1

Ini Harapan Warga Tionghoa di Tahun Tikus Logam

Kabar6.com

Kabar6-Masyarakat keturunan Tionghoa mengharapkan kedamaian dan terhindarnya Indonesia dari segala macam bencana. Ungkapan itu terungkap pada perayaan Tahun Baru Imlek 2571 yang merupakan tahun tikus logam.

“Pertama ya jadi satu sama lain bisa saling menyatu, itu harapan kami, dan terbebas dari bencana apapun bencana nya, kita bisa bebas dari bencana, karena kita liat di mana-mana banyak bencana kita jadi prihatin melihatnya,” ungkap Hendi, 60 tahun kepada kabar6.com di Klenteng Boen Hay Bio, Kelurahan Cilenggang, Serpong, Kota Tangerang Selatan, (Sabtu 25/1/2020).

Hendi menuturkan, rasa prihatin dan empati telah ditunjukan warga khonghucu terhadap warga korban bencana alam. Seperti di Lebak yang sempat diterjang banjir bandang dan tanah longsor diberikan paket bantuan.

“Kita juga ikut sumbangsi walaupun dikit sekali, tapi kita juga turut sumbangsi. Seperti kemarin Lebak Banten, itu kita juga turun,” paparnya.

Hendi menjelaskan, harapan di Imlek sekarang adalah untuk bisa damai dan bersatu bagi Bangsa Indonesia.**Baca juga: Perayaan Imlek 2571, Waspadai Hujan Lebat dan Petir di Tangsel.

“Dengan kesatuan dan kemurnian daripada hati kita, jadi kita bisa melihat bahwa alam juga seperti itu, kita lihat lagu-lagu Ebied, selain lagu nya enak, itu juga menyatukan kita sebagai cerminan. Gimana cerminan itu setiap manusia ada kekurangan, jadi saling memperbaiki lah kekurangan itu, alam juga jangan sampai jenuh kepada kita. Itu kira-kira, itu kita berharap ditahun-tahun kedepan seperti itu, damai dan terhindar dari bencana,” terangnya.

Kemudian Stephen (22) berharap di tahun tikus ini tak ada kegaduhan di dunia politik.

“Ya mas, kita lihat kemarin-kemarin politik sangat kasar, apalagi seperti kita ini, ya harapannya supaya kita bisa saling merangkul dan bisa menutupi kekurangan kita dengan kekompakan, untuk bangsa kita yang lebih baik,” tutupnya.(eka)




Begini Harapan Warga Tionghoa Lebak di Tahun Tikus Logam

Kabar6.com

Kabar6-Persiapan menyambut Tahun Baru Imlek 2571 Kongzili jatuh pada tanggal 25 Januari 2020 sudah dilakukan Vihara Ananda Avalokitesvara, Rangkasbitung.

Berbagai pernak-pernik dan ornamen untuk memperindah saat hari perayaan sudah terpasang di vihara yang terletak di ruas Jalan Sunan Kalijaga, tepatnya di depan Terminal Lama Rangkasbitung tersebut.

Di tahun baru Imlek tahun ini yang merupakan tahun Tikus Logam, banyak doa dan harapan dari para warga Tionghoa di Lebak.

“Harapan kita di tahun Tikus Logam ini semua diberikan kesehatan. Begitu pula alam semesta kita doakan semoga selalu diberikan keberkahan,” kata Romo Ace, Kamis (23/1/2020).

Menurut Ace, kondisi ekonomi di tahun Tikus Logam akan membaik. Pada sektor usaha akan mengalami peningkatan.

“Tahun Tikus Logam ini memang bagus sekali, dari mulai usaha mungkin ada peningkatan,” ujarnya.**Baca juga: Ketua DPRD Lebak Sebut Pembahasan Perijinan Minimarket Bukan Prioritas.

Meski diakui tidak akan semeriah seperti tahun lalu lantaran masih melakukan renovasi-renovasi, namun dikatakan Ace, tetap ikut memeriahkan tradisi dalam perayaan Imlek. Selain pertunjukan Barongsai, terdapat pula atraksi Liong yang menambah kemeriahan malam Imlek.

“Kalau Imlek sekitar 200 orang lebih lah. Puncaknya malam Sabtu,” imbuhnya.(Nda)




Diduga Tak Berizin, Pembangunan Jembatan di Kampung Empetan Disoal Warga

Kabar6.com

Kabar6-Diduga tak kantongi izin, pembangunan jembatan di atas saluran air, Kampung Empetan, Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji yang berdiri di lahan pengairan terus berjalan.

