1

Pembakaran Sampah Picu Pabrik Plastik di Legok Kebakaran

Kabar6-PT Asura Mitra Gemilang, sebuah pabrik pembuatan benda plastik,  di Gang Delima 2, Desa Ranca Gong, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, terbakar pada pukul 04:21 WIB, Jumat (8/9/2023).

“Awal informasi diduga dari pembakaran sampah,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, kepada kabar6.com saat dihubungi.

Ujat mengatakan, kebakaran PT. Asura Mitra Gemilang, pabrik yang bergerak di bidang manufacture injeksi plastik itu menimbulkan asap yang tebal, sehingga warga sekitar terdampak.

“Api pada saat pagi tadi membumbung tinggi dan menimbulkan asap tebal. Namum beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam insiden itu,” katanya.

**Baca Juga: Juru Parkir di Bintaro Buron, Perut Buncit Wajah Sangar

Penanganan memadamkan api sangat sulit hingga memakan waktu 8 Jam. Penyebabnya lantaran di dalam pabrik banyak alat yang mudah terbakar.

Dalam hal ini pihaknya menerjunkan 3 unit pemadam kebakaran dari Pos Tigaraksa, Pos BSD, Pos Cisoka, dan Pos Kelapa Dua.

“Kita terjunkan 29 personil. Dalam insiden ini.  Kita belum bisa memastikan jumlah kerugiannya,” pungkasnya. (Rez)




Drainase Lotte Mart Buruk Picu Banjir di Babakan Pocis Tangsel

Kabar6.com

Kabar6-Banjir yang melanda pemukiman warga di Babakan Pocis, Kelurahan Bakti Jaya, Setu, Kota Tangerang Selatan disebutkan akibat buruknya saluran air atau drainase yang dibangun Lotte Mart. Sejak setahun terakhir pascadibangun gedung wilayah RT 01 dan 06 RW terendam banjir semeter.

“Dalam kondisi ini ada patletnya ada di Lotte Mart sudah ada mainhall,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel, Aries Kurniawan, Senin (1/11/2021).

Ia mengaku, mainhall sudah disedot oleh dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan. Air meluap akibat tercegat tumpukan sampah.

“Kita buat agar supaya meminimalisir dengan sekarang lagi membuang air yang ada di mainhall ini,” klaim Aries.

Menurutnya, tahun lalu organisasi perangkat daerah terkait sudah melakukan rapat koordinasi dengan Lotte Mart. Meski demikian ia tak menjelaskan pokok hasil dan langkah penanggulangan mencegah banjir di Babakan Pocis.

**Baca juga: Ini Pemicu Banjir di Babakan Pocis Tangsel

“Nanti kita akan minta terkait perbaikan ini, dan konekting di jalan provinsi ini untuk perbaikan segera, dan kita juga monitoring terkait apakah ini akan dibangun tahun ini, atau nanti kedepannya akan direncanakan unyuk dibangun tahun 2022 oleh Dinas PU Provinsi Banten,” jelas Aries.

Hingga berita ini diturunkan kabar6.com masih berupaya menghubungi pengelola Lotte Mart terkait buruknya pembangunan drainase.(yud)




LAPAN: Waspada Cuaca Ekstrem Picu Banjir di Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengimbau kepada semua pihak agar mewaspadai cuaca ekstrem. Cuaca yang tidak bersahabat di sekitar Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi terjadi sepanjang dua hari terakhir ini.

“Semua pihak diharapkan selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir besar yang dapat terjad secara luas di Jadetabek sebagaimana yang pernah terjadi pada 1 Januari 2020,” kata peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN, Erma Yulihastin, Jum’at (19/2/2021).

Ia mengaku selama ini prediksinya tepat bahwa hujan sudah mulai terjadi di kawasan Jakarta sejak Kamis malam. LAPAN menyebutkan intensitas hujan akan meningkat dan jangkauan wilayah meluas dan memanjang hingga meliputi Bekasi, Depok, Tangerang, bahkan Karawang.

