1

Penumpang Positif Covid-19 Lolos ke Sorong, ini Penjelasan Garuda Indonesia

kabar6.com

Kabar6-Maskapai penerbangan Garuda Indonesia angkat bicara soal lolosnya penumpang positif Covid-19 yang terbang dari Jakarta-Sorong.

“Kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia bersama-sama dengan stakeholder terkait terus melakukan koordinasi dan komunikasi intensif terkait tindak lanjut atas kondisi tersebut guna memastikan prosedur protokol kesehatan penerbangan pada masa transisi new normal berjalan dengan optimal,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra melalui keterangan tertulis, Senin 29/6/2020.

Pernyataan Irfan ini menanggapi lolosnya WH (20) tahun peumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 682 rute Jakarta-Sorong ternyata positif Covid-19. WH merupakan siswa program afirmasi pendidikan menengah asal Kabupaten Sorong. Ia berangkat dari Jakarta bersama rombongan berjumlah 43 orang. Pesawat yang membawanya tiba di Bandara Domine Edaward Sorong pada Sabtu (27/6/2020) sekitar pukul 06.20 WIT.

Informasi tersebut diketahui setelah petugas di Bandara Domine Edward Sorong mendapati dokumen kesehatan yang menyatakan WH positif PCR virus corona.

Sebelum pulang, WH melakukan tes swab menggunakan metode PCR pada 21 Juni 2020. Dari surat yang dikeluarkan Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, WH dinyatakan positif Covid-19. Entah kenapa, pemuda 20 tahun itu bisa lolos dari pemeriksaan di Bandara Soekarno-Hatta.

“Penerbangan GA 682 rute Jakarta – Sorong dioperasikan dengan penerapan physical distancing dimana tingkat isian penumpang berkisar di angka 62 persen dari total kapasitas pesawat,” kata Irfan.

Irfan mengatakan seluruh penumpang Garuda Indonesia pada penerbangan tersebut telah memperoleh validasi dan clearance dari otoritas terkait perihal pemenuhan persyaratan protokol kesehatan bagi penumpang yang akan melakukan penerbangan.

Dia memastikan Garuda Indonesia juga akan terus memperkuat sinergitas bersama seluruh pemangku kepentingan layanan kebandarudaraan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan berjalan optimal. “Dengan senantiasa mengedepankan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang.”

**Baca juga: AP II : Juli Fase Pemulihan Penerbangan di Tengah Pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, Irfan mengatakan, peran serta dan dukungan masyarakat untuk menjalankan prosedur protokol kesehatan penerbangan dengan baik juga merupakan aspek penting dalam memastikan komitmen bersama penanganan pandemi ini berjalan secara berkesinambungan.

Garuda Indonesia juga telah menjalankan prosedur protokol kesehatan terhadap armada serta awak kabin yang bertugas pada penerbangan tersebut melalui prosedur disinfeksi armada dan karantina mandiri sesuai ketentuan. GFM




AP II : Juli Fase Pemulihan Penerbangan di Tengah Pandemi Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-PT Angkasa Pura II menetapkan bulan Juli ini sebagai fase recovery [pemulihan] di tengah pandemi global COVID-19.

“Kami prediksi jumlah penumpang di 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II pada Juli 2020 dapat meningkat berkisar 20-25 persen dibandingkan dengan Juni 2020,” ujar Presiden Director Muhammad Awaluddin, Senin 29/6/2020.

Adapun pada Juni 2020, lalu lintas pesawat di 19 bandara perseroan sebanyak 500 – 550 pergerakan/hari dan jumlah penumpang mencapai 25.000 – 30.000 penumpang/hari.

Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin mengatakan peningkatan lalu lintas penerbangan diperkirakan sebagian besar ada di Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia.

**Baca juga: Layanan 24 Jam PPDB Online Kota Tangerang.

Konektivitas antara Soekarno-Hatta dengan bandara-bandara lain di berbagai wilayah di Indonesia akan dibuka kembali. Begitu juga dengan frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah aktif, diyakini akan semakin meningkat.