Kholis (45) warga Kampung Empetan saat di konfirmasi di kediamannya mengatakan dirinya sempat bersama warga Empatan sangat mengeluhkan adanya pembangunan jembatan untuk pengurugan di saluran irigasi milik warga.

“Berdasarkan informasi di lapangan jembatan itu di peruntukkan untuk kebutuhan akses jalan menuju aktifitas pengurugan pembangunan gudang,” ujarnya, Rabu (22/1/2020).

Senada muhammad (47) mengatakan pernah dirinya bersama warga mempertanyakan terkait pembangunan jembatan di saluran irigasi persawahan milik warga Empatan, tapi pihak proyek pekerjaan malah marah dan mengancam warga setempat.

**Baca juga: MKKS Kabupaten Tangerang Salurkan Bantuan Korban Banjir Lebak.

“Kami pernah mempertanyakan terkait pembangunan jembatan di saluran irgasi tersebut tapi pihak pembangunan jembatan tersebut mengatakan “tau apa kamu, saya ini mau buat akses jalan ke lahan saya,” begiti jawabnya. Padahal dari pemukiman warga cuma berjarak 100 meter dari pembangunan jembatan tersebut, itu bisa menyebabkan banjir,” tambahnya.(Vee)




PT PITS Jual Air PDAM TKR ke Warga Tangsel, Harganya?

Kabar6.com

Kabar6-Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS) menjual air bersih kepada masyarakat dengan harga hampir 3 kali lipat. Air yang dijual berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja (TKR).

Meski hingga saat ini PT PITS seperti enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai soal usaha penjualan air bersih yang dilakukan, namun PDAM TKR mengungkapkan bahwa harga jual air bersih kepada PT PITS selama kurun waktu tiga tahun terkahir Rp2.807 per meter kubik.

“Harganya itu 3 tahun yang lalu, kita buka saja, kita jual, 2.807 rupiah per meter kubik. nanti konfirmasi kembali ke PT PITS,” kata Kepala Sekertariat PDAM TKR, Syarifudin, di Kantornya Jalan Moh. Toha, Karawaci, Kota Tangerang, pada Senin (20/1/2020).

**Baca juga: Proyek SPAM Belum Rampung, PT PITS Jual Air Milik PDAM TKR?.

Syarifudin juga menjelaskan, dalam kontrak kerjasama PT PITS kuota air curah yang dibeli PT PITS dari PDAM TKR dengan hitungan 100 liter per detik untuk 10 ribu pelanggan.

Lebih lanjut, dari kuota yang ada, air yang digunakan baru 6 liter per detik, dimana terhitung untuk bulan Desember 2019 saja, jumlah pemakaian air sebesar 17.554 per meter kubik.

**Baca juga: Fraksi Gerindra Tangsel: BUMD Jangan Bisa Habiskan Modal Saja.

Terpisah, pihak PT PITS hingga kini belum menjelaskan lebih rinci, mengenai usaha jual beli air bersih, bahkan ketika sejumlah wartawan mendatangi kantor PT PITS di kawasan pertokoan Jalan Tekno Widya, Serpong, Dudung E. Direja seperti enggan menemui sejumlah awak media.

**Baca juga: Intip Hasil Kerja Legislator Tangsel Jelang Tutup Tahun 2019.

“Jadi lagi istirahat dulu, lagi makan siang, lagi sholat, ada yang mau disampaikan pak?. Soalnya ditunggu juga di Parakan,” tutup Sekertaris Direksi PT PITS, Linda.

Diketahui sebelumnya, warga kawasan komplek perumahan Serpong Green Park dan Vila Dago Tol, yang sudah menggunakan pelayanan air bersih dari PT PITS dikenakan biaya Rp6.300 per meter kubik.(eka)




Banjir di Perumahan Pesona Serpong, ini Daftar Kerugian Warga

Kabar6.com

Kabar6-Warga Perumahan Pesona Serpong yang berlokasi di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel mengaku mengalami banyak kerugian akibat banjir yang merendam pemukiman itu awal tahun lalu.

Sapon Suyono, salah seorang warga mengakui mengalami kerugian hingga Rp 100 juta. “Barang elektronik dan modal usaha terendam banjir,” ujarnya kepada Kabar6.com, Selasa 21/1/2020.

