1

Kekurangan Cairan Tubuh Bisa Tingkatkan Kecemasan di Masa New Normal

Kabar6-Saat beraktivitas di luar rumah selama new normal, Anda dituntut untuk lebih waspada, agar tetap sehat dan bisa beraktivitas dengan baik. Namun kewaspadaan yang meningkat seringkali berubah menjadi kecemasan berlebih, merupakan salah satu bentuk gangguan fungsi kognitif.

Padahal fungsi kognitif memegang peran penting dalam mengatur persepsi, cara berpikir, kemampuan mengingat, dan merasakan emosi. Gangguan fungsi kognitif manusia dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kondisi lingkungan, serta faktor internal seperti kondisi dalam tubuh.

Faktanya, melansir Femina, kondisi tubuh yang tidak normal, seperti dehidrasi, dapat memperparah tingkat kecemasan seseorang sehingga berdampak negatif pada kualitas hidup mereka. Studi menunjukkan,a dehidrasi dapat mengganggu fungsi kognitif dan memengaruhi suasana hati atau mood seseorang.

Diketahui, sebanyak 75 persen otak manusia terdiri dari air. Apabila tubuh kehilangan sedikitnya dua persen saja dari jumlah total air dalam tubuh, hal ini dapat mengganggu fungsi tubuh kita, termasuk otak. Akibatnya, fungsi kognitif dan mood yang terganggu, konsentrasi menurun, mudah mengantuk, lelah, serta lebih mudah cemas dan tegang.

Karena itulah, penting memerhatikan frekuensi minum air demi menjaga kelancaran fungsi otak dan memelihara kesehatan tubuh. Meski kebutuhan hidrasi setiap orang bervariasi tergantung pada banyak faktor, orang dewasa sehat dan aktif pada umumnya membutuhkan sekira dua liter air setiap harinya. ** Baca juga: Pandemi COVID-19 Tingkatkan Sindrom ‘Patah Hati’?

Secara sederhana, kita dapat memenuhinya dengan empat botol air mineral ukuran 600 ml. Untuk memastikan aliran nutrisi dan hidrasi yang cukup guna menjaga fungsi fisiologis tubuh, sebaiknya kita mengawali dan mengakhiri hari dengan minum air. Minumlah air secara berkala dan sebelum gejala dehidrasi muncul, seperti rasa haus.

Kebutuhan akan air ini harus memastikan kualitas air minum dan kandungan mineral alaminya. Selain itu, pastikan juga untuk mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi, cukup berolahraga, dan menjaga jiwa dan raga tetap sehat agar dapat beradaptasi dengan kenormalan baru tanpa mudah merasa cemas.(ilj/bbs)




Perhatikan Beberapa Hal Sebelum Berenang di Kolam Umum Selama New Normal

Kabar6-Selama new normal ini, beberapa area publik seperti mal, restoran, dan objek wisata, telah dibuka lagi untuk masyarakat, termasuk juga kolam renang umum.

Namun di satu sisi, ada kekhawatiran dalam diri kita sekaligus pertanyaan, bagaimana agar aman selama berenang di kolam umum? Hal ini karena mau tidak mau kita berada di dalam air yang sama dengan orang lain, dan bisa saja terkontaminasi droplet mereka.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, tidak ada bukti bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 dapat menyebar ke orang-orang melalui air di kolam, kolam air panas, spa, atau area bermain air. Asalkan, kolam tersebut didisinfeksi dengan klorin.

Seorang profesor teknik lingkungan di Fakultas Teknik Universitas Michigan bernama Krista Wigginton mengatakan, kolam yang diklorin meminimalisasi risiko penyebaran karena virus ini sangat rentan terhadap disinfeksi klorin. Risiko lebih besarnya adalah dari interaksi dengan orang lain yang berbicara, batuk, atau bersin di dekat kita.

Lantas, bagaimana tips aman berenang di kolam umum? Melansir beberapa sumber, sebelum menggunakan kolam renang umum, sebaiknya Anda mengecek aturan dan standar kebersihan di sana. Pastikan air kolam renang didisinfeksi secara rutin menggunakan klorin dengan kadar 1-10 ppm atau bromin dengan kadar 3-8 ppm sehingga pH air mencapai 7,2 sampai 8. Selain itu, area kolam renang juga harus didisinfeksi.