“Soekarno-Hatta merupakan hub bagi penerbangan domestik yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota lain di Indonesia. Karena itu di fase recovery bulan depan, rute-rute domestik kami perkirakan akan kembali aktif,” jelas Muhammad Awaluddin. (GFM)




PT AP II: Selesaikan Isu Bisnis Penerbangan

kabar6.com

Kabar6-Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, peningkatan kolaborasi diperlukan di antara pemangku kepentingan demi membawa sektor penerbangan kembali melambung atau rebound.

Sektor penerbangan nasional memiliki kemampuan berkontribusi besar dalam mendukung aktivitas dan perekonomian Indonesia.

“Tiga kelebihan di moda transportasi udara yaitu flexibility untuk mendukung pergerakan orang, lalu capacity untuk mobilisasi besar, serta connectivity untuk menyatukan Indonesia yang merupakan negara kepulauan,” katanya dalam keterangan pers, Selasa (23/6/2020).

Menurut Awaludin, harus ada perbaikan agar kontribusi sektor penerbangan tetap terjaga pada masa adaptasi new normal

“Jangan sampai tiga kelebihan yang dimiliki sektor penerbangan itu menghilang begitu saja karena pandemi Covid-19,” ujarnya.

Awaluddin menuturkan, saat ini ada tiga isu yang harus diselesaikan oleh pemangku kepentingan transportasi udara. Taitu terkait slot waktu penerbangan, rute penerbangan dan frekuensi penerbangan di dalam satu rute.

“Slot time penerbangan harus dimaksimalkan, lalu rute penerbangan harus kembali diaktifkan, dan frekuensi penerbangan di rute yang sudah aktif harus ditingkatkan dari yang ada sekarang,” ujarnya.

Di tengah pandemi ini, lanjut Awaluddin, PT Angkasa Pura II selaku operator bandara akan memaksimalkan slot time penerbangan di bandara.

“Kami mendorong sebaran slot time penerbangan lebih merata. Komunikasi akan dilakukan dengan pihak terkait termasuk maskapai agar tidak ada lagi saling mengajukan penerbangan hanya di jam-jam tertentu, sehingga banyak alternatif pilihan jam penerbangan bagi para pengguna jasa,” ujar Awaluddin.

Lebih lanjut jelas Awaluddin, PT Angkasa Pura II akan membahas bersama maskapai agar rute-rute yang saat ini belum aktif bisa kembali dibuka.

“Kami akan bersama-sama membahas hal tersebut melihat rute-rute destinasi yang menjadi kebutuhan dan peluang. Selain itu, Frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah aktif juga akan dibahas untuk ditingkatkan kembali,” tuturnya.

**Baca juga: Ojol Korban Penembakan di Green Lake City Lapor Polisi.

“Kendala saat ini adalah masyarakat sulit melakukan perjalanan antara lain karena rutenya tidak ada serta frekuensi penerbangan sedikit misalnya di satu rute hanya ada 1-2 kali penerbangan per hari. Harus dipikirkan bagaimana seluruh stakeholder transportasi udara ini bersama-sama dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat,” jelas Awaluddin.

Kepercayaan masyarakat juga ditumbuhkan dengan dipatuhinya prosedur yang mengedepankan kesehatan, keselamatan dan keamanan penerbangan.(Vee)




Alasan Terminal I dan 2F Bandara Soekarno-Hatta Ditutup

kabar6.com

Kabar6– Bandara Internasional Soekarno-Hatta di tengah pandemi COVID-19 melayani seluruh penerbangan di Terminal 2D dan 2E serta Terminal 3. Untuk sementara waktu, Terminal 1 (1A, 1B, 1C) dan Terminal 2F tidak dioperasikan.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan keputusan ini didasari 3 pertimbangan.

