1

Pelabuhan Merak Heboh, Penemuan Mayat Pria dan Wanita Tanpa Busana

kabar6.com

Kabar6- Pelabuhan Merak di gegerkan dengan penemuan mayat laki-laki dan wanita dalam kondisi tanpa busana di dalam Kapal Motor (KM) Nusa Putra.

Keduanya ditemukan oleh petugas kapal sekitar pukul 20.30 wib, Minggu malam, 26 Juli 2020. Saat pertama kali ditemukan, kondisi mesin dan AC nya dalam kondisi menyala di dalam mobil Innova plat BG 1795 J.

“Untuk penemuan mayat, kami mendapatkan informasi dari orang kapal, di dermaga tiga, KM Nusa Putra,” ujar Kapolres Cilegon AKBP Yudhis Wibisana, Senin 27/7/2020.

Kapal tersebut, kata Yudhis, tujuan Bakauheni-Merak. “Jadi ada dua korban meninggal dunia di dalam mobil Innova plat BG setelah itu dikontak dengan petugas security Pelabuhan Merak dan berkoordinasi dengan Polsek, sehingga mobil tersebut di turunkan dan diparkirkan di Dermaga III,” kata Kapolres.

Keduanya ditemukan di baris jok kedua. Hasil pemeriksaan sementara, sang pria merupakan supir travel plat hitam. Muatannya ada tujuh orang, termasuk sang supir. Lima lainnya turun dari kendaraan dan berada di deck kapal.

**Baca juga: Belasan Sapi Lepas di Pelabuhan Merak, Begini Penanganannya.

Belum diketahui pasti penyebab keduanya meninggal dunia dalam kondisi telanjang dan status para korban. Jenazahnya sudah dibawa ke RSUD Serang untuk dilakukan otopsi.

“Pada saat di identifikasi tidak ada bukti kekerasan di tubuh korban. Identitas sedang kita selidiki, karena penumpang lainnya sedang dalam pemeriksaan. Bertujuh, karena korban laki-laki yang meninggal supir travel gelap,” terangnya.(dhi)




Belasan Sapi Lepas di Pelabuhan Merak, Begini Penanganannya

kabar6.com

Kabar6-Sebuah truk pengangkut sapi mogok di tanjakan jembatan layang menuju arah keluar pelabuhan Merak, Minggu malam tadi 26/7/2020. Akibatnya, pintu truk terbuka dan belasan sapi yang ada di dalamnya lepas dan keluyuran di sekitar Pelabuhan Merak.

Kapolres Cilegon, AKBP Yudhis Wibisana mengatakan insiden itu mengakibatkan sebanyak sembilan sapi kabur ke dalam pelabuhan, sedangkan 10 lainnya keluyuran ke jalanan umum.

“Lepasnya mau tanjakan fly over, pas tepat atas kantor Polsek, kendaraan menurut saksi tidak bisa menanjak, hingga pintu belakang terbuka dan sembilan ekor sapi keluar kendaraan. Sembilan ke dalam pelabuhan, 10 ke jalanan umum,” kata Yudhis Wibisana.

**Baca juga: Didukung PKB, Ati-Sokhidin Disokong 4 Partai di Pilkada Cilegon.

Bahkan dikabarkan, ada sapi yang masuk ke rumah warga. Menurut keterangan sementara, truck tidak kuat menanjak di fly over exit Pelabuhan Merak. Sehingga pintu bak truck terbuka dan sapi berhamburan keluar.

Saat ini, sapi sudah berhasil ditangkap, kendaraan truck di amankan di Kantor Kepolisian Khusus Pelabuhan (KSKP) Merak dan supirnya sudah dimintai keterangan lebih lanjut.”Sapi sudah di amankan. Supir truck sudah kita amankan, untuk di ambil keterangan, trucknya juga,” jelasnya. (Dhi)




Cerita Penumpang Kapal Karam Selamat di Perairan Selat Sunda

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 6 orang nelayan berhasil selamat setelah KM Puspita Jaya yang ditumpanginya tenggelam di perairan Selat Sunda telah pulang ke rumah masing-masing di Kecamatan Labuan, Pandeglang.

Selama terombang-ambing di lautan di atas kapal yang hampir karam, mereka tak makan hanya minum air laut. Setelah itu mereka ditemukan oleh kapal pesisir asal Amerika yang tengah melintas.

Sanan, 32 tahun, salah satu nelayan yang berhasil selamat menuturkan setelah sehari penuh menunggu pertolongan, akhirnya ada kapal pesiar yang melintas. Lantas mereka bergegas mendekati kapal tersebut untuk tolong.

