1

Stigma Negatif di Masyarakat, Dinkes Tangsel Akui Sebagian ODHIV Sembunyikan Sakit yang Diderita

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel) mengakui bahwa sebagian Orang Dengan HIV-AIDS (ODHIV) menyembunyikan sakit yang mereka derita karena adanya stigma negatif dari masyarakat.

“Sebagian masyarakat masih mendiskriminasi dan memandang miring pada ODHIV. Karena berbagai stigma yang beredar itu, sebagian ODHIV pun kemudian berusaha untuk menyembunyikan sakit yang mereka derita,” ujar Kepala Dinkes Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar melalui keterangan tertulis, Senin (5/12/2022).

Pada akhirnya, menurut Allin, para pengidap ODHIV malu untuk memeriksakan kesehatannya dan berdampak pada peningkatan risiko kematian serta penularan HIV AIDS di masyarakat.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tangsel Adhy Purnawan mengatakan layanan PDP (Perawatan Dukungan Pengobatan) HIV AIDS di Kota Tangsel berjumlah 12 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Lokasinya tersebar di 7 Kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan, terdiri dari 4 Rumah Sakit dan 8 UPTD Puskesmas.

“Di akhir tahun ini, Kota Tangerang Selatan menambah 3 layanan PDP yaitu UPTD Puskesmas Rawa Buntu, RS Permata Pamulang, dan RSUD Serpong Utara. Sehingga total terdapat 15 layanan PDP di Kota Tangerang Selatan,” tutupnya.

Diketahui, Hingga November 2022, kasus HIV AIDS di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencapai 309 orang.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar melalui keterangan tertulis yang diterima Kabar6.com, Senin 5 Desember 2022.

**Baca juga: Hingga November 2022, Terdapat 308 Kasus HIV AIDS di Tangsel

Allin merincikan bahwa kasus HIV terdapat 266 orang, dan 42 orang lainnya terkena AIDS.

“Pada tahun 2022 sampai dengan bulan November tercatat kasus HIV 266 kasus dan AIDS 42 kasus,” ujarnya.(eka)




Ibnu Riza Resmi Nahkodai IESPA: Putar Balik Stigma Negatif Soal Gamers Jadi Positif

Kabar6.com

Kabar6-Ibnu Riza resmi menjadi Ketua Umum Indonesia E-Sport Association (IESPA) periode 2021 – 2024 menggantikan Eddy Lim.

Hal itu dilakukan saat diadakannya Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di JHL Solitaire Gading Serpong, Kelapa Dua, Tangerang, Rabu 15 Desember 2021.

Menjadi ketua umum yang baru, Ibnu mengaku, hal ini menjadi amanah yang sangat besar. Mewakili seluruh gamers di seluruh Indonesia, dirinya akan menampung aspirasi seperti apa itu esport, dan apa itu gamers.

“Stigma negatif tentang gamers harus diputar balik menjadi stigma positif, ini kita menghadapi era digital, yang pasti olahraga kita ini olahraga masa depan,” ujarnya dilokasi.

Menurutnya, kedepan E-Sport Indonesia akan berkembang sangat pesat, terlebih ditahun depan pihaknya memiliki agenda yang sangat besar, yaitu Sea Games, Asian Games, dan menjadi tuan rumah World Championship.

“Kami sebagai organisasi olahraga rekreasi masyarakat akan juga berkontribusi dan berinduk kepada Pengurus Besar E-Sport indonesia (PBEsI) sebagai organisasi olahraga berprestasi,” ungkapnya.

Ibnu menjelaskan, program dalam waktu dekat ini pihaknya memiliki agenda Forum Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) dimana Sumatera Selatan menjadi tuan rumah.

Yang kemudian, bersama PBEsI sebagai organisasi olahraga berprestasi akan berkontribusi di badan Tim Nasional.

“Jadi kita akan melaksanakan seleksi juga untuk Timnas yang akan diberangkatkan ke Sea Games, Asian Games dan juga ada World Champions di Bali,” paparnya.

Sebagai Ketua Umum IESPA yang baru, Ibnu mengatakan, dirinya akan lebih mengembangkan IESPA, bukan hanya mengenalkan E-Sport di tingkat Nasional, tetapi kepada daerah-daerah.