Pertama adalah penyesuaian pola operasional di tengah pandemi guna membuat Soekarno-Hatta beraktivitas secara efektif. Terdapat 4 kategori pola operasional yang ditetapkan PT Angkasa Pura II yaitu Normal Operation, Slow Down Operation dan Minimum Operation Level I dan Minumum Operation Level II.

Adapun di Soekarno-Hatta telah ditetapkan pola operasional Minimum Operation Level I, menyesuaikan dengan lalu lintas penerbangan yang ada.

Saat ini, kata Awaluddin, keseluruhan kapasitas terminal di Soekarno-Hatta Terminal 1, 2 dan 3 dapat menampung hingga sekitar 45 juta penumpang per tahun. “Kemudian, kami melakukan penyesuaian pola operasional agar Soekarno-Hatta dapat beroperasi secara efektif. Penyesuaian pola operasional dilakukan dengan menutup Terminal 1 dan Terminal 2F. Sementara itu Terminal 2D dan 2E serta Terminal 3 kami nilai yang paling mampu mengakomodir flow penumpang dengan dinamisnya prosedur keberangkatan dan kedatangan di tengah pandemi,” ujar Muhammad Awaluddin, Kamis 18/6/2020.

Penutupan Terminal 1 dan Terminal 2F juga didasari pertimbangan Kedua yakni efektifitas operasional. Seluruh penerbangan kini dioperasikan Terminal 2D & 2E serta Terminal 3. Dengan demikian, Bandara Soekarno-Hatta saat ini beroperasi secara efektif dan efisien, tetap siaga 24 jam.

Muhammad Awaluddin menuturkan penutupan Terminal 1 dan 2F bersifat sementara (temporer) dan sewaktu-waktu dapat dibuka kembali sesuai dengan perkembangan kondisi terkait pandemi COVID-19.

“Seluruh bandara PT Angkasa Pura II termasuk Soekarno-Hatta menerapkan konsep Agile Operation, Resilience Operation dan Lean Operation, sehingga dapat beroperasi mengikuti dinamisnya prosedur yang ditetapkan oleh regulator serta perkembangan dan dinamika operasi kebandarudaraan yang ada,” jelas Muhammad Awaluddin.

Kemudian,pertimbangan Ketiga penutupan Terminal 1 dan 2F dilakukan dalam rangka percepatan program revitalisasi gedung terminal yang saat ini masih berlangsung di Terminal 1C dan Terminal 2F.

Revitalisasi Terminal 1C dan Terminal 2F bagian dari revitalisasi keseluruhan gedung Terminal 1 dan Terminal 2, di mana ini adalah yang pertama kali dilakukan sejak Bandara Soekarno-Hatta beroperasi perdana pada tahun 1985.

**Baca juga: Anjlok, PAD Kota Tangerang Diklaim Rp150 Juta Per Hari.

Setelah revitalisasi, kapasitas Terminal 1 dan Terminal 2 meningkat dari saat ini masing-masing hanya 9 juta pergerakan penumpang per tahun menjadi masing-masing 18 juta pergerakan penumpang per tahun.

“PT Angkasa Pura II melakukan evaluasi penggunaan belanja modal [Capex Disbursement] pada tahun ini. Capex antara lain hanya digunakan untuk proyek multiyears dan dinilai sangat penting. Revitalisasi Terminal 1C dan 2F ini termasuk ke dalam proyek prioritas, begitu juga dengan perumusan perencanaan/desain Terminal 4 di Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Awaluddin. GFM




Bandara Soekarno-Hatta Siapkan Layanan Kesehatan di Tengah Pandemi COVID-19

Kabar6.com

Kabar6 – Bandara Internasional Soekarno-Hatta menyiapkan layanan ritel di segmen kesehatan guna mendukung penumpang pesawat di tengah pandemi COVID-19.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan tujuan utama layanan ini adalah membantu penumpang pesawat agar selalu dapat mengedepankan aspek kesehatan.