Erna menuturkannya berdasarkan prediksi Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa) milik LAPAN. Menurut Erna, prediksi itu sesuai dengan peringatan dini yang juga telah dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa hujan ekstrem akan berlangsung di Jakarta 18-19 Februari 2021.

Erma menuturkan, hujan ekstrem diprediksi mencapai intensitas maksimum pada pagi ini. Setelahnya intensitas akan berkurang terhadap waktu namun hujan dalam skala meso atau luas akan awet sepanjang hari hingga sore.

**Baca juga: 90 Aparat TNI/Polri di Tangsel Penyintas Covid-19

“Hujan ekstrem dinihari itu sangat erat dipengaruhi oleh penguatan (Cross Equatorial Northerky Surge, CENS) dan angin di Laut Jawa yang bersifat sangat lembap,” jelasnya.(yud)




Pandemi Covid-19 Picu Melonjaknya Angka Perceraian di Tangerang Selatan

Kabar6.com

Kabar6-Kementrian Agama (Kemenag) Kota Tangerang Selatan mencatat angka perceraian melonjak 10 persen selama pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid19.”Meningkat sekitar 10 persen,” ujar Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Kota Tangsel, Abdul Rojak saat dikonfirmasi, Rabu (19/8/2020).

Sebelum pandemi Covid-19, kasus perceraian di Tangsel mencapai 3.000-2.500 kasus perceraian terjadi. Saat Pandemi terjadi angka perceraian lebih diatas 3000 kasus. “Mungkin bisa karena pandemik.”

Rojak mengatakan, faktor pemicu perceraian di Tangsel peningkatan mayoritas disebabkan faktor ekonomi yang menurun akibat wabah Covid19.  “Rata-rata faktornya, yakni ekonomi, kedua ketahanan keluarga yang lemah, ketiga ya faktor agama lemah keimanan,  lemah ketakwaan,” katanya.

Karena benteng keagamaannya yang lemah, sehingga kata Rojak, orang jadi mudah menyerah. Ditambah faktor ekonomi sulit akhirnya pasangan hidup banyak yang cerai.

Atas faktor itulah, lanjut Rojak, ketahanan sebuah rumah tangga dapat runtuh. Selain itu, masalah ekonomi itulah yang menyebabkan seringnya cekcok rumah tangga.”Kalau dari faktor rumah tangganya ya terjadi cekcok, terjadi silang pendapat yang tidak ada titik temunya. Akhirnya diselesaikan di pengadilan,” terangnya.

Peningkatan angka perceraian itu diketahui berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kemenag Tangsel. Sebelum diberikan rekomendasi, Kemenag Tangsel memberikan nasihat kepada pasangan agar tetap mempertahankan statusnya sebagai suami istri. Selebihnya, keputusan perceraian ditetapkan oleh pengadilan Agama.

**Baca juga: Tahun Baru Islam 1442 Hijriah, Warga Tangsel Diimbau Tidak Gelar Pawai Obor.

“Perceraian itu kan adanya di Pengadilan Agama. Kami hanya memberikan rekomendasi. Tapi ada juga pasangan langsung ke Pengadilan Agama tanpa melalui rekomendasi Kementerian Agama jadi sifatnya kita hanya pendampingan saja,” pungkasnya.(eka)




Pandemi Covid-19 Picu Bisnis Hewan Ternak Qurban Lesu

Kabar6.com

Kabar6-Geliat perdagangan hewan ternak qurban pada 2020 ini menurun drastis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Omzet pedagang turun lebih dari 20 persen.

Pri, salah satu pedagang hewan kurban di wilayah Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang mengaku penjualan ternak khususnya sapi pada tahun ini sangat menurun.

“Penjualan tahun ini turun saat ini dari 70 sapi baru 40 sapi yang sudah terjual. Biasanya seminggu sebelum hari raya sudah habis sapinya,” katanya di Jalan Raya Legok-Karawaci, Kamis (23/7/2020).

Pri menduga turunnya penjualan pada tahun ini tak tak terlepas dari dampak pandemi virus corona atau Covid-19. Dampak Covid-19 ini sangat berpengaruh pada sektor perekonomian hingha melemahkan daya beli masyarakat.

