oleh

Peluh Supir Angkot di Tangsel Hadapi Kenaikan Harga BBM

image_pdfimage_print

Kabar6-Wajahnya celingak-celinguk. Setiap sudut gang di sepanjang Jalan Raya Pamulang 2, Kota Tangerang Selatan, dilihat sambil sesekali menekan klakson.

“Liat aja sendiri penumpang kayak gini,” kata Herman, supir angkot D-14 jurusan Pamulang 2 – Ciputat, Senin (5/9/2022).

Sejak dari pangkalan angkot di Pamulang 2 hingga Parakan, penumpang hanya kabar6.com sendiri.

Herman berkeluh kesah atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ia bersama rekan sejawatnya merasa semakin limbung terjepit.

Diceritakan, pemilik angkot mematok uang setoran senilai Rp 40 ribu sehari. Jumlah segitu pun dianggap masih tinggi lantaran supir harus menanggung uang bensin sendiri.

“Uang setoran jarang keuber. Makanya banyak yang narik setengah hari,” ujarnya. Herman bilang tarif penumpang terpaksa dinaikan Rp 1000 imbas dari kenaikan harga BBM.

Ia hanya bisa penuh harap dari sewa borongan penumpang. Sebab hanya dari situ uang setoran bisa dipenuhi ke bos angkot.

Sisanya uang bisa Herman bawa untuk membeli beras dan sedikit lauk pauk demi menghidupi anak-anaknya. Selama ini dirinya dibantu istri yang ikut mencari nafkah sebagai pedagang kecil.

Rasanya ingin kembali jadi supir pribadi. “Tapi kan kalo enggak ada yang bawa susah,” lirih Herman.

Di tengah himpitan kebutuhan hidup yang semakin keras pria beranjak senja itu terpaksa harus semangat menelusuri aspal jalan bersama angkot berusia sepuh.

**Baca juga:Penyesuaian Tarif, Angkot Jurusan Pamulang 2 – Ciputat Naik Rp 1000

Harapan itu masih masih ada walaupun sudah di pucuk nadir. Kerut wajahnya dengan kacamata plus silinder tebal menggambarkan hidup di daerah urban ini bukan perkara mudah.

“Abis malu, kalo istilahnya minta rokok sama istri,” ucap Herman sambil menjulurkan tangan cengkram lembaran uang ongkos angkot.(yud)

Print Friendly, PDF & Email