1

Jaminan Pasien Miskin di Kabupaten Tangerang Mencapai Rp 11 Miliar

kabar6.com

Kabar6-Pasien miskin asal Kabupaten Tangerang yang tidak tercover badan peyelenggaraan jaminan sosial (BPJS) Kesehatan, masih mendapat jaminan kesehatan melalui program jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Berdasarkan daftar isian pelaksanaan anggaran di Dinas Kesehatan (Dipa Dinkes) 2020, anggaran Jamkesda itu mencapai sebesar Rp 11 Miliar.

Kepala Sub Bidang (Kasubag) Tata Usaha Program Jaminan Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Tangerang, Sri Lestari membenarkan, Pemkab Tangerang meyiapkan anggaran Rp 11 Miliar untuk pasien tidak mampu asal Kabupaten Tangerang tahun ini. Namun dana sebesar Rp 11 miliar itu sudah habis untuk membayar hutang ke beberapa rumah sakit rujukan.

“Tahun lalu, kami memiliki hutan Rp 15 miliar ke beberapa rumah sakit. Jadi anggaran Jamkesda Rp 11 miliar dipakai untuk membayar hutang. Sisa hutang, sebesar Rp 4 miliar akan dibayar pada APBD perubahan,” jelas Sri kepada wartawan, Selasa (21/1/2020).

Kendati anggaran Jamkesda tahun ini sudah habis untuk membayar hutan, lanjut Sri, pihaknya memastikan masyarakat miskin di Kabupaten Tangerang yang tidak tercover BPJS Kesehatan masih bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit rujukan yang selama ini kerjasama dengan Pemkab Tangerang.

Rumah sakit itu, diantaranya, RSUD Kabupaten Tangerang, RSUD Balaraja, RS Cipto Mangun Kusomo (RSCM), RSUD Pakuhaju, dan RS Sitanala.

“Layanan kesehatan gratis tetap berjalan seperti biasa. Sementara masalah hutang-piutang akan menjadi urusan Pemkab dan pihak rumah sakit,” ungkapnya.

Menurut Sri, anggaran Jamkesda itu sangat penting lantaran tidak semua masyarakat miskin di Kabupaten Tangerang mampu membayar iuran BPJS Kesehatan. Sehingga, agar masyarakat miskin tetap bisa berobat saat sakit, Pemkab Tangerang meyiapkan anggaran itu.

“Intinya, dana Jamkesda untuk membantu warga miskin mendapatkan pelayanan kesehatan,” imbuhnya.**Baca juga: Teten Masduki Hadiri Rapat Tahunan Koperasi Syariah dan Konsumen di Pagedangan.

Sri menambahkan, untuk mendapatkan fasilitas kesehatan Jamkesda, masyarakat yang tidak mampu cukup membawa rekomendasri dari RT/RW dan Desa. Kemudian, silahkan datang ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang untuk mendapatkan rekomendasi. Setelah itu, bisa digunakan untuk berobat di rumah sakit yang kerjasama dengan Pemkab Tangerang.

“Dengan membawa rekomendasri dari Dinsos, rumah sakit akan melakukan klaim ke Dinkes,” pungkasnya. (Vee)




Tanggap, Puskesmas Rajeg Berikan Pengobatan ke Pasien Diabetes di Mekar Sari

Kabar6.com

Kabar6-Tim kesehatan dari Puskesmas Rajeg langsung memberikan penanganan medis terhadap Ano (54), warga Kongsi Baru RT 002 RW 01, Desa Mekar Sari yang menderita diabetes.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Desiryana Dinardianti menjelaskan, sejak pagi tim medis dari Puskesmas Rajeg mendatangi rumah Ano untuk memberikan pertolongan pertama.

Kadinkes Desi bilang, secara kedokteran kondisi pasien secara umum baik. “Tim pagi tadi sudah ke rumah pak Ano dan langsung diberikan perawatan dan pengobatan diabetes. Untuk Asiah (50), istri Ano yang menderita stroke juga langsung ditangani,” jelas Desi kepada Kabar6.com, Minggu (22/12/2019).

