oleh

Jalur Wisata Trakking Ujung Kulon Mana Saja yang Ditutup, Cek Disini

image_pdfimage_print

Kabar6-Jalur wisata jalan kaki atau trakking di Semenanjung Ujung Kulon akan resmi ditutup mulai 01 November 2023. Penutupan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan, guna melindungi habitat asli badak bercula satu.

Badak bercula satu masuk dalam kategori critically endangered dalam daftar Red List Data Book yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN).

Penutupan ini lantaran Badak Jawa juga terdaftar dalam Apendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), sebagai jenis yang jumlahnya sangat sedikit di alam dan dikhawatirkan akan punah.

Berikut jalur trakking atau jalan kaki yang ditutup oleh Balai TNUK:

a. Jalur trakking di seluruh wilayah semenanjung ujung kulon dan jalur trakking Cilintang – Karang Ranjang-Kalejetan – Legon Pakis.

b. Kunjungan ziarah ke Sanghyang Sirah, diperkenankan hanya melalui Bidur

Adapun kegiatan trakking dan wisata alam terbatas masih bisa dilaksanakan pada lokasi sebagai berikut :
1. Pulau Peucang (trakking dan wisata perairan).

2. Kepulauan Handeleum (wisata perairan).

3. Pulau Panaitan, antara lain :
• Trakking Jalur Legon Butun – Legon Bajo – Ciharashas.
• Trakking Jalur Legon Butun – Karang Masjid – Karang Jajar – Legon Bajo – Legon Butun.
• Trakking Jalur Pendakikan Citambuyung – Gunung Raksa.

4. Gunung Honje, antara lain :
• Jalur Goa Ciguha.
• Jalur Sungai Cicegog.
• Jalur Curug Cikawung.
• Jalur Curug Dengdeng.
• Jalur Curug Batususuan.
• Jalur Curug Cihangasa.
• Jalur Mata Air Panas Cibiuk.
• Jalur Mata Air Panas Cisaat.
• Jalur Curug Ciburuluk.
• Jalur Pendakikan Puncak Gunung Honje.
• Penziarahan Gunung Tilu.
• Penziarahan Paniisan.

Sebelumnya diberitakan bahwa penutupan jalur wisata jalan kaki atau trakking terfokus di Semenanjung Ujung Kulon, karena menjadi habitat Badak Jawa atau badak bercula satu.

“Sejak tahun 2020, menunjukkan bahwa aktivitas badak sudah sangat jarang ditemui di jalur-jalur track wisata dan bergeser ke lokasi yang lebih aman, sementara habitat Badak Jawa hanya ada di Semenanjung Ujung Kulon,” ujar Ardi Andoni, Kepala Balai TNUK, dalam keterangan resminya, ditulis Senin, (23/10/2023).

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Badak Jawa membutuhkan daerah jelajah tertentu dan menentukan pola perilaku di alam. Sehingga Badak Cula Satu cenderung menghindar jalur-jalur yang berpotensi sering dilewati untuk beraktifitas.

**Baca Juga: Beredar Info, Polisi Sita Senpi & Cula Badak Bercula Satu di TNUK

“Badak Jawa salah satu satwa yang paling pemalu dan sangat mengindari manusia. Bukan hanya bertemu langsung, juga menghindari jejak manusia, bau dan suara manusia juga bekas aktivitas manusia lainnya,” terangnya.

Wilayah semenanjung Ujung Kulon ditutup total, hanya peneliti saja yang bisa masuk ke daerah tersebut. Sehingga meminimalisir kegiatan manusia di habitat asli badak bercula satu.

Semakin alami rumah badak, diharapkan mereka bisa terus hidup dan berkembang biak secara alami, sehingga bisa terus lestari.

“Kami mulai menerapkan program fully protected areas untuk wilayah semenanjung Ujung Kulon, kecuali untuk kegiatan penelitian dan konservasi Badak Jawa,” jelasnya.(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email