Lanjutnya, aspirasi-aspirasi di daerah akan ditampung, yang kemudian dirinya juga akan turun langsung kepada daerah yang program-programnya belum berjalan.

“Program-program yang memang di daerah mungkin belum berjalan saya mungkin akan turun langsung kesana untuk melaksanakan program itu ataupun melancarman program itu. Mungkin saya akan keliling ya ke seluruh Indonesia datang ke Pemda-pemda,” ungkapnya.

Menurut Ibnu, yang paling penting lagi adalah sosialisasi dan edukasi mengenai E-Sport kepada seluruh kalangan termasuk yang sudah tua.

**Baca juga: IESPA Gelar Rakernas di Kelapa Dua, Bahas Masa Depan E-Sport

“Ini perlu digaris bawahi, game itu bukan lagi hanya rekreasi, tetapi bisa menjadi prestasi dan profesi,” jelasnya.

Sementara itu, Anggota Dewan Kehormatan yang sekaligus Mantan Ketua Umum IESPA, Eddy Lim berharap kepada pemimpin IESPA yang baru bisa mengembangkan E-Sport lebih pesat lagi.

“E-Sport itu seperti juga kaya bisnis start up, itu kan perlu anak-anak muda yang energik, karena mereka punya perkembangan cepat sekali, jadi saya harapin adalah anak-anak muda yang energik yang hobi ke E-Sport yang bisa mengembangkan E-Sport,” tutupnya.(eka)




Beroperasinya Tol Serang-Panimbang Menyisakan Sisi Negatif Bagi Siswa Sekolah Dasar

kabar6.com

Kabar6 – Peresmian jalan tol Serang-Panimbang menyisakan sisi negatif, terutama bagi siswa di empat Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang pembangunan gedung relokasinya masih terkatung-katung, yakni SDN Cilayang Guha, SD Inpres Cikeusal, SDN Seba serta SDN Cipete di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten.

Pemkab Serang mendesak Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), yakni PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP) segera menyelesaikannya.

“Kita akan menuntut terus kepada pihak BPJT untuk segera menyelesaikan kewajibannya karena itu komitmen mereka, dari awal mereka komitmen,” kata Wakil Bupati (Wabup) Serang, Pandji Tirtayasa, melalui rilis resminya, Rabu (24/11/2021).

Pandji meyakini Presiden Jokowi tidak mengetahui kalau Wika dan WSP selaku pembuat tol Serang-Panimbang masih memiliki hutang ke Pemkab Serang. Karenanya, dia akan datang ke Jakarta menagih janji tersebut.

“Kita akan datang ke Jakarta untuk menyelesaikan ini. Secepatnya itu tidak boleh di korbankan anak-anak sekolah, saya yakin Pak Jokowi tidak tahu kalau masih ada utang terutama ini, empat SD yang kasus pemindahan masih terkatung-katung. Saya yakin Pak Jokowi enggak tahu,” jelasnya.

**Baca juga: Warga Lebak Ditangkap Polres Serang Kota Karena Miliki Sabu

Wika dan WSP selaku BUMN juga masih memiliki tanggung jawab membangun satu kantor desa. Pandji menerangkan awalnya Pemkab Serang sempat menolak peresmian tol Serang-Panimbang (Serpan), lantaran kedua perusahaan itu masih memiliki tanggung jawab yang belum diselesaikan.

“Dengan tidak melihat kepada utang yang belum di selesaikan empat bangunan SDN dan satu balai desa, Pak Jokowi meresmikan jalan tol. Makanya tetap kita akan kejar itu, baik ke BPJT maupun ke WIKA sebagai pelaksana projek,” terangnya.(dhi)




Hasil Swab Negatif, Lima Pasien Positif Covid-19 Asal Lebak Dipulangkan

Kabar6.com

Kabar6-Lima pasien positif virus Corona atau Covid-19 asal Kabupaten Lebak dipulangkan oleh RSU Banten setelah hasil swab mereka dinyatakan negatif Covid-19.

“Ada lima pasien yang dipulangkan karena hasil swab terakhir menunjukkan negatif Covid-19,” kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Lebak, Firman Rahmatullah kepada Kabar6.com, Jum’at (19/6/2020).

