1

Menurut Psikolog, Foto yang Sering Anda Posting di Instagram Punya Arti Sendiri

Kabar6-Nyaris setiap orang memiliki akun di Instagram. Setiap foto yang diunggah, bisa menggambarkan lebih dari aktivitas dan minat seseorang. Ya, media sosial dapat menunjukkan hal yang lebih dalam.

Menurut konsultan psikologis bernama Dr Elena Touroni, foto yang kita unggah bisa mencerminkan aspek kehidupan dan versi dari diri sendiri yang diinginkan. Bahkan, dijadikan strategi dan validasi untuk meningkatkan kepercayaan diri, terutama bagi mereka yang tidak puas di kehidupan nyata.

Namun tahukah Anda, melansir Wolipop, foto-foto yang paling sering diunggah dalam Instagram ternyata memiliki arti sendiri, lho. Apa sajakah foto yang dimaksud?

1. Foto pemandangan
Menurut direktur medis sosial perusahaan marketing, Lynn Morrison, sering posting foto pemandangan saat liburan bisa diartikan bahwa mereka mencari validasi dari orang-orang sekitar.

“Pemandangan adalah sorotan terbaik dari status sosial dan saldo akun bank kamu tanpa harus bersikap menyebalkan (saat memamerkannya). Ketika orang lain yang kamu tahu menjadi budak di kantor yang suram, foto pantai dengan matahari tenggelam paling tidak akan membuat iri,” kata Lynn.

2. Foto selfie
Tidak sedikit orang yang gemar mengunggah foto selfie dalam akun Instagram mereka. Pakar pun setuju bahwa para pecinta selfie sedang mencoba untuk mengimpresi seseorang. Apalagi biasanya mereka akan sengaja mempersiapkan diri dan mencari pose terbaik untuk menampilkan diri dengan menarik.

“Foto-foto itu (seolah) selalu berkata: ‘Aku pintar, impromptu, unik, dan menjalani hidup terbaik. Juga make-up-ku secara tidak sengaja selalu sempurna,” ungkap Lynn.

3. Foto prestasi
Tidak sedikit orang yang juga menampilkan prestasi mereka melalui Instagram. Tidak selalu berupa foto piala, prestasi bisa berupa datang ke acara prestis atau sukses lari maraton.

Dikatakan, hal tersebut seringkali dilakukan untuk mendapat ‘Like’ dan afirmasi akan suatu hal. Foto jenis ini pun tak selalu buruk karena orang lain juga menyukainya.

“Sebagai orang yang melihat, kita menyukai foto-foto itu karena kita tahu seberapa banyak kerja keras yang dilakukan untuk mendapatkan hal tersebut,” urai Lynn.

4. Foto aksi
Beberapa orang juga senang mengunggah foto ketika sedang beraksi, seperti naik gunung atau sedang clubbing. Foto itu sering ditunjukkan untuk menggambarkan bahwa mereka bermain sekeras mereka bekerja.

Hal tersebut juga bisa jadi dilakukan untuk memamerkan sisi sosial dan menyenangkan. Dianggap normal dan sehat, tetapi foto-foto jenis ini juga bisa berdampak negatif.

“Ini bisa jadi negatif ketika kita menilai diri kita berdasarkan itu dan kita butuh validasi eksternal untuk merasa bahagia dengan diri sendiri misalnya seberapa like yang didapat. Nilai diri harus datang dari dalam,” jelas Lynn. ** Baca juga: Berapa Kali dalam Sehari Pria ‘Melamun Jorok’?

Anda termasuk kategori yang mana? (ilj/bbs)




Penelitian Sebutkan, Pria yang Suka Edit Foto Selfie Mereka Cenderung Psikopat

Kabar6-Selain belanja atau gosip, wanita seringkali dikaitkan dengan selfie atau foto diri sendiri. Namun benarkah selfie hanya milik kaum hawa? Nyatanya, sejumlah pria pun gemar berselfie ria, lho.

Namun kabar buruknya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria yang terobsesi selfie itu ternyata cenderung psikopat. Penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University, melansir idntimes, juga menemukan bahwa pencinta selfie lebih mungkin menunjukkan tanda-tanda menjadi narsis, impulsif, dan menampilkan karakteristik antisosial lainnya seperti kurangnya empati.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal itu, melibatkan 800 pria berusia antara 18-40 tahun. Penelitian ini menanyakan tentang perilaku foto yang mereka posting di media sosial, dan menanyakan apakah mereka mengedit foto mereka sebelum mempostingnya.