**Baca juga: Zaki Buka Kejurda Softball Bupati Cup II di Kelapa Dua.

Kedepannya, lanjut Desi, pasien Ano dan Asiah akan di intervensi home visit setiap harinya. “Sementara ini pasien tak perlu kita rawat dan dirujuk ke rumah sakit, petugas kita dari Puskesmas Rajeg masih dapat menangani. Petugas kita akan memeriksa kondisi perkembangan pasien Ano dan Asiah,” paparnya.(Jic)




RSUD Klaim Sudah Bantu Carikan ICU Untuk Almarhum Suharsono Saat Kritis

Kabar6.com

Kabar6-RSUD Kota Tangerang mengklaim bila pihaknya telah berupaya mencarikan ICU bagi almarhum Suharsono saat kritis, karena mengalami pecah pembuluh darah.

Dirut RSUD Kota Tangerang, Dr. Henny Herlina akhirnya menjawab penyesalan pihak keluarga dan kerabat almarhum Suharsono, pasien KIS Asal Cipondoh yang nyawanya tak tertolong karena sulitnya mendapatkan penanganan ICU di sejumlah RS diwilayah tersebut, beberapa hari lalu.

“Saya pun berusaha membantu mencarikan ICU di RS lain. Karena ICU di RSUD saat itu full,” kata Dr. Henny, saat di konfirmasi Kabar6.com, Sabtu (3/8/2019) pagi ini.

Dirut turun tangan mencarikan ruang ICU bagi pasien yang kondisinya sudah kritis itu, lantaran dimintai tolong oleh kerabatnya.

“Saya diminta tolong oleh teman saya, Aries (pimpinan redaksi sebuah surat kabar lokal diwilayah Kota Tangerang),” pungkasnya.

Namun, setelah itu mantan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tangerang ini, tak lagi memberikan jawabannya. Termasuk saat ditanya mengenai dugaan adanya satu tempat yang tak sengaja ditemukan oleh pihak kerabat almarhum saat mengecek langsung ke ruang ICU di RSUD Kota Tangerang.

Diberitakan sebelumnya, Keluarga almarhum Suharsono, warga Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, hanya bisa pasrah, sesudah berusaha keras mencari pertolongan medis dari sejumlah RS yang ada diwilayah setempat.

Duka pun kini tengah menyelimuti suasana hati isteri dan anak almarhum.
Namun, dibalik kehendak tuhan ini, pihak keluarga dan kerabat almarhum sebelumnya sudah berjuang keras untuk menyelamatkan nyawa almarhum Suharsono.

Pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) ini mengalami kondisi darurat karena pembuluh darahnya pecah, setelah terjatuh di kamar mandi rumahnya.

Sayang, disaat kondisi kritis seperti itu, penanganan di ruang Intensive Care Unit (ICU) di sejumlah RS di Kota Tangerang, di informasikan sedang penuh.

Mau tidak mau, pihak keluarga yang saat itu tak bisa berbuat apa-apa lagi, akhirnya harus merelakan almarhum Suharsono menemui ajalnya.

Kisah pilu ini pun, di ceritakan oleh kerabat korban yang pada saat itu ikut juga membantu mencarikan pelayanan atau pertolongan bagi almarhum Suharsono, semasa masih dalam kondisi kritis.

“Ya, jadi pada hari Selasa kemarin sekitar jam 17.50 pak Suharsono (almarhum), hendak mandi untuk kemudian menunaikan sholat magrib berjamaah dimusolah sekitar rumah seperti hari biasanya. Baru saja sekitar 2 menit didalam kamar mandi, istri almarhum mendengar teriakan dari dalam kamar mandi, dan ketika dibuka ternyata bapak badannya sudah kaku dan hanya suara nya saja yang masih terdengar sambil berkata bu badanku kaku, mataku gelap, darah keluar dari lobang hidung, telinga serta mulutnya, langsung saja kami bawa kerumah sakit,” kata Qinoy, kerabat almarhum, kepada Kabar6.com, Kamis (1/8/2019) malam.

Dalam kondisi panik, pihak keluarga akhirnya memutuskan membawa Suharsono yang sudah kritis itu ke RS Mayapada.

“Dan kebetulan kami sampai di RS Mayapada mengingat kondisi bapak yang makin kritis itu lah RS terdekat. Padahal awalnya kami mau bawa bapak ke RSUD Kota Tangerang, karena bapak hanya punya kartu jaminan KIS, tapi karena darurat ya kami masuk saja ke IGD RS Mayapada,” ucap Qinoy menirukan cerita Imam, anak dari almarhum.