“Pada prinsipnya kami ingin agar alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, face shield, sampai dengan obat kumur antiseptik dapat dengan mudah didapat di bandara-bandara PT Angkasa Pura II,” ujarnya Selasa 16/6/2020.

Layanan pertama yang tengah disiapkan adalah vending machine untuk memasarkan APD seperti masker, face shield, antiseptik mulut dan sarung tangan.

Lalu, layanan kedua adalah digital wayfinding (mesin peta digital di terminal penumpang) yang difungsikan sebagai media e-commerce untuk pemesanan APD dan obat-obatan.

“Sebanyak 21 digital wayfinding akan ditingkatkan kemampuannya dari saat ini berfungsi menunjukkan area-area di terminal menjadi juga bisa digunakan untuk pemesanan APD atau obat-obatan, untuk kemudian diantar ke pemesan. Saat ini pembicaraan masih berlangsung dengan penyedia fasilitas kesehatan/farmasi untuk bersama-sama menyediakan layanan ini,” jelas Muhammad Awaluddin.

Sementara itu layanan ketiga adalah health center yang merupakan tempat bagi calon penumpang pesawat dapat melakukan rapid test atau PCR test, serta layanan medical check up dan menyediakan produk kesehatan/farmasi/APD.

“Health center hasil dari kolaborasi PT Angkasa Pura II, maskapai dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan untuk menekan risiko penyebaran COVID-19 melalui tes yang dilakukan kepada penumpang pesawat,” jelas Muhammad Awaluddin.

Ketiga layanan ini akan diluncurkan dalam waktu dekat di Soekarno-Hatta,  kemudian menyusul di bandara lainnya.

**Baca juga: Ini 22 RW Masuk Zona Merah di Kota Tangerang.

Sementara itu di Soekarno-Hatta dan bandara-bandara perseroan lainnya, tenant ritel dan F&B sudah mulai kembali membuka layanan.

Tenant komersial harus memenuhi ketentuan, antara lain penyemprotan disinfektan secara berkala di area tenant, kewajiban penggunaan masker bagi karyawan tenant, serta memonitor kesehatan karyawan tenant. (GFM)




New Normal, Begini Kebiasaan Baru Penumpang Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Kabar6.com

Kabar6 – Pandemi global COVID-19 membawa perubahan di sektor penerbangan dunia termasuk juga di Indonesia.

Di Indonesia, stakeholder penerbangan nasional merespons pandemi dengan melakukan adaptasi supaya operasional penerbangan tetap terjaga.

Penumpang pesawat misalnya melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk menuju new normal dengan mengubah perilaku yang lebih mengedepankan aspek kesehatan dan kebersihan.

“Pemandangan penumpang pesawat yang berhenti di depan mesin otomatis hand sanitizer untuk kemudian membersihkan tangan adalah hal yang biasa. Mereka kini lebih memperhatikan aspek kesehatan dan kebersihan,” jelas President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Sabtu 13/6/2020.

Berikut kebiasaan baru penumpang pesawat dan pengunjung di bandara-bandara PT Angkasa Pura II:

1. Menggunakan masker

Penggunaan masker juga menjadi kebiasaan baru bagi penumpang pesawat, bahkan menjadi suatu hal yang wajib. Penumpang menggunakan masker mulai dari bandara hingga saat berada di pesawat.

2. Sering mencuci tangan

Penumpang pesawat dan pengunjung bandara menjadi lebih sering mencuci tangan baik itu menggunakan hand sanitizer mau pun dengan air mengalir di wastafel.

Sejak pandemi diumumkan pada Maret 2020, PT Angkasa Pura II menyediakan hingga 355 mesin otomatis hand sanitizer di 19 bandara yang dikelola perseroan.

Selain itu, PT Angkasa Pura II juga menambah sebanyak 53 wastafel guna melengkapi wastafel yang sudah ada di toilet dan tempat lainnya.