Para peserta juga diminta menyelesaikan kuesioner standar untuk perilaku antisosial dan untuk objektifikas diri. Para peneliti menemukan, memposting lebih banyak foto dikaitkan dengan narsis dan psikopat.

“Tidak mengherankan bahwa pria yang memposting banyak foto selfie dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengeditnya menandakan mereka lebih narsis. Hal yang lebih menarik adalah bahwa mereka memiliki nilai lebih tinggi pada sifat kepribadian anti-sosial lainnya, psikopati, dan lebih rentan terhadap objektivitas diri,” urai Jesse Fox, penulis utama studi dan asisten profesor komunikasi di Ohio State.

Temuan penting lainnya adalah, pria yang menunjukkan tanda-tanda perilaku psikopat tidak perlu waktu untuk mengedit foto mereka dengan saksama sebelum mempostingnya.

“Psikopati ditandai dengan impulsif,” tambah Fox. Mereka akan mengambil foto dan langsung mempostingnya. Mereka ingin melihat diri mereka sendiri. Mereka tidak ingin menghabiskan waktu mengeditnya.

Sedangkan objektifikas diri adalah masalah utama dan melibatkan penilaian seseorang dengan penampilan, bukan untuk sifat-sifat positif. Dalam hal ini, mengedit foto-foto dikaitkan dengan tingkat objektivitas diri yang lebih tinggi.

Fox menjelaskan bahwa objektivitas diri menyebabkan banyak hal buruk, seperti depresi dan gangguan makan pada wanita.

Dengan pesatnya jejaring sosial, setiap orang lebih memperhatikan penampilan mereka. Itu berarti, objektivitas diri bisa menjadi masalah yang lebih besar bagi pria, dan juga untuk wanita.

Saat ini, menurut Fox, dia juga mempelajari untuk melihat apakah wanita yang sering melakukan selfie juga menunjukkan tanda narsisme dan psikopati. ** Baca juga: Kebiasaan Makan Malam yang Justru Bikin Berat Badan Bertambah

Nah, apakah Anda pun termasuk pria yang hobi berselfie ria? (ilj/bbs)




Ternyata Ini Alasan Wanita Selalu Memiringkan Kepala Saat Selfie

Kabar6-Pernahkan Anda mengamati sekaligus bertanya-tanya dalam hati, mengapa sebagian besar wanita selalu memiringkan kepalanya saat selfie? Apakah itu dilakukan secara spontan, atau memang trik khusus agar foto tampak lebih indah?

Ternyata, ada sejumlah alasan yang mungkin tidak Anda duga, mengapa kaum hawa melakukan hal itu. Melansir idntimes, setiap wanita biasanya memiliki salah satu bagian wajah yang menjadi favorit. Entah itu bagian kiri atau kanan. Nah, untuk menonjolkan bagian wajah yang disukai inilah wanita biasanya memilih pose memiringkan kepala saat selfie.

Sisi wajah yang lebih disukai itu akan terlihat lebih jelas dan mereka pun akan merasa puas dengan hasil foto yang didapat.

Wanita merasa foto yang dihasilkan menjadi tidak kaku apabila dia memiringkan kepala. Saat memiringkan kepala, angle foto tentu menjadi berubah. Foto yang dihasilkan tidak akan terlihat datar dan kaku, tapi akan muncul kesan estetik yang menarik.

Ada juga wanita yang melakukan foto sambil memiringkan kepala hanya karena kebiasaan. Mereka terbiasa dengan tingkah polah tersebut sehingga tanpa sadar selalu mengulanginya.

Namun sebagian wanita yang lain, tidak memiliki alasan spesifik kenapa mereka memiringkan kepala saat selfie, alias hanya sekadar ikut-ikutan. Pengaruh sosial media dan orang-orang yang mengunggah foto itulah yang jadi penyebabnya.

Alasannya selanjutnya, beberapa wanita percaya bahwa dengan memiringkan kepala dia terlihat lebih cantik. Ketika berfoto menghadap kamera dengan kepala lurus, wanita merasa seluruh bagian wajahnya akan terlihat aneh.

