1

Peneliti di California Kembangkan E-skin, Alat Deteksi Kesehatan Melalui Kulit

Kabar6-Sebuah alat untuk memonitor kesehatan melalui kulit yang diberi nama electronic skin atau e-skin, telah dikembangkan oleh peneliti dari California Institute of Technology (Caltech).

E-skin, melansir sciencedaily, terbuat dari karet fleksibel dengan dilengkapi sensor yang bisa memeriksa detak jantung, suhu tubuh, kadar gula darah bahkan sinyal saraf yang mengendalikan otot. Alat ini tidak menggunakan baterai, namun beroperasi dengan memanfaatkan sel biofuel yang ditenagai oleh keringat dalam tubuh seseorang.

“Salah satu tantangan utama dengan perangkat yang dapat dikenakan ini adalah dari sisi daya. Kami ingin tahu, bisakah e-skin beroperasi dengan energi dari keringat? Jawabannya adalah iya,” jelas Wei Gao, salah satu peneliti.

Diungkapkan Gao, keringat manusia mengandung tingkat laktat kimia yang sangat tinggi. Senyawa ini dihasilkan sebagai produk sampingan dari proses metabolisme normal, terutama oleh otot selama latihan fisik.

Sel-sel bahan bakar yang dibangun ke dalam e-skin menyerap laktat dan menggabungkannya dengan oksigen dari atmosfer, menghasilkan air dan piruvat, produk sampingan metabolisme lainnya. Saat beroperasi, sel biofuel menghasilkan listrik yang cukup untuk menyalakan sensor antar perangkat. Proses ini memungkinkan e-skin mengirimkan bacaan dari sensornya secara nirkabel.

“Merancang sumber daya dari keringat bukan satu-satunya tantangan dalam menciptakan e-skin. Kami juga perlu memastikan alat ini bertahan lama dengan intensitas daya tinggi dan degradasi minimal,” kata Gao. ** Baca juga: Lockdown, Buaya ‘Ambil Alih’ Pantai di Meksiko

Mendatang, Gao berencana mengembangkan berbagai sensor yang dapat ditanamkan dalam e-skin. Dengan demikian, alat ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan.(ilj/bbs)




Malas Berjemur, Ini Sejumlah Efek Buruk yang Timbul

Kabar6-Vitamin D adalah nutrisi penting untuk menunjang kinerja organ dalam tubuh. Dan berjemur merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan vitamin D.

Manfaat vitamin D yang utama adalah untuk membantu penyerapan kalsium. Saat kalsium terserap dengan baik, tulang dapat tumbuh optimal dan senantiasa kuat. Vitamin D juga berguna untuk menjaga sistem daya tahan tubuh, pencernaan, peredaran darah, dan saraf.

Kebutuhan vitamin D harian tergantung usia dan faktor risiko. Rata-rata kebutuhan vitamin D harian seseorang adalah 600 IU-800 IU. Nah, untuk mencukupi kebutuhan vitamin D harian tubuh, Anda cukup berjemur selama 10-15 menit, selama tiga kali seminggu.

Sayangnya, tidak sedikit orang yang justru malas berjemur. Padahal, malas berjemur memiliki efek negatif bagi tubuh. Melansir Kompas, ini sejumlah efek negatif malas berjemur bagi tubuh:

1. Gampang murung dan sedih
Temperatur udara yang lebih dingin dapat membuat suasana hati jadi tidak baik. Menurut studi, cuaca dapat mempengaruhi suasana hati. Suasana yang mendung atau cenderung lebih dingin umumnya membuat orang lebih murung atau sedih ketimbang saat orang terpapar hangatnya sinar matahari.

Kondisi ini dipengaruhi hormon seretonin di otak. Saat terpapar sinar matahari, seretonin jadi meningkat dan suasana hati Anda jadi lebih baik.

2. Berat badan bertambah
Seiring mendorong kulit untuk memproduksi vitamin D, sinar matahari sekaligus memberikan nutrisi penting bernama nitrat oksida. Nutrisi ini dapat menjaga metabolisme tetap lancar dan bisa mencegah kebiasaan makan berlebihan.

Studi yang dipaparkan di jurnal Diabetes menyebut, paparan sinar UV dapat memperlambat kenaikan berat badan dan menangkal diabetes. Penelitian lain pada 2017 menyebut, kenaikan berat badan selama musim dingin dipengaruhi kurangnya paparan sinar matahari.