Namun, pihak RS Mayapada tak dapat memberikan tindaklanjut medis lebih, di karenakan keterbatasan ruang ICU yang sudah penuh.

**Baca juga: Begini Cerita Keluarga Pasien KIS Asal Cipondoh Yang Sulit Dapat ICU Saat Kritis.

“Memang disini kami mendapatkan pelayanan yang cepat, tapi pihak RS Mayapada, menyarankan bapak harus dirawat di ruang ICU guna mendapatkan perawatan yang lebih Intensif. Sebab di RS itu, hanya ada 7 tempat tidur di ruang ICU nya, yang 5 khusus pasien BPJS, sudah full. Sedangkan 2 lainnya untuk umum dan itu pun yang satu sudah di boking dan yang satu dalam perbaikan,” urainya.

Meski demikian, pihak RS Mayapada pun sempat ikut membantu mencarikan alternatif RS lainnya. Namun, nyatanya semua RS di Kota Tangerang yang dihubungi pun berdalih hal sama, yakni sedang full kapasitas.

“Tapi ya gitu, semuanya bilang penuh di Tangerang, EMC, Sari Asih, RSUD Kabupaten Tangerang, bahkan di RSUD Kota Tangerang pun katanya penuh. Kami disuruh nunggu sampai ada pasien yg keluar baru bapak bisa masuk, begitu pula yang ada di Jakarta. Memang ada satu RS alternatif yang bisa, yakni di RSPAD, tapi tidak bisa pakai BPJS. Dan, estimasi biayanya sekitar 30 jutaan per malamnya. Kami tidak sanggup. Bahkan sangking frustasinya ibu malah menyarankan ke saya untuk cabut saja selang dan kabel dibadan bapak, kita pulang, kita iklaskan saja,” kata Qinoy, menambahkan cerita Imam yang diungkapkan penuh sedih.(ges)




Pasien RS Murni Asih Keluhkan Layanan Lambat, Perawat: Dokter Lagi Praktek di Tempat Lain

Kabar6.com

Kabar6-Belasan pasien yang sebagian besar lansia dan hendak berobat penyakit dalam di Rumah Sakit Murni Asih di Medang, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, keluhkan layanan yang dianggap lambat.

Hal itu diungkapkan Roni yang mengantarkan orangtuanya berobat ke poli penyakit dalam di rumah sakit tersebut.

“Bagaimana sih rumah sakit ini, di jadwal tertera dokter penyakit dalam praktek pukul 19.00 WIB. Namun hingga sekarang dokter yang dinanti tak kunjung datang,” keluh Roni kepada wartawan, Senin malam (11/3/2019).

Senada, Agus yang juga mengantarkan orangtuanya berobat ke RS Murni Asih mengeluhkan hal serupa. Sejak sore dia dan orangtuanya datang ke rumah sakit itu.

Namun hingga saat ini sang dokter tak kunjung datang. “Parah nih rumah sakit. Kayak gak peduli sama penderitaan pasiennya,” ketus Agus.

Saat dikonfirmasi, perawat rumah sakit tersebut mengatakan bahwa dokter penyakit dalam memang jadwalnya jam 19.00 WIB. Namun, biasa datang pukul 21.00 WIB, karena dokter yang dimaksud praktek dulu di tempat lain.

**Baca juga: Limbah RS Murni Asih, Lurah Medang: Kita Bakal Periksa Langsung Perijinannya.

“Itu biasa kok, yang lain juga udah pada tau kalau dokter yang jadwal pukul 19.00 WIB itu biasa datang pukul 21.00 WIB,” ujar perawat dengan nada enteng. (Tim K6)




Ratusan Pasien RSUD Kota Tangerang Dilimpahkan ke Rumah Sakit Lain

Kabar6.com

Kabar6-Pasien yang membutuhkan perawatan intensif di rujuk ke beberapa rumah sakit lain di KotaTangerang.

Hal itu diungkapkan dokter spesialis ibu dan anak dr Zakky Zamzami Majid RSUD Kota Tangerang, Selasa dinihari (26/2/2019).

Dikatakannya, para pasien dilimpahkan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang, Rumah Sakit Mayapada, Rumah Sakit Awalbros, Rumah Sakit Melati dan Rumah Sakit Hermina.

Kata dr Zakky, ada enam bayi yang dievakuasi dan akan dirujuk ke RSU Kabupaten Tangerang, Sari Asih, Hermina Pasar Baru dan Rumah Sakit Awal Bros.