3. Menerapkan physical distancing

Penumpang pesawat kini sangat memahami pentingnya physical distancing. Di ruang tunggu (boarding lounge) atau di titik-titik antrean, penumpang pesawat menerapkan physical distancing bahkan terkadang tanpa diingatkan.

4. Menjalani PCR Test atau Rapid-test

Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, setiap penumpang pesawat harus melakukan PCR test dengan hasil negatif COVID-19 dan rapid-test dengan hasil non-reaktif COVID-19.

5. Membawa dokumen sebagai syarat perjalanan

Bagi penumpang rute domestik saat ini diwajibkan membawa identitas diri dan dokumen surat hasil PCR test (berlaku 7 hari pada saat keberangkatan) atau rapid-test (berlaku 3 hari pada saat keberangkatan) untuk diperiksa di bandara.

6. Tiba lebih awal 2-3 jam

Di tengah pandemi, penumpang pesawat juga sangat mematuhi prosedur penerbangan yang ditetapkan pemerintah.

“Dibandingkan dengan kondisi normal, penumpang pesawat kini tiba di bandara jauh lebih awal untuk memproses keberangkatan. Seperti misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, biasanya mungkin mereka tiba 1 jam sebelum keberangkatan domestik, sekarang calon penumpang sudah ada di bandara 2-3 jam sebelum keberangkatan.”

**Baca juga: Jurus Angkasa Pura II Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19.

7. Memilih layanan touchless

Di masa pandemi ini, sentuhan dengan berbagai benda memang harus dikurangi. Penumpang pesawat pun memilih itu sebagai kebiasaan baru. Menyusul hal tersebut, PT Angkasa Pura II menyediakan fasilitas touchless seperti misalnya tombol pedal kaki di lift, wastafel otomatis, mesin hand sanitizer otomatis dan lain sebagainya.

8. Mengukur suhu tubuh

Pengukuran suhu tubuh yang dilakukan penumpang pesawat kini menjadi hal yang biasa di bandara PT Angkasa Pura II. Di seluruh bandara PT Angkasa Pura II saat ini terdapat 82 alat thermos gun dan 29 thermal scanner guna mengukur suhu tubuh penumpang.

9. Self check-in

Melakukan check-in secara mandiri merupakan kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-19. Di seluruh bandara PT Angkasa Pura II, setiap bulannya penumpang yang melakukan self check-in di tengah pandemi ini berkisar 1.000 – 2.000 penumpang, atau 10% lebih dari total penumpang saat pembatasan penerbangan.

10. Transaksi Cashless
Penumpang pesawat saat ini lebih sering bertransaksi secara cashless, tidak menggunakan uang kertas atau logam guna menekan risiko penyebaran. Transaksi secara cashless juga menghindari kasir dan pelanggan saling melakukan kontak fisik. (GFM)




Jurus Angkasa Pura II Pertahankan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19

Kabar6.com

Kabar6- Perjalanan orang dengan pesawat berkurang signifikan pada pandemi global COVID-19, di mana hal ini berdampak bagi industri penerbangan. Namun demikian, konektivitas udara di tetap perlu dijaga untuk mempercepat penanganan COVID-19.

Sejalan dengan itu PT Angkasa Pura II (Persero) hingga saat ini tetap mengoperasikan 19 bandara untuk melayani penerbangan.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan menekan biaya operasional, memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) dan memperketat manajemen arus kas (cash flow management).

Tiga program tersebut merupakan bagian dari upaya mempertahankan kelangsungan bisnis (business survival) yang dijalankan sejak Maret 2020 atau saat pandemi ditetapkan, supaya konektivitas udara Indonesia tetap terjaga.

“Fokus di dalam business survival itu adalah memperhitungkan pengeluaran dengan ketat melalui program Cost Leadership; lalu memangkas capex; serta memperketat cash flow management,” ujar Muhammad Awaluddin, Minggu 14/6/2020.