Tanyakan juga apakah kolam renang umum yang Anda datangi membatasi pengunjung dan waktu berenang atau tidak. Lalu, cek adakah pengisian form self asessment risiko COVID-19 bagi pengunjung untuk memastikan kondisinya sehat.

Seluruh petugas atau pengelola kolam harus memakai masker. Bahkan lebih baik jika Anda memilih kolam renang outdoor ketimbang indoor, karena virus lebih suka ruang tertutup

Jangan lupa membawa perlengkapan renang pribadi dan jangan berbagi dengan orang lain. Boris Lushniak, M.D., dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat di University of Maryland School menyarankan untuk menjaga barang-barang agar tetap dekat dan tidak berbagi dengan teman atau sesama pengunjung selama pandemi.

Jika Anda pergi bersama keluarga, ajarkan pada anak-anak agar tidak meminjamkan perlengkapan renang, seperti ban, pelampung, dan kaca mata renang ke orang lain.

Selanjutnya, terapkan protokol kesehatan ketika berada di luar kolam renang, seperti memakai masker, menggunakan hand sanitizer atau cuci tangan menggunakan sabun, serta membawa tisu disinfektan untuk mengelap permukaan yang sering disentuh.

Memakai masker termasuk cara utama untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Namun bukan berarti saat berenang kita juga harus memakai masker di dalam air. Pakai masker ketika berada di luar kolam renang.

Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun atau gunakan hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Jika perlu, gunakan tisu disinfektan untuk membersihkan permukaan yang sering disentuh seperti kursi dan meja, gagang pintu, dan lain sebagainya.

Agar tetap aman dan terhindar percikan droplet orang lain, terutama ketika Anda dan keluarga sedang tidak memakai masker adalah dengan terus bergerak dan menjaga jarak dengan pengunjung kolam renang lainnya.

Robert Quigley Ph.D., dalam bidang imunologi sekaligus direktur medis regional untuk perusahaan mitigasi risiko perjalanan, International SOS, menyatakan bahwa hanya karena kita di dalam air bukan berarti bebas untuk melanggar aturan enam kaki.

Di luar kolam mungkin mudah menjauhkan kursi kita dari orang lain, namun di dalam air tentu lebih sulit. Gonzalo Bearman, M.D., memberikan salah satu solusinya, yaitu pengelola kolam renang harus menetapkan batasan jumlah pengunjung.

Selain itu, mengatur waktu berenang secara bergantian. Misalnya setiap 10 menit, pengunjung bergantian keluar dan masuk ke dalam kolam renang. Di samping itu, sebaiknya menjaga supaya anggota harus tetap bersatu agar tidak tersebar dan berbaur dengan pengunjung lain.

Di dalam air kolam renang, terdapat kuman atau parasit yang sangat resisten terhadap klorin dan dapat bertahan lebih dari seminggu meskipun kolam tersebut diberikan klorin atau dipelihara dengan baik.

Salah satu pertahanan terbaik untuk Anda dan keluarga adalah mandi dengan sabun sebelum dan sesudah memasuki kolam renang. Dapat dilakukan di rumah, sebelum pergi dan tepat sampai di rumah setelah pulang dari kolam renang umum.

Gunakan pula tabir surya untuk menghindari sengatan sinar matahari ketika berenang dan hindari menelan air sebisa mungkin. Ingat untuk mencuci pakaian renang setelah digunakan. ** Baca juga: Hati-hati, Ada 5 Bahaya Penggunaan Tisu Toilet Bagi Kesehatan Miss V

Hal yang harus diingat, usahakan tidak terlalu lama berenang di kolam umum.(ilj/bbs)




Langkah Aman Olahraga di Tempat Umum Selama New Normal

Kabar6-Untuk menjaga kesehatan selama pandemi COVID-19, selain mengonsumsi makanan bergizi dan mentaati sejumlah protokol kesehatan, Anda juga disarankan untuk rutin berolahraga.

Nah, selama new normal ini, sudah banyak masyarakat yang berolahraga di sekitar kompleks atau sejumlah tempat-tempat umum. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko penularan COVID-19, terutama bagi masyarakat aktif berolahraga? Melansir Femina, berikut panduan latihan fisik di tempat umum selama masa new normal:

1. Tetap beraktivitas fisik di rumah
Sebisa mungkin, Anda disarankan untuk tetap melakukan latihan fisik atau olahraga di rumah saja.

