oleh

Pakar: Rival Petahana Tangsel Jangan Jualan Kecap

image_pdfimage_print

Kabar6-Memasuki pertengahan masa kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015 mendatang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), isu kasus tindak pidana korupsi masih terlihat mendominasi diberbagai media massa dan situs jejaring sosial.

Isu miring bernada kampanye hitam (black campaign) semakin terus dilontarkan oleh rival pasangan calon petahana Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie.?

Padahal, idealnya kampanye digunakan sebagai sarana untuk menyosialisasikan visi, misi dan rencana program kerja masing-masing pasangan calon.

“Melalui kampanye, calon memperkenalkan diri dan menyampaikan visi misinya kepada masyarakat,” kata pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro kepada kabar6.com lewat pesan WhatsApp, Kamis (22/10/2015).

Dijelaskannya, dari kampanye penyampaian program visi dan misi dari setiap pasangan  calon diharapkan mampu mencerahkan serta mengedukasi pemilih. Sehingga tujuan mendasarkan agar masyarakat sekitar bisa menjadi pemilih yang cerdas.

Meskipun masing-masing calon ingin menang dalam pilkada dengan beragam cara yang telah didesain. Tujuan akhirnya tentu demi sukses mendulang suara.

Siti mengingatkan, tapi mereka tak boleh egois menggunakan cara-cara “pokoke” alias menghalalkan segala dalam manuver politiknya.

“Sehingga tujuan mulia kampanye melenceng menjadi sekadar jualan kecap nomor satu dan melecehkan yang lain,” sindir Siti. **Baca juga: Donatur Dana Kampanye di Tangsel Minus Badan Usaha?

Siti menyarankan, lebih baik para pasangan calon melakukan kampanye berkualitas dan beradab. Mungkin agar masyarakat bisa mendapat pembelajaran politik dengan menelaah semua program visi dan misinya jika berhasil menjadi kepala daerah terpilih.

“Mendapat kemanfaatan dan bisa membedakan calon-calon yang relatif akan amanah dan tidak,” tambahnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email