*Capex Disbursement

Pada awal 2020 PT Angkasa Pura II menetapkan capex Rp7,8 triliun, namun seiring dengan pandemi, capex dipangkas menjadi Rp1,4 triliun, dan kemudian diperketat lagi menjadi Rp1,1 triliun.

Capex tahun ini khusus digunakan untuk proyek yang bersifat multiyears, pemeliharaan fasilitas guna menjamin keamanan, keselamatan, pelayanan, serta perumusan desain Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

“Tahun ini bukan tahun ekspansi bagi PT Angkasa Pura II karena kami memperhitungkan segala sesuatunya di tengah pandemi ini,” ujar Muhammad Awaluddin.

*Cost Leadership

PT Angkasa Pura II juga memperketat ikat pinggang dengan melakukan penghematan dari sisi operasional di 19 bandara. Penghematan misalnya menekan biaya fasilitas dan layanan nonprioritas memperhatikan kondisi yang ada di mana lalu lintas penumpang pesawat juga berkurang.

Salah satu contoh penghematan yang dilakukan di Soekarno-Hatta adalah menutup sementara Terminal 1 dan Terminal 2F, di mana ini juga merupakan upaya melakukan pengaturan pola operasional guna mendukung PSBB. Sejalan dengan PSBB tersebut, operasional Skytrain yang merupakan moda transportasi kereta listrik antar-terminal untuk sementara dihentikan.

“Melalui cost leadership, penghematan dari sisi operasional di 19 bandara cukup besar, bisa dilakukan penghematan hingga 70% dari perkiraan cost yang kami perkirakan pada awal tahun. Secara grup termasuk anak usaha, penghematan bisa dilakukan mencapai 60%. Nominal penghematan cukup besar,” ujar Muhammad Awaluddin.

*Cash flow Management

Perseroan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola arus kas. Di tengah pandemi ini arus kas masuk (cash inflow) memang tengah tertekan dikarenakan lalu lintas penumpang turun, namun masih didukung dari tetap terjaganya bisnis angkutan kargo. Di samping itu, sejumlah bank termasuk yang ada di dalam Himbara juga telah memberikan fasilitas pinjaman ke PT Angkasa Pura II.

**Baca juga: Camat Cipondoh: Uang Bansos Jangan Buat Beli Rokok dan Internet.

Adapun arus kas keluar (cash out flow) berupaya dikelola dengan baik, yang diantaranya dilakukan melalui cost leadership.

“Kami berupaya menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar di tengah pandemi ini. Hingga saat ini PT Angkasa Pura II mampu menjaga ini, sehingga nantinya mampu kembali melakukan ekspansi ketika pandemi terkendali,” ujar Muhammad Awaluddin.

Melalui Cost Leadership, Capex Disbursement, dan Cash Flow Management, di tengah pandemi ini PT Angkasa Pura II dapat mempertahankan operasional 19 bandara. (GFM)




New Normal, Penumpang Pesawat Merangkak Naik

Kabar6.com

Kabar6– President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan pada masa adaptasi New Normal yang dimulai pada 8 Juni 2020, jumlah penumpang pesawat rute domestik dan internasional mulai merangkak naik.

“Di 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II, jumlah penumpang pada 8 Juni dan 9 Juni rata-rata sekitar 7.000 penumpang setiap harinya,” ujarnya, Jumat 12/6/2020.

Sementara itu pada 10 Juni meningkat menjadi sekitar 14.700 penumpang, di mana pada tanggal itu khusus Bandara Soekarno-Hatta mencapai 6.038 penumpang. “Perlahan, jumlah penumpang kembali naik dan stakeholder di bandara tetap menjaga prosedur dijalani secara ketat,” kata Awaluddin.