2. Pastikan sehat dan fit
Pastikan kondisi Anda sehat dan fit saat hendak melakukan latihan fisik atau olahraga di tempat umum, dan pilih tempat olahraga yang berada di zona hijau COVID-19.

3. Tetap jaga jarak
Anda yang melakukan olahraga bersepeda secara berombongan, pastikan jarak antara di depan dan yang belakang minimal 20 meter. Sedangkan yang melakukan lari atau jogging jaga jarak hingga dua meter, sekalipun berolahraga dengan anggota keluarga.

4. Jangan saling pinjam peralatan
Gunakan perlengkapan olahraga sendiri seperti botol minum dan barang bawaan pribadi seperti handuk atau pakaian.

5. Jangan sentuh wajah
Hindari menyentuh permukaan sarana atau peralatan umum dan area wajah terutama mata, hidung, dan mulut selama latihan fisik.

6. Tetap gunakan masker
Anda direkomendasikan untuk melakukan latihan fisik dengan intensitas ringan sampai sedang, dengan tetap menggunakan masker.

Selain itu, ada stratifiksasi atau pengelompokan risiko latihan fisik di lingkungan terhadap penularan COVID-19. Apa sajakah itu?

1. Risiko rendah
Berolahraga di rumah, dilakukan sendiri atau dengan anggota keluarga, dan menggunakan peralatan olahraga miliki sendiri. ** Baca juga: Benarkah Buang Angin Bisa Bakar Kalori?

2. Risiko sedang
Berolaraga di tempat umum, sendiri atau dengan anggota keluarga tidak lebih dari lima orang, serta menggunakan peralatan olahraga miliki sendiri.

3. Risiko tinggi
Berolahraga di tempat umum, berkelompok atau bersama orang lain yang bukan anggota keluarga, menggunakan peralatan secara bergantian.

Selamat berolahraga.(ilj/bbs)




Pandemi COVID-19 Belum Usai, Bagaimana Cara Aman ke Salon Saat New Normal?

Kabar6-Setelah sekian lama berdiam diri dalam rumah, kini Anda bisa menjalankan kegiatan seperti biasa seperti pergi ke salon. Meskipun begitu, Anda tetap harus memperhatikan protokol kesehatan dan kebersihan.

Bagaimana agar tetap aman dan nyaman memakai jasa salon di tengah pandemi COVID-19? Melansir Womantalk, berikut sejumlah panduannya:

1. Pergi ke salon seperlunya
Selama masa PSBB, tren potong rambut sendiri di rumah kerap banyak beredar di media sosial. Nah, tak ada salahnya untuk menerapkannya kembali tren tersebut selama era new normal.

Namun, jika memang harus pergi ke salon, lebih baik hanya untuk memotong rambut, bukan melakukan perawatan riskan lainnya seperti manicure dan pedicure, creambath, facial, cat rambut, atau pasang eyelash extensions yang memakan waktu lebih lama di salon.

Jadi lebih baik ke salon jika benar-benar untuk keperluan mendesak dan jangan terlalu lama berada di sana.

2. Pilih lokasi yang tak ramai
Jika benar-benar mendesak, usahakan untuk memilih lokasi salon yang tak ramai, misalnya bukan yang terletak di dalam mal. Usahakan datang pada jam yang cenderung tak ramai, misalnya pagi hari.

3. Pilih salon yang terapkan ‘protokol ketat’
Di era new normal nanti tentu akan ada protokol kesehatan dan kebersihan di berbagai sarana dan prasarana umum, tak terkecuali salon. Jika memang mendesak, pilih salon yang menerapkan protokol tersebut dengan ketat.

Hal ini karena Anda akan bersentuhan langsung dengan para pegawainya. Tak ada salahnya Anda memilih salon dengan pegawai yang memakai masker atau faceshield dan sarung tangan, serta selalu menjaga kebersihan tubuhnya.

4. Bawa peralatan sendiri
Meskipun terdengar aneh, tidak ada salahnya pergi ke salon untuk membawa peralatan sendiri, salah satunya yang simpel, tetapi esensial adalah handuk.

5. Pakai masker dan bawa hand sanitizer
Sama seperti saat era PSBB, memakai masker dan membawa hand sanitizer basah wajib hukumnya saat Anda bepergian ke luar rumah, apalagi di era new normal nanti.

