1

Negara Mana Saja yang Penduduknya Malas Jalan Kaki?

Kabar6-Studi Universitas Stanford, Amerika Serikat (AS), mengungkapkan bahwa orang Indonesia dinyatakan sebagai orang paling malas jalan kaki sedunia.

Dengan menggunakan data yang diambil dari smartphone, melansir Okezone, penelitian ini menganalisis kebiasaan 717 ribu pria dan wanita dari 111 negara, yang langkah-langkah kakinya dipelajari selama rata-rata 95 hari. ** Baca juga: Jadi Viral, Penumpang Pesawat Asal AS Kedapatan Menyusui Kucing dalam Penerbangan

Penelitian yang dilakukan sekira 2017 ini menemukan, orang-orang di Hong Kong menempati urutan teratas dalam hal jumlah langkah per hari, dengan penduduknya mencatat 6.880 langkah sehari. Lantas, negara mana saja yang warganya paling malas berjalan kaki?

1. Indonesia: 3.513 langkah atau kira-kira satu setengah mil per hari
2. Arab Saudi: 3.807 langkah per hari
3. Malaysia: 3.963 langkah per hari
4. Filipina: 4.008 langkah per hari
5. Afrika Selatan (Afsel): 4. 105 langkah per hari.

Apakah Anda termasuk orang yang juga malas jalan kaki?(ilj/bbs)




Di Rumah Saja Selama Pandemi COVID-19, Begini Cara Usir Rasa Malas Saat Puasa Ramadan

Kabar6-Pada minggu-minggu awal puasa Ramadan, biasanya Anda cenderung berada dalam ‘energy saving mode’ alias hemat tenaga atau bermalas-malasan. Ini dilakukan agar tubuh tidak menjadi lemas.

Nah, selama pandemi COVID-19, Anda tentu tidak bisa melakukan hal-hal seperti buka puasa bersama teman-teman atau ngabuburit. Lantas, bagaimana agar puasa kali ini lebih semangat dan produktif, meskipun hanya di rumah saja? Melansir Womantalk, begini cara usir rasa malas saat puasa:

1. Istirahat lebih awal
Karena harus bangun sahur, mulai dari sekarang untuk tidur malam lebih awal sehingga jam istirahat Anda tidak banyak berkurang. Tidur yang cukup akan membantu tubuh memulihkan dirinya, sehingga bisa lebih berenergi menjalankan pekerjaan meski berada di rumah saja.

2. Selingi dengan ibadah
Jika olahraga dirasa terlalu berat untuk Anda, imbangi aktivitas work from home (WFH) dengan beribadah, dari salat wajib sampai yang sunah. Dengan cara ini, tubuh akan lebih tersegarkan sehingga tidak mengantuk dan merasa lesu.

Agar lebih segar dan jika memungkinkan, lakukan salat di ruangan lain yang berbeda dengan tempat Anda melakukan work from home (WFH).

3. Jadwalkan ‘buka puasa bersama’
Kalau di tahun-tahun sebelumnya kita biasa buka puasa bersama (bukber) dengan tatap muka secara langsung, coba kali ini Anda dan teman-teman mengatur bukber secara virtual. Anda bisa janjian di waktu yang sudah ditentukan sembari menyalakan video call lewat laptop.

4. Masak takjil dan lauk sendiri
Agar lebih semangat menunggu waktu berbuka, coba siapkan menu takjil dan berbuka puasa yang mudah, dan bisa Anda tiru di internet. ** Baca juga: Ahli Gizi Sebut, Puasa Selama Pandemi COVID-19 Dapat Tingkatkan Ketahanan Tubuh

Supaya tidak mengganggu waktu bekerja, Anda bisa menyiapkannya dari malam sebelumnya atau pagi hari setelah sahur, lalu simpan di dalam kulkas, sehingga tinggal mengolahnya jelang waktu berbuka.

