oleh

Pro Kontra Kebijakan Wajib Beli Beras di Kalangan Guru Kota Tangerang

image_pdfimage_print

Kabar6-Pro kontra atas kebijakan wajib membeli beras, mulai terdengar dari kalangan guru-guru sekolah di Kota Tangerang, Kamis (5/1/2023).

Ada yang mendukung, tapi banyak juga yang sebenarnya keberatan, namun tak berani membantah.

Salah seorang sumber menceritakan hal tersebut saat berbincang bersama awak media.

“Iya bang, sekarang kan kita sebulan sekali wajib beli beras,” ungkap seorang guru dari salah satu sekolah dasar negeri yang namanya tak bisa disebutkan.

**Baca Juga: E-Tilang Diterapkan di Kota Tangerang, Mulai Berlaku 9 Januari

Menurutnya, kebijakan itu sudah sejak lama diberlakukan oleh pihak dinas terkait. Yakni, satu orang guru/pegawai, baik yang berstatus ASN maupun Honorer, wajib membeli 1 karung beras ukuran 5 kilogram.

“Jujur saja bang, buat yang sudah PNS mah, ya mungkin ringan. Tapi kalau yang masih honorer, ya bingung juga,” keluhnya.

Bahkan, kata dia, tak sedikit guru yang menggerutu bilamana datang saatnya moment penjualan beras ke sekolah.

“Pas wayahnya beras dateng mah, ya banyak yang sebel. Sebelnya mah mungkin pas lagi gak pada punya duit, akhirnya kadang pinjem dulu,” katanya.

Kebijakan wajib membeli beras itu pun diakui benar adanya oleh seorang Kepala Sekolah (Kepsek) disalah satu sekolah dasar.

Meski begitu, baginya kebijakan itu sejauh ini masih berjalan baik dan lancar. “Banyak juga yang senang, tapi ya ada juga yang merasa terbebani,” ungkap Kepsek yang juga tak bisa disebutkan namanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tangerang, H. Arfan membantah bila hal itu menjadi sebuah keharusan apalagi sebagai kewajiban.

Menurutnya, penjualan beras itu merupakan program PT Tangerang Nusantara Global (TNG).

“Gak wajib ko, itu mah siapa aja yang mau beli. Yang gak mau beli juga tidak apa-apa. Itu beras PT TNG,” tegas dia, saat dihubungi Kabar6.Com melalui sambungan WhatsApp Messengernya.

Mantan Kabid Pendapatan pada DPKAD Kota Tangerang ini, mencontohkan dirinya, yang hanya sekali ikut membeli beras dari PT TNG itu.

“Saya aja cuma sekali beli beras itu, soalnya saya mah emang jarang masak. Jadi emang gak wajib itu mah, yang mau aja. Yang gak mau beli juga gak apa-apa,” pungkasnya. (Tim K6)

Print Friendly, PDF & Email