Jadi tidak disarankan untuk pergi ke salon jika tak ada kebutuhan mendesak. Namun, jika tak bisa ditahan lagi, jangan lupa tetap pakai masker dan bawa hand sanitizer atau tisu basah.

6. Pilih layanan di rumah
Tak hanya pesan antar makanan, layanan salon kini juga bisa didapat lewat home service. Daripada harus keluar rumah untuk pergi ke salon, lebih baik memilih salon home service.

Jangan lupa untuk memilih salon home service yang tetap mengutamakan protokol kesehatan dan kebersihan secara ketat, seperti pegawai yang selalu mencuci tangan saat baru tiba di rumah Anda dan memakai masker, faceshiled, hingga sarung tangan, serta peralatan yang terjaga kebersihannya.

Jika perlu, pegawai salon yang datang juga didahulukan untuk mandi dan ganti baju, serta membawa peralatan yang memang sudah melewati proses sterilizing. ** Baca juga: Tubuh Tiba-tiba Seperti Terpeleset Saat Tidur, Apa Penyebabnya

Hal yang diingat, meskipun sudah memasuki era new normal, usahakan untuk menahan diri pergi ke salon atau menggunakan layanan salon home service jika tidak ada kebutuhan mendesak.(ilj/bbs)




New Normal, Perlukah Cuci Baju yang Dipakai ke Kantor Tiap Hari?

Kabar6-Beberapa perusahaan saat ini mulai menerapkan sistem bekerja di kantor kembali, sebagai bagian dari tatanan hidup baru di era new normal. Artinya, Anda harus kembali keluar rumah dan bertemu banyak orang.

Untuk Anda yang menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke kantor, sejumlah hal penting tentu tak dapat dihindari, termasuk menerapkan protokol kesehatan yaitu memakai masker dan rajin mencuci tangan.

Lalu bagaimana dengan kebiasaan mencuci pakaian? Apakah Anda harus mencuci pakaian yang dipakai bekerja setiap hari? Menurut para ahli, melansir Womantalk, risiko penularan COVID-19 terbesar adalah berasal dari kontak langsung dengan penderita dan tetesan droplet. Ada beberapa teori bahwa Anda dapat terinfeksi melalui pakaian, tetapi itu kecil terjadi dan dapat diminimalkan.

Virus corona dapat bertahan pada beberapa permukaan, termasuk hingga 24 jam di atas kardus dan tiga hari pada plastik dan stainless steel. Itu berarti, risikonya cukup tinggi jika Anda menggunakan kendaraan umum karena harus duduk atau bersentuhan dengan permukaan kursi atau pegangan tangan.

“Jika Anda pergi ke sebuah lingkungan dan banyak bersentuhan dengan permukaan benda, kemungkinan besar pakaian Anda bisa terkontaminasi,” kata Megan Culler Freeman, seorang peneliti penyakit menular di UPMC Children’s Hospital of Pittsburgh.

Jadi, Freeman merekomendasikan Anda untuk segera mencucinya setiba di rumah. Sementara jika Anda memakai kendaraan pribadi, bukan berarti Anda bebas dari risiko penularan COVID-19. Selama di kantor, meski sudah menjaga jarak dengan rekan kerja, tentu Anda juga melakukan kontak dengan berbagai permukaan seperti meja dan kursi. Jadi, pilihan terbaik memang segera mencuci baju Anda setelah tiba di rumah.

Disarankan untuk memilih bahan pakaian yang ringan dan mudah dicuci seperti katun dan polyester agar tak terlalu repot mencucinya. Sementara itu, hindari dulu pakaian dari bahan wol yang berat. ** Baca juga: Pakai Sarung Tangan Saat Belanja Hanya Beri ‘Rasa Aman Palsu’ dari Penularan COVID-19?

Satu kunci penting yang harus selalu Anda terapkan dalam new normal ini adalah segera mencuci tangan dengan sabun selama minimal 20 detik begitu tiba di rumah.(ilj/bbs)




Hidup Nyaman Selama New Normal

Kabar6-Istilah new normal hadir sebagai kehidupan baru, meskipun pandemi COVID-19 belum berakhir. New normal diharapkan dapat mengembalikan kehidupan semula dengan produktivitas yang diiringi optimisme, juga mekanisme pencegahan infeksi COVID-19.

Namun bagi banyak orang, new normal bisa menjadi tantangan besar karena proses adaptasi tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Bahkan, bisa menimbulkan gangguan psikologis yang serius pada beberapa orang.