3. Menderita nyeri otot dan tulang
Banyak orang buru-buru menyimpulkan dirinya terkena nyeri otot kronis atau arthritis saat sakit tulang. Padahal, kondisi tersebut bisa disebabkan tubuh kekurangan vitamin D.

Orang yang jarang berjemur atau kurang mendapatkan paparan sinar matahari bisa merasakan nyeri otot dan tulang, terutama di pagi hari. Untuk menunjang kinerja tulang dan otot tetap optimal, tubuh membutuhkan kalsium, kolagen, bersama vitamin D.

4. Susah tidur
Minimnya paparan sinar matahari ke tubuh juga bisa menyebabkan susah tidur. Menurut National Sleep Foundation, kurangnya paparan sinar matahari dapat mengacaukan ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Saat kurang berjemur, Anda bisa jadi susah tidur atau mengalami insomnia.

5. Berkeringat berlebihan
Jika tidak pernah berjemur atau malas berolahraga, Anda jadi mudah berkeringat di dahi. Berkeringat di dahi bisa jadi tanda klasik Anda tidak mendapatkan cukup vitamin D.

Jika dahi mudah berkeringat, terlebih Anda tidak banyak bergerak dan tidak sedang demam, saatnya Anda cek kemungkinan tubuh kekurangan vitamin D.

Diketahui, kekurangan vitamin D dalam jangka panjang dapat merusak kesehatan, di antaranya meningkatkan risiko diabetes, osteoartritis, dan kanker. ** Baca juga: Setop Buka Tutup Masker Saat di Luar Rumah

Yuk, berjemur.(ilj/bbs)




Alasan Lebih Sulit Tidur Saat Usia Makin Bertambah

Kabar6-Masalah gangguan tidur banyak dialami masyarakat, terlebih yang tinggal di perkotaan. Hal ini salah satunya disebabkan kondisi stres yang diakibatkan berbagai permasalahan hidup.

Nah, seiring bertambahnya usia, banyak orang yang mengalami sulit tidur. Mengapa demikian? Seorang psikolog klinis berlisensi spesialis dalam mengobati gangguan tidur bernama Janet Kennedy, PhD, melansir Realsimple, mengungkapkan tiga alasan yang bisa menyebabkan Anda lebih sulit tidur di malam hari saat bertambahnya usia. Apa sajakah itu?

1. Teknologi
“Salah satu alasan terbesar orang sulit tidur adalah karena teknologi. Anda sangat terikat pada ponsel dan perangkat [teknologi] lain, yang dapat mengganggu ketika mencoba tidur setiap malam. Cara terbaik untuk menjauhkan perangkat Anda adalah dengan menyimpannya di ruangan yang berbeda sebelum tidur,” kata Janet.

2. Stres
Menurut survei mengenai tidur yang dilakukan secara global oleh Philips pada 2019, disebutkan bahwa kekhawatiran dan stres adalah faktor gaya hidup nomor satu yang berdampak pada kemampuan peserta untuk tertidur dan tidur nyenyak.

Survei lain yang dilakukan oleh Well+Good juga menemukan hal yang sama, peserta menyebut stres (mulai dari uang, pekerjaan, hingga masalah keluarga dan hubungan) sebagai penyebab utama sulit tidur.

“Dengan jadwal yang sibuk, karier, merawat keluarga, dan sebagainya, sangat luar biasa untuk memproses semuanya di siang hari. Jadi ketika kepala kita akhirnya menyentuh bantal di malam hari, kita tidak bisa tidak memikirkan semua hal-hal yang masih perlu kita lakukan,” jelas Janet.

3. Terlalu panas
Berkeringat di malam hari adalah penghambat tidur besar lainnya bagi banyak orang dewasa, terutama wanita. ** Baca juga: 7 Hal yang ‘Boleh’ dan ‘Jangan’ Dilakukan Selama Masa Social Distancing

Sebuah survei kebiasaan tidur yang baru-baru ini dilakukan oleh merek pakaian tidur, Soma, menyebutkan bahwa sebanyak 36 persen responden mengatakan, terlalu panas atau berkeringat di malam hari menjadi alasan mereka sulit tidur.