“Alhamdulillah sekitar jam 5 itu ada kapal pesiar yang lewat. Setelah saya lambaikan dia ngasih klakson. Langsung saya dekatin gak nunggu dekat, langsung berenang pake pelampung, Siapa tahu kalau di samperin mah kasihan mau nolongin. Mereka langsung nurunin sekoci dan dia juga manggil kapal pesiar lainnya dan akhirnya kami langsung dirawat,” katanya, Sabtu (20/6/2020).

Sementara nahkoda kapal, Surja mengatakan, selama sehari satu malam, tak banyak yang mereka lakukan. Hanya doa yang mereka bisa panjatkan agar kembali pulang dengan selamat. Selama itu pula tak ada yang bisa dimakan, mereka yang minum air laut.

“Perasaan banyak, kami sedih ada kena musibah seperti itu. Gak makan kita hanya minum air laut. Pas ombang-ambing itu takut, gimana sih kena musibah. Serba salah kami hanya bisa pasrah, hanya menunggu keajaiban saja,” tandasnya.

Ia menuturkan, sebelum kapalnya tenggelam ia dan para anak buah kapal tengah menebar jaring ikan. Tiba-tiba ombak menghantam kapalnya hingga miring dan langsung tenggelam.

Setelah kapal mereka miring, tak banyak yang mereka lakukan diatas kapal yang hampir karam. Akhirnya mereka memutuskan untuk berenang menggunakan viber ke Pulau Panaitan.

“Kami sedang mayang tabar jaring. Setelah menjaring posisi kapal sudah miring. Setelah itu kapal gak bisa berdiri lagi. Langsung tenggelam. Itu kejadiannya hari Kamis sore malam Jumat. Setelah miring kami dan ABK udah gak bisa apa-apa cuman diam saja. Awalnya kami mau berenang mau mengejar ke pulau Panaitan, yang 10 orang itu duluan berenang dan yang delapan belakangan,”terangnya.

**Baca juga: Ini Identitas 16 Nelayan Korban Kapal Tenggelam di Selat Sunda.

Surja tak mengetahui berapa jarak dari lokasi kejadian ke pulau Panaitan yang berada di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kecamatan Sumur. Jaraknya pun begitu jauh dan jika dilalui menggunakan kapal diperkirakan memakan waktu hingga 3 jam.

Dari delapan orang termasuk Surja, memilih terakhir berenang lantaran satu ABK yang tidak berenang. Di tengah perjalanan, mereka tak sanggup lagi berenang dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke kapal yang belum karam seluruhnya.

“Karena ada ABK yang gak bisa berenang, kondisinya kami gak kuat kami pulang lagi ke kapal,” jelasnya.(aep)




Ini Identitas 16 Nelayan Korban Kapal Tenggelam di Selat Sunda

Kabar6.com

Kabar6- Enam nelayan asal Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang selamat setelah kapal nelayan KM Puspita Jaya yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Selat Sunda saat menangkap ikan. Kini mereka sudah pulang ke rumah masing-masing.

Ke enam orang nelayan yang selamat dan berhasil dievakuasi adalah, Surja (31), Sanan (35), Dede (24), Aji (21), Atok (21), Hasan (55). Dari Enam orang empat orang diantaranya tidak bisa berjalan dan dua orang diantaranya sehat. Keenam orang tersebut, kini tengah dibawa ke ke Dermaga Pelabuhan Merak Cilegon.

“Yang empat sementara masih d kapal KN 372 dan dua orang dengan RIB 12 meter milik Basarnas menuju Pelabuhan Merak,” terang Humas Basarnas Banten Warsito, Sabtu (20/6/2020).

Sedangkan ke-10 orang yang dinyatakan hilang diantaranya, Rasmin (30) kapten kapal, Jamal (25), Wawan (25), Goler (30), Acui (25), Kastirah (50), Suri (50),Tanjan (35), Joni (30), Udi (42). Basarnas hari ini akan melanjutkan pencarian.

**Baca juga: Ini Kronologis Sementara Kapal Tenggelam di Selat Sunda.

Kejadian itu bermula saat KM Puspita Jaya menangkap kapal ikan pada Kamis 18 Juni kemarin berangkat dari Labuan rencana menginap di Pulau Rakata. Diketahui kapal itu dengan Pilot On Board (POB) sebanyak 16 orang. Dari 16 orang sebanyak 10 orang dinyatakan hilang.(aep)




Tim SAR Temukan Bocah Tenggelam di Pantai Merak

Kabar6.com

Kabar6-Seorang anak berusia delapan tahun dikabarkan hilang sejak Minggu, 07 Juni 2020 di Pantai Moring, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten, sekitar pukul 15.30 WIB. Korban berenang bersama 14 teman lainnya. Namun saat akan pulang, yang ditemukan hanya pakaian dan sandalnya saja.

