Kabar6-Sekretaris PT Banten Global Development (BGD), Fatma Ratna Sari, mengaku sempat berkomunikasi dengan pimpinannya, RT, sebelum Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di serpong, Kota Tangerang selatan (Tangsel), Selasa (1/12/2015) kemarin.
“Saya belum tahu detil informasinya. Tapi sebelumnya saya masih berkomunikasi dengan bapak (RT), cuma saya lupa jam berapa terakhir komunikasinya,” ujar Fatma saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Rabu (2/12/2015).
Meski demikian, Fatma mengaku bila komunikasi terakhirnya dengan RT bukan terkait pembentukan Bank Banten. Melainkan urusan BGD lainnya.
“Bukan soal Bank Banten. Karena kita kan tidak hanya mengurus Bank Banten. Tapi soal pekerjaan BGD yang lain,” ujarnya.
Setelah informasi terkait penangkapan RT bersama sejumlah anggota DPRD Banten oleh KPK, Fatma mengaku belum berhasil menghubungi RT.
“Belum tahu mas, sampai sekarang bapak belum bisa dihubungi lagi,” ujarnya.
- Baca juga: KPK Segel Kantor PT BGD di Kota Serang.
- Baca juga: Rumah Dua Anggota DPRD Banten yang Terjaring OTT KPK Sepi.
- Baca juga: Anggota DPRD Terjaring OTT, Rano Dukung KPK.
- Baca juga: Ratu Tatu Klaim Partainya Tolak Bank Banten.
- Baca juga: Akibat OTT, Pendirian Bank Banten Terancam Gagal.
- Baca juga: Delapan Orang Terjaring OTT KPK di Serpong.
Diketahui, KPK meringkus delapan orang dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di kawasan Kecamatan Serpong, Kota Tangerang selatan (Tangsel), Selasa (1/12/2015) kemarin.
Dari total orang yang diringkus, dua di antaranya diduga adalah anggota DPRD Banten, yaitu SMH dan TST. Sedangkan tiga orang lainnya merupakan Direktur Utama pada salah satu perusahaan di Banten (PT BGD) berinisial RT, dan dua orang stafnya.
Sementara tiga orang lainnya yang juga turut diamankan merupakan sopir dari masing-masing terduga pelaku.
Dari lokasi OTT tersebut, petugas KPK juga mengamankan uang ratusan juta, dalam bentuk pecahan rupiah dan dollar AS.(fir/yud)