“Kita masih menunggu persetujuan dari rumah sakit yang dirujuk. Saat ini rujukan dan pendataan pasien masih berlangsung,” ujarnya.

Menurut dr Zakky, masih ada pihak keluarga atau orangtua pasien yang belum mengetahui kejadian kebakaran di RSUD Kota Tangerang.

**Baca juga: RSUD Kota Tangerang Terbakar, Seluruh Pasien Dievakuasi.

Sementara, Kapolsek Tangerang Kompol Ewo menuturkan, total 170 pasien RSUD Kota Tangerang dan berhasil dievakuasi. “Kerugian hingga saat ini belum bisa ditafsirkan,” ungkapnya. (jic)




Setahun Berkiprah, RSPH Layani 6.000 Pasien

Kabar6.com

Kabar6-Satu tahun berkiprah, Rumah Sakit Pakuhaji (RSPH) telah melayani 6.000 pasien yang berasal dari masyarakat Kabupaten Tangerang.

Hal itu diungkapkan Pelaksana tugas (Plt) Direktur RS Pakuhaji Dr.Corah disela apel sambut HUT ke-1 RSPH yang dipimpin Wakil Bupati Tangerang Mad Romli, Kamis (31/1/2019).

“Dihari jadi perdana ini, kami jadikan momentum untuk melakukan pembenahan serta meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tangerang, khususnya di wilayah utara,” jelas Dr. Corah.

Kata Dr Corah, pihaknya komitmen untuk terus melayani masyarakat dengan sepenuh hati dan menambah sarana dan prasarana untuk meningkatkan taraf pelayanan RSPH.

**Baca juga: Banyak Lubang, Pengendara Keluhkan Kondisi Jalan Tol Tangerang-Merak.

“Kami juga berharap agar di usia pertama ini kami dapat meningkatkan status dari Tipe C menjadi RS tipe B sesuai keinginan pak bupati dan wakil,” ungkapnya. (fit/hms)




Viral, Dokter Bedah Ini Jongkok Sambil Jaga Pasien Hingga Tertidur

Kabar6-Foto yang memperlihatkan seorang ahli bedah asal Tiongkok yang tertidur di ruang operasi sambil menempelkan kembali lengan seorang pasien menjadi viral di media sosial (medsos).

Ahli bedah ortopedi bernama Luo Shanpeng, melansir Sooperboy, bekerja di Rumah Sakit Rakyat No. 6 di Guiyang, Provinsi Guizhou, Tiongkok Tenggara. Luo terlihat berjongkok di dekat meja operasi, mengangkat lengan kanan seorang pasien yang dioperasi dengan tangan kirinya. Mata Luo tampak terpejam dan dia terlihat sedang tidur. Seorang perawat yang bekerja dengan Luo dalam operasi itu adalah orang yang mengambil foto tersebut.

“Melihat ini membuat hatiku terharu,” kata perawat. Foto itu pun diunggah di WeChat, sebuah platform media sosial Tiongkok, dan langsung menjadi viral.

Netizen memuji Luo sebagai pahlawan karena menunjukkan dedikasinya untuk memprioritaskan kehidupan pasiennya ketimbang kebutuhannya untuk beristirahat. Diketahui, Luo telah melakukan lima operasi, sehari sebelum foto diambil,dan siap bekerja ketika seorang pasien kritis dilarikan ke rumah sakit dan dia diminta untuk menangani pasien tersebut.

Pasien itu adalah seorang pekerja migran, yang lengan kanannya rusak parah setelah terjebak dalam blender. Lengan itu hampir putus dari tubuhnya.

Meskipun terlalu banyak bekerja hingga tidak mendapat istirahat selama 20 jam, Luo tetap memutuskan untuk melakukan operasi karena merasa cukup percaya diri untuk berkonsentrasi. “Situasinya sangat kritis dan pembedahan diperlukan segera,” kata Lou. “Dalam operasi, kami melakukan tendon otot residual dan perbaikan pembuluh darah pada pasien. Pada saat operasi, luka pasien penuh dengan tanah dan pasir.”

Di tengah operasi, Lou mengatakan dia berjongkok di atas meja dan menutup matanya sebentar setelah pasien diberikan anestesi umum dan perlu menjaga lengannya dari menyentuh permukaan apapun sampai gips di atasnya mengering.