“Korban bersama teman-temannya ini berenang di pantai. Saat akan pulang, teman-temannya tidak melihat korban. Hanya ditemui pakaian dan sandalnya saja,” kata Kepala Basarnas Banten, Zaenal Arifin, melalui pesan singkatnya, Senin (08/06/2020).

Kemudian pagi tadi, Senin 08 Juni 2020, Basarnas Banten mendapatkan laporan dari pihak kepolisian, untuk bersama-sama mencari korban di perairan Selat Sunda.

Korban bernama Amar, warga Kampung Sukasari, RT 01 RW 01, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten.

Jenazah korban dapat ditemukan sekitar pukul 13.31 WIB siang tadi, setelah dilakukan pencarian bersama TNI dan Polri.

“Korban berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan, kemudian dibawa naik ke perahu karet dan dibawa ke rumah sakit terdekat,” terangnya.

**Baca juga: Polisi Sita 19 Butir Peluru dan Granat di Sebuah Kontrakan di Serang.

Beruntung, saat pencarian, kondisi ombak dan cuaca dalam keadaan bersahabat. Sehingga tidak menyulitkan proses pencarian korban.

“Saat pencarian kondisi cerah. Kita mencari bersama TNI, Polri, masyarakat dan BPBD Kota Cilegon,” jelasnya.(dhi)




Rela Jauh dari Keluarga Saat Idul Fitri, Satuan Ini Tetap Siaga

Kabar6.com

Kabar6-Shalat Idul Fitri dan berlebaran bersama keluarga, tentu menjadi idaman bagi semua orang. Namun hal itu tidak berlaku bagi personil Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Cipularang.

Sebanyak 29 personil Sat PJR Cipularang pun harus melaksanakan shalat Ied dikantor bersama rekan-rekannya secara bergantian. Bukan saja mengikuti anjuran pemerintah agar tidak shalat Ied di masjid atau anjuran pemerintah shalat Ied di rumah. Mereka juga harus tetap siaga dikantor dan jalan tol Cipularang, untuk melaksanakan check point sebagai bagian anjuran pemerintah agar tidak ada pemudik.

“Ya sudah resiko tugas dan keluarga memahami akan itu,” kata Kepala Induk PJR Tol Cipularang, AKP Adri Bhirawasto, melalui pesan singkatnya, Minggu (24/05/2020).

Dia dan anggota Sat PJR Cipularang lainnya pun tidak mudik, selain harus berjaga mengamankan lalu lintas, melaksanakan check point, tida mudik juga sebagai bentuk perjuangan ikut serta memutus mata rantai covid-19 ke keluarga atau orang terdekat di kampung halaman.

“Tahun ini masa pademi, keluarga tidak mudik. Setiap tahun saya nya selalu di jalanan mengamankan masyarakat yang mudik,” ujarnya.

Pria yang pernah bertugas sebagai Ka Induk PJR Tol Tangerang-Merak (Tamer) itu bercerita bahwa tahun ini dia bersama personilnya harus lebih bersiaga selama 24 jam sejak operasi aman Nusa dan patuh kalimaya, untuk memeriksa setiap kendaraan yang melalui tol Cipularang.

**Baca juga: Aksi Nekat Masyarakat Untuk Mudik Ke Sumatera Melalui Pelabuhan Merak.

Dimana, pemerintah telah melarang aktifitas mudik untuk mempersempit penyebaran virus Corona atau covid-19. Meski sama-sama tidak berlebaran bersama keluarga, personil Sat PJR Cipularang memberikan semangat kepada tenaga medis, untuk tetap melayani pasien Corona.

“Kita sama-sama bertugas untuk menghentikan penularan covid-19. Kita harus tetap semangat dan bersama-sama,” terangnya.(Dhi)




Peringatan Dini, Gelombang Tinggi Capai 6 Meter di Perairan Banten

kabar6.com

Kabar6-Aplikasi resmi BMKG merilis adanya peringatan dini gelombang tinggi di perairan Banten. Dalam peringatan dini yang berlaku pada 23 Mei 2020 pukul 19.00 WIB hingga 24 Mei 2020 pukul 07.00 WIB itu tertulis, bahwa waspada gelombang laut dengan ketinggian antara 2,5 meter hingga 4 meter.

Ketinggian gelombang itu akan menerjang wilayah Selat Sunda bagian Selatan perairan Selatan Banten, yang beresiko tinggi terhadap perahu nelayan, kapal tongkang dan kapal Ferry.