Lalu, bagaimana solusinya? Melansir Cleveland, ada empat hal yang harus kita lakukan agar proses adaptasi dengan rutinitas baru membuat hidup menjadi nyaman. Apa sajakah itu?

1. Berdamai dengan keadaan
Menurut psikolog klinis, Adam Borland, salah satu bagian terpenting agar sukses beradaptasi dengan new normal adalah menerima kenyataan bahwa hal ini juga baru bagi semua orang.

Meski ada rasa kecewa atau frustasi yang dirasakan, Borland menyarankan agar kita tetap berusaha untuk melewati proses adaptasi ini dengan mempertahankan rutinitas harian.

“Ada banyak hal di luar kendali namun kita tetap harus bisa mepertahankan rutinitas harian, seperti mengerjakan tugas-tugas yang bisa kita selesaikan untuk mendapatkan pencapaian nyata,” jelasnya.

2. Jaga komunikasi dengan orang lain
Rasa kecewa dan frustasi adalah hal yang tak bisa kita hindari di tengah situasi saat ini. Karena itulah, Borland menyarankan agar kita tetap terhubung dengan orang lain.

“Kita bisa dengan mudah terbawa emosi negatif, terutama perasaan terisolasi dan kesepian,” ungkapnya. ** Baca juga: Kerja di Kantor Lagi, Ini Alat Pelindung Diri yang Bisa Digunakan

Untuk mengatasinya, cobalah membicarakan apa yang kita rasakan kepada teman atau keluarga. Cara ini akan membantu kita agar tidak lagi merasa sendiri. Hal yang sama juga berlaku dalam dunia kerja.

Agar pekerjaan tetap lancar, kita juga harus memiliki komunikasi yang lancar dengan atasan dan rekan kerja. Dengan cara ini, kita bisa mendiskusikan dan mencari solusi dari hambatan-hambatan pekerjaan yang kita alami.

3. Pertahankan keseimbangan emosi
Memang sulit menyeimbangkan emosi ketika kita harus beradaptasi dengan situasi baru. Namun, keseimbangan emosi sangat diperlukan agar kita tetap tenang di tengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian.

Selain itu, keseimbangan emosi juga turut menentukan kesehatan fisik kita. Untuk mencapai keseimbangan emosi, yang perlu kita lakukana adalah mengidentifikasi perasaan kita tanpa melakukan penghakiman.

“Tak masalah jika kita merasa sedih, kecewa dan marah. Hal yang perlu kita lakukan adalah menerima perasaan itu tanpa ada penyesalan atau menyalahkan diri sendiri,” kata Borland.

4. Fokus pada masa kini
Situasi pandemi, menurut Borland, membuat kita selalu membayangkan hal buruk akan masa depan dan menyesali apa yang seharusnya kita lakukan di masa lalu.

“Sangat sulit untuk berfokus pada masa kini karena banyak orang memiliki spekulasi dan ketakutan tentang apa yang akan terjadi di hari esok,” ujar Borland.

Diterangkan Borland, hal tersebut hanya akan membuat kita sulit beradaptasi dengan keadaan dan tidak bisa fokus pada hal-hal yang harus kita kerjakan di masa kini.

“Biarkan segala sesuatunya terjadi. Hal yang perlu kita lakukan dalah fokus pada masa kini dan mengerjakan apa yang harus kita selesaikan,” katanya lagi.

Siapkan diri menjalani new normal sehingga hidup terasa nyaman.(ilj/bbs)




Apa Arti Kode ‘N95’ Pada Masker N95?

Kabar6-Karena ketersediaannya yang langka, saat ini orang awam tidak diperbolehkan mengenakan masker N95. Mereka yang kondisinya sehat atau tidak bergejala diwajibkan memakai masker kain yang bisa dicuci dan dikenakan berulang kali.

Masker N95 sendiri hanya boleh dipakai bagi dokter dan tenaga kesehatan yang menangani pasien dengan infeksius tinggi, termasuk pasien COVID-19. Nah, tahukah Anda arti dari huruf ‘N’ dan angka ’95’ pada masker N95?

Menurut Food and Drug Administration (FDA), melansir Detik, masker N95 termasuk jenis masker respirator yang artinya masker dirancang khusus untuk melindungi pernapasan dari partikel di udara yang sangat kecil. Sementara itu, National Institute for Occupational Safety and Health menjelaskan, ada beberapa jenis masker respirator sekali pakai, dan masker N95 termasuk dalam kategori tersebut.