Seperti diketahui, Lion Air juga sudah kembali beroperasi menyusul Garuda Indonesia dan Citilink. Informasi yang kami terima, AirAsia Indonesia juga akan terbang mulai 19 Juni 2020. Jumlah penumpang memang masih jauh lebih rendah dibandingkan saat kondisi normal, namun sudah mulai bergairah kembali di masa adaptasi ini,” ujar Muhammad Awaluddin.

Peningkatan juga terjadi di angkutan kargo. Pada 10 Juni 2020, volume kargo mencatatkan angka tertinggi sepanjang Juni ini dengan 1,65 juta kilogram. Khusus Soekarno-Hatta pada tanggal itu volume kargo mencapai 1,2 juta kilogram.

“Angkutan kargo di tengah pandemi COVID-19 ini memang yang paling terjaga. Seluruh bandara PT Angkasa Pura II juga fokus dalam penanganan kargo ini,” jelas Muhammad Awaluddin.

**Baca juga: Ini Alasan Pilkada Serentak 2020 Sulit Ditunda Lagi.

Di masa adaptasi kebiasaan baru, PT Angkasa Pura II tetap konsisten mengimplementasikan konsep Smart Airport yang dapat mendukung operasional dan pelayanan saat ini dan ketika memasuki era new normal. Implementasi Smart Airport antara lain melalui hadirnya berbagai fasilitas touchless seperti smart helmet, di samping juga sistem teknologi informasi terintegrasi guna menjaga kelancaran operasional bandara di dalam segala kondisi.

Sebagai bagian implementasi Smart Airport, PT Angkasa Pura II dalam waktu dekat juga akan meluncurkan aplikasi Travelation. Melalui aplikasi tersebut, calon penumpang dapat menggungah dokumen yang dipersyaratkan untuk bisa terbang misalnya surat hasil tes PCR atau rapid test guna diperiksa secara digital, sehingga pemeriksaan di bandara dapat dilakukan lebih sederhana namun tetap ketat. GFM




Begini Penentuan Kapasitas Terminal Bandara Soekarno-Hatta Saat Sibuk

Kabar6.com

Kabar6-President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin
mengatakan melalui penerapan teknologi informasi seperti di Bandara Internasional Soekarno-Hatta maka kapasitas terminal dalam waktu sibuk dapat ditentukan secara lebih fleksibel.

Bandara Soekarno-Hatta, kata Awaluddin, menerapkan teknologi informasi yang mengkolaborasikan seluruh aspek operasional guna memastikan kelancaran penerbangan dan alur penumpang di segala kondisi. Ditambah, dalam waktu dekat ada teknologi informasi baru yang segera diterapkan. “Melalui penerapan teknologi informasi ini, maka kapasitas terminal di Soekarno-Hatta bisa ditetapkan lebih fleksibel, mungkin lebih dari 50 persen dari jumlah penumpang waktu sibuk,” ujar Muhammad Awaluddin, Rabu 10/6/2020.

Hal ini merujuk pada Surat Edaran Dirjen Perhubungan Udara Nomor SE 13/2020, di dalam menentukan slot time penerbangan di bandara,  salah satu yang diperhitungkan adalah kapasitas di terminal penumpang pada waktu sibuk dengan memperhatikan luasan, konfigurasi fasilitas terminal bandar udara dan penerapan teknologi.

Sesuai surat edaran tersebut kapasitas terminal ditetapkan paling banyak 50 persen dari jumlah Penumpang Waktu Sibuk (PWS) pada masa normal, namun bisa ditingkatkan melalui hasil evaluasi oleh Dirjen berdasarkan data dan usulan penyelenggara bandara.

Awaluddin mengatakan penerapan teknologi informasi di Soekarno-Hatta guna mengkolaborasikan seluruh aspek operasional antara lain lewat adanya Terminal Operation Center di Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3.

TOC masing-masing terminal akan mendukung kolaborasi di antara stakeholder yang dipusatkan di Airport Operation Control Center (AOCC). Secara keseluruhan, TOC dan AOCC merupakan pondasi dari platform operasi bandara untuk Airport Operation Management System yang didukung implementasi teknologi andal.