Meskipun tahun ini agak berbeda, Anda tentu tetap dapat bersemangat menjalankan ibadah puasa Ramadan.(ilj/bbs)




Studi Global Ungkap, Remaja Korea Selatan Paling ‘Mager’ Sedunia

Kabar6-Korea Selatan identik dengan K-Pop, yang selalu menampilkan penyanyi atau grup band dengan gaya enerjik, melalui kreasi dance atau performanya selama di atas panggung.

Namun siapa sangka, remaja di Korea Selatan ternyata jarang bergerak alias mager. Berdasarkan data sebuah studi global, melansir Detik, posisi remaja termalas di dunia ditempati oleh Korea Selatan. Diungkapkan, sebanyak 94,2 persen remaja Korea Selatan melakukan aktivitas fisik kurang dari sejam dalam sehari.

Selanjutnya, posisi remaja termalas diduduki oleh Filipina dan Kamboja, dengan tingkat kemalasan di atas 90 persen. Sementara remaja teraktif atau yang paling tidak malas ditempati oleh Bangladesh, yaitu sekira 40 persen.

Di Korea Selatan, hanya sekira tujuh persen remaja yang bergerak aktif dalam menjalankan aktivitasnya. Dikatakan, statistik itu sangat memprihatinkan. Olahraga justru seharusnya berperan penting dalam mengatasi masalah kesehatan anak yang paling berbahaya justru malah tidak dilakukan.

“Anak-anak yang lebih aktif memiliki kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik dan umumnya lebih baik di sekolah,” kata Profesor Russell Viner, presiden Royal College of Paediatrics and Child Health.

Dikatakan Dr Guthold dan timnya, aktivitas fisik itu penting untuk mengembangkan hati, paru-paru, tulang dan otot anak muda serta menjaga mereka tetap sehat.

Seorang peneliti Kanada dalam sebuah komentar yang diterbitkan bersamaan dengan penelitian ini, pada jurnal The Lancet Child & Adolescent Health, mengatakan bahwa masyarakat modern yang harus disalahkan karena tidak aktif.

Hal ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh revolusi elektronik yang semakin canggih dan memudahkan, sehingga pekerjaan dan aktivitas fisik makin berkurang yang membuat anak muda makin malas bergerak. ** Baca juga: Ular Zaman Dulu Memang Memiliki Kaki?

Profesor Viner dari Royal College of Paediatrics and Health menyarankan, mendorong aktivitas fisik adalah bagian dari solusi dan perlu disertai dengan banyak empati, dukungan dan akses ke ruang publik yang aman dan bebas. Kita juga perlu mendorong industri makanan dan minuman untuk berbuat lebih banyak.(ilj/bbs)




Hewan yang Dapat Julukan Sebagai Termalas di Dunia

Kabar6-Banyak orang yang menganggap bahwa kucing adalah hewan paling malas. Bagaimana tidak, dalam keseharian kucing terlihat hanya makan, tidur, bermain, atau bermalas-malasan di rumah.

Benarkah demikian? Ternyata, anggap itu kurang tepat. Melansir Loop, ada lima hewan yang mendapat julukan paling malas di dunia, dan tidak ada hewan kucing yang disebut. Jadi, hewan apa saja yang dimaksud?

1. Koala
Koala yang berasal dari Australia ini adalah hewan pemakan daun. Dalam sehari, koala akan tidur selama 18-22 jam, dan hanya akan bangun ketika lapar. Jadi bisa dibilang 90 persen hidup Koala digunakan hanya untuk tidur.

2. Sloth
Tidak jauh beda dengan koala, sloth biasa tidur selama 20 jam sehari. Mereka sangat malas dan akan terus berada di atas pohon. Hewan ini juga sangat lambat dalam berbagai hal, kecuali ketika dirinya sedang berhadapan dengan predator, maka bisa bergerak dengan cepat.

3. Armadillo
Terkenal dengan tubuhnya yang keras, merupakan salah satu yang hewan yang paling malas. Armadillo yang biasa makan hewan kecil seperti belatung dan serangga ini biasa tidur kurang lebih 19 jam sehari.

