia Pusaka.

Panggung pun bergema dengan bait-bait puisi yang dibacakan Jerry dengan lantang dan penuh ekspresi, ini membuat tamu yang hadir terkesima.

“Puisi yang saya bacakan tadi itu mewakili kami di Fortiber ini, saya berharap Fortiber nantinya dapat menjadi organisasi pemersatu etnis, agama ataupun RAS yang ada di Indonesia,” ujar Presiden Komisaris JHL Group ini pada kabar6, Rabu (29/8/2018).

Di organisasi ini, Jerry menjabat sebagai Dewan Pembina Fortiber, menurutnya membaca puisi adalah hoby sejak dari kecil, dan pada moment tersebut. Pemilik Hotel Ikonik JHL Solitaire di Gading Serpong ini, ingin menunjukan bahwa warga etnis Tionghoa adalah sama sebagai anak bangsa lainnya, yang ikut berjuang dan berperan aktif untuk kepentingan bangsa dalam NKRI.

kabar6.com
Pelantikan pengurus Forum Tionghoa Bersatu (Fortiber) di Ballroom Suncity Restaurant Lindeteves Trade Center Lantai 5, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat. (irsa)

Menurut Jerry, acara pelantikan pengurus Fortiber Pusat masa bakti 2018-2023 sangat luar biasa karena kesuksesan acara itu atas kerjasama anggota Fortiber walaupun memiliki dana minim.**Baca juga: Lagi, JHL Group Hadirkan Luxury Hotel Di Gading Serpong.

“Pelantikan hari ini sangat luar biasa terjadi gotong royong dengan tidak ada dana semua anggota gotong royong dan anggota yang mengeluarkan tenaga ini sangat luar biasa,” kata pemilik Jeep Station di Tangerang ini.**Baca juga: Hadir Di Tangerang, Carstensz Residence Usung Konsep Smart Modular Unit.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Anggota DPD RI Tellie Gozelie, Dewan Pertimbangan Fortiber Jerry Hermawan Lo dan Ketua Fortiber Anda Hakim. (irsa)




Di Jerman Ada Restoran yang Tidak Mau Terima Pengunjung Anak-anak di Sore Hari

kabar6.com

Kabar6-Setiap restoran tentu memiliki aturan sendiri yang dibuat demi kenyamanan para pengunjungnya. Nah, sebuah tempat makan bernama Restoran Oma’s Küche yang ada di Jerman, melarang anak-anak usia di bawah 14 tahun masuk mulai pukul 17.00 ke atas. Mengapa demikian?

Alasannya, melansir Independent, agar suasana restoran tetap tenang pada malam hari tanpa suara bising atau gaduh akibat ulah anak-anak. Rudolf Markl, pemilik restoran tersebut mengungkapkan, pengunjung anak-anak sering rewel saat jam makan malam karena mereka sudah mengantuk. Karena itu mereka sering menangis, sehingga membuat suasana restoran menjadi gaduh. Akibatnya, pengunjung lain akan terganggu.

Tidak hanya itu, Rudolf juga mengatakan bahwa anak-anak sering merusak beberapa dekorasi yang ada di restoran, menumpahkan minuman, membuat taplak meja kotor hingga menyenggol foto pajangan.

Keputusan untuk menerapak peraturan tadi sudah dipikirkan secara matang. Dikatakan Rudolf, meskipun tidak semua anak-anak nakal, ia tetap mengantisipasi semua kemungkinan yang bisa terjadi.

Rupanya, peraturan tersebut menuai banyak kritikan dari para pengunjung yang mempunyai anak kecil. Mereka menganggap bahwa restoran tersebut tidak berprikemanusiaan dan larangan tersebut terlalu berlebihan. ** Baca juga: 4 Masakan Idul Adha Favorit dari Beberapa Negara

Bagaimana menurut Anda? (ilj/bbs)