oleh

Ilmuwan Australia Sukses Pecahkan Kode DNA Kijang Arab yang Sudah Musnah Sejak 1972

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah pencapaian istimewa diraih oleh tim peneliti internasional yang dipimpin University of Sydney, Australia. Ya, mereka telah berhasil memecahkan kode DNA kijang Arab, merupakan yang pertama di dunia.

Pemecahan kode DNA kijang Arab, melansir thenationalnews, sangat berguna untuk memastikan kelangsungan hidup spesies yang sudah sangat langka itu. Kijang Arab sendiri diketahui sudah punah di alam liar pada 1972 karena perburuan dan perburuan. Sebagian yang berhasil diselamatkan saat ini berada di pusat-pusat penangkaran yang ada di Uni Emirat Arab dan juga koleksi pribadi orang-orang kaya di Arab Saudi.

Kijang Arab menjadi sangat istimewa untuk masyarakat Timur Tengah, bahkan menjadi ikon Arab Saudi. Hal itu karena keunikan yang dimiliki oleh kijang Arab seperti bentuk tubuh berbeda dari kijang-kijang lain serta ketahanan fisik yang sangat tinggi.

Perbedaan itu membuat kijang Arab mampu bertahan di lokasi sangat ekstrem seperti di gurun pasir yang sangat panas. Kijang Arab juga unik karena mampu berjalan 75 kilometer untuk mencari makanan. Mereka juga punya insting yang kuat mengenai turunnya hujan.

“Ini mengapa kami bekerja keras untuk memastikan agar kijang Arab akan selamat hingga tahun-tahun ke depan. Kehadiran mereka merupakan salah satu cara untuk terus menghidupkan budaya Timur Tengah,” katar Jaime Gongora dari Univesity of Sydney.

Untuk memecahkan kode DNA, Gongora dan rekan-rekannya mengumpulkan dan menguji sampel genetik dari 138 kijang Arab di Suaka Margasatwa Al Wusta. Selain itu mereka juga menggunakan 36 sampel historis dari Kebun Binatang Phoenix. ** Baca juga: Demi Selamatkan Baju Pernikahan yang Terkena Banjir, Pengantin Pria di Malaysia Korbankan Nyawanya

Dari seluruh sampel itu mereka kemudian mempelajari DNA mitokondria yang diturunkan secara maternal dan polimorfisme nukleotida tunggal yang diwariskan secara biparental. Hal itu merupakan variasi genetik yang digunakan untuk mengidentifikasi spesies.

Mereka menemukan, kumpulan gen kijang Arab cukup beragam, yang berarti bahwa kawanan dapat merespons perubahan lingkungan dan menjaga kesehatan yang baik. Faktanya, pada 58 persen dari total keragaman, sampel saat ini lebih beragam secara genetik daripada yang historis. “Ini berarti bahwa strategi konservasi berdasarkan perkawinan acak bisa cukup berhasil,” terang Gongora.

Dalam konklusinya, pemecahan kode DNA itu mereka menemukan tiga kelompok leluhur kijang Arab. Hanya saja genetika mereka tidak terdistribusi secara merata di seluruh kawanan kijang Arab yang saat ini tinggal di suaka margasatwa.

Dari situ, mereka meminta agar pemilik suaka margasatwa atau kolektor pribadi melakukan pengembangbiakan dengan antara kijang Arab betina dengan kijang Arab jantan dari garis keturunan genetik lainnya.

“Itu dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies dan juga keragaman genetik,” kata Gongora.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email