4. Opossum
Hewan yang sangat menggemaskan ini berasal dari Amerika Selatan, bisa mengatur koloninya dengan sangat baik. Opossum biasanya tidur kurang lebih selama 19 jam sehari, dan mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Bahkan, ketika jumlah koloni berkurang cukup besar, mereka akan menyimpan banyak cadangan makanan pada sarangnya.

5. Lemur
Lemur adalah hewan yang berasal dari Madagaskar, merupakan salah satu hewan yang sukses berevolusi. Meskipun dianggap hewan nocturnal, nyatanya Lemur biasa mencari makan di siang hari dan akan tidur pada malam hari.

Lemur akan mencari makan sendiri-sendiri dan akan berkumpul untuk tidur pada malam hari. Lemur juga hewan yang malas dan biasa tidur 16 jam setiap harinya. ** Baca juga: Negara yang Berlakukan Hukuman Sadis untuk Para Koruptor

Unik, ya.(ilj/bbs)




Ada Alasan Kenapa Pria Malas Lakukan Pekerjaan Rumah

Kabar6-Data yang dihimpun University of Maryland mengungkapkan, setiap hari wanita menghabiskan waktu sekira satu jam 20 menit untuk melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah, dan mencuci pakaian. Sementara sepertiganya dihabiskan hanya untuk membersihkan rumah saja.

Sebaliknya, pria hanya meluangkan waktu rata-rata setengah jam per harinya untuk melakukan pekerjaan rumah. Dan khusus untuk beres-beres rumah mereka cukup meluangkan waktu selama 10 menit saja.

Nah, mengapa kebanyakan pria malas mengerjakan pekerjaan rumah? Melansir Livescience, sebuah eksperimen yang dilakukan sekelompok peneliti dari University of California-Santa Barbara, University of Melbourne, dan Emory University berhasil mengungkap mitos ini. Eksperimen yang dipublikasikan dalam Sociological Methods and Research ini melibatkan sebanyak 327 pria dan 295 wanita, yang diminta untuk melihat beberapa foto suasana ruang tamu dan dapur, lalu memberikan ranking seberapa berantakannya ruangan itu.

Hasilnya, pria dan wanita memiliki kemampuan yang setara dalam mengidentifikasi ruangan yang berantakan. Maka mitos bahwa wanita lebih peka dan rajin dibandingkan pria pun terbantahkan.

Hal mengejutkan didapat ketika para sukarelawan juga diminta untuk memberikan penilaian mengenai penghuni rumah yang fotonya digunakan dalam eksperimen ini.

Diungkapkan, hasil eksperimen ini menunjukkan adanya pandangan yang berbeda terhadap tingkat kerajinan pria dan wanita. Saat disebutkan bahwa penghuni rumah dalam foto itu seorang pria, kebanyakan sukarelawan menilai wajar saja jika rumahnya berantakan.

Sebaliknya, saat diketahui rumah yang berantakan itu dihuni seorang wanita, spontan timbul pandangan negatif. Para sukarelawan menyebut, wanita seharusnya lebih rajin dan apik dalam menjaga kebersihan.

Para peneliti menyimpulkan, hal inilah yang membuat para pria cenderung lebih malas membersihkan rumah, karena masyarakat memandang pria sebagai sosok yang santai dan pemalas.

Pandangan ini akhirnya membuat para pria merasa wajar jika dirinya malas. ** Baca juga: Sebaiknya Hindari Unggah Foto Ini di Media Sosial

Berbanding terbalik, masyarakat memandang wanita lebih telaten dalam menjaga kebersihan, sehingga jika rumah terlihat berantakan, maka yang pertama kali disalahkan adalah pihak wanita.

Apakah Anda termasuk pria yang ‘malas’ melakukan pekerjaan rumah, guys.(ilj/bbs)




Malas Bangun Pagi Tanda Orang Pintar?

Kabar6-Apakah Anda termasuk orang yang malas bangun pagi? Terlebih setelah akhir pekan berakhir, dan keesokan paginya Anda harus kembali beraktivitas, bangun pagi rasanya seperti beban di pundak.