Jadi dengan memiringkan kepala, kecantikan mereka justru lebih terlihat. ** Baca juga: Mana yang Lebih Sehat, Sayur Mentah atau Matang?

Hmm…apakah Anda juga begitu, Ladies? (ilj/bbs)




Sejumlah Mata Kuliah Aneh yang Ternyata Benar-benar Ada

Kabar6-Ada banyak mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi, tergantung fakultas masing-masing, misalnya ekonomi makro, jurnalistik televisi, hukum pidana, manajemen industri, dan masih banyak lagi.

Namun, beberapa perguruan tinggi ternyata memiliki mata kuliah yang seperti tidak pernah ada di tempat lain. Melansir Wolipop, ini tujuh mata kuliah aneh yang benar-benar diajarkan:

1. Cara selamat dari zombie
Surviving the Coming Zombie Apocalypse: Disasters, Catastrophes, and Human Behavior yang ditawarkan Michigan State University, mengajarkan cara bagaimana merencanakan dan mengatur pelarian diri saat diserang para zombie. Melihat dari film-film zombie, strategi menyelamatkan diri dari zombie memang tampak dibutuhkan meski tak tahu kapan akan digunakan.

2. Sains Harry Potter
Harry Potter memang menjadi salah satu franchise film paling terkenal dan membuat banyak penggemar terobsesi. Sebuah kelas di Frostburg State University pun mempelajarinya secara khusus. Di mata kuliah tersebut, mahasiswa bahkan membahas eksplorasi ilmu sihir yang ada di sepanjang film.

3. Studi Lady Gaga
Bukan rahasia lagi jika Lady Gaga adalah salah satu diva dan musisi hebat dalam industri musik. Ia bahkan dijadikan sebuah mata kuliah di University of Virginia Graduate Arts & Sciences. Dalam kelas GaGa for Gaga: Sex, Gender, and Identity membahas mengenai analisa bagaimana ia mendorong batasan sosial dalam berkarier.

4. Selfie
Selfie tampak bukan sesuatu yang perlu dipelajari di bangku kuliah. Tapi mata kuliah aneh ini ditawarkan Duke University. Kelas tersebut fokus pada sejarah foto dan ide-ide modern dalam kehidupan keseharian.

5. Menghabiskan waktu di internet
The University of Pennsylvania mengajarkan mata kuliah ‘menghabiskan waktu di internet’. Bisa jadi orang yang menciptakannya hanya ingin punya alasan untuk main internet selama di kelas.

6. Seni berjalan
The Art of Walking: The German Novella yang ditawarkan Centre College, mengajarkan cara berjalan yang benar ketika dewasa. Mata kuliah ini dikatakan mengeksplorasi budaya jalan-jalan orang Jerman melalui literatur dan mendaki.

7. Bagaimana menonton televisi
Saat sudah memasuki usia kuliah, biasanya orang sudah mulai bosan menonton televisi. Namun Montclair State malah menawarkannya dalam kelas. Mata kuliah aneh ini pun mengajak para mahasiswa untuk mengerti dan menganalisa acara televisi untuk mengevaluasi peran dan dampaknya dalam kehidupan. ** Baca juga: Pasangan yang Kokoh, Seorang Wanita Asal Australia Menikah dengan Jembatan

Terdengar aneh, namun menarik, ya.(ilj/bbs)




Jarang Terjadi, 2 Gorila Pose Lucu dengan Penjaga Taman Nasional

Kabar6-Siapa bilang bahwa manusia saja yang doyan berpose di depan kamera? Nyatanya, gemar berfoto juga bisa dilakukan oleh hewan, lho. Dua gorila penghuni Taman Nasional Virunga di Republik Demokratik Kongo terlihat bergaya bersama seorang penjaga taman nasional yang melakukan selfie.

Saat penjaga tadi melakukan selfie, melansir Dailymail, dua gorila itu berdiri tegak sambil bertolak pinggang dengan wajah penuh percaya diri menatap ke arah kamera. Sementara dalam foto lain terlihat salah satu gorila itu merangkul sang penjaga taman dari belakang. Ya, ikatan yang kuat antara hewan primata dengan para penjaga taman itu membuat mereka bisa bersikap layaknya teman.