Pada orang dewasa, banyak yang bisa menjadi penyebabnya, termasuk hormon yang berfluktuasi, kadar gula darah, dan obat-obatan tertentu.(ilj/bbs)




Adakah Manfaat Tidur Pakai Kaos Kaki?

Kabar6-Selain selimut, sebagian orang selalu memakai kaos kaki saat tidur. Hal yang mungkin belum diketahui, kebiasaan tidur memakai kaos kaki menunjukkan bahwa Anda telah melakukan perawatan yang dibutuhkan tubuh saat tidur.

Mengapa demikian? Melansir Magforwomen, berikut adalah beberapa manfaat memakai kaos kaki saat tidur:

1. Cegah kaki kering
Keuntungan pertama memakai kaos kaki saat tidur adalah mencegah kulit kaki pecah-pecah dan menjaganya tetap hangat dan terlindungi.

2. Jaga kaki tetap hangat
Banyak orang mengeluhkan kaki yang dingin merupakan hal yang paling tidak nyaman saat tidur. Jika Anda salah satu yang terganggu dengan kaki yang dingin saat tidur, mulailah memasang kaos kaki.

Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengindari udara dingin saat musim hujan selain memakai kaos kaki. ** Baca juga: Sakit Kepala Usai Minum Kopi, Apa Penyebabnya?

3. Kurangi keringat berlebih pada kaki
Kondisi keringat berlebih pada kaki atau yang dikenal dengan hiperhidrosis dapat diatasi dengan kebiasaan ini. Kaus kaki akan menyerap keringat berlebih pada kaki sehingga kaki kaki pun dapat terhindar dari bau kaki.

4. Kaki jadi halus
Selain mencegah kaki dari kekeringan, kaus kaki juga dapat membuat kaki tetap lembut. Caranya adalah gunakan pelembap pada kaki, kemudian bungkuslah kaki Anda dengan kaos kaki.

5. Cegah jamur dan infeksi lainnya
Manfaat lain dari memakai kaos kaki saat tidur adalah dapat melindungi kaki dari debu dan bakteri penyebab pertumbuhan jamur dan infeksi lainnya pada kaki.

Apakah Anda termasuk orang yang selalu memakai kaos kaki saat tidur? (ilj/bss)




Mengapa Terjadi Dehidrasi Saat Olahraga?

Kabar6-Olahraga yang berlebihan dapat membuat Anda mengalami dehidrasi. Tentu saja, karena setelah berolahraga Anda akan mengeluarkan banyak keringat, sehingga membuat cairan tubuh berkurang.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Melansir duniafitnes, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi terbentuk banyak keringat. Apa sajakah itu?

1. Jenis kelamin
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Osaka International dan Kobe University di Jepang menemuakan, pria berkeringat lebih banyak daripada wanita selama berolahraga.

2. Metabolisme tubuh
Kecepatan metabolisme tiap individu berbeda-beda yang akan mempengaruhi sejumlah panas yang diproduksi tubuh. Selain itu tergantung aktivitas yang dilakukan oleh seseorang.

3. Genetik
Genetik juga mempengaruhi jumlah keringat yang akan diproduksi. ** Baca juga: Bisakah Jadi Sehat dalam 14 Hari?

4. Suhu dan kelembapan lingkungan
Apabila Anda melakukan olahraga saat suhu panas, siang hari, ditambah menggunakan jaket akan membuat suhu tubuh meningkat dan keringat akan keluar untuk mendinginkannya.

5. Aktivitas fisik
Semakin berat aktivitas maka keringat yang dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini berhubungan intensitas serta jenis olahraga yang Anda lakukan.

Jadi usai berolahraga jangan lupa untuk menggantikan cairan yang keluar dari dalam tubuh dengan cukup minum.(ilj/bbs)




Ada Manfaat Tersembunyi Saat Anda Mandi Usai Olahraga

Kabar6-Usai berolahraga, tentu saja Anda akan berkeringat. Dan hal ini membuat tubuh menjadi lengket sekaligus kotor. Selain itu, dikhawatirkan kondisi tadi membuat bakteri dan kuman mengganggu kesehatan.