“Mungkin karena pandemi Covid-19 ini juga. Tapi Alhamdulillah masih ada yang tetap membeli hewan kurban,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, Aziz Gunawan membenarkan bahwa pada tahun ini penjualan hewan kurban menurun drastis. Namun, dirinya belum bisa menyimpulkan berapa persen penurunan omzet lantaran masih melakukan pendataan.

**Baca juga: Hewan Qurban Sehat di Kabupaten Tangerang Dipasang Tanda Ini.

“Tahun ini menurun drastis. Untuk paatinya belum bisa disebutkan karena beberapa hari kedepan kami masih mendata ke lapak-lapan hewan kurban di wilayah Kabupaten Tangerang,” katanya. (Vee)




Inisiatif Kades Bakung Picu 48 Warga Miskin Tak Peroleh Bansos

kabar6.com

Kabar6-Pembagian bantuan sosial (Bansos) di Desa Bakung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang tidak sesuai dengan aturan. Tercatat sebanyak 48 warga mengadu belom terima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

“Hasil hearing tadi, terungkap bahwa ada pelaksanaan yang tidak sesuai aturan terkait penyaluran Bansos yang dilakukan Kades Bakung,” ungkap Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang Deden Umardani, kepada Kabar6.com, Senin (29/6/2020).

Menurutnya, dalam rapat yang dihadiri Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat terungkap bahwa pembagian bansos dilakukan dengan cara bergilir kepada ratusan warga miskin di desa Bakung.

Kebijakan itu diambil Kades Bakung atas dasar inisiatif dirinya melalui musyawarah di tingkat desa. Akibatnya warga yang tercatat dalam database Kementerian Sosial tidak memperoleh haknya.

“Menurut kami niat baik Kades ini telah menabrak aturan yang ada, dimana bantuan itu harus diberikan kepada warga yang berhak dan tercatat namanya dalam database,” kata Chikal, sapaan politisi PDIP ini.

**Baca juga: Camat Kronjo Akui 45 Warga Terdaftar Belum Terima Bansos.

Tak hanya itu, lanjut Deden, pihaknya juga mendapatkan informasi bahwa pembukaan rekening koran tidak melibatkan prinsipal selaku penerima bantuan.

Warga hanya menerima kartu BPNT dan PKH melalui desa yang dibagikan oleh Ketua RT. “Kami curiga kondisi seperti ini tak hanya terjadi di desa Bakung,” ujarnya.(Tim K6)




Ekonomi Masyarakat Babak Belur Picu Malas Pikirkan Politik

Kabar6.com

Kabar6-Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno berpandangan pada masa pandemi Covid-19 ini masyarakat cenderung malas berbicara soal politik. Kondisi ini berakibat tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020 diprediksi terjun bebas.

“Jangankan bicara politik, kondisi hidup mereka terancam kok, kondisi ekonomi mereka babak belur,” ungkapnya, Selasa (9/6/2020) kemarin.

Himpitan ekomoni di tengah pandemi Covid-19, menurut Adi, membuat masyarakat tidak peduli terhadap hiruk pikuk pesta demokrasi lima tahunan skala lokal.

Kemudian model kampanye secara virtual membuat masyarakat pemilih menjadi tidak mengetahui visi misi kandidat pasangan calon. Masih banyak yang tidak terjangkau terhadap perkembangan digital.

“Makanya harus ada rekayasa, dari masyarakat untuk berpartisipasi, misalnya e-voting cuman problemnya perangkat siap gak kita itu,” terang Adi.

**Baca juga: BIAK Minta KPK Transparan Usut Kasus di Proyek GIPTI.

Mestinya kalau mau memaksakan pilkada dalam keadaan pandemi memang harus ada rekaya. Adi bilang supaya tingkat partisipasi masyarakat tinggi salah satunya e-voting.