Disebutkan, foto-foto yang dirilis oleh Unit Elit Anti-Pemburu Liar ditujukan sebagai upaya memperlihatkan ‘kecantikan hewan’ dan menunjukkan kegiatan pasukan anti-pemburu liar. ** Baca juga: Salah Coblos Kandidat Pemilu di India, Pria Ini Potong Jari Telunjuknya

Dalam film dokumenter ‘Virunga’ yang menjadi salah satu nominator Oscars, gorila terus terancam pemburu liar dan perang di negeri itu. Para pemburu liar terus membunuhi gorila dan menjual dagingnya. Sementara perang saudara yang sudah berlangsung 20 tahun di Republik Demokratik Kongo terus menggerus habitat natural gorila.

Rupanya gorila juga tidak mau kalah dengan manusia, ya.(ilj/bbs)




Bosan Selfie, Wanita Ini Berfoto Mirip Orang Mati Saat Traveling

Kabar6-Tampaknya Stephani Leigh Rose memang ingin tampil beda dengan gaya khas yang diciptakan sendiri. Dalam setiap traveling, Stephani tidaklah seperti kebanyakan wanita pada umumnya yang gemar selfie.

Wanita ini justru melakukan stefdie, istilah yang diberikan oleh dirinya, yaitu berpose seolah ‘mati’ di tempat wisata. Istilah ini, melansir boredpanda, mulai dikenal masyarakat sejak Stephani mulai meng-upload sejumlah foto dirinya di media sosial. Ada banyak foto yang telah berhasil diabadikannya selama traveling dengan gaya ‘matinya’ itu.

Disebutkan, Stephanie biasanya hanya akan mengambil pose yang sederhana saja, seperti misalnya berpose seperti sedang terjatuh ke tanah, menghadap ke bawah atau dengan kondisi tubuh telungkup, kemudian dia akan berpura-pura seperti sudah meninggal untuk beberapa saat, sembari seseorang mengambil fotonya.

Lokasi yang dipilihnya pun beragam, antara lain seperti Eiffel Tour dan Louvre Museum yang ada di Paris atau Golden State Bridge di San Francisco. Foto yang memperlihatkan kelakuan unik Stephanie ini menggambarkan tentang kematian, yang digabungkan dengan fungsi fotografi dan imajinasi. Pengambilan foto-foto tersebut tidaklah direncanakan atau melalui persiapan, dan tanpa melalui proses edit.

Meskipun banyak yang menganggap tindakannya tersebut sangat konyol, tidak bisa dipungkiri bahwa ide dan kreatifitas Stephanie patut diacungi jempol. Keseriusannya sangat terlihat dari gambar yang mempertunjukkan setiap pose-pose kematiannya, diambil se-realistik mungkin.

Diakui, untuk mendapatkan foto yang diinginkannya, dia harus rela mencium baunya air kencing di toilet umum yang ada di San Francisco dan bertemu beberapa kali dengan kotoran anjing.

Berbaring di beberapa tempat yang kotor juga tak jarang membuat pakaiannya menjadi rusak. Tapi itu tak pernah menjadi masalah, dan tidak mengurangi atau menghentikannya untuk tidak melakukan stefdie, karena dia menganggap hal tersebut sebagai sebuah karya seni. ** Baca juga: Diizinkan, Tindakan Eutanasia untuk Penderita Sakit Parah di New Jersey

Berani mencoba? (ilj/bbs)




Penelitian Ungkapkan, Medsos & Selfie Bisa Ubah Seseorang Jadi Narsis

Kabar6-Kegiatan selfie dan mengunggahnya ke media sosial sudah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat modern. Selfie disebutkan berkaitan dengan peningkatan narsisme pada seseorang.

Para peneliti dari Swansea University dan Milan University, melansir Dailymail, mempelajari perubahan kepribadian pada 74 individu berusia 18-34 tahun dalam empat bulan. Mereka juga melihat penggunaan media sosial partisipan—termasuk Twitter, Facebook, Instagram, dan Snapchat—selama periode waktu tersebut. Hasilnya, mereka yang menggunakan media sosial secara berlebihan dengan aktif mengunggah foto (visual), mengalami peningkatan ciri narsisme sebanyak 25 persen. Sementara itu, partisipan yang aktif menggunakan media sosial berbasis verbal, seperti Twitter, tidak menunjukkan efek serupa.