Masker ini punya fungsi perlindungan dengan menyaring partikel-partikel di udara ketika seseorang bernapas, seperti bakteri dan virus, termasuk virus Corona.

Masker respirator sekali pakai ini dibagi lagi menjadi tiga berdasarkan kemampuan mereka menyaring udara, menahan air dan minyak. Masing-masing diberi kode N, R atau P.

Kode ‘N’ artinya NOT resistant to oil (tidak tahan minyak), kemudian ‘R’ berarti RESISTANT to oil (tahan minyak) dan ‘P’ jika oil PROOF (kedap minyak). Maka masker N95 merupakan masker yang tidak tahan minyak atau NOT resistant to oil.

Sementara itu angka ’95’ merupakan kode persen sejauh mana material masker tersebut bisa menyaring partikel. Angka ’95’ berarti masker respirator punya kemampuan menyaring 95 persen partikel udara. Sementara jika masker bisa menyaring 99 persen partikel akan ditulis dengan angka ’99’ di belakang huruf.

Jadi, masker N95 berarti masker yang bisa menyaring 95 persen partikel udara namun tidak tahan terhadap minyak. Masker ini memiliki satu lapisan filter, dapat menyaring 95 persen partikel berukuran > 0,3 mikron sehingga efektif untuk menyaring virus hingga polutan.

Masker ini juga dilapisi karbon aktif dan dirancang agar pas melekat pada area mulut. Jika dikenakan dengan benar, masker N95 akan melekat dengan ketat pada area mulut, sehingga akan membuat sedikit sulit bernapas. ** Baca juga: Bersihkan Barang-barang yang Sering Digunakan Sepulang Bepergian Selama New Normal

Karena itulah, masker ini tidak dianjurkan dipakai anak-anak, lansia, atau mereka yang memiliki masalah pernapasan.(ilj/bbs)




Bersihkan Barang-barang yang Sering Digunakan Sepulang Bepergian Selama New Normal

Kabar6-Menjaga pola hidup sehat, terlebih memasuki masa new normal sangat penting dilakukan, di mana orang-orang kembali beraktivitas seperti biasa.

Hal yang harus diperhatikan, Anda wajib membersihkan barang-barang yang sering dibawa dan digunakan setelah kembali ke rumah, seperti ponsel, sepatu, tas dan dompet, pakaian, serta jam tangan. Jangan sampai barang-barang tersebut menjadi sarang virus dan bakteri yang kemudian bisa menginfeksi tubuh Anda.

Bagaimana caranya? Berikut ini, melansir Wolipop, sejumlah barang yang sering digunakan sehari-hari dan cara membersihkannya:

1. Ponsel
Ponsel adalah salah satu benda yang paling sering tersentuh oleh tangan. Itu membuat ponsel berisiko menjadi penyebar virus dan bakteri. Untuk membersihkan ponsel dari virus dan bakteri, Anda bisa menggunakan campuran distilled water atau air suling dengan 70 persen isopropil alkohol.

Semprotkan campuran tersebut pada kain yang akan digunakan untuk membersihkan ponsel. Atau, gunakan tisu disinfektan yang memiliki kandungan sama.

Untuk area yang lebih kecil, seperti sekitar lensa kamera atau tombol, Anda bisa menggunakan cotton bud kering atau tusuk gigi kayu untuk membersihkan debu atau kotoran yang menempel.

2. Tas dan dompet kulit
Anda bisa menggunakan tisu disinfektan untuk membersihkan kotoran pada bagian luar tas dan dompet kulit. Kemudian, tuangkan sedikit hand sanitizer di tangan, lalu oleskan pada permukaan tas dan dompet kulit dengan menggunakan kapas atau tisu. Pastikan untuk mengoleskannya pada bagian pegangan atau gagang dan bawah tas, lalu biarkan mengering.

Untuk bagian dalam, bersihkan dengan sikat lembut. Perhatikan juga aksesoris keras yang terdapat pada tas atau dompet. Beberapa dompet dan tas biasanya dihiasi dengan logam seperti paladium.

Untuk membersihkannya, gunakan sikat lembut dan kain lembut untuk mengeringkannya. Jika ingin memperbaiki atau mencegah goresan pada tas dan dompet kulit, coba gunakan kondisioner khusus untuk bahan kulit.