Meski kebiasaan ini tidak baik, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang malas bangun pagi sebenarnya tanda orang pintar. Penelitian yang diungkapkan oleh University of Southampton tentang pola tidur, melansir Womantalk, menemukan bahwa orang yang tidur malam dan bangun di atas pukul 08.00 ternyata hidup lebih nyaman, bahagia, dan berpenghasilan tinggi.

Hal in serupa dengan penelitian yang dilakukan Catholic University of the Sacred Heart in Miami. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa orang yang bangun lebih siang tidak hanya pintar, tetapi juga lebih kreatif.

Mereka biasanya dikenal sebagai night owl, yang suka beraktivitas di malam hari dengan kegiatan yang lebih bermakna dan produktif, sedangkan keesokan harinya akan bangun lebih siang.

“Mereka yang suka bekerja sampai malam cenderung tipe ekstrover dan kreatif,” jelas Jim Horne, seorang profesor psikofisiologi dari Universitas Loughborough. Inilah yang membuat tipe malam lebih memiliki konseptual dan penalaran yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, hal ini bukan berarti Anda harus malas bangun pagi agar lebih pintar dan kreatif, lho. Karena keseringan tidur malam sebenarnya juga tidak baik untuk kesehatan. ** Baca juga: Bantu Perlambat Penuaan Dini dengan Makanan & Minuman Ini

Hal yang paling penting adalah cukup istirahat, tidur selama 8-9 jam, agar energi dalam tubuh terjaga dan kita tidak mudah kelelahan. Intinya, harus pintar-pintar membagi waktu agar lebih produktif setiap hari.(ilj/bbs)




Tidur Sepanjang Hari Selama Puasa Tidak Baik untuk Kesehatan

Kabar6-Tidur siang saat puasa memang baik untuk kesehatan, karena kita bisa mencukupi kebutuhan tidur yang selama ini tidak terpenuhi secara maksimal. Anda memang tidak akan merasa lapar bila tidur sepanjang hari saat puasa, karena menghemat energi dan tidak melakukan banyak aktivitas.

Meskipun demikian, tidur yang dilakukan secara berlebihan tidak dianjurkan dari segi kesehatan. Apa saja efek negatif tidur sepanjang hari saat puasa? Melansir doktersehat, terlalu banyak tidur akan membuat tubuh jadi lebih pasif. Otot tidak bekerja dengan maksimal dan akhirnya Anda selalu lemas. Kalau saat puasa Anda hanya tidur, tubuh akan beradaptasi untuk tidak melakukan metabolisme dengan maksimal dan menghemat pasokan energi.

Dan bila Anda melanjutkan kebiasaan ini setiap hari, tubuh akan selalu lemas dan Anda jadi malas melakukan aktivitas apa saja. Bisa jadi Anda jadi malas melakukan ibadah lainnya karena tubuh susah digerakkan.

Tubuh yang tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik biasanya mudah sekali diserang oleh bibit penyakit. Daya tahan tubuh akan anjlok karena Anda tidak aktif sama sekali. Saat puasa Anda bisa terserang flu dengan mudah hingga sakit lain seperti diare hingga batuk.

Apabila Anda berolahraga dan menggerakkan tubuh, kekebalan tubuh akan meningkat. Peredaran darah di dalam tubuh bisa lancar, dan Anda jadi lebih bertenaga. Olahraga juga membuat tubuh jadi lebih segar dan bersemangat.

Jika Anda lebih banyak tidur ketimbang melakukan aktivitas fisik lainnya, kegemukan akan terjadi. Kadar lemak di dalam tubuh akan meningkat perlahan-lahan tanpa Anda sadari sebelumnya. Kegemukan ini akan memperburuk kesehatan tubuh secara menyeluruh mulai dari jantung, hati, hingga organ vital lainnya. ** Baca juga: Penelitian Ilmuwan Jepang, Puasa Bantu Tingkatkan Metabolisme Tubuh

Jadi tetaplah beraktivitas seperti biasa selama puasa Ramadan, dan tidur secukupnya.(ilj/bbs)




Malas, Walikota Tangerang Tawarkan PNS Pensiun Dini

kabar6.com

Kabar6-Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah menawarkan pensiun dini kepada PNS Kota Tangerang yang bermalas-malasan dalam melaksanakan tugasnya.