Kemudian waspada gelombang laut dengan ketinggian 4 meter hingga 6 meter, di wilayah Samudera Hindia Selatan Banten yang beresiko tinggi terhadap semua jenis kapal.

Seperti di Samudera Hindia Selatan Banten, tertulis gelombangnya sangat tinggi dengan keterangan warna merah. Kecepatan anginnya antara 4-20 Knot.

Kemudian, di perairan Selat Sunda bagian selatan, ketinggian gelombang antara 2,5 meter hingga 4 meter, dengan kecepatan angin nya 2-15 Knot.

Selanjutnya di perairan Selat Sunda bagian Utara, tertulis ketinggian gelombangnya 0,5 meter hingga 1,25 meter. Kecepatan anginnya 4-15 Knot.

Informasi ini dilihat melalui aplikasi resmi BMKG melalui kanal Cuaca Maritim, pada Sabtu, 23 Mei 2020 pukul 22.26 WIB.**Baca juga: Pemkab Lebak Tutup Rabinza, Manajemen: Masyarakat Susah Diatur.

Sayangnya, hingga berita ini ditulis belum ada keterangan resmi yang didapat dari pihak BMKG.(Dhi)




H-2 Penyeberang Arus Kendaraan di Pelahuhan Merak Sepi

kabar6.com

Kabar6-Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi mengatakan hingga H-2 jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Polda Banten dengan gugus tugas penangan covid-19, TNI dan Pemerintah Daerah terus melakukan upaya dengan melakukan filterisasi dan penyekatan dalam menghindari arus mudi lebaran.

Termasuk di pintu masuk pelabuhan Merak. Dimana, kata dia, terlihat sepi.
Hal itu sesuai sesuai arahan perintah agar masyarakat tidak melakukan mudik lebaran dalam upaya untuk memutus penyebaran mata rantai covid-19 agar tidak semakin meluas.

Adapun kendaraan yang masih boleh melintas, hanya kendaraan angkutan logistik dan sejumlah kendaraan dinasdengan tujuan tertentu saja.

“Kendaraan yang menyeberang dari pelabuhan Merak ini sebanyak 132 unit membawa logistik dan perjalanan dinas, aktivitas pelabuhan sangat sepi, sudah tidak ada kendaraan pribadi hanya barang sama logistik. Ini tandanya kesadaran masyarakat untuk tidak mudik sudah bagus,” kata Edy Sumardi kepada wartawan, Jum’at (22/5/2020).

Dirinya menjelaskan, sejak awal penerapan larangan mudik, pihaknya telah mendirikan beberapa titik penyekatan untuk menghalau pemudik. Mereka yang nekat mudik akan diminta putar balik.

“Sampai dengan saat ini kita telah berhasil melakukan upaya penyekatan menghalau upaya masyarakat yang akan mudik, berbagai macam modus mudik terjadi seperti menggunakan jasa truk, jasa travel, sampai dengan sepeda motor pemudik yang diangkut dalam truk seolah-olah truk logistik, kita lakukan pemeriksaan lalu kita imbau dan kita kembalikan atau putar balik. Sampai dengan saat ini belum ditemukan ada yang lolos untuk mudik, ” ujarnya.

Pada sisi lain, terkait perayaan lebaran Idul Fitri 1441 H yang tinggal beberapa hari lagi, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan sholat Idul Fitri di rumahnya mading-masing, dengan tidak melakukan pawai takbiran dijalanan.**Baca juga: Warga Kota Tangerang Diminta Tak Menggelar Takbir Keliling.

“Kebijakan ini dalam rangka untuk memutus penyebaran mata rantai covid-19, dan Kegiatan yang kami laksanakan merupakan wujud dukungan Polri terhadap kebijakan pemerintah” Tutupnya.(Den)




Lokasi Menaikkan Pemudik Ke Truck Tronton, Berada Di Rumah Makan

kabar6.com

Kabar6-Nyatanya, tak hanya 18 orang pemudik yang tertangkap basah saat naik ke dalam bak truck tronton, yang terkena pemeriksaan check point depan KSKP Merak, Kota Cilegon, Banten.

Masih ada sebuah truk lagi yang terungkap pada Kamis, 21 Mei 2020.

Truck tronton bernomor polisi BE 9977 YJ kedapatan mengangkut empat penumpang yang di angkut dari sebuah rumah makan yang sama di Cikuasa Atas, Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, Banten.

Namun kali ini, pemudik tidak naik di dalam bak tronton, melainkan duduk di kabin bersama supirnya. Setiap penumpang dikenakan tarif Rp100 ribu untuk sampai ke Medan, Sumatera Utara (Sumut).