Lengan pasien pun perlu dijaga dalam kondisi terangkat untuk menjaga darah bersirkulasi di lengan itu. Jadi ahli bedah tidak melakukan apa-apa lagi pada saat itu dalam operasi kecuali menunggu. “Saya ingin menutup mata dan beristirahat. Saya tidak berharap tertidur,” jelas Luo.

Operasi itu berlangsung selama hampir delapan jam. Sementara gambar diambil pada pukul 16.00 waktu setempat. Luo menambahkan, ia merasakan yang paling bahagia dalam profesinya sebagai ahli bedah ketika melihat pasiennya pulih dan menjadi lebih baik. ** Baca juga: Alami Musibah, Seorang Pria Asal Kanada Ganti Sebelah Matanya dengan Kamera

Sikap yang patut diteladani.(ilj/bbs)




Salah Baca, Seorang Apoteker Malah Beri Salep Khusus Mr. P pada Pasien yang Sakit Mata

Kabar6-Ini akibat kurang teliti membaca tulisan. Seorang pasien asal Glasglow mengalami kejadian yang tidak mengenakan, akibat apoteker salah membaca tulisan dokter yang ada pada resep obat.

Pasien wanita yang tidak disebutkan namanya itu, melansir Dailymail, semula mengeluhkan pandangan yang mulai kabur, bengkak di bawah mata, mata memerah, dan rasa tidak nyaman setelah dia mengoleskan obat yang diresepkan. Usut punya usut, ternyata apoteker yang salah membaca tulisan dokter itu memberi obat keliru. Obat yang seharusnya diterima si pasien karena masalah matanya ialah ‘VitA-POS’. Nah, apoteker tadi membacanya ‘Vitaros’, yang merupakan obat untuk ereksi Mr.P. Kemiripan tulisan inilah yang kemudian menjadi masalah.

Wanita yang tidak mengetahui jenis obat tadi langsung mengoleskan obat ereksi itu pada matanya. Diketahui, obat ereksi tersebut mengandung alprostadil atau zat kimia alami yang bisa bekerja memperbesar pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan aliran darah di mata.

Efek buruk yang diakibatkan membuat pasien itu kembali ke rumah sakit. Dokter langsung memberikan antibiotik, steroid, dan cairan pelumas. Meski begitu, efek mata merah dan rasa tidak nyaman tetap ada. ** Baca juga: Pengantin Wanita Menangis Karena Kue Pernikahan Dimakan Tamu Undangan

“Kasus ini tidak biasa. Anehnya ialah apoteker harusnya sadar bahwa obat yang dia berikan itu seharusnya dioleskan di Mr.P dan ini malah diinsturksikan dioleskan di mata. Semoga kejadian ini tidak terjadi lagi,” kata Magdalena Edington, seorang ahli dari Tennent Institute of Ophthalmology.

Ada-ada saja.(ilj/bbs)




Gorden di Rumah Sakit Bisa Tularkan Penyakit?

Kabar6-Gorden rumah sakit disebut-sebut bisa menularkan penyakit juga, lho. Menurut American Journal of Infection Control, tirai atau gorden rumah sakit bisa dihinggapi banyak bakteri. Salah satunya bakteri Staphylococcus aureus yang resistan terhadap antibiotik methicilin, seringnya disebut dengan MRSA atau super bug.

Hanya dalam 14 hari, melansir hellosehat, bakteri sudah sangat banyak menumpuk di gorden dan ini berisiko mengontaminasi pasien rumah sakit. Penelitian dilakukan dengan mengambil secara acak 10 tirai rumah sakit. Sebanyak 10 tirai rumah sakit itu kemudian dilihat kondisinya selama beberapa hari ke depan. Hasilnya, pada hari ketiga tirai menunjukkan peningkatan kontaminasi mikroba.

Pada hari ke-14, 5 dari 8 tirai dinyatakan positif terkontaminasi MRSA yang bisa mematikan, terutama pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya sedang melemah.

Pada 3 minggu terakhir atau hari ke-21 pengamatan, 8 tirai semuanya melebihi tingkat kontaminasi bakteri yang diizinkan untuk sebuah rumah sakit. Dua tirai lainnya yang kebetulan posisinya bukan di kamar rawat inap masih tetap bersih dan terbilang aman di minggu ketiga.