Kelima pasien yang sudah dipulangkan itu berasal dari Kecamatan Cihara, Kecamatan Rangksbitung, Kecamatan Cirinten, Kecamatan Leuwidamar dan Kecamatan Cimarga.

Firman menjelaskan, kelima pasien terkonfirmasi positif yang dipulangkan tersebut masuk ke RSU Banten tanpa ada gejala. Namun, oleh gugus tugas pasien terkonfirmasi positif tanpa gejala tetap dirujuk ke RSU Banten agar proses penyembuhannya bisa dilakukan secara maksimal.

**Baca juga: Polisi Tangkap Mucikari Pemasok PSK Dibawah Umur Buronan FBI.

“Secara lahiriah mereka sehat tanpa gejala apapun, tetapi di dalam tubuhnya terdapat virus. Walaupun sudah dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang mereka tetap diberi obat,” terang Firman.(Nda)




Pasien Meninggal Dinyatakan PDP, Hasil Swab Negatif

Kabar6.com

Kabar6-Keluarga pasien berinisial AM yang ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19, yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja, pada Senin (1/6/2020) lalu.

Berdasarkan hasil swab pasien tersebut dinyatakan negatif, oleh karena itu pihak keluarga berencana akan melakukan upaya hukum terhadap RSUD Balaraja, Kabupaten Tangerang.

Menurut Endang Suhendar, RSUD Balaraja diduga tidak propesional dalam menetapkan status terhadap pasien ditengah Pendemi Virus Corona, sehingga menimbulkan dampak sosial bagi keluarga.

“Saya awalnya ngga mau jika almarhum dimakamkan secara protokol Covid-19, karena saya tahu betul jika istri saya hanya sakit pembengkakan jantung,” kata suami almarhum Endang Suhendar saat menceritakan kisah pilunya, kepada awak media, Senin (8/6/2020).

Endang menjelaskan, Sehari setelah meninggal dunia pada pukul 15.30 Senin (01/06/20) lalu di RSUD Balaraja, pasien tersebut ditetapkan menjadi pasien PDP oleh dokter.

Lanjut Endang, pasien meninggal tersebut dimakamkan di TPU Buniayu – Kecamatan Sukamulya, secara protokol Covid 19.

Pasca dimakamkan di TPU Buniayu, kata Endang, tidak seperti biasanya, pelayat dirumahnya pun menjadi sepi dan hanya dihadiri oleh sebagian keluarga besarnya, meskipun almarhum belum divonis positif Covid 19.

Tak hanya itu, kata dia, ketiga anaknya yang masih dibawah umurpun mengalami ganggun psikologis, karena saat almarhum mengembuskan napas terakhirnya, anak nomor duanya Zahra (12) yang juga diisolasi terkejut karena orang tuanya meninggal dunia tanpa diketahui oleh perawat dan dokter jaga.

“Saya baru lega saat RSUD Balaraja memberikan hasil Swab bahwa almarhum hasilnya Negatif Corona, hasil tersebut kemudian diumumkan ke tetangga dan malam tahlil ke 5 hari, tetangganya mulai mau tahlil ke rumah saya,” ungkap Endang.

Dengan didampingi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Reformasi Masyarakat (Geram) Banten, tambah Endang, pihak keluarga akan menuntut pihak rumah sakit dan meminta untuk memindahkan makam almarhum istrinya.

“Kami minta pihak rumah sakit bertanggung jawab atas beban pisikologis keluarga kami yang dikucilkan oleh masyarakat, dan untuk membuktikan bahwa istri saya tidak terkena virus Corona, saya minta pihak rumah sakit memindahkan pemakaman istri saya,” kata Endang.

Ketua LSM Geram Banten, H.Alamsyah menyayangkan sikap rumah sakit yang terlalu buru-buru dalam menetapkan status pasien menjadi PDP tanpa melihat riwayat penyakit pasien.

Menurutnya, pasien selama sakit 1.5 tahun, sudah menjalani perawatan di 3 rumah sakit, dan hasil diagnosisnya adalah pembengkakan jantung.

“Kami sangat terpukul, dan menyangkan sikap rumah sakit yang selalu mengkaitkan penyakit dengan Covid-19, padahal pasien ini punya riwayat penyakit jantung, dan terbukti dari hasil swab yang menyatakan bahwa pasien negatif Covid-19,” ujar Alamsyah.