“Truck tronton kedapatan mengangkut empat orang pemudik asal Depok tujuan Medan di dalam kabin supir. barang-barang pemudik disembunyikan di bak belakang kendaraannya. Berdasarkan keterangan pemudik, untuk menyebrang menggunakan jasa truk mereka membayar Rp100 ribu,” kata Kasatlantas Polres Cilegon, AKP Ali Rahman Sihotang, ditemui di Kantor KSKP Merak, Jumat (22/05/2020).

Pihak kepolisian kemudian melakukan pemeriksaan terhadap orang yang ada di rumah makan tersebut dan di dapati ada 12 orang yang sedang beristirahat, sebelum melanjutkan perjalanannya ke Medan, Sumatera Utara (Sumut).

“Di lokasi didapati 12 pemudik lainnya tujuan Medan masih menunggu disana. Berdasarkan keterangan pemudik bahwa dari depok tujuan Medan, mereka membayar Rp 1,4 juta (per orang),” jelasnya.

Karena kedapatan berusaha menyebrangkan pemudik saat larangan arus mudik ditengah pandi covid-19, supir harus mengembalikkan uang yang sudah dibayarkan penumpang, kemudian penumpang diputar balikkan menggunakan angkot dan kendaraannya di tahan di Mapolres Cilegon.

“Kita minta supir mengembalikan dana yang dipegang supir truck kepada pemudik. Mengembalikan pemudik ke wilayah asal,” ujarnya.

Menurut keterangan Kepala KSKP Merak, AKP Evishmen, truck bernomor polisi BE 9929 BE, yang terkena pemeriksaan di check point depan kantornya, menaikkan penumpangnya di sebuah rumah makan Cikuasa Atas, Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, Banten.

Terkait adanya dugaan calo yang mengumpulkan penumpang, akan ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian.**Baca juga: Aksi Nekat Masyarakat Untuk Mudik Ke Sumatera Melalui Pelabuhan Merak.

“Kendaraan kita serahkan ke lalu lintas (Satlantas Cilegon) yah, kendaraan nantu akan di amankan di Mapolres Cilegon. Mereka dikumpulkan di rumah makan Cikuasa atas, jumlahnya ada 18 orang. Nanti kita lidik kembali, apakah ada calo atau tidak,” kata Kepala KSKP Merak, AKP Evishmen, ditempat yang sama, Jumat (22/05/2020).(Dhi)




Aksi Nekat Masyarakat Untuk Mudik Ke Sumatera Melalui Pelabuhan Merak

kabar6.com

Kabar6-Aksi nekat dilakukan sejumlah orang untuk bisa menyebrang dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, menuju Bakauheni, Lampung, agar bisa merayakan Idul Fitri 2020.

Dimana, pemerintah sendiri telah melakukan larangan mudik selama pandemi covid-19. Bahkan, beberapa hari terakhir diramaikan dengan tagar #IndonesiaTerserah di media sosial (medsos).

Aksi nekat itu salah satunya dilakukan oleh Rudi, warga Depok yang akan mudik menuju Lampung. Dia tak sendirian, ada sembilan orang lagi yang harus duduk di bak truck tronton warna hijau bernomor polisi BE 9929 BU.
Di dalam baknya, berisikan juga warga dari Bogor dengan tujuan Lampung dan Palembang.

Aksi nekatnya tidak berlangsung mulus, karena terkena pemeriksaan di check point depan Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Jumat dini hari, 22 Mei 2020.

“Ketahuan di pos (check point), pas mau masuk (ke Pelabuhan Merak). Mau ke lampung. Di tawari Rp250 ribu. Kalau motor lain lagi, Rp500 ribu. Di tawari sama tiga orang, calo, supir sama satu orang lagi. Enggak tahu siapa yang satu nya lagi ini siapa,” kata salah satu penumpang, Rudi, ditemui di kantor Kepolisian Sektor Khusus Pelabuhan (KSKP) Merak, Jumat (22/05/2020).

Sang supir, Sukawi berkilah bahwa tidak mengetahui penumpang yang dibawa nya merupakan pemudik. Namun dia mengakui membawa 18 orang penumpang dan dua sepeda motor.**Baca juga: Petani di Lebak yang Positif Covid-19 Sering Interaksi dengan Warga yang Pulang Kampung.

“Bawa orang, (pemudik) enggak tahu saya mah. (Bawa orang) ada 10. Mau ke Lampung,” kata supir truck, Sukawi, ditempat yang sama, Jumat (22/05/2020).(Dhi)