Solusi terbaik adalah mandi setelah selesai berolahraga. Tidak hanya membersihkan tubuh, melansir Healthmeup, ada sejumlah manfaat tersembunyi mandi usai olahraga:

1. Pemulihan otot
Penelitian menunjukkan, mandi dapat meningkatkan pemulihan dan mengurangi nyeri otot. Risiko nyeri pada otot terkadang dialami beberapa orang usai berolahraga, untuk itu mandi dapat mengurangi masalah tersebut.

2. Singkirkan lemak
Mandi dengan air dingin dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga suhu tubuh meningkat dan menyebabkan pembakaran lemak pada tubuh. ** Baca juga: Ada Alasan Penting Mengapa Anda Harus Rutin Ganti Bantal Tidur

3. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh
Mandi dengan air dingin dapat meningkatkan pasokan antioksidan kuat yang disebut glutathione. Hal ini yang menjadi fakto peningkat kekebalan tubuh.

Jadi, jangan malas mandi usai olahraga, ya.(ilj/bbs)




Cara Mudah Detoksifikasi Sendiri

Kabar6-Setiap hari tubuh kita terpapar oleh racun, entah dari makanan yang kita kondusmi, sisa-sisa hasil metabolisme atau fungsi yang dilakukan tubuh.

Untuk itu, detoksifikasi diperlukan agar membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Ya, tubuh perlu ‘beristirahat’ untuk membersihkan dirinya.

Sebenarnya di dalam tubuh sendiri sudah ada mekanisme khusus untuk membuang racun, seperti dari keringat atau urine. Namun, ada baiknya Anda juga turut membantu tubuh membersihkan racun.

Setelah melakukan detoksifikasi, tentu Anda akan merasa tubuh lebih segar sekaligus bugar. Detoksifikasi, melansir Pesona, ternyata bisa ‘diselipkan’ di tengah kebiasaan sehari-hari. Bagaimana caranya?

1. Minum air hangat plus sari lemon
Setiap pagi, minumlah secangkir air hangat dengan tambahan sari jeruk lemon segar. Bukan hanya menyegarkan, jeruk lemon membantu menyeimbangkan pH (asam) dalam tubuh serta melancarkan pencernaan.

2. Pilih yang lebih alami
Jaga diet Anda dengan mengonsumsi makanan yang penuh bahan-bahan alami dan mentah (unprocessed food). Cara tersebut adalah detoksifikasi paling efektif setiap hari, terutama karena diet bersih biasanya mengonsumsi sayuran mentah dan buah-buahan. Pastikan menu diet termasuk kubis, bit, dan sayuran hijau, supaya hati dan ginjal Anda tetap sehat.

3. Memasak sendiri
Memasak makanan sendiri di rumah memungkinkan Anda mengontrol bahan-bahan yang sehat untuk dikonsumsi. Ketika makan di luar rumah, Anda tidak pernah tahu bahan-bahan apa saja yang ditambahkan pada makanan.

4. Minum teh hijau
Terlalu sering minum kopi dapat menimbulkan perasaan gugup dan sulit konsentrasi. Karena itu, ganti dengan teh hijau yang kaya antioksidan. Teh hijau juga tinggi kandungan zat katekin, yang berguna mengoptimalkan kerja liver dan meningkatkan produksi enzim-enzim pembantu fungsi detoksifikasi.

5. Berkeringat
Tentunya bukan sekadar keringat karena Anda kegerahan. Di samping mengurangi berat badan, keringat yang dihasilkan oleh olahraga kardio bisa mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh kita. Lebih ampuh lagi jika Anda melakukan sauna atau masuk steam room setelah nge-gym.

6. Yoga
Panas tubuh yang dihasilkan dari gerakan yoga berfungsi sebagai alat detoksifikasi karena sangat mengeluarkan keringat. Manfaat lainnya adalah menguatkan postur tubuh. ** Baca juga: Makanan yang Bantu Produksi Pigmen Kulit

7. Jangan menahan buang air kecil
Toksin atau racun dalam tubuh harus dibuang secepatnya, salah satunya lewat urine. Detoksifikasi tidak bakal berjalan lancar jika Anda malas buang air kecil. Risiko infeksi kandung kemih harus Anda hindari.

Yuk, bantu tubuh buang racun.(ilj/bbs)




4 Hal yang Bisa Sebabkan Dehidrasi

Kabar6-Dehidrasi terjadi karena asupan cairan yang kurang atau kehilangan cairan lebih banyak dibanding yang masuk dalam tubuh. Cairan hilang antara lain bisa melalui keringat, air mata, muntah, urine atau diare.