**Baca juga: Diperiksa KPK Soal Proyek GIPTI, Begini Kata Kepala Puspiptek.

Sebagai Lembaga Masyarakat, kata Alamsyah, pihaknya akan meminta penjelasan dari pihak rumah sakit dan apabila ditemukan ada unsur pidananya maka akan melakukan langkah hukum kepihak yang berwajib.

“Kita lihat hasil audensi dengan pihak rumah sakit nanti, kalau jelas ada unsur kelalain yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang, kita akan laporkan kepihak yang berwajib,” tegasnya (CR)




41 Warga Lebak OTG Covid-19 Dinyatakan Negatif

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 41 warga Kabupaten Lebak berstatus orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 sudah dinyatakan aman.

Sebelumnya, mereka merupakan orang yang punya risiko tertular Ckarena pernah kontak erat dengan pasien positif yakni 2 orang dokter di RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung dan Puskesmas Cipendeuy Malingping.

Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah, mengatakan, ke 41 OTG yang sudah dinyatakan aman tersebut karena sudah melewati masa inkubasi 14 hari.

“Waktu inkubasi sudah lewat. Kemudian hasil 2 kali rapid test dan swab nya non reaktif atau negatif,” kata Firman, Rabu (27/5/2020).

**Baca juga: Berlibur di Pantai Karangseke Lebak, Tiga Wisatawan Terseret Ombak.

Selama masa inkubasi, Firman menuturkan, OTG yang merupakan keluarga inti pasien positif menjalani karantina mandiri.

“Yang lainnya tergantung dengan kebijakan pimpinannya,” ucap Firman.

Sementara, 23 OTG lainnya yang pernah kontak erat dengan pasien pertama positif di Kecamatan Cihara masih dalam pemantauan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan menunggu hasil tes Swab.(Nda)




Bupati Lebak Negatif Covid-19 Setelah Isolasi Mandiri 14 Hari

Kabar6.com

Kabar6-Lama tidak terlihat di berbagai kegiatan maupun di lingkungan pemerintah kabupaten (Pemkab), rupanya Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari.

Hal itu ia sampaikan dalam sebuah video berdurasi 5 menit 18 detik yang diterima awak media, Senin (30/3/2020). Dalam video tersebut, Ketua DPD Demokrat Banten itu nampak dalam kondisi sehat.

“Akhir-akhir ini juga masyarakat bertanya-tanya terutama katanya banyak isu mengenai saya bahwa saya positif Corona. Alhamdulillah saya sehat-sehat saja,” kata Iti.

Karena merasa dirinya banyak bertemu dan kontak dengan banyak orang, putri Ketua Kadin Banten Mulyadi Jayabaya (JB) ini memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di kediamannya selama 14 hari.

**Baca juga: Bupati Lebak Minta Layanan Transportasi Dihentikan, DPRD: Pikirkan Solusinya.

“Dan alhamdulillah saya juga sudah melalukan swab test hasilnya negatif. Memang menunggu hasilnya cukup lama karena harus diteliti oleh Labkes Kemenkes dan baru disampaikan kepada kita selama 7 hari,” ungkap Iti.(Nda)




Sifat Pemarah Persingkat Masa Hidup Seseorang

Kabar6-Gaya hidup tidak sehat yang menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat, dapat mengundang berbagai penyakit berbahaya, sehingga disebut sebagai salah satu faktor yang memperpendek usia seseorang.

Adakah faktor lainnya? Sebuah penelitian dalam jurnal Social Science and Medicine, melansir CNN Indonesia, menunjukkan bahwa sifat pemarah dapat mempersingkat masa hidup seseorang. Para peneliti menemukan bahwa pria berumur sekira 35 tahun yang cepat tersulut amarahnya kemungkinan besar akan meninggal 35 tahun kemudian dibandingkan dengan pria yang bukan pemarah.

Kendati para peneliti tidak menyelidiki alasan mengapa amarah memiliki hubungan dengan kematian dini, mereka mengatakan sifat pemarah memiliki hubungan dengan beberapa proses fisiologis yang negatif.

Misalnya saja aterosklerosis, yaitu penyumbatan pembuluh darah oleh zat-zat berlemak, dan bisa berakibat pada ‘insiden kesehatan yang serius dan berpotensi fatal seperti serangan jantung’.