“TPS diperbanyak untuk mengurangi penumpukan, tapi tetap saja orang takut keluar rumah, orang takut menghadiri kerumunan itu takur terpapar corona. Dua hal itu saja yang dipikirkan KPU, bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat,” saran Adi.(yud)




Pembatasan Penumpang KRL Picu Antrean di Stasiun Tigaraksa Mengular

Kabar6.com

Kabar6-Antrian panjang sejauh 500 meter terjadi di stasiun kereta api Tigaraksa, Kabupaten Tangerang tujuan Tanah Abang. Kondisi itu terjadi akibat dibatasi jumlah penumpang, Senin (8/6/2020) sekira pukul 10.00 WIB

“Dibatasi, hanya 70 penumpang dari Tigaraksa menuju Tanah Abang,” ungkap Fajar, petugas keamanan pintu masuk stasiun kereta api Tigaraksa.

Sementara itu Wawan, calon penumpang asal perumahan Bukit Cikasungka menuturkan, ratusan penumpang mengantri sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 10.00 WIB

” Ratusan penumpang sudah antrian panjang dari subuh hingga jam sepuluh pagi,” ungkapnya.

**Baca juga: Dugaan Korupsi di SMAN 21 Kabupaten Tangerang, Begini Modusnya.

Dikatakannya, akibat pembatasan jumlah penumpang, banyak calon penumpang yang terlambat masuk kerja.

“Banyak yang kesal, jadi terlambat sampai ditempat kerjaan,” jelasnya.(CR)




Ekonomi dan Cemburu Picu Kasus KDRT di Kota Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim mengatakan, trend angka kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) cenderung meningkat. Motif pemicu terjadinya karena terbelit pada pusaran faktor ekonomi bahkan adanya pengaruh dari alkohol.

“Faktor ekonomi yang paling menonjol, karena banyak yang pusing memikirkan itu. Makanya terjadilah KDRT. Ada juga karena yang cemburu,” katanya kepada Kabar6.com, Sabtu (15/2/2020).

Abdul mengatakan faktor ekonomi yang menyebabkan KDRT tersebut bukan pada ekonomi yang rendah. Namun ekonomi yang juga tergolong di atas rata-rata juga mengalami juga persoalan serupa.

Berdasarkan catatan Polres Metro Tangerang Kota, kasus KDRT begitu menjadi momok darurat. Pasalnya perkara yang ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) awal tahun ini sudah mencapai 22 kasus.

**Baca juga: Kasus Meningkat, Kota Tangerang Darurat KDRT.

Sementara selama kurun waktu tahun 2019 lalu, angka perkara KDRT mencapai 197 kasus. Kendati demikian, lanjut Abdul, jumlah pelaku perkara yang masuk pada unsur pidana tahun 2020 ini 8 orang pelaku.

“Sedangkan 2019 lalu sebanyak 67 orang pelaku,” paparnya.(oke)




Dendam Lama Picu Tawuran Antar Pelajar di Pasar Kemis

Kabar6.com

Kabar6-Polres Kota Tangerang bersama Polsek Pasar Kemis mengungkap kasus tawuran yang menewaskan remaja seorang siswa SMK Yupinktek Jatiuwung, Endi Berliansyah alias Suhendi (16) di Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Selasa, (22/11/2019) lalu.

Kapolsek Pasar Kemis, Ajun Komisaris Bambang Supeno mengatakan pemicu terjadinya tawuran antar pelajar tersebut adalah dendam antar sekolah yang sudah turun temurun.

“Itu karena dendam antar sekolah kemudian mereka bikin janji untuk bertemu dan terjadilah tawuran,” kata Bambang kepada media di Mapolsek Pasar Kemis, Kamis (5/11/2019).

Bambang menjelaskan, pada saat melakukan pertemuan antar sekolah tersebut, tersangka Muhamad Rifan (19) yang merupakan alumni SMP II Rajeg, sudah membawa senjata tajam berupa celurit.

“Jadi korban meninggal karena terkena celurit dibagian punggungnya,” jelasnya.**Baca juga: Anggaran Razia PSK di Kabupaten Tangerang Hanya Rp 90 Juta.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Muhamad Rifan dikenakan pasal 88 UU RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 351 Tahun 2014 dan atau Pasal 170 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.(Vee)