Dia menyebutkan barang elektroniknya yang rusak akibat banjir berupa TV LED 3 unit, , AC, Komputer dan Laptop dan tempat usahanya.

**Baca juga: Pengeroyokan Tukang Parkir di BSD Dipicu Uang Rp 30 Ribu.

Puspa warga lainnya juga mengaku rugi Rp 30 juta karena barang barangnya ikut rusak. “Barang ektronik semua, alat alat salon, ya dihitung 30 jutaan lah. Barang salon semua hanyut, hair dryer catok semua habis,” paparnya.

Awal tahun 2020 lalu banjir merendam perumahan Pesona Serpong akibat luapan kali cisadane hingga setinggi 4 meter. Akibatnya warga mengungsi ke SDN Kademangan 02.(eka)




Setelah Dibongkar, Ternyata Ini Penyebab Muncul Hawa Panas di Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6-Setelah di bongkar, hawa panas yang keluar dari rumah Maya (55) warga Kampung Nelayan, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang baru diketahui penyebabnya. Ternyata hawa panas itu berasal dari arde listrik dari milik pemilik rumah.

Kapolsek Labuan Kompol Toto Hartono mengatakan, setelah dilakukan pembongkaran pada bagian lantai dan mematikan aliran listrik, hawa panas tersebut berangsur menghilangkan.

“bukan karena ada gasnya. Pas dibongkar dicoba matikan listriknya, hawa panasnya mulai hilang setelah dimatikan,”kata Toto, Senin (20/1/2020).**Baca juga: Heboh Hawa Panas di Pandeglang, Lantai Rumah Warga Dibongkar.

Setelah itu Toto pun meminta bantuan kepada pihak PLN untuk diperbaiki. Namun Toto tak mengetahui apakah ada kesalahan saat memasang arde tersebut, hanya saja saat di cek ada aliran listrik ke arde tersebut. Pemilik rumah, kata dia, tidak mengetahui jika arde listriknya bermasalah. Apalagi pemilik rumah tidak begitu paham soal kelistrikan karena terbilang sudah lanjut usia.

“Jadi salah masang atau apa itu, ada aliran listrik yang masuk ke arde. Karena ada setrumnya muncul hawa panas yang menguap ke lantai. Arde dari arde pemilik rumah yang ditempati, karena sudah lama gak dibuka. Apalagi udah tua ibu-ibu gak ngerti, tahunya nyalain listrik saja,”tandasnya.(Aep)




Pasca Banjir Bandang, Warga Lebak Bangun Jembatan Darurat

Kabar6.com

Kabar6-Jembatan terbuat dari bambu dibangun warga secara gotong royong sebagai sarana penyeberangan sementara warga Somang, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak.

Jembatan darurat itu dibangun setelah jembatan gantung yang jaraknya tidak jauh hanyut diterjang banjir bandang, pada Rabu (1/1/2020) lalu.

Saprudin, salah seorang warga menuturkan, pembangunan jembatan yang panjangnya sekitar 100 meter lebih itu memakan waktu 4 hari.

Sebelumnya, warga harus menaiki perahu karet yang disediakan polisi untuk menyeberangi Sungai Ciberang dengan kondisi arus sungai yang masih kencang. Begitu juga dengan proses distribusi logistik yang dikirim relawan untuk warga yang terdampak di kampung tersebut.

“Masyarakat khawatir kalau setiap hari naik perahu karet, apalagi banyak anak-anak sekolah yang masih kecil. Maka warga berinisiatif membangun jembatan ini dengan gotong royong,” kata Saprudin kepada Kabar6.com, Jum’at (17/1/2020).

Jika tak terjadi banjir susulan, jembatan tersebut diperkirakan akan kuat hingga satu tahun ke depan. Namun, jembatan hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki.

“Insya Allah kuat sampai setahun. Mudah-mudahan tidak ada banjir besar lagi dan berharap pemerintah secepatnya membangun jembatan yang memadai untuk dilewati masyarakat,” harapnya.

**Baca juga: Jupiter Bertabrakan dengan Fortuner di Jalan Rangkas-Cipanas, Ayah Tewas Anak Luka Berat.

Sebanyak 29 jembatan di Kabupaten Lebak rusak diterjang banjir bandang. Pemerintah Kabupaten Lebak telah mengungulkan perbaikan jembatan tersebut ke Kementerian PUPR agar bisa segera ditangani.

