oleh

Survei The Republic Institute Anies-AHY Unggul

image_pdfimage_print

Kabar6-Dalam survei  Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang dilakukan sepanjang Agustus-September 2022 di Pulau Jawa, menampilkan data Cawapres menjadi penentu kemenangan dari Calon Presiden (Capres). Setidaknya hal itu dikatakan oleh peneliti utama dari The Republic Institute, Dr Sufyanto.

Survei se-Jawa menunjukkan ada lima tokoh dengan elektabilitas tinggi sebagai Cawapres. Mereka adalah adalah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (12,4 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (11,5 persen), Gubernur DKI Anies Baswedan (10,3 persen), Gubernur Jabar Ridwan Kamil (9,8 persen), dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno (6,5 persen).

“Elektabilitas ketiga kandidat Capres yang sekarang ada, tidak ada yang menonjol, seperti Pemilu 2014 atau 2019. Karena itu dibutuhkan Cawapres yang dapat memberikan kontribusi suara signifikan. Lebih dari 50 persen basis pemilih Demokrat sudah solid memilih AHY. Kalau AHY, semisal, berpasangan dengan Anies di Pilpres, maka lebih dari 70 persen basis pemilih Partai Demokrat akan memilih pasangan ini,” ujar Dr Sufyanto, dalam rilisnya, Jumat (14/10/2022).

Dilihat basis massa dari PKS dan Nasdem, tingginya elektabilitas AHY sebagai Cawapres tersebar merata di berbagai kalangan pemilih, baik itu pemilih berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan organisasi massa (ormas).

**Baca Juga: Ketum AHY Tegaskan Menang di Pilpres

Survei The Republic Institute di Pulau Jawa menemukan publik lebih memposisikan AHY sebagai Cawapres daripada sebagai Capres. Berdasarkan temuan survei yang dilakukan sejak 28 Agustus-12 September 2022, tingkat elektabilitas AHY sebagai Capres berada di urutan keempat dengan angka 4,1 persen, di bawah Ganjar Pranowo (24,7 persen), Prabowo Subianto (19,6 persen), dan Anies Baswedan (16,9 persen).

Sementara pada posisi Cawapres, AHY berada pada urutan dua dengan elektabilitas 11,5 persen, selisih tipis dari Ganjar yang mencapai 12,4 persen.

“Artinya masyarakat itu sudah punya pilihan. Jadi dalam riset voting behaviour, ada pemilih yang cenderung menempatkan tokoh-tokoh tertentu sebagai calon presiden atau calon wakil presiden,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, peneliti Indikator Politik Bawono Kumoro menambahkan pasangan Anies-AHY merupakan komposisi ideal sebagai pasangan Capres-Cawapres.

“Anies itu bukan tokoh partai, maka diperlukan figur Cawapres dari kalangan Partai Politik yang dapat menjamin stabilitas dan soliditas koalisi,” kata Bawono

Menurut Bawono ada tiga tujuan penting yang harus diperhatikan dalam komposisi Capres-Cawapres. Pertama adalah memastikan kemenangan di Pemilu. Representasi wilayah menjadi penting dari pasangan Capres-Cawapres.

Kedua adalah stabilitas koalisi. Komposisi ideal Capres-Cawapres harus dapat menjaga soliditas antar partai koalisi, termasuk soliditas kabinet kalau nanti terpilih. Ketiga yakni memastikan kebijakan yang dihasilkan berjalan baik.

“Mayoritas pemilih berada di Pulau Jawa, dengan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Timur sebagai kantong-kantong pemilih terbesar, maka Jawa menjadi kunci kemenangan. Artinya bagaimana komposisi Capres-cawapres bisa mengamankan kemenangan di wilayah ini,” terangnya.

Kemudian menurut pakar political branding lulusan LSE London Diska Putri Pamungkas menilai kuatnya dukungan terhadap AHY merupakan bentuk pilihan rasional dan juga emosional masyarakat.

“Meski banyak generasi muda dan segmen perempuan yang suka pada AHY secara emosional dan visual, dibalik itu ada alasan rasional yang membuat mereka tertarik pada AHY, seperti kebutuhan untuk mendapatkan pemimpin yang tegas, dan jujur. Latar belakang AHY sebagai perwira militer diyakini bisa mengisi kebutuhan ini. Apalagi rekam jejak AHY bersih,” tandas Diska.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email