Hal itu dikatakannya lantaran geram atas rendahnya kedisiplinan pegawai di lingkungan Pemkot Tangerang. Bahkan, Arief mengancam akan memberikan pilihan pahit kepada pegawai yang masih tidak bisa diatur.

“Kalau memang kinerjanya buruk tawarkan saja mereka mau pensiun dini, atau mereka yang THL mau berhenti?,” kata Arief usai apel pagi di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Senin (7/1/2019).

Arief mengaku, puncak kekesalannya dilatar belakangi oleh minimnya kedisiplinan dan kesiapan pegawai ketika ditemuinya sidak di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akhir Desember 2018 lalu.

Hasil dari sidak tersebut, dua OPD yakni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kecamatan Benda mendapatkan rapor merah.

“Jangan sampai, justru kesejahterannya diberikan tapi tidak diikuti dengan tanggungjawab,” tegasnya.

Arief melanjutkan, rendahnya kesiapan di BPBD Kota Tangerang ditemukan saat bencana Tsunami di Pandeglang tahun 2018.

Dimana, saat itu tidak ada kesiapan yang dilakukan oleh BPBD Kota Tangerang. Hal tersebut terlihat ketika Kepala Bidang yang seharusnya menangani justru tidak dapat dihubungi.

Kekesalan Arif kian memuncak beberapa hari menjelang akhir tahun 2018 ketika dirinya mendatangi Kecamatan Benda. Di Lokasi tersebut Arief menemukan kondisi halaman kantor kecamatan kotor dipenuh sampah.

Menurutnya, petugas pemeliharaan yang seharusnya bertugas malah tidak ada dilokasi beralasan sedang berbelanja ikan untuk persiapan perayaan malam pergantian tahun.

“Padahal saya sudah membuat imbauan agar malam pergantian tahun untuk memperbanyak ibadah. Itu bentuk keprihatinan kita terhadap korban bencana tsunami,” tuturnya.

Menindak lanjuti masalah tersebut, Arief meminta badan kepegawain untuk mengevaluasi kinerja PNS dan tenaga harian lepas (THL) yang ada dilingkungan Pemkot Tangerang.

Sebab, Pemkot Tangerang telah menaikkan kesejahteraan PNS dan THL pada 2018 silam.**Baca juga: Mayat Pria Ditemukan Mengambang di Cisadane.

“Makanya sekarang konsentrasinya teman-teman bukan hanya kesejahteraan, karena sudah pasti naik, kinerjanya juga harus lebih naik. Kesejahteraan ini kan diberikan oleh masyarakat Kota Tangerang. Jadi berikan yang terbaik untuk masyarakat Kota Tangerang,” pungkasnya.(Vee)




Menurut Arkeolog, Kemalasan Manusia Purba Homo Erectus yang Sebabkan Mereka Punah

Kabar6-Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di PLOS One terungkap bahwa sifat pemalas manusia purba Homo Erectus membuat spesies mereka punah. Hominid yang hidup dua juta tahun lalu ini mengalami putus mata rantai pada 100 ribu hingga 500 ribu tahun yang lalu.

Dibandingkan dengan hominid lain, seperti Neanderthal, melansir theinquisitr, Homo Erectus ternyata memiliki rasa malas yang lebih besar, dan enggan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Para arkeolog dari Australian National University menemukan hal ini setelah menganalisis ribuan artefak yang ditemukan di situs penggalian Semenanjung Arab, di Saffaqah Modern, Arab Saudi, pada 2014 lalu.