Dehidrasi sendiri mengalami tingkat keparahan yang tergantung pada beberapa hal seperti iklim, tingkat aktivitas fisik dan diet. Melansir nhs, ada beberapa penyebab dehidrasi yang sering terjadi:

1. Penyakit
Dehidrasi sering disebabkan oleh suatu penyakit, seperti gastroenteritis, di mana cairan yang hilang karena diare dan muntah yang terus menerus.

2. Berkeringat
Anda juga bisa mengalami dehidrasi saat mengalami keringat berlebihan karena demam, latihan dan olahraga, atau melakukan pekerjaan berat dalam kondisi panas.

Dalam situasi ini, penting untuk minum secara teratur untuk menggantikan cairan yang hilang. Anak-anak dan remaja sangat berisiko karena mereka seringkali mengabaikan gejala dehidrasi

3. Alkohol
Dehidrasi juga dapat terjadi sebagai akibat dari terlalu banyak minum alkohol. Alkohol bersifat diuretik, yang akan membuat Anda sering buang air kecil. Sakit kepala sehabis minum alkohol menunjukkan bahwa tubuh sedang mengalami dehidrasi. Anda harus minum air yang banyak sehabis minum alkohol

4. Diabetes
Apabila Anda mengidap kencing manis, berisiko mengalami dehidrasi karena Anda memiliki kadar glukosa dalam aliran darah yang tinggi. Ginjal akan mencoba untuk menyingkirkan glukosa dengan menciptakan lebih banyak urine, sehingga tubuh mengalami dehidrasi.

Kelompok-kelompok orang yang paling berisiko dehidrasi antara lain orang tua atau lansia yang mungkin kurang menyadari bahwa mereka mengalami dehidrasi dan perlu minum cairan. ** Baca juga: 6 Kondisi yang Tunjukkan Seseorang Paling Ingin Mengemil

Kemudian pecandu alkohol serta atlet yang sering kehilangan sejumlah besar cairan tubuh melalui keringat.(ilj/bbs)




Dengarkan Beberapa Hal yang ‘Dikatakan’ Keringat Anda

Kabar6-Keringat biasanya dikaitkan dengan olahraga atau udara panas. Di sisi lain, keringat sebenarnya merupakan salah satu cara untuk mendinginkan tubuh.

Saat suhu tubuh meningkat, sistem saraf akan mengirimkan sinyal pada kelenjar keringat, sehingga Anda pun akan segera berkeringat. Dan saat keringat Anda menguap, maka suhu tubuh pun akan menurun.

Selain sebagai ‘alat pendingin’ tubuh, melansir Prevention, keringat juga dapat ‘memberitahukan’ berbagai hal lain mengenai kesehatan dan tubuh Anda. Apa sajakah itu?

1. Anda hamil atau memasuki masa menopause
Berbagai hal yang mempengaruhi sistem endokrin (kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi hormon) di dalam tubuh Anda dapat membuat keringat menjadi lebih banyak daripada biasanya.

Hotflash merupakan salah satu gejala menopause yang dialami oleh sekira 85 persen wanita, tetapi wanita hamil juga dapat mengalaminya. Hal ini karena perubahan kadar hormonal dapat mengganggu kemampuan otak untuk mengatur suhu, di mana otak salah mengartikan kondisi Anda sebagai ‘terlalu panas’, dan memicu keluarnya keringat untuk ‘mendinginkan’ tubuh, walaupun Anda sedang berada di ruangan AC.

2. Stres
Jika belakangan ini tubuh menjadi lebih bau daripada biasanya, maka Anda mungkin sedang stres atau cemas. Pada kondisi normal, keringat yang Anda produksi sebagian besar hanya terdiri dari air dan garam dan diproduksi oleh kelenjar ekrin di seluruh tubuh.

Namun saat merasa stres, maka keringat akan diproduksi oleh kelenjar apokring, yang hanya terdapat di beberapa bagian tubuh, termasuk ketiak.

Keringat tipe ini mengandung lemak dan protein yang bercampur dengan bakteri pada kulit Anda, yang akan menyebabkan timbulnya batu tidak sedap. Hal yang sama juga akan terjadi saat Anda merasa takut dan cemas.

