oleh

Rumah Janda Dua Anak Dibedah Kejari Cilegon

image_pdfimage_print

Kabar6-Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilegon membedah rumah warga tidak mampu yang berada di Kampung Telu, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Kita Cilegon, Banten. Kejari menggandeng PT Krakatau Steel serta Pemkot Cilegon untuk melakukannya.

Pengerjaannya sendiri dilakukan dalam kurun waktu sekitar dua pekan, dengan konstruksi tahan gempa. Selama proses bedah rumah, keluarga Sunariyah, tidur dikontrakan yang sudah disiapkan.

“Kalau kemarin fokus kita ke pelaku UMKM, pelajar dan mahasiswa, kali ini kita menyentuh masyarakat tidak mampu, bekerjasama dengan KS dan Pemkot, bedah rumah dan pembagian sembako, kurang lebih sekitar 200,” ujar Diana Wahyu Widiyanto, Kepala Kejari Cilegon, di lokasi, Kamis (20/07/2023).

Rumah peninggalan orangtua Sunariyah sudah lapuk dan atapnya bocor, kala hujan turun, lantainya akan basah. Janda dua anak itu menggantungkan hidupnya dari putra pertamanya yang bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Kranggot, Kota Cilegon, Banten, dengan penghasilan tak menentu.

Meski putra pertamanya hanya lulusan Sekolah Dasar (SD), dia tetap giat bekerja demi ibu dan adiknya yang kini kelas 2 SMP.

Setelah ditinggal suaminya yang meninggal dunia beberapa tahun lalu, Sunariyah terus menempati rumah peninggalan orangtuanya di Kampung Telu, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Kita Cilegon, Banten, dengan keterbatasan yang ada.

**Baca Juga: MUI Tangsel Catat hingga Pertengahan Juli 2023 Ada 32 Orang Ikrar Syahadat

Sembari menahan tangis dan sesekali menyeka air matanya, dia bersyukur rumahnya kini dibangun agar bisa tinggal di tempat yang lebih layak bersama kedua putranya.

Sunariyah beruntung terpilih rumahnya dibedah oleh Kejari Cilegon, PT Krakatau Steel dan Pemkot Cilegon, dalam rangkaian hari Bhakti Adhiyaksa. Pemilihan bedah rumah dilakukan bersama-sama dengan memperhatikan banyak pertimbangan.

“Terimakasih membantu bangun rumah. Udah lama, semenjak lahir tinggal disini, rumah ini punya orangtua. Orangtua udah enggak ada, ditempati saya. Suami udah enggak ada, tinggal sama anak dua,” ujar Sunariyah, di lokasi rumahnya, Kamis (20/07/2023).

Putra pertamanya yang berusia 20 tahun menjadi kuli angkut di Pasar Kranggot, Kota Cilegon, Banten, yang tak jauh dari rumahnya. Sunariyah bercerita, usai suaminya meninggal, anak pertamanyalah yang menggantikan peran bapaknya.

Dia mencari nafkah dengan penghasilan terbatas untuk memenuhi kebutuhan harian, agar dapur tetap ngebul. Sang kakak juga membantu biaya pendidikan adiknya yang kini duduk di kelas 2 SMP.

“Sehari-hari dari anak aja, kuli buah-buahan di pasar, sehari kadang dapet Rp 100 ribu, kalau sepi kadang dapet nya Rp 50 ribu, cukup enggak cukup dicukupin aja,” ucapnya.

Sunariyah bercerita kalau dia tak pernah mendapatkan bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan covid-19. Namun putra keduanya, mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk pendidikan.

Sunariyah berharap, anak-anaknya bisa melanjutkan pendidikan dan hidup lebih layak darinya. Dengan segala keterbatasan yang ada, dia selalu berdoa agar kedua anaknya bisa hidup lebih baik lagi.

“PKH enggak dapet, (bantuan) covid juga enggak pernah (dapet bantuan).  Anak sekolah dapet bantuan. Yang besar lulus SD doang. Anak yang SMP dapet Kartu Indonesia Pintar,” tuturnya. (Dhi)

Print Friendly, PDF & Email