Puluhan jembatan itu terdiri dari 22 jembatan gantung non permanen, 3 jembatan gantung permanen, 3 jembatan komposit dan 1 jembatan rangka.(Nda)




Wabah Ulat Bulu Serang Warga Perumahan di Ciputat

Kabar6.com

Kabar6-Warga perumahan Hakiki di Serua, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) takut keluar rumah. Mereka khawatir gatal-gatal akibat terkena wabah ulat bulu yang menyebar di sekitar area pemukiman.

“Udah hampir seminggu ini. Anak-anak jadi pada takut main di luar rumah,” ungkap Nadi, kepala petugas keamanan perumahan, (Rabu, 15/1/2020).

Ulat bulu warna hitam tidak hanya menempel di batang dan ranting pohon. Tetapi juga di tiang listrik, tanah jalan, tembok, bahkan masuk ke pekarangan dan rumah-rumah warga.

“Udah banyak warga mengeluhkan gatal-gatal,” sambung Nadi lagi.**Baca juga: Fraksi PKB Harap Raperda Pesantren Segera Dibahas.

Danton Grup Charlie Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel Sahroni mengatakan, semprotan foam liquid tidak bisa menghilangkan wabah ulat bulu. Pihaknya pun mengaku kesulitan, karena ulat bulu ini merupakan hal yang baru di Tangsel.

“Kita belum tahu, timbul lagi apa gimana, kita belum survei lagi. Karena kalau kemarin kita semprot banyak yang mati. Tapi kalau disemprot gitu, bukan semakin hilang, yang di atas pohonnya itu jatuh,” tambah Sahroni.(yud)




Diduga Terserang DBD, 20 Warga di Tangsel Jalani Pemeriksaan Laboratorium

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit mematikan yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti populasinya bertambah saat musim hujan.

“Sampai hari ini sudah ada 20 orang warga diduga terkena DBD,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Tulus Muladiyono ditemui kabar6.com di depan kantornya, (Rabu, 15/1/2020).

Menurutnya, untuk mengetahui ke-20 warga tersebut positif terjangkit DBD harus diuji lewat pemeriksaan laboratorium. Biasanya akan ada peningkatan yang menjadi potensi seperti musim hujan.

**Baca juga: Sampai 15 Januari, 20 Warga di Tangsel Diduga Kena DBD.

Melihat kekhususan di Tangsel ini peluang cukup tinggi. Kondisi ini membuat Dinas Kesehatan setempat mengevaluasi sambil mengantisipasi penyebaran DBD.

“Artinya, perlu dilakukan mengantisipasi cuaca seperti ini PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus sudah dilakukan,” jelas Tulus.

Tahapan dari PHBS perlu menjadi perhatian masyarakat. Paling penting adalah cuci tangan, jaga serta cek kesehatan secara teratur dan istirahat yang cukup. (Yud)




Sampai 15 Januari, 20 Warga di Tangsel Diduga Kena DBD

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mewaspadai penyebaran virus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2020 ini. Penyakit mematikan yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti populasinya bertambah saat musim hujan.

“Sampai hari ini sudah ada 20 orang warga diduga terkena DBD,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Tulus Muladiyono ditemui kabar6.com di depan kantornya, (Rabu, 15/1/2020).

Menurutnya, untuk mengetahui ke-20 warga tersebut positif terjangkit DBD harus diuji lewat pemeriksaan laboratorium. Biasanya akan ada peningkatan yang menjadi potensi seperti musim hujan.

Melihat kekhususan di Tangsel ini peluang cukup tinggi. Kondisi ini membuat Dinas Kesehatan setempat mengevaluasi sambil mengantisipasi penyebaran DBD.

“Artinya, perlu dilakukan mengantisipasi cuaca seperti ini PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus sudah dilakukan,” jelas Tulus.

Tahapan dari PHBS perlu menjadi perhatian masyarakat. Paling penting adalah cuci tangan, jaga serta cek kesehatan secara teratur dan istirahat yang cukup.

**Baca juga: Mahasiswa UIN Ciputat Desak Polisi Cari Pelaku Vandalisme.

Potensi itu akan terjadi dalam konteks musim hujan. Jenia penyakit yang menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kota Tangsel seperti diare, infeksi saluran pernafasan, kelainan kulit, DBD, cikungunya.

“Paling menonjol di 2019 sebenarnya di akhir. Artinya itu menjadi musim pancaroba ispa dan diare,” ujar Tulus sepulang dari monitoring ke sejumlah puskesmas.(yud)