Narsisme merupakan karakteristik kepribadian yang melibatkan sikap pamer berlebihan, keinginan untuk mendapatkan hak, dan kerap mengeksploitasi orang lain. Tingkat narsisme yang dialami partisipan, mengalami pertumbuhan seiring penggunaan media sosial dari waktu ke waktu.

Hampir semua orang dalam penelitian ini, rata-rata bermain media sosial sekitar tiga jam sehari, tidak termasuk penggunaan untuk bekerja. Sisanya memakai media sosial selama delapan jam di luar kepentingan bisnis atau bekerja.

Facebook digunakan oleh 60 persen partisipan, sementara 25 persen bermain Instagram, 13 persen Twitter, dan yang lainnya aktif mengakses Snapchat. Lebih dari 2/3 partisipan menggunakan media sosial untuk mengunggah foto.

“Ada hubungan antara narsisme dengan postingan visual di media sosial seperti Facebook. Namun, hingga studi ini dilaksakan, tidak diketahui bahwa jika orang narsis menggunakan media sosial lebih sering, maka karakteristik itu semakin meningkat. Termasuk saat sering melakukan selfie,” kata Profesor Phil Reed, pemimpin penelitian dari Departemen Psikologi, Swansea University. ** Baca juga: Sering Marah Bisa Jadi Tanda Anda Sedang Depresi

Ditambahkan, “Sebanyak 20 persen dari sampel kami, tidak diragukan lagi, berisiko mengembangkan sifat narsis akibat pemakaian media sosial yang berlebihan. Penggunaan media sosial yang dominan adalah aspek visual. Artinya, pertumbuhan masalah kepribadian ini dapat dilihat semakin sering.”(ilj/bbs)




Sedang Selfie, Wanita Ini Diserang Seekor Jaguar

Kabar6-Peristiwa mengerikan dialami seorang wanita yang dirahasiakan identitasnya. Wanita malang tersebut diserang seekor jaguar di kebun binatang di Arizona, Amerika Serikat, saat melintasi pagar penghalang untuk mengambil berselfie dengan binatang buas itu.

Beruntung, melansir Foxnews, wanita yang merupakan pengunjung di Wildlife World Zoo, Litchfield Park, tersebut hanya mengalami luka-luka. “Wanita itu berusaha mengambil selfie di dekat pagar kandang Jaguar ketika kucing itu menjangkau dan menyerang lengannya,” jelas Departemen Pemadam Kebakaran Metro Pedesaan. Selanjutnya, kebun binatang mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan, paramedis dipanggil atas permintaan keluarga wanita itu dan tidak ada jaguar yang lepas dari kandangnya.

“Tidak ada cara untuk melarang orang yang nekat melewati penghalang,” kata Mickey Ollson, direktur kebun binatang. “Hal itu kadang-kadang terjadi. Kami menempatkan penghalang besar di sana dan jika orang melewatinya, mereka bisa mendapat masalah besar.”

Dikatakan Ollson, ini adalah kedua kalinya jaguar yang sama melukai pengunjung taman yang melintasi penghalang. Kebun binatang sedang mempertimbangkan untuk menambahkan penghalang tambahan untuk mencegah insiden lebih lanjut.

Dalam video yang direkam Adam Wilkerson, menunjukkan luka di lengan wanita itu. Dia berbaring di tanah menjerit kesakitan sementara pengunjung lain mengelilinginya. Wilkerson mengatakan, dia mendengar wanita itu berteriak minta tolong dan ibunya bergegas untuk mengalihkan perhatian jaguar itu.

“Ibuku berlari dan mengambil botol air dan mendorongnya melalui kandang di dekat tempat jaguar itu, dan jaguar pergi, melepaskan wanita itu untuk mengambil botol air,” ujarnya.

“Dan cakar jaguar itu hanya merobek sweater wanita itu,” katanya. “Jadi pada saat itu aku melihat bahwa cakarnya tidak lagi melekat pada lengan wanita itu, hanya pada sweternya, jadi aku meraih wanita itu di tubuhnya dan aku menariknya.” ** Baca juga: Gara-gara Salah Pasang Infus, Wanita Ini Idap ‘Penyakit Bunuh Diri’

Para pejabat kebun binatang mengatakan, penghalang itu memenuhi standar federal dan mereka mengatakan jaguar telah dihapus dari daftar pameran agar tidak menyerang manusia kembali.(ilj/bbs)




Dream Machine, Mesin Penjual Makanan yang Bayarnya Pakai Postingan di Medsos

Kabar6-Ada banyak kecanggihan teknologi yang membantu memudahkan aktivitas kita sehari-hari. Salah satunya adalah vending machine (mesin jual otomatis), yaitu mesin yang dapat mengeluarkan barang-barang seperti makanan ringan, minuman ringan seperti minuman soda, alkohol, rokok, tiket lotre, produk konsumen dan bahkan emas dan permata untuk pelanggan secara otomatis.

