oleh

4 Negara yang Berikan Tunjangan di Hari Keagamaan Semacam THR

image_pdfimage_print

Kabar6-Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan salah satu hak karyawan yang diatur dalam peraturan perusahaan di Indonesia. THR biasanya diberikan setahun sekali menjelang Hari Raya Idulfitri atau Natal.

Lantas, bagaimana dengan negara-negara lain, apakah mereka juga memberikan tunjangan di hari keagamaan? Melansir beberapa sumber, ini empat negara yang memberikan tunjangan semacam THR di hari keagamaan:

1 Belanda
Negara ini mengenal tunjangan semacam THR, yaitu Holiday Allowance atau tunjangan liburan, diberikan kepada pekerja yang akan mendapatkan liburan, merupakan hak pribadi untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Di Belanda, Holiday Allowance diperkenalkan pada 1920-an, sebagai cara bagi pemberi kerja untuk memberikan insentif kepada karyawannya, khusus pergi berlibur. Namun baru pada 1960-an, para pekerja mampu menikmati liburan ‘mewah’ musim panas ke luar negeri.

Awalnya, karyawan bakal menerima gaji tersebut setiap Mei sehingga libur dapat direncanakan sebelumnya untuk cuti musim panas. Ini telah diciptakan sebagai gaji bulan ke-13, karena merupakan pembayaran bulan tambahan di atas gaji tahunan para pekerja.

Setiap perubahan biasanya disepakati sebelumnya antara masing-masing pemberi kerja atau karyawan.

2. Denmark
Setiap Maret, karyawan di Denmark akan mendapatkan pemberitahuan mengenai tunjangan. Perusahaan akan menghitung besarnya tunjangan selama setahun yang dihitung dari jatah cuti per bulan.

Normalnya, besaran tunjangan adalah 12,5 persen dari gaji. Namun, karyawan harus segera mengambil dan menentukan libur yang ditetapkan mulai 1 Mei setiap tahunnya. Terlambat sedikit saja, tunjangan bisa melayang.

3. Tiongkok
Tradisi bagi-bagi uang kepada anak-anak juga bisa dianggap sebagai ‘hadiah’ karena telah berpuasa selama satu bulan. Angpau berasal dari bahasa Hokkien, juga memiliki sebutan lain yaitu hongbao.

Sejatinya, angpau berarti sebagai hadiah berupa uang yang dibungkus dalam amplop berwarna merah. Alasan menggunakan warna merah karena dalam tradisi Tiongkok mengandung nilai filosofis sebagai simbol keberuntungan, kehidupan, dan kebahagiaan. Sehingga, angpau atau hongbao ini diberikan sebagai harapan atau doa baik untuk penerimanya.

Menurut sejarah, di era dinasti Song pada abad ke-12, memberikan uang atau yang disebut li shi dalam bahasa Kanton, sudah menjadi norma. Anngpau di era dinasti Song kala itu diberikan dari orangtua kepada anaknya, lalu pada para penabuh gong dan gendang di tahun baru, serta dari tuan pada budaknya.

Ini merupakan menjadi ungkapan simbolis untuk menyatakan perhatian, penghargaan, rasa syukur, dan sebagainya.

4. Amerika Serikat (AS)
THR di AS dikenal dengan bonus Natal atau bonus liburan, biasanya pengusaha bakal memberikan bonus tersebut satu kali di akhir tahun menjelang Hari Natal dan tahun baru.

Menurut Viviana A. Zelizer, sosiolog Princeton University, Amerika Serikat (AS), pemberian bonus Natal ini dimulai pada abad ke-19, namun pemberian bonus tersebut dalam bentuk jam tangan, permen, atau koin emas. Kemudian pada pergantian abad ke-20 pengusaha mulai menggantinya dengan uang tunai.

Pada awal 1902, J. P. Morgan & Company telah memecahkan rekor dengan memberi masing-masing pekerja mereka gaji setahun penuh sebagai hadiah Natal. Hadiah uang tunai semakin terstandardisasi, dihitung sebagai persentase dari upah.

Zelizer menceritakan beberapa hal yang menarik dalam sejarah bonus, dan menelusuri evolusinya dari hadiah hingga menjadi hak pekerja.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email