oleh

Lelang Dirut dan Komisaris BUMD Agrobisnis Banten Sepi Peminat

image_pdfimage_print

Kabar6-Pemprov Banten kembali melelang ulang jabatan direksi dan komisaris untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Agrobisnis.

Pemprov beralasan peminat untuk lelang jabatan di BUMD yang baru dibentuk tersebut masih minim peminat.

Diketahui, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banten 2020, Pemprov Banten menganggarkan modal untuk BUMD Agrobisnis sebesar Rp50 miliar.

Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Banten, Budi Prajogo mengatakan, pihaknya akan mendorong Pemprov Banten agar secepatnya melakukan seleksi pimpina untuk BUMD Agrobisnis.

“Kita juga mendorong agar proses seleksinya objektif, sehingga kita bisa mendapatkan sumberdaya manusia (SDM) yang terbaik untuk kita beri amanah mengelola BUMD kita. Kalau soal sepi karena nggak ada peminat bisa jadi karena kurang sosialisasi,” kata Budi saat ditemui di DPRD Banten, KP3B, Kota Serang, kemarin.

Budi juga meminta dalam proses seleksi pimpinan BUMD Agrobisnis harus secermat mungkin.

“Dalam menentukan juga jangan terburu-buru. Toh BUMD perangkatnya belum tersedia. Jadi santai saja. Soal lelang diulang juga mungkin karena waktu yang pendek, tapi pada waktunya akan terpenuhi. Saya akan minta ke Biro Administrasi Pembangunan (Adpem) untuk lebih mensosialisasikan supaya banyak orang yang tahu,” ujarnya.

Sementara, Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) membenarkan jika lelang untuk jajaran direksi dan komisaris BUMD Agrobisnis diulang karena kurangnya peminat.

“Sekarang sudah mulai dilelang ulang untuk komisaris dan direktur. Pembentukannya sudah ada tinggal strukturnya. Dan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, kalau komisaris usianya nggak boleh dari 60 tahun, direksi 55 tahun. Yang jelas harus mengerti, pengalaman, dan menyiapkan proposal,” ujar WH.

Lebih lanjut, WH mengaku, pada 2020 Pemprov Banten sudah menganggarkan penyertaan modal awal untuk BUMD Agrobisnis.**Baca juga: Pemprov Lelang Jabatan Komisaris dan Dirut Bank Banten, Ini Kata Gubernur.

“Agrobisnis kan sudah kesepakatan. Soal modal dari analisa itu Rp 300 miliar, tapi untuk modal awal Rp 50 miliar,” katanya.(Den)

Print Friendly, PDF & Email