oleh

Perusahaan di Tiongkok Bakal Berikan Rp2 Triliun untuk Dorong Karyawan Agar Miliki Anak

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah agen perjalanan online terbesar di dunia, Trip.com, memperkenalkan subsidi pengasuhan anak baru senilai sekira Rp2 triliun untuk mendorong 32 ribu karyawannya agar memiliki anak.

Karyawan yang telah bekerja di perusahaan setidaknya selama tiga tahun, melansir localnews8, akan menerima bonus tahunan sebesar sekira Rp20 juta untuk setiap anak yang baru lahir setiap tahun sejak ulang tahun pertama anak tersebut hingga mereka mencapai usia lima tahun.

“Melalui pengenalan tunjangan penitipan anak yang baru ini, kami bertujuan untuk memberikan dukungan keuangan yang akan mendorong karyawan kami untuk memulai atau menumbuhkan keluarga mereka tanpa mengorbankan tujuan dan pencapaian profesional mereka,” kata James Liang, ketua eksekutif Trip.com James Liang.

Pengumuman Trip.com mengikuti inisiatif serupa oleh perusahaan di Tiongkok yang lebih kecil dan muncul saat negara tersebut menghadapi krisis demografis. ** Baca juga: Penumpang di AS Klaim Dikejar Mafia dan Ancam Ledakkan Pesawat

Diketahui, populasi Tiongkok menyusut pada 2022 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun, dengan hanya 6,77 kelahiran per 1.000 orang, tingkat kelahiran terendah sejak berdirinya Komunis Tiongkok pada 1949. Menurut PBB, kini Tiongkok menjadi negara terpadat kedua di dunia, setelah tertinggal dari India.

Beijing sendiri membatalkan kebijakan ‘satu anak’ selama puluhan tahun pada 2015, yang awalnya mengizinkan pasangan menikah untuk memiliki dua anak. Namun setelah kenaikan singkat pada 2016, angka kelahiran nasional terus turun. Masalah ini menjadi perhatian utama para pembuat kebijakan, karena dapat memiliki implikasi yang mendalam bagi negara.

“Saya selalu menyarankan agar pemerintah memberikan uang kepada keluarga dengan anak-anak…untuk mengurangi biaya membesarkan anak keluarga dan membantu lebih banyak anak muda memenuhi keinginan mereka untuk memiliki banyak anak,” terang Liang. “Perusahaan juga dapat berperan dalam kemampuan mereka sendiri untuk membangun lingkungan reproduksi yang menguntungkan.”

Tingkat kelahiran yang menurun bukan satu-satunya kekhawatiran bagi Beijing. Hal lain, lebih sedikit orang di Tiongkok yang menikah, hingga bisa menambah masalah. Menurut data yang dirilis Kementerian Urusan Sipil Tiongkok awal bulan ini, sekira 6,83 juta pasangan menikah pada 2022.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email