Tirai yang membatasi kasur pasien rawat inap inilah yang sangat mudah terkontaminasi dan menimbulkan risiko tinggi terjadinya kontaminasi bakteri. Tirai antarkasur pasien ini sering tersentuh tetapi jarang sekali diganti.

Kevin Shek, seorang dokter di University of Manitoba, Kanada yang juga menjabat sebagai salah satu peneliti dalam studi ini mengatakan, karena tingkat kontaminasi yang paling tinggi tercatat di hari ke-14, maka itu di hari ke 14 ini semua tirai ruangan pasien seharusnya dicuci atau diganti.

Pergantian gorden rumah sakit memang di luar kuasa pasien atau pengunjung. Jika rumah sakit tidak menggantinya tiap 2 minggu sekali, hal yang bisa Anda lakukan sendiri adalah mengurangi paparan kumannya.

Penularan akan semakin mudah terjadi jika pengunjung rumah sakit tidak mencuci tangan mereka setelah menyentuh benda-benda di rumah sakit seperti tirai ini. Dengan selalu mencuci tangan setelah memegang tirai, apalagi sebelum makan, menyentuh pasien, atau merapikan barang, Anda bisa mengurangi paparan kuman dari tirai.

Hal yang harus diingat, mencuci tangan bukan hanya dilakukan setelah memegang pasien atau orang yang sedang sakit. Semua benda dalam rumah sakit bisa jadi media penularan bakteri. ** Baca juga: Sarapan Tidak Bikin Berat Badan Naik, Ini Aturannya

Mencuci tangan adalah kebutuhan dasar Anda selama di rumah sakit untuk mengurangi paparan penularan kuman. Cuci tangan dengan air dan sabun setidaknya selama 20 detik. Anda juga bisa menggunakan pencuci tangan alkohol yang biasanya disediakan rumah sakit.(ilj/bbs)




Pasien Serangan Jantung Wajib Mendapat Penanganan 6 Jam Pasca Serangan

kabar6.com

Kabar6- Penyakit jantung koroner (PJK) adalah salah satu penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat. Namun hingga saat ini, masih banyak pasien yang mengalami serangan jantung terlambat ditangani karena ketidaktahuan atau terhambat saat perjalanan menuju rumah sakit.

Pasien serang jantung wajib mendapatkan penanganan maksimal enam jam pasca serangan. Hal itu diungkapkan dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD dari Bethsaida Hospitals Cardiac Center Gading Serpong, Tangerang.

Dikatakannya, setiap menit yang berlalu membuat semakin banyak jaringan otot yang kekurangan oksigen sehingga mati. “Semakin cepat pasien dibawa ke rumah sakit, maka semakin banyak yang bisa dilakukan untuk membatasi kerusakan otot jantung sehingga peluang hidup pasien lebih besar,” kata dr Dasaad disiaran persnya, Sabtu (8/12/2018).

Disamping itu, masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dengan beberapa alasan. Seperti kurangnya mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit local, kurang puas terhadap komunikasi dokter.

Kemampuan SDM yang belum meyakinkan hingga sarana dan prasarana yang masih terbatas jika dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan luar negeri.

Menurut dr. Dasaad Mulijono, sebenarnya rumah sakit di negara Indonesia ini sudah dilengkapi dengan teknologi canggih yang terintegrasi dengan kompetensi para dokter yang berpengalaman dibidangnya.

Seperti di Bethsaida Hospitals, penyakit jantung koroner ini bisa ditangani oleh dokter-dokter yang berpengalaman untuk dilakukannya tindakan kateterisasi jantung, angiografi serta pemasangan ring jantung.

**Baca juga: Ormas PP Dan BPPKB Bentrok di Serpong.

Ditambah dengan Dokter dan SDM rumah sakit yang tidak asing lagi dengan adat istiadat, kultur & kebiasaan pasien-pasien Indonesia maka harusnya kita bisa memberikan pelayanan yang pastinya lebih baik dibandingkan dengan rumah sakit di luar negeri.

” Saya percaya apabila rumah sakit melayani pasiennya dengan kasih seperti layaknya keluarga sendiri maka sesungguhnya kita bisa menarik kembali pasien-pasien yang berobat di luar negeri untuk bisa berobat di Indonesia, sehingga bisa menyelamatkan sebagian devisa negara”, ungkap dr. Dasaad Mulijono. (fit)