3. Sepatu
Sepatu adalah alas kaki yang selalu kita gunakan setiap hari ketika keluar rumah. Sudah jelas jika sepatu berpotensi besar menyimpan virus dan bakteri.

Untuk membersihkannya, campurkan sabun cair antibakteri dengan air hangat dan gosok permukaan sepatu dengan lembut. Setelahnya, bilas sisa sabun dengan air hangat.

Jika Anda tidak mempunyai banyak waktu, rendam sepatu dalam wadah berisi alkohol untuk membunuh bakteri. Sepatu yang terbuat dari bahan yang mudah rusak harus dibilas dengan lembut setelahnya.

Untuk bagian dalam, gunakan air yang dicampur dengan pemutih. Namun untuk sepatu berwarna, harus berhati-hati saat menyemprotkan cairan pemutih tersebut.

4. Pakaian
Cara terbaik untuk mencuci pakaian agar terbebas dari virus dan bakteri adalah dengan menggunakan campuran deterjen ringan dan air hangat untuk merendam.

Untuk pakaian yang tidak terlalu kotor, cukup merendamnya selama dua hingga tiga menit. Disarankan melakukan pengeringan dengan udara, bukan menggunakan pengering bersuhu panas karena dapat merusak bahan pakaian.

5. Jam tangan
Campurkan air hangat dengan sabun pencuci piring. Lalu celupkan kain chamois atau sikat gigi berbulu halus ke dalam campuran cairan tersebut dan gunakan untuk menggosok permukaan jam tangan.

Jika tali jam tanganmu terbuat dari kulit, bisa dibersihkan dengan kain yang sudah diberi cairan disinfektan. Sedangkan untuk tali jam berbahan logam seperti baja, emas, dan perak, perlu dibersihkan sikat lembut dan air sabun. ** Baca juga: Era New Normal, Perhatikan 3 Protokol Kesehatan Membeli Makanan dan Minuman

Perhatikan kebersihan barang-barang yang sering Anda gunakan sehari-hari agar terhindar dari infeksi COVID-19.(ilj/bbs)




Era New Normal, Perhatikan 3 Protokol Kesehatan Membeli Makanan dan Minuman

Kabar6-Saat ini masyarakat dipersiapkan agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari kembali. Hal yang membedakan, ada tatanan kehidupan baru atau new normal yang harus diikuti ketika berada di tempat umum, misalnya di kantor, pusat perbelanjaan, jalanan, maupun restoran atau warung makan.

Ya, new normal merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal tanpa menambah risiko penularan COVID-19. Aktivitas dilakukan dengan mengurangi kontak fisik dan menghindari kerumunan.

Bagaimana menjalankan new normal untuk sektor bisnis makanan dan minuman? Melansir tempo.co, ada tiga protokol kesehatan yang harus diperhatikan saat di tempat makan:

1. Tips keamanan pangan di warung makan

a. Pastikan warung yang Anda datangi bersih baik tempat memasak dan peralatan makan juga bersih
b. Jaga jarak fisik satu meter dengan pengunjung lainnya
c. Pastikan penjual dan penyaji makanan menggunakan masker dan sarung tangan.
d. Penjual, penyaji dan pengunjung (jika Anda makan di tempat) selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama 20 detik atau gunakan hand sanitizer.
e. Pilih makanan yang baru dimasak, hindari gorengan yang warnanya sudah gelap dan sayur yang kelihatan sudah berulang dipanaskan.
f. Jika Anda membeli makanan (take away) segera dibawa pulang

2. Tips keamanan pangan di restoran

a. Gunakan masker dan sarung tangan plastik selama mengolah pangan. Sebelum mengolah makanan, penjual wajib cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun
b. Pastikan kebersihan peralatan untuk menyajikan pangan
c. Pastikan kebersihan area restoran (meja, kursi, dan lantai) serta jarak aman pelanggan lebih dari satu meter.