Nah, sebuah vending machine canggih yang diberi nama ‘Dream Machine’, melansir foodbeast, akan mengeluarkan produk makanan yang tersimpan di dalam mesin, setelah pembelinya ‘membayar’ dengan media sosial (medsos). Bagaimana caranya? Pembeli akan menekan tombol besar yang ada pada bagian mesin untuk mengaktifkan dream machine dari Nissin Foods USA. Kemudian akan keluar sebuah instruksi pada layar akan meminta pengguna untuk mengambil foto dengan mesin.

Selanjutnya, pembeli akan mengunggah foto selfie mereka ke Instagram menggunakan tagar khusus yang telah ditentukan oleh mesin.

Setelah foto selfie dan tagar diunggah, barulah dream machine akan mengeluarkan hadiah. Hadiah gratis yang keluar dari mesin canggih ini bervariasi, mulai dari mi Cup Noodles, video game JumpForce, dan bahkan sampai voucher dari berbagai retail.

Disebutkan, dream machine ini berada di Del Amo Fashion Center di Torrance, California sejak 1 Maret kemarin, dan Las Vegas Premium Outlets South di Las Vegas, Nevada sejak 6 Maret. ** Baca juga: 5 Penyakit Kulit Langka di Dunia

Unik, bukan? (ilj/bbs)




Ilmuwan Australia Ungkap Kesamaan Antara Kecanduan Media Sosial dengan Pecandu Alkohol

Kabar6-Manfaat media sosial (medsos) saat ini tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari hari. Dengan kata lain, medsos sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.

Namun di satu sisi, terlalu sering menggunakan media sosial membuat penggunanya rentan mengalami kecanduan. Bahkan penelitian dari Bond University, Australia, melansir Womantalk, menemukan adanya kesamaan antara pecandu media sosial dengan pecandu alkohol. Kesamaan keduanya terletak pada kondisi psikologis yang mendorong timbulnya perilaku kecanduan ini.

Dalam penelitian bertajuk Disordered Social Media Use and Risky Drinking in Young Adults: Differential Associations with Addiction-Linked Traits ini, sekelompok peneliti melakukan pengamatan terhadap 143 pecandu media sosial. Seluruh partisipan penelitian ini juga diketahui memiliki tingkat konsumsi alkohol yang cukup berisiko.

Dr. Michael Lyvers, peneliti dari Bond University sekaligus pimpinan riset ini, mengungkapkan bahwa baik kecanduan media sosial maupun ketagihan alkohol sama-sama didorong oleh perilaku narsis dan impulsif. Narsisisme didorong oleh perilaku ‘reward sensitivity’ yang dimotivasi oleh adanya peluang memperoleh penghargaan tertentu atas apa yang dilakukan seseorang.

Dalam hal ini contohnya mengunggah selfie di Instagram, membaca berbagai pujian di kolom komentar membuat pengguna media sosial menjadi ketagihan untuk mengunggah lebih banyak selfie.

Sementara itu, sifat impulsif didorong oleh alexithymia, yakni ketidakmampuan dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan perasaan emosional diri sendiri maupun orang lain. Perilaku ini dapat ditemukan pada warganet yang kecanduan media sosial, sekaligus juga pada peminum alkohol yang terus menenggak minumannya secara impulsif.

“Informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat berguna bagi pakar medis yang terlibat dalam menangani kedua gangguan perilaku ini,” jelas Lyvers. “Misalnya, fokus pada sifat impulsif dapat membantu penanganan gangguan perilaku di media sosial, sekaligus juga bagi para pengguna zat berbahaya, seperti alkohol.” ** Baca juga: Sering Putus Asa Tidak Baik untuk Kesehatan Mental

Apakah Anda termasuk salah satu dari pecandu media sosial?(ilj/bbs)