“Hal ini menunjukkan bahwa perwujudan nyata dari rasa marah dalam proses fisiologi mungkin menjadi pernyebab antara topik penelitian yaitu hubungan antara rasa marah dan kematian,” demikian tulis para peneliti dari Universitas Negara bagian Iowa.

Penelitian tersebut melibatkan 1.307 responden pria kepala rumah tangga, dan menelitinya dari 1968 sampai 2007. Sampel ini diberi pertanyaan setiap tahun dari 1968 hingga 1972.

Beberapa pertanyaan yang diajukan mencakup tingkat kemarahan, apakah mereka marah dengan cukup mudah atau butuh usaha dan waktu lebih banyak untuk membuat mereka marah.

Dan setiap pria diberi nilai rata-rata dalam lima tahun. Para responden itu berusia antara 20 tahun dan 40 tahun ketika pertama kali ditanya, dan pada 1982 rata-rata sudah berusia sekira 34 tahun.

“Mereka yang tingkat amarahnya berada di deretan teratas memiliki 1,57 kali lipat peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan mereka yang tingkat amarahnya berada di urutan terbawah,” kata peneliti.

Psikolog yang berbasis di London Graham Price juga mengatakan, orang cepat marah karena mereka mengembangkan keyakinan di alam bawah sadarnya yang berlebihan tentang ketidakadilan.

Menurutnya, keyakinan ini bisa jadi juga dipicu oleh pengalaman negatif di masa lalu dan diperkuat oleh ekspresi kemarahan berlebihan dalam rentang waktu yang cukup lama. “Cara untuk menekan sifat ini adalah dengan menerima, dan menahan amarah dengan menggunakan kesadaran Anda,” jelas Price.

Ditambahkan Price, jika amarah masih sulit ditahan, akan berakibat lebih jauh pada kesehatan karena kemarahan adalah bentuk stres yang terbukti dapat meningkatkan kadar kortisol dalam aliran darah. ** Baca juga: Riset: Orang yang Temperamen Selalu Percaya Diri Bahwa Mereka Cerdas

“Penelitian telah menunjukkan bahwa jika marah atau bentuk stres lain dipelihata selama jangka waktu tertentu, akan berdampak negatif pada kesehatan dan bisa mengakibatkan IBS (Irritable Bowel Syndrome) atau meningkatnya stroke, serangan jantung dan masalah jantung lainnya,” kata Price. (ilj/bbs)




Hasil Studi Sebutkan, Kesepian Sama Mematikannya dengan Merokok 15 Batang Sehari

Kabar6-Kesepian dan kesendirian seringkali diartikan sama. Kesepian berbeda dengan menyendiri, karena merujuk pada perasaan terisolasi seperti emosi orang yang dibuang.

Emosi dari kesepian ini berkontribusi besar dalam penurunan kebahagiaan individu. Sebuah studi yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine National Institutes of Health, melansir tirto.id, menemukan bahwa kesepian sama mematikannya dengan merokok 15 batang per hari. Seseorang yang mengalami kesepian tidak memiliki siapa pun bersamanya.

Nah, kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko adanya disfungsi biologis, tekanan psikologis, dan masalah perilaku. Studi yang dilakukan melibatkan lebih dari 300 ribu orang dewasa.

Hasilnya, orang yang kesepian 50 persen lebih mungkin meninggal sebelum waktunya daripada mereka dengan hubungan sosial yang sehat. Profesor Julianne Holt Lunstad, Ph.D., yang terlibat dalam penelitian ini mengungkapkan, angka tersebut sangat memprihatinkan.

“Banyak negara di seluruh dunia sekarang menyarankan kita untuk bertarung menghadapi ‘epidemi kesepian’,” katanya.

Selain itu, kesepian juga bisa berpotensi depresi di usia tua yang dapat memicu pikiran-pikiran bunuh diri, alzheimer, dan demensia. Kesepian dapat mengurangi kekebalan tubuh dan masalah kardiovaskuler seseorang yang dapat menyebabkan risiko seseorang terjangkit penyakit kronis seperti jantung.

Pada usia lanjut (60 tahun ke atas) kesepian bahkan berevolusi menjadi sebuah penyakit. Ini tentu menjadi lebih berbahaya mengingat orangtua adalah pihak yang paling rentan mengalaminya.