“Melalui implementasi teknologi informasi itu, Soekarno-Hatta dapat menjalankan respons cepat [quick response], sistem peringatan dini [early warning system detection] dan efektivitas dalam operasional [operating effectiveness]. Penerapan teknologi ini dapat dengan mudah membantu dalam penentuan kapasitas terminal yang dapat digunakan,” ujar Awaluddin.

Adapun dalam waktu dekat aplikasi Travelation juga akan diluncurkan PT Angkasa Pura II. Melalui Travelation, calon penumpang pesawat dapat mengunggah dokumen yang dipersyaratkan seperti misalnya surat hasil tes PCR atau rapid test agar diperbolehkan naik pesawat.

**Baca juga: Regulasi Baru Terbit, AP II Optimis Sektor Penerbangan Kembali Bergairah.

“Travelation bertujuan untuk menyederhanakan prosedur di mana dokumen diperiksa secara digital. Kami berharap ini dapat berdampak pada prosedur sistem antrian di bandara yang lebih sederhana sehingga flow penumpang dapat berjalan lancar,” ujar Muhammad Awaluddin.

Prosedur sistem antrean pemeriksaan dokumen kesehatan sendiri merupakan salah satu yang diperhitungkan dalam menetapkan kapasitas terminal bandara pada waktu sibuk. (GFM)




Volume Kargo di Tengah Pembatasan Penerbangan Mencapai 34 Juta Kilogram

Kabar6.com

Kabar6- Pembatasan penerbangan dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 dilakukan pada 7 Mei – 7 Juni 2020 sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 No. 04/2020 yang diperpanjang dengan No. 05/2020.

Sepanjang periode tersebut, PT Angkasa Pura II  (Persero) dan maskapai fokus pada angkutan kargo di tengah adanya pembatasan penerbangan bagi perjalanan orang.

Pada 7 Mei – 7 Juni 2020 volume angkutan kargo di 19 bandara perseroan diperkirakan sekitar 34 juta kilogram, di mana khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 27 juta kilogram.

President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan sesuai peraturan memang tidak ada pembatasan bagi penerbangan kargo.

“Tidak ada pembatasan bagi kargo, dan justru diperluas di mana maskapai yang mengoperasikan pesawat dengan konfigurasi penumpang dapat kemudian khusus mengoperasikan penerbangan kargo dengan memuat kargo di kabin penumpang. PT Angkasa Pura II selalu berkoordinasi dengan stakeholder guna menjaga pengelolaan di pergudangan serta aspek lainnya, memastikan kargo tertangani dengan baik,” ujarnya Senin 8/6/2020.

“Di dalam 1 bulan atau sejak 7 Mei hingga 7 Juni 2020, volume angkutan kargo memang tidak sebanyak kondisi normal. Namun, volume yang mencapai 34 juta kilogram ini mencerminkan bisnis angkutan kargo di industri penerbangan tetap terjaga dan masih memiliki peluang tumbuh pada tahun ini,” ujar Muhammad Awaluddin.

Selain maskapai penumpang yang mengoperasikan penerbangan kargo, terdapat juga maskapai yang memang mengoperasikan pesawat kargo (freighter) di bandara PT Angkasa Pura II yaitu My Indo Airlines, Cargo Lux dan K-Mile Air.

**Baca juga: Uji Coba Aplikasi Travelation di Bandara Soekarno-Hatta Diperluas.

PT Angkasa Pura II saat ini memiliki dua perusahaan afiliasi yang bergerak di bisnis kargo: PT Angkasa Pura Kargo (kepemilikan saham 99,99%) dan PT Gapura Angkasa (kepemilikan mayoritas 46,26%).

“Kami memastikan pengelolaan dan pengiriman kargo di bandara-bandara PT Angkasa Pura II dapat tetap lancar di tengah pembatasan penerbangan,” ujar Muhammad Awaluddin. GFM