oleh

Begini Cerita Keluarga Pasien KIS Asal Cipondoh Yang Sulit Dapat ICU Saat Kritis

image_pdfimage_print

Kabar6-Keluarga dan kerabat almarhum Suharsono, pasien kritis asal Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, yang nyawanya tak tertolong karena sulitnya mendapat ruang ICU di sejumlah RS di wilayah setempat, kini hanya bisa mengikhlaskan kepergian almarhum.

Meski demikian, Imam, anak almarhum, mengaku masih menyesal dan sangat terpukul, lantaran tak dapat memberikan upaya pertolongan yang terbaik untuk sang ayah, saat kondisinya tengah kritis.

Apalagi, bila ia tengah terbayang kondisi kritis almarhum, yang mengalami pecah pembunuh darah, hingga mengeluarkan darah dari telinga dan hidung.

“Memang takdir Allah yang punya tapi ketika apa yang dibutuhkan bapak tidak bisa kami dapatkan rasanya sesak sekali. Begitu sulit ketika kita butuh pelayanan kesehatan yang memadai. Saat itu, ruang ICU yang sangat dibutuhkan untuk pasien dalam keadaan koma, kok sampai tidak tersedia,” ujar Imam, sambil mengenang, Jumat (2/8/2019) malam tadi.

Padahal, kata dia, dokter di rumah sakit Mayapada sendiri pun ketika itu sangat menyarankan untuk sesegera mungkin keluarga mendapatkan ruangan ICU ditempat lain, karena rumah sakit itu, sudah tidak ada lagi ruang ICU yg kosong.

“Makanya waktu itu, kami berjuang keras mendapatkan ruangan ICU untuk almarhum. Satu persatu rumah sakit pun kami tanyakan, baik secara langsung datang maupun via telpon tapi jawaban nya semua sama penuh,” keluh dia.

Bahkan, pihak keluarga beserta kerabat almarhum pun sempat optimis dan menaruh harapan besar kepada RSUD Kota Tangerang, yang notabenenya milik pemerintah daerah setempat.

“RSUD Kota Tangerang kan rumah sakit untuk warga di Kota Tangerang khususnya, makanya kami yakin pasti bisa membantu kami, ternyata sama saja jawabannya seperti rumah sakit lain, mereka juga, Ruang ICU nya dalam keadaan penuh. Yah, sekarang ini kami cuma berharap, agar pemerintah bisa lebih memperhatikan kebutuhan dasar rakyatnya dalam hal ini dibidang kesehatan, semoga saja kasus bapak tidak terulang kepada masyarakat kota Tangerang yang lainnya,” sesalnya.

Hal senada juga diungkapkan Qinoy, salah seorang kerabat almarhum yang kala itu, ikut pontang panting membantu mengupayakan ruang ICU di sejumlah RS di Kota Tangerang.

“Luar biasa sulitnya dapat ICU. Saya sudah sampai gak tega liat kondisi almarhum waktu itu. Sudah saya kontak langsung pihak RSUD, terus Sari Asih Karawaci tapi jawaban mereka sama, ICU penuh,” kata dia.

Yang membuat jengkel, tegas Qinoy, tak ada kesan mengupayakan, meski dirinya telah seperti memohon dan menjelaskan kondisi almarhum yang sudah kritis.

“Termasuk sudah digambarkan juga sama saya, supaya minta tolong dicarikan solusi terbaiknya ke orang RSUD, soalnya kalau di RS Mayapada, kan pasti mahal. Benar saja kan, dua hari di sana keluarga cerita sampai kena biaya hampir mencapai 20 jutaan. Sampai penasaran dan coba cek nyatanya itu di RSUD ada 1 yang kosong saya langsung tanya dong, katanya itu tidak terpakai atau apa gitu,” urainya.

**Baca juga: Gempa di Sumur Banten Dirasakan di Kota Tangerang.

Sayangnya, hingga kini belum ada pihak rumah sakit yang mau memberikan jawaban atau penjelasan terkait persoalan ini.

Namun, Humas RS Mayapada, Dr. Lily Suharyani, siang tadi sempat berjanji kepada Kabar6.com, akan memberikan penjelasannya melalui keterangan tertulisnya. Namun, sampai sekarang tak ada kabarnya lagi.

“Nanti kami buatkan rilisnya ya. Nanti kan bisa dikirimkan melalui WA (whatsapp),” singkatnya.

Sedangkan, Dirut RSUD Kota Tangerang, Dr. Henny Herlina saat di konfirmasikan mengenai perihal yang sudah diberitakan sebelumnya ini, juga masih enggan menanggapinya.(ges)

Print Friendly, PDF & Email