oleh

Setelah Tertunda Karena Pandemi, India Luncurkan Roket ke Matahari untuk Pengamatan

image_pdfimage_print

Kabar6-Setelah berulang kali tertunda karena pandemi COVID-19, India meluncurkan misi Aditya L-1 untuk mengamati Matahari. Institut Astrofisika India menyerahkan muatan utamanya ke Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) untuk diintegrasikan dengan muatan lain di atas satelit.

Menurut keterangan ketua ISRO, S Somanath, melansir indianexpress, satelit itu dibawa oleh roket India bernama Kendaraan Peluncur Satelit Polar. “ISRO bertujuan untuk memainkan peran penting dalam eksperimen sains masa depan di luar angkasa dan ekosistem perlu dibuat untuk itu, termasuk peta jalan (roadmap),” terang Somanath.

Muatan yang diserahkan disebut Visible Emission Line Coronograph (VELC), berbobot 90 kg, akan menjadi muatan utama di antara tujuh muatan yang dirancang mempelajari berbagai aspek Matahari seperti atmosfer, percepatan angin Matahari, dan asal lontaran massa koronal.

Untuk mendapatkan pandangan Matahari yang tidak terhalang dan terus menerus, satelit akan menuju titik L1 atau Lagrange antara Matahari dan Bumi. Titik Lagrange yang berjumlah lima disebut sebagai tempat parkir ruang angkasa, karena tarikan gravitasi Matahari dan Bumi sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk mempertahankannya di orbit.

Jadi, sebuah satelit dapat tetap berada di titik Lagrange di antara dua benda langit mana pun tanpa menghabiskan bahan bakar. ** Baca juga: Dalam Waktu Satu Menit, Remaja di Tiongkok Lompat Tali Sebanyak 374 Kali

VELC, yang dikonseptualisasikan dan dirancang dalam 15 tahun, dapat membantu memecahkan salah satu teka-teki utama astrofisika Matahari, yakni mengapa atmosfer Matahari yang disebut korona sejuta derajat panasnya padahal permukaannya hanya lebih dari 5.700 derajat Celsius.

Untuk menjawabnya, para ilmuwan harus mengamati korona langsung dari bagian paling bawah ke atas, yang sulit dilakukan karena cahaya terang yang memancar dari permukaan Matahari.

VELC dapat mencitrakan korona Matahari hingga 1,05 kali radius Matahari, yang merupakan citra terdekat dari muatan semacam itu. VELC juga dapat mengambil pengamatan ini kira-kira tiga kali setiap detik dan dengan resolusi tinggi 2,5 detik busur per piksel.

“Tidak ada koronagraf Matahari lain di luar angkasa yang memiliki kemampuan mencitrakan korona Matahari sedekat mungkin dengan piringan Matahari seperti yang dapat dilakukan VELC,” kata Prof Raghavendra, peneliti utama VELC.

Ditambahkan, “Ia dapat mencitrakannya sedekat 1,05 kali radius Matahari, juga dapat melakukan pencitraan, spektroskopi, dan polarimetri pada saat yang sama, dan dapat melakukan pengamatan pada resolusi (tingkat detail) yang sangat tinggi dan berkali-kali dalam satu detik.” (ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email