Homo Erectus, dijelaskan para arkeolog, tidak melakukan upaya yang maksimal untuk membuat alat atau mencari persediaan bahan makanan demi bertahan hidup. Sebaliknya, mereka justru tinggal di tempat yang memiliki akses mudah terhadap batu dan air.

“Untuk membuat perkakas batu, mereka hanya menggunakan batu atau apa saja yang tergeletak di sekitar tempat tinggal mereka. Mereka menggunakan batu yang sebagian besar berkualitas rendah,” urai Ceri Shipton, salah seorang arkeolog yang terlibat dalam penelitian.

Perilaku ini menghambat Homo Erectus untuk menjangkau perbukitan, tidak jauh dari tempat tinggal mereka, yang memiliki bebatuan dengan kualitas lebih baik. Buktinya, tidak ada tanda bahwa bebatuan tersebut digunakan oleh Homo Erectus, termasuk tidak ada aktivitas, tidak ada artefak, dan tidak ada penggalian batu.

Perilaku ini, menurut Shipton, berbeda dibanding Neanderthal dan Homo Sapiens awal yang memilih untuk mendaki gunung agar dapat menemukan batu dengan kualitas yang jauh lebih baik. Bahkan, mengangkut bebatuan tadi menuju tempat tinggal mereka.

Homo Erectus, manusia purba yang kuat dan terampil ini kemudian menyerah dengan kondisi sungai tempat mereka menetap, dengan hidup menetap dan berkembang biak di tempat yang sama, yang mengering. Mereka tidak memiliki inisiatif untuk berpindah atau bahkan menjelajah untuk mencari tempat yang lebih baik.

“Mereka tidak hanya malas, mereka juga kolot. Peralatan yang mereka gunakan tetap sama, baik itu ukuran maupun komposisinya. Padahal lingkungan di sekitar mereka selalu berubah,” kata Shipton. ** Baca juga: Tersedia Hotel Luar Angkasa di Mars

Kombinasi dari tidak adanya perkembangan pada Homo Erectus dan lingkungan yang berubah, diungkapkan Shipton, menyebabkan mereka tidak dapat bertahan, hingga akhirnya punah.(ilj/bbs)




Bermalas-malasan di Akhir Pekan Ada Manfaatnya Juga, Lho

Kabar6-Terkadang Anda menghabiskan akhir pekan hanya dengan bermalas-malasan sepanjang hari di rumah. Nah meskipun terlihat tidak produktif, pakar kesehatan menyebutkan bahwa tiduran saja di akhir pekan ternyata juga ada manfaatnya bagi kesehatan.

Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan di Stockholm University, Swedia, yang mempelajari pengaruh dari durasi tidur dan usia bagi harapan hidup seseorang. Dilansir doktersehat, dalam penelitian yang melibatkan data dari 43 ribu orang ini, disebutkan bahwa harapan hidup dan kondisi kesehatan seseorang dengan usia 65 tahun atau di bawahnya sangatlah dipengaruhi oleh durasi tidur.

Jika tidur dengan durasi rata-rata lima jam saja atau terbiasa tidur lebih dari delapan jam dalam semalam, kita justru akan lebih berisiko mengalami kematian dini. Torbjorn Akerstedt, salah seorang peneliti yang terlibat menyebutkan, meskipun terlihat tidak berkaitan, menambah waktu tidur di akhir pekan ternyata bisa mengimbangi kurangnya waktu tidur di hari kerja dan hal ini ternyata bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan tubuh.

Meskipun ada baiknya kita tidak berlebihan saat tidur, dengan beristirahat lebih banyak di akhir pekan, tubuh justru akan mendapatkan waktu istirahat yang sebelumnya tidak dilakukan dengan cukup. ** Baca juga: Kesehatan Tubuh Bisa Dinilai Berdasarkan Betis Seseorang?

Jadi bangun lebih siang atau hanya malas-malasan saja serta tiduran di pagi saat akhir pekan diperbolehkan, namun tidak ada salahnya untuk berolahraga agar tubuh makin bugar.(ilj/bbs)