3. Bahagia atau takut
Orang-orang di sekitar Anda dapat mengetahui apa yang sedang Anda rasakan dengan mencium bau keringat Anda. Dalam sebuah penelitian, para ahli menemukan bahwa saat keringat Anda berasal dari rasa takut, maka orang yang menciumnya pun akan menunjukkan ekpresi yang hampir sama dengan rasa takut. Namun bila keringat Anda muncul akibat rasa bahagia, maka orang yang menciumnya pun akan tersenyum.

4. Heatstroke
Cuaca sangat panas namun Anda justru tidak berkeringat dan mulai merasa pusing, kondisi ini dikenal dengan nama anhidrosis atau ketidakmampuan untuk membentuk keringat secara normal.

Hal tersebut dapat sangat berbahaya karena akan menghambat tubuh untuk mendinginkan dirinya. Jika Anda terus berjemur dan tidak mengonsumsi cukup air, maka dapat mengalami serangan heatstroke.

Solusinya, segera berteduh atau masuk ke ruangan AC dan teguk minuman dingin yang tidak mengandung kafein atau alkohol. Jika kondisi Anda tidak juga membaik, segera cari bantuan medis.

Anhidrosis biasanya disebabkan oleh kerusakan saraf, obat-obatan tertentu, atau kelainan yang diturunkan, dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan jantung dan heatstroke.

5. Konsumsi makanan yang salah
Jika keringat berbau amis seperti ikan, mungkin Anda menderita suatu kelainan genetik langka yang disebut dengan trimetilaminuria. Artinya, tubuh Anda tidak dapat memetabolisme trimetilamin, yang diproduksi saat tubuh mencerna makanan tertentu seperti telur, kacang, dan ikan.

Tubuh Anda justru akan mengeluarkan trimetilamin ini melalui keringat, air kemih, dan napas Anda, yang akan membuat keringat dan mulut Anda berbau amis, tetapi bukan berbau busuk. Segera periksakan diri Anda bila mengalami kelainan ini.

6. Perlu lebih banyak minum air putih saat berolahraga
Apakah mata Anda terasa sangat perih saat terkena keringat Anda atau saat keringat mengering kulit terasa berkerak atau tampak bercak putih pada wajah Anda?

Bila ya, maka Anda mungkin memiliki keringat yang mengandung lebih banyak garam daripada orang lain. ** Baca juga: Hati-hati, Krim Pemutih Mengandung Merkuri Bisa Rusak Saraf

Hal ini biasa ditemukan pada orang yang mengonsumsi banyak air putih di siang hari dan hanya mengkonsumsi sedikit garam dalam makanannya. Anda mungkin perlu mengonsumsi minuman yang mengandung elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh dan garam yang hilang.(ilj/bbs)




Alasan Ilmiah Mengapa Korea Selatan Tak Jual Deodoran

Kabar6-Deodoran banyak dipilih untuk mencegah bau badan yang kurang sedap. Namun hal itu tidak berlaku di Korea Selatan (Korsel). Hampir semua penduduk di sana tidak pernah bergantung pada deodoran untuk menjaga aroma tubuh.

Mengapa demikian? Menurut sebuah penelitian dari University of Bristol, melansir Viva, ada satu gen khusus yang menyebabkan ketiak berbau, dan itu disebut ABCC11. Mereka yang memiliki varian gen ini cenderung memiliki ketiak basah atau lengket. Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Investigative Dermatology, dan menurutnya, gen adalah satu-satunya penentu apakah ketiak Anda berbau atau tidak.

Hal yang menarik, hampir semua orang Korea tidak memiliki gen ABCC11. Jadi, mereka ‘bermutasi secara genetis’ untuk memiliki ketiak yang bebas bau. ** Baca juga: Apa Saja Manfaat Lakukan Puasa Satu Kali Dalam Seminggu?

Menurut penelitian tersebut, lebih dari 97 persen orang keturunan Eropa atau Afrika memiliki ‘gen keringat bau’, dan 50-70 persen orang di Asia Selatan, Kepulauan Pasifik, Asia Tengah, Asia Kecil dan penduduk asli Amerika memiliki aroma ketiak yang bau.

Itulah sebabnya mengapa sulit sekali menemukan deodoran saat Anda berkunjung ke Korea Selatan.(ilj/bbs)