Sebuah survei yang dilakukan oleh American Association of Retired Person (AARP) menemukan, 35 persen orang dewasa berusia 45 tahun dan lebih tua dapat dikategorikan kesepian. Pikiran negatif menjadi salah satu penyebab utama seseorang mengalami kesepian.

Ini disebabkan, kebanyakan dari orang-orang yang kesepian lebih memperhatikan sisi negatif dari interasksi sosial seperti sikap ketidaksetujuan atau kritikan yang ditujukan orang lain kepadanya.

Mereka cenderung mengingat hal-hal negatif yang terjadi selama pertemuan dengan orang lain ketimbang hal-hal positif, mengarah pada keputusasaan yang menyebabkan seseorang tidak mengharapkan hal-hal baik berjalan baginya.

Setiap kali merasa cemas dalam sebuah pertemuan sosial, mereka akan fokus pada sesuatu yang salah seperti apakah mereka telah membuat kesan yang buruk. Banyak peneliti percaya, kesepian adalah hasil dari kurangnya keterampilan interpersonal seseorang dalam memelihara hubungan.

Profesor Lunstad memasukkan keterampilan sosial dalam kurikulum anak sekolah atau menyertakan kondisi keterhubungan sosial dalam skrining medis merupakan sedikit cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya kasus kesepian. ** Baca juga: 5 Tanda yang Tunjukkan Tubuh Kekurangan Protein

Meningkatkan keterampilan sosial bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti berlatih untuk tidak canggung dalam menerima telepon, memberi dan menerima pujian, hingga berkomunikasi secara positif secara non verbal.(ilj/bbs)




Bangun Tidur Jangan Langsung Periksa Ponsel

Kabar6-Banyak orang, mungkin juga termasuk Anda, yang langsung melihat ponsel begitu bangun tidur. Entah itu untuk mengecek semua pesan pada email dan WA, atau hanya sekadar berselancar di dunia maya.

Namun tanpa disadari, kebiasaan tersebut ternyata tidak baik untuk kesehatan mental Anda. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh sebuah provider market intelligence teknologi informasi Amerika Serikat bernama IDC Reseach, melansir tempo.co, hampir 80 persen pengguna menjangkau ponsel mereka sebelum melakukan hal lain. Dalam 15 menit pertama bangun tidur, empat dari lima orang memeriksa ponsel mereka.

Memang, mengecek ponsel begitu bangun tidur adalah hal biasa. Tapi hal yang sebaiknya diketahui, email pekerjaan, daftar yang harus dilakukan, beberapa pengingat dan bahkan unggahan Instagram orang lain dapat melelahkan bahkan sebelum Anda memulai hari itu. Kebiasaan itu disebut dapat memicu stres dan kecemasan.

Sejumlah dampak negatif yang timbul antara lain adalah perasaan takut ketinggalan atau FOMO. Anda melihat orang-orang pergi berlibur dan memiliki kehidupan terbaik di Instagram, sementara Anda menghabiskan hampir semua waktu untuk bekerja. Anda lalu bangun dengan uring-uringan, lelah, dan mudah tersinggung. Akhirnya Anda membuat pilihan makanan yang tidak sehat.

Penelitian lain yang dilakukan oleh University of British Columbia menunjukkan, ketika membatasi waktu mengecek pesan yang masuk dalam ponsel, Anda bisa mengurangi stres.

Informasi berlebihan yang Anda dapat begitu membuka ponsel dapat membuat otak kacau. Akibatnya, produktivitas Anda berkurang dan perhatian jadi terbagi. ** Baca juga: Ternyata Pria Lebih Sering Mengecek Ponsel Pasangannya

Nah, ketimbang menghabiskan waktu dengan mengecek ponsel begitu bangun tidur, lebih baik manfaatkan waktu untuk kegiatan lain seperti minum segelas air hangat, menghabiskan waktu bersama keluarga, bermeditasi atau menyeduh secangkir teh atau kopi. Aktivitas ini bisa membuat hari Anda lebih tenang.

Yuk, kurangi kebiasaan langsung mengecek ponsel begitu bangun tidur demi kesehatan mental Anda.(ilj/bbs)