3. Tips keamanan pangan berjualan kue tradisional.

a. Jangan lupa untuk menggunakan masker saat berjualan.
b. Pastikan kue yang dijual aman dan selalu dalam kondisi tertutup. Pastikan saat berjualan tubuh dalam kondisi sehat
c. Hindari penggunaan stapler untuk mengikat wadah pembungkus
d. Hindari penggunaan koran dan kertas bekas
e. Gunakan sarung tangan atau penjepit untuk mengambil kue
f. Selalu rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer
g. Jaga jarak dari orang lain termasuk pembeli minimal satu meter
h. Jajanan dibungkus dengan kemasan yang bersih. ** Baca juga: 7 Protokol Kesehatan di Era New Normal yang Perlu Diterapkan

Jangan remehkan kesehatan dan kebersihan diri sendiri serta lingkungan sekitar, ya.(ilj/bbs)




7 Protokol Kesehatan di Era New Normal yang Perlu Diterapkan

Kabar6-Meskipun pandemi COVID-19 belum berakhir, bakal ada kehidupan baru yang dikenal dengan sebutan ‘New Normal’. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan new normal, dan bagaimana cara kita menjalaninya?

New normal, melansir Grid, adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, namun ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19. Prinsip utama dari new normal yaitu dapat menyesuaikan dengan pola hidup. Lantas, bagaimana protokol kesehatan COVID-19 di era new normal?

1. Jaga kebersihan tangan
Bersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, apabila permukaan tangan tidak terlihat kotor. Namun, apabila tangan kotor maka bersihkan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Cara mencucinya pun harus sesuai dengan standar yang ada, yaitu meliputi bagian dalam, punggung, sela-sela, dan ujung-ujung jari.

2. Hindari menyentuh wajah
Ketika kondisi tangan belum bersih, sebisa mungkin hindari menyentuh area wajah, khususnya mata, hidung, dan mulut. Hal ini karena tangan bisa menjadi sarang virus yang didapatkan dari aktivitas harian kita.

Jika tangan kotor tersebut digunakan untuk menyentuh wajah, khususnya di bagian mata, hidung, dan mulut, maka virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.

3. Terapkan etika batuk dan bersin
Ketika batuk atau bersin, tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh. Jika virus itu mengenai dan terpapar ke orang lain, maka orang lain bisa terinfeksi virus yang berasal dari tubuh kita.

Terlepas memiliki virus corona atau tidak, etika batuk dan bersin harus tetap diterapkan. Dengan cara tutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam.

Lengan atas bagian dalam dinilai aman menutup mulut dan hidung dengan optimal, selain itu bagian tersebut juga tidak digunakan untuk beraktivitas menyentuh wajah, sehingga relatif aman.

Selain dengan lengan atas bagian dalam, bisa juga menutup mulut dan hidung menggunakan kain tisu yang setelahnya harus langsung dibuang ke tempat sampah.

4. Pakai masker
Bagi yang memiliki gejala gangguan pernapasan, kenakanlah masker medis ke mana pun saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain.

Diketahui, masker medis hanya bisa digunakan satu kali dan harus segera diganti. Jadi, jangan lupa buang masker di tempat sampah yang tertutup, dan segera cuci tangan setelahnya.

Namun bagi yang tidak memiliki gejala apa pun, cukup gunakan masker non-medis seperti kain, karena masker medis jumlahnya lebih terbatas dan diprioritaskan untuk mereka yang membutuhkan.

5. Jaga jarak
Untuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke orang lain, jangan lupa menjaga jarak dengan orang lain minimal satu meter.

Terlebih, jika orang tersebut menunjukkan gejala gangguan pernapasan. Selain itu, kita dilarang untuk mendatangi kerumunan, meminimalisir kontak fisik dengan orang lain, dan tidak mengadakan acara yang mengundang banyak orang.

6. Isolasi mandiri
Bagi yang merasa tidak sehat, seperti mengalami demam, ataupun gejala COVID-19 lainnya sebaiknya secara sadar dan sukarela melakukan isolasi mandiri di dalam rumah.

Tetap berada di dalam rumah dan tidak mendatangi tempat kerja, sekolah, atau tempat umum lainnya karena memiliki risiko infeksi COVID-19 dan menularkannya ke orang lain.

7. Jaga kesehatan
Selama berada di dalam rumah maupun di luar rumah, pastikan kesehatan fisik tetap terjaga. Caranya, berjemur di bawah paparan sinar matahari selama beberapa menit, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan berolahraga.

Istirahat yang cukup juga sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga kesehatan selama masa pandemi ini. ** Baca juga: 5 Tanda Perubahan Fisik yang Tunjukkan Anda Sedang Stres

Yuk, bersama-sama saling menjaga kesehatan dan kebersihan agar terhindar dari penularan COVID-19.(ilj/bbs)