oleh

Cerita Upaya Penggembosan Seruan Ciputat Mahasiswa UIN Jakarta

image_pdfimage_print

Kabar6-Rencana aksi gerakan moral civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sempat dihantui ganjalan. Guru besar, dosen, mahasiswa hingga alumnus menyampaikan Seruan Ciputat untuk kritisi penguasa beserta kroninya yang ingin melanggengkan rezim kekuasaan.

“Saya dikirimin pesan singkat,” kata senat mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zara Razim Syah kepada kabar6.com di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Senin (5/2/2024).

Ia ceritakan, upaya penggembosan dialami saat dirinya menyebar seruan ajakan aksi moral ke grup-grup forum diskusi dan gerakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Azam sebutkan, pengirim pesan menyatakan bahwa aksi Seruan Ciputat tidak mewakili institusi. Ia pastikan pengirim pesan merupakan orang dalam kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

**Baca Juga:Seruan Ciputat, Civitas Akademi UIN Jakarta Geram Saksikan Demokrasi Diciderai

“Cuma saya enggak bisa menyebutkan siapa orangnya,” jelas mahasiswa jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum itu.

Meski ada upaya penggembosan, tegas Azam, tidak menyurutkan tekadnya mengikuti aksi gerakan moral. Ia bilang aksi civitas akademika UIN Jakarta mewakili rakyat resah atas kondisi bangsa yang sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Banyak warga negara Indonesia geram melihat tingkah penguasa yang semakin terang-terangan mengabaikan tatanan kehidupan demokrasi berbangsa dan bernegara. UIN Jakarta menjadi kapal besar untuk mendorong tegaknya demokrasi tetap bergulir di Tanah Air.

“Jadi di Ciputat ini UIN sebagai kapal besarnya. Tapi hanya sekoci-sekoci kecil yang menggerakkan,” tegas Azam.

Menurutnya, banyak organisasi-organisasi, forum diskusi mahasiswa serta aktivis pro demokrasi yang sekarang sedang dikelilingi. Azam coba ajak diskusi bersama tentang kondisi saat ini.

Baginya karena gerakan yang besar dimulai dari gerakan kecil. Dimulai dari kesadaran yang kecil itu nantinya akan menjadi gerakan besar. Konsolidasi mahasiswa di tingkat Jabodetabek hingga nasional.

“Kalau kita resah dengan keadaan sekarang tidak bisa memilih orang yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri akan melanjutkan keadaan saat ini,” tambah Azam bernada diplomatis.(yud